《Perempuan Pelupa》Bagian 15: Ketua Kelas Yang Ceroboh
Advertisement
Hari ini Nia tak seperti biasanya. Dia terlihat panik meskipun dia mencoba menutupinya. Aku hanya melihat dan memperhatikannya sambil duduk di bangkuku. Kemudian dia melihat kearahku, dan aku hanya membuang muka. Dia melangkahkan kakinya kearahku dengan tatapan matanya yang terus menuju kearahku. Hingga dia tiba dihadapanku, dan dia mengatakan sesuatu sambil memohon padaku.
"Abdi, kalau misalnya aku ada masalah hari ini, tolong bantu aku ya?"
Aku merasa bingung dengan permohonanya tersebut. Akupun bertanya padanya dengan nadaku yang datar.
"Maksudnya? aku tidak mengerti."
"Aku hari ini tidak membawa binder catatan kegiatanku. Aku takut kalau hari ini ada hal yang kulupakan. Dan juga, kamukan wakilku, seharusnya memang kamu harus membantuku."
"Iya, akan kuusahakan."
Tak lama kemudian bel masukkan berbunyi, kami bersiap-siap untuk memulai pelajaran pertama kami. Aku melihat Nia masih merasa risau, kemudian memanggil namanya dengan nadaku yang datar dan pelan.
"Nia, Nia, kau kenapa?"
"(Melihat kearahku) Aku takut kalau hari ini aku akan membuat masalah."
"Yang penting sekarang kamu fokus saja sama pelajaran dulu. Hal itu biar aku yang urus."
Dia hanya menggangguk tersenyum padaku. Perasaan aneh ini kembali menghampiriku. Kulihat Nia sudah mulai menenangkan dirinya dan fokus terhadap pelajaran pak Agus. Kemudian akupun kembali memperhatikan pelajaran dipapan tulis. Tak terasa waktu istirahat telah tiba, mereka bergegas keluar untuk makan dikantin. Sementara aku seperti biasa pergi ketempat favoritku sambil membawa bekal dan botol air minumku. Sepertinya hari ini Nia tak membuat masalah. Hingga waktu istirahat telah berakhir, pak Indra sudah menunggu kami dikelas hingga kami semua sudah masuk kekelas. Kemudian pak Indra mengatakan sesuatu pada kami.
"Sekarang, kalian siapkan kertas selembar sama alat tulis ya?"
Kami yang mendengar hal itu, bingung dengan perkataan pak Indra. Kemudian seorang siswa bertanya pada pak Indra dengan nadanya yang sedikit tinggi.
"Maksudnya pak? Hari ini kami ulangan?"
Advertisement
"Iya, kemarin sudah bapak informasikan ke Nia tentang ulangan hari ini."
Kemudian kami semua menatap kearah Nia. Dia hanya terdiam saja. Tak lama kemudian, Nia mengatakan sesuatu pada pak Indra dengan nadanya yang rendah.
"Maaf pak, sebelumnya saya sudah memberitahukan pada Abdi kemarin. Tetapi sepertinya dia lupa. Sedangkan hari ini saya tidak membawa binder catatan kegiatan saya, jadi saya lupa untuk memberitahukan mereka."
Aku yang mendengar hal tersebut hanya bisa terdiam. Seingatku Nia tak mengabarkanku akan ulangan hari ini. Tiba-tiba saja, aku merasakan hawa tak mengenakkan mengelilingiku. Kulihat mereka semua menatap kearahku dengan tatapan mata mereka yang sinis, seketika badanku merinding. Kemudian aku melihat Nia, dia hanya melihatku sesaat kemudian memalingkan mukanya sambil tersenyum sinis. Apakah ini yang dia maksudkan tadi pagi? Seharusnya aku tidak perlu membantunya atas kecerobohannya itu. Pak sabar melanjutkan perkataannya.
"Sudah-sudah, lagian ulangan hari ini open book, jadi tak masalah meskipun ulangan ini mendadak."
Mereka semua terlihat sedikit lega. Kemudian pak Indra berkata padaku dengan nadanya yang sabar.
"Lain kali kamu jangan melakukan ini lagi Abdi, kasihan ketua kelasmu coba lihat."
Kumelihat kearah Nia. Dia seperti bersedih akan hal ini. Akupun kembali menatap kearah pak Indra dan menjawabnya.
"Iya pak maafkan saya."
Pak Indra hanya mengangguk. Ku kembali melihat kearah Nia, dia kembali tersenyum sinis sambil menutupnya dengan kedua tangannya seakan-akan dia menangis. Sambil mengepalkan tanganku, ku berkata dalam hati "Awas memang kau gadis pelupa." Kemudian kami memulai ulangan matematika hari ini.
Masalah yang Nia buat hari ini tak cukup sampai disitu saja, dia lupa hari ini untuk menyuruh kami mengumpulkan tugas bu Ningsih kemejanya. Dan lagi-lagi, aku yang menjadi korban dari kecerobohannya itu. hingga akhirnya, waktu pulangan tiba. Aku masih merasa lelah karena ulah Nia, sehingga aku tertidur sebentar. Ku terbagun dan melihat waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Mereka semua sudah pulang. Ku bergegas untuk pulang, ketika aku membalikkan badanku kebelakang, kulihat Nia sedang tertidur dengan menyenderkan dirinya di ujung tembok kelas persis dibelakang kursiku dan memegang tasnya di pangkuannya. Aku kaget, dan membangunkannya.
Advertisement
"Nia, bangun."
Dia belum terbangun. Aku memanggilnya dengan keras, akan tetapi dia masih saja tidak bangun. Aku ragu untuk melakukannya, namun hanya itu cara yang terpikirkan olehku. Aku melangkah kearahnya dan mengarahkan bibirku di telinga kanannaya. Dimana arah kepalanya menghadap kekiri, sehingga aku hanya bisa meneriakinya di telinga kanannya tersebut. Aku mengambil napas yang panjang dan berteriak padanya dengan cukup keras.
"NIAAA BANGUUUN!"
Sontak dia kaget dan kepalanya dengan cepat dan keras menghantam dahiku. Rasa sakitpun sangat terasa di dahiku. Nia yang melihat hal teersebut secara refleks mengeluskan jempol tangan kanannya di dahiku. Seketika itu, wajahku langsung memerah. Aku hanya terdiam akan perlakuannya padaku tersebut. Kemudian dia mengatakan sesuatu padaku dengan nadanya yang cemas dan khawatir.
"Kamu tak apa-apa?"
Aku masih terdiam tak menjawabnya. Dia kembali mengatakan sesuatu padaku sambil masih mengelus dahiku.
"Maafkan aku Di, karena aku semuanya menjadi begini."
Aku mencoba untuk menenangkan diriku. Kemudian aku menjawab pertanyaanya tersebut.
"Daripada kamu mengkhawatirkanku, kamu seharusnya melihat keadaanmu dulu. Kepalamu tidak sakit habis menghantam dahiku."
Dia kemudian tersadar dan langsung mengelus kepalanya yang sakit dengan kedua tangannya.
"Aduh, kenapa baru sekarang sakitnya. Aduduh."
Akupun berdiri dan mengatakan sesuatu padanya.
"(mengambil tas) Kalau begitu, aku duluan."
"Tu tunggu, aku ikut."
Kemudian kami berjalan bersama keluar kelas.
Advertisement
A Goblin's Tale
This is the story of a nameless Goblin. He lives alone in the dark dungeon, battling Mimics and Slimes in the darkness. Everyday in the dark dungeon is to live with Death breathing down your shoulder. It is a place where only the strong survive and the weak is devoured. But this particular Goblin is different. He raids the dungeon not for weapons and armor to arm himself, but for books and knowledge stashed away in some forgotten corner. But life isn't that simple. What happens when adventurers that fight monsters for a living and a Goblin that avoids adventurers to live accidentally stumble paths with each other? This is the story of a nameless Goblin and how his life changed. Both for the worse, and for the better. Word Count: 2,000 Words Minimum per Chapter Update Schedule: Once a week, maybe.
8 152Gaia Awakens
Gaia herself has awoken from her long slumber. For thousands of years the history of gods and monsters, of heroes and villains has faded into myth and fantasy. But as she stirs she ushers in a new age of wonder. As she unleashes her powers upon the world, a few are thrust into the reality of change sooner than others. Among the first victims is Damian Walters, an ordinary soul caught as it's last ember was about to be extinguished and carried on the winds of mana to it's new destiny. Damian Walters is to be one of the new world's dungeons, and his rebirth is the first herald of the changes to beset mankind. From the depths of the earth, magic has begun to trickle into the mortal world. For the rest of humanity, the upheaval of the laws of science does not begin with heroes, dragons, and wizards, but with ordinary men beset by rabbits the size of a dog and with a taste for human flesh. In this changing world, man must adapt and carve his place into the rebalanced food chain, or else find himself at the bottom.
8 259The Master of Names
The modern world of magic has moved on. Magic of old no longer allowed in the new age. Deemed too barbaric for the contemporary world, magic skills and formulae have taken the country of Idraver by storm and with their arrival, heralding in a new age of magic.Decades later, a young man named Keldon, born without the ability to use skills, begins to experience strange dreams, and with them came the return of an ancient magic. Given an impossible task, what do his newfound powers mean? Or is their return merely a signal for the beginning of the final end. ___________________________________________ **Author's notes** * Redid chapter order so amount of chapters stays the same but numbers are changed to be consistent across all the places I post 12/15/2020: Redid chapters 1-6 to improve pacing and clarity issues.
8 186The Overzealous Healer
CONTENT WARNING: Gore, animal cruelty Genre: Transgressive, dark fantasy Book 1 Blurb: Timo is a child who commits magical murder, and the farm sends a witchhunter to investigate. Without modern social nets that we take for granted, he is shunned, consumed by inexplicable loneliness. To survive, he must find an acceptable outlet for his powers and his moral insanity. However, Timo plans to have fun while he's at it, and mayhem is on the menu. The Scorpion, a jaded witchhunter, tracks down the suspect. As he digs further, he must ultimately make the hardest decision of his life. ---Please read [Roadmap Announcement] for details.
8 194Once Human, Now a Parasite B
Arthur Bilgart was a successful and vastly wealthy businessman on Earth. However, he was kidnapped and tortured by his wife, Claudia, who was after everything he owned. He was tortured and isolated from the world for no less than a year before miserably dying. But death wasn't the end for he was reincarnated into a parasite in a foreign world. Volume 1: The Blood Purge (Chp 1🡢29) Volume 2 : The Mysterious Bottle (Chp 30🡢43) Volume 3 : The Bloated Murderer (Chp 44🡢65) Volume 4: Ruination (Pt1): Single-Minded Pursuit (Chp 66🡢86) Volume 4 : Ruination (Pt2): Feast of Lies and Sea of Spies (Chp86🡢?) Chapters are between 1500 and 3000 words.
8 1755Re: Corruption
A man gets butchered by a person he considered a friend, when he finally tasted death, he wakes up, thinking it was all a hallucination.He relives the last moments of his life, how he was brutally murdered, for a reason, which is now unknown to him.He slowly loses more and more of his old memory, until he only vague remembers, that he was once a human.Follow him, as he is reborn, reincarnated, as one of the lowest living creatures. And how he is destined to rise again.---------------------------------------Before you think wrong of my choice of race for the mc, I want to inform you that although he starts as a Goblin, he will be nothing like Rou from Re:Monster (which is one of the main inspirations for this).---------------------------------------This is my first fiction, so I would love some feedback or your opinions in general. English isn't my main language either, so if you see any mistakes regarding grammar or anything else, please inform me. I don't plan on ending this fiction anytime soon, but due to school and work I may not have time to write chapters on a frequent base. Btw later on there may be Romance included, so I will put these into the categories, but don't expect anything sexual to happen in the first few chapters.
8 170