《ayayay, jinjoo-lokal》; falling crazy in love
Advertisement
GIMANA TUH, AING MERINDING SENDIRI BIKIN PART INI:") INI 800 WORDS YAALLAH GIMANA INI
***
"Minju?"
"WOI MINJU??"
"Hah?"
Yujin ketawa, "Kenapa bengong?" tanya Yujin sambil benerin kacamatanya.
Minju diem. Terus ngedipin matanya beberapa kali. "Oh nggak."
"Yaudah, ke halte ya?" kata Yujin, Minju ngangguk. Abis itu mereka jalan sebelahan buat ke halte. Jaraknya lumayan dari rumah Minju.
Selama diperjalanan ke halte, ngga ada satupun yang buka suara. Mereka cuma jalan, sambil tangan mereka kadang bersentuhan gara gara keayun. Trus abis itu mereka tatapan dan diakhir senyum gugup.
Ngga. Yujin ngga bisa nahan ini lagi.
"Ju?"
Minju noleh, "Hm?"
"Gua, boleh genggam tangan lo ya?"
;
Yujin sama Minju udah duduk di subway. Keadaan nya ngga begitu penuh, tapi ngga bisa dibilang lenggang juga. Begitu berhenti di pemberhentian selanjutnya, Yujin liat ibu hamil masuk.
Dia berdiri, tangannya nepuk bahu ibu hamil itu. "Bu, disini aja"
Minju nahan senyumnya. Ngga bisa nahan untuk ngga senyum keliat Yujin yang kaya gitu.
"Eh, ngga papa. Saya berdiri aja,"
Yujin senyum sebagai jawaban, "Saya udah duduk daritadi, Bu. Ngga apa-apa"
"Wah, kalo gtu terimakasih ya" ucapnya, Yujin senyum. Begitu tatapannya teralih ke Minju, cewe itu udah nunjukin senyum manisnya sambil ngangguk. Bikin Yujin malu sambil ngusap tengkuk.
Dari sini, Minju tau bahwa ngubah tipe laki-laki itu bukan sesuatu yang buruk. Minju jatuh lagi sama Yujin, untuk yang ke sekian kalinya.
;
Kalo kalian pikir Yujin bawa Minju nonton atau makan. Kalian salah. Karena nyata nya, laki-laki itu bawa Minju ke taman kota.
Kencan ala-ala.
Minju ketawa dalem hati. Yujin nya bisa segemes ini.
"Gua sering kesini buat ngadem" celetuk Yujin, Minju noleh.
"Ngadem?"
Yujin ngangguk, "Iya. Kalo dirumah lagi panas gua pasti kesini, sendirian"
Yujin ngeliat senyuman kebentuk dari bibir Minju. Mau ngga mau, Yujin juga ikut senyum liat perempuan itu. Yujin ngga bisa buat ngga senyum.
Advertisement
"Kalo gitu, besok lo gaboleh kesini sendirian. Karena, sekarang ada gue"
Sudut bibir Yujin semakin ketarik ke atas begitu denger kalimat Minju. Tangannya juga lebih erat genggam tangan Minju.
Yujin mutusin buat duduk di kursi yang cukup strategis.
"Lo tunggu sini"
Minju ngga banyak nanya lagi, dan ngebiarin Yujin pergi. Selagi nunggu Yujin, Minju sibuk nelaah keadaan taman kota.
Dalem hati dia ngedumel. Kenapa gue baru kesini setelah 17 tahun hidup?!
Minju ngabisin waktunya buat seneng-seneng sama hal yang menurut dia —sekarang, ngga begitu berguna.
Dugem, kelayapan, dan hal hal yang berbau kegiatan malem.
Minju ngga nyalahin temen temennya yang ngajak dia buat kaya gitu, dia lebih nyesel kenapa dia bisa keajak untuk ikut hal-hal kaya gitu.
Ngabisin waktu dimalam hari padahal suasana dan panas terik di siang hari lebih menggoda. Apalagi sama laki-laki yang lagi sibuk ngantri ke toko ice cream itu.
Minju ngga bisa buat ngga senyum waktu dia ngeliat cowo nya itu berdesak-desakan sama ibu-ibu di toko.
Tunggu. Cowo nya?
"Nah, ini. Lo suka yang mana?" tanya Yujin sambil nyodorin dua ice creamnya.
"Hmm, gue suka cokelat btw"
"Okay, ini milik lo sekarang" kata Yujin ngasih ice cream cokelatnya. Minju nerima dengan senang hati.
Trus mereka makan sambil sesekali Minju ngomentarin apa apa yang terjadi disitu.
"Mau coba ga?" tanya Minju ke Yujin, Yujin ngangkat sebelah alisnya.
"Gapapa?"
"Ya gapapa lah! Kocak nih, kan gue yang nawarin" Minju ketawa sementara Yujin cuma ngekeh.
Percayalah, Agatha Minju tengilnya ngga main-main.
Pas Yujin majuin kepalanya buat nyoba ice cream nya Minju, perempuan itu malah bikin ice creamnya kena hidung Yujin.
"LAH"
"AHAHAHAHAHAHAHHA. DUH SORRY, SENGAJA"
"ANJIR, AGATHA"
Berakhir lah mereka dengan adegan, catch me if you can.
Sambil ketawa ketawa ngga jelas, Minju ngehindarin Yujin yang ada dibelakangnya. Sampe akhirnya Yujin berhasil ngeraih pinggang Minju dan ngebuat perempuan itu berhenti di pelukan Yujin.
Advertisement
Trus abis itu, ikut join sama anak-anak kecil disana. Main petak umpet, kucing-kucingan, main kereta kereta. Dan segala macem.
Hal yang baru Minju lakuin, dan lagi. Ini bikin Minju jatuh cinta sama si cupu dengan gila nya.
;
"Cape anjir" keluh Yujin, Minju ngakak doang.
"Ih, rame tapi! Sumpah, gue ngerasa balik lagi jadi bocil"
"Yeu, emang lo masih bocil aja" ledek Yujin, dan dihadiahin satu getokan di kepala.
Minju ngebuka tas selempangnya, dan ngambil tisu. Dia ngambil alih tangan Yujin yang lagi nyeka keringet di keningnya.
Tanpa basa basi, Minju majuin langkahnya buat ngusap keringet di kening Yujin. Yujin diem di tempatnya sementara Minju fokus, ah nggak. Berusaha fokus buat nyeka keringet Yujin.
Tapi tiba-tiba, Minju ngehela nafasnya berat. Dia nurunin tangannya, dan ngedongak natap Yujin yang lebih tinggi.
"Cupu"
Yujin ngangkat sebelah alisnya, kenapa?
"Jadi pacar gue ya?"
—tbc
officialin apa kaga nih? :(
ohiya geng, mau ngingetin. Jaga kesehatan, kalo kaga penting penting amat ngga usah keluar rumah, banyak banyak tobat lu pada :(
diem dirumah kek w, lockdown. pake hen senitaizer nya kalo abis ngapa-ngapain. pake masker kalo mulai kerasa flu dan segala macem.
semoga hal hal baik datang buat kita. ke gua juga:(
pertanyaannya adalah.
GUA KAPAN LULUS INI😭
Advertisement
- In Serial79 Chapters
Avatar Online
Skilled, disciplined and merciless.
8 129 - In Serial9 Chapters
Shatter
Inke is a Shatter: a high-tier adventurer focused on hunting down and destroying rogue dungeon cores. When she's given her oddest assignment yet, to secretly supervise the growth of a unique young dungeon, she doesn't know what to expect. Especially since her task is to prevent people from destroying it. Except that quite literally everything about this dungeon is abnormal, from its monsters to their loot, and Harin, the unusual adventurer in her party. ...Not that she's starting to form a bond with Harin or anything like that. And then Inke runs into the dungeon fairy. A dungeon core novel, but one told from the perspective of a dungeon slayer. Currently participating in NaNoWriMo, so updates are either daily 1.5k chapters or longer 3k/4.5k chapters with gaps in between. Also participating in the Royalroad Writathon.
8 84 - In Serial42 Chapters
A Savage's Journey
Jason Walker, a psych major, has been transported to another world. Quite frankly he isn't prepared. No experience in fighting, no idea how to control mana, and no proper clothes. Only his wits, which are in short supply, and his luck may see him through the day. This is my first novel ever. First ever time writing so I'll definitely be listening to any constructive criticism you guys have to offer. I'll even pay attention to straight up criticism if I can see some merit in it. I hope you all enjoy.
8 223 - In Serial9 Chapters
Rise of the shaman
What will happened if we did not follow the journey of the community but the journey of an orc ? So we will first follow the adventure of Cropta in the world of Eragon and he will come back later to the Middle Earth I hope you enjoy it.Sorry if my english is bad i'm frenchChapter : Monday/Wednesday/Saturday
8 182 - In Serial13 Chapters
Calamity
The world of Criant gave birth hundreds of races. Many of have thrived while some have perished. Now a unknown force has taken root in this world, forcing all to flee or fight for their lives. Will they put behind their differences and unite? Or will they scatter like the wind and fall prey to those that wish to do them harm?
8 141 - In Serial50 Chapters
The powerful hybrid ||Twilight||
Athena is a hybrid, she is also the jewel of the crown for the Volturi and she is the favorite of the kings... Will she overcome the pain and anger or it's going to take the best in her...?After some time she found another home with Carlisle and Esme and later she met her mate that also had some problems, decades later they had a happy life.But what happens when a human is the mate of her adopted brother... will she be on their first family side the Volturi or her second family the Cullens...?! What is Athena going to choose?!Pre- Twilight Twilight SagaI just own my characters and their plot, the twilight saga is own by Stephenie Meyer.
8 131

