《Perempuan Pelupa》Bagian 14: Jadwal Piket Kelas

Advertisement

Akhirnya semua mata pelajaran di hari ini telah selesai. Sebelum pulang, Nia sudah memberitahukan bahwa pembuatan jadwal piket akan dilakukan. Mereka yang sudah tahu sifat Nia tak berani untuk pulang tanpa seizin darinya. Niapun maju kedepan dan membuka bindernya tersebut. lalu dia memanggilku dengan nada tingginya tersebut sambil menunjuk kearahku.

"Abdi cepaaat kesini!"

Aku lekas kedepan karena takut akan lemparan jitunya akan mengenaiku lagi. Kemudian Nia membacakan nama-nama mereka beserta hari mereka untuk melaksanakan piket. Aku yang ditugaskan untuk menulisnya dipapan tulis. Setelah selesai, kami melakukan diskusi dengan hasil jadwal yang dibuat oleh Nia tersebut. Namun Hendra protes dengan itu. Dengan nadanya yang sedikit cemburu dia berdiri dan bertanya.

"Kenapa kamu harus bersama dia (Menunjuk kearahku)?"

Aku yang juga baru tersadar akan hal itu hanya diam. Nia menjawabnya dengan nadanya yang tinggi itu.

"Kalau kamu keberatan boleh diganti. Asalkan dia menyetujuinya."

Lalu Hendra bertanya padaku dengan tatapan tajamnya seakan-akan sedang menganalisaku.

"Hei Di, kamu satu piket dengan Nia. Kamu gak apa-apa?"

Aku yang bingung lalu menatap kearah Nia. Dia melotot seakan-akan mengancamku. Aku takut akan hal itu dan menjawab tanpa sesuai keinginanku dengan cara bicaraku yang datar namun sedikit gugup.

"Y ya tak masalah."

Hendra yang melihat tingkah lakuku yang aneh semakin menajamkan matanya kepadaku. Nia langsung menanyakan hal yang sama kepada mereka. Namun mereka tidak berani untuk mengatakan apapun. Akhirnya keputusan akhir tetap sama seperti sebelumnya. Tidak ada pergantian siswa di setiap bagian piketnya masing-masing. Mereka menerimanya dengan terpaksa dengan keputusan Nia tersebut. Setelah selesai kami pulang.

Aku memutuskan untuk menunggu angkutan umum karena merasa lelah. Nia yang melihatku sedang menunggu, menghampiriku dan memberikan tumpangan kepadaku.

"Abdiii, mau ikut?"

Aku yang ditawarkan olehnya menolak. Aku menjawabnya dengan nada datarku.

"Kamu duluan aja. Aku lagi nunggu angkutan umum."

Dia tetap memaksaku untuk ikut. Namun aku tetap pada pendirianku untuk menolaknya. Akhirnya dia menyerah. Dengan nadanya yang sedikit cemberut lalu memalingkan wajahnya dariku.

"Ya sudah, kalau gitu aku duluan!"

Aku tak menjawabnya. Dan dia langsung pergimeninggalkanku. Setelah cukup lama aku menunggu angkutan umum lewat, akhirnyamuncul juga. Aku segera bergegas masuk dan pulang.

    people are reading<Perempuan Pelupa>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click