《mine and my destiny (minyoon)》New Life
Advertisement
"Da-da!!!" Jimin tertawa gemas mendengar panggilan imut dari bayi kecil yang kini berada dalam gendongannya. Kepalan tangan kecilnya memukul-mukul wajah tampan ayahnya seakan protes karena Jimin tidak berhenti menggelitiki lehernya.
Usianya sudah mencapai 6 bulan dengan kondisi tubuh yang sehat. Tentu saja selain karena orang tua si baby sangat menyayanginya juga karena dibalik itu semua ada beberapa baby sister yang merawatnya dengan baik.
"Berikan padaku! Astaga jas mu hampir berkerut, Jimin!!" Omelan itu sukses membuat Jimin berhenti dari kegiatan mengganggu bayi mereka. Menyerahkan bayi kecil mereka pada sang ibu sebelum mencium pipi gembulnya lebih dulu.
Senyuman bayi kecil itu berikan pada ibunya seakan merasa senang Karna sudah terbebas dari ayahnya. Jimin mendengus melihat bayi kecil itu merasa kesenangan saat sudah berada dalam gendongan pasangannya.
Merapikan rambut lebat milik putranya dan juga jas kecil mini yang didesain khusus untuk putra semata wayang mereka. Tidak melihat kekurangan apapun lagi, Yoongi memberikan bayi kecil itu kepada salah satu baby sister yang sedari tadi memperhatikan mereka.
Selesai mengurus bayi kecil dan sekarang waktunya mengurus bayi besar yang kini memeluk pinggangnya erat. Bayi besarnya terlihat sangat kelelahan terlihat dari raut wajahnya yang baru bangun dari tidur.
Tentu saja, karena Yoongi membangunkannya 2 jam sebelum keberangkatan mereka menuju pesta.
Yoongi merapikan kembali jas hitam yang hampir berkerut milik pasangannya itu. Begitupun dengan dasi yang sudah tidak berada di posisinya atau lebih tepatnya miring ke kiri karena ulah jagoan kecil mereka yang menarik-narik benda tersebut.
"Masih mengantuk?" Tanya Yoongi sambil mengelus lembut wajah tampan kekasih hatinya itu.
"Hmm!!" Gumam Jimin sambil memejamkan mata menikmati elusan lembut dari ibu putranya tersebut.
Tentu saja masih mengantuk dikarenakan jagoan mereka menangis malam tadi membuat Jimin terbangun kemudian menidurkan kembali bayi kecil itu namun nyatanya bayi mereka tidak mau tidur dan malah membuka matanya sempurna sambil melihat Jimin dengan seksama.
Itu berlangsung lama dan Jimin berakhir menemani bayi mereka saling memandangi satu sama lain. Sebenarnya Yoongi mendengar tangis anak mereka itu tetapi melihat Jimin tidak ada disampingnya sudah pasti prianya itu sedang menidurkan kembali anak mereka.
Sampai malam berganti pagi nyatanya Jimin tidak kembali ke kamar dan membuat Yoongi khawatir. Berjalan cepat menuju ruang sebelah yang ternyata kamar anak mereka dan sukses membuat Yoongi terkejut bukan main.
Yang Yoongi lihat Jimin berbaring miring dengan menopang kepala menghadap bayi kecil mereka yang juga memandangi Jimin dengan mata segar tanpa ada tangisan. Berbeda dengan sang bayi, Jimin masih berusaha membuka mata menahan kantuk dan berakhir membalas dendam dengan tidur seharian hingga sore hampir melupakan jadwal malam ini menghadiri acara kemenangan tender dari proyek baru perusahaan mereka.
"Lain kali bangunkan aku kalau baby menangis, jangan malah mengajaknya begadang seperti semalam" kata Yoongi sambil merapikan rambut Jimin yang sedikit berantakan.
"Kau sudah sering melakukannya dan Kini giliranku menjaganya!!" Jawab Jimin membuka mata bersiap mencium Yoongi tapi terhalang karena Yoongi menutup bibir tebal Jimin menggunakan telapak tangannya.
"Jangan sekarang kita hampir terlambat!!"
"Bagaimana bisa terlambat pemimpinnya ada disini, sayang!! Tidak akan berlangsung sebelum kita sampai disana." Jimin beralasan sedikit menyombongkan diri. Tentu saja pesta itu tidak akan berlangsung tanpa dirinya.
Menyingkirkan tangan mulus Yoongi dari mulutnya lantas mendekatkan diri mencium pasangannya itu. Yoongi hanya bisa pasrah melihat sikap tidak perduli Jimin jika bukan terkait dengan dirinya atau keluarganya.
Ciuman mesra itu tidak berlangsung lama karena Yoongi membalas ciuman itu sesuai keinginan Jimin. Yoongi juga memakluminya karena seharian ini Jimin tidak mendapatkan ciuman karena tidur seharian akibat begadang semalaman. Sebelum benar-benar berangkat, Yoongi merapikan kembali pakaian Jimin juga dirinya kemudian mereka meninggalkan Mansion mewah itu menggunakan mobil hitam mewah yang harganya miliyaran won.
$$$$$$$
Kedatangan pemeran utama yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya membuahkan hasil. Sebuah mobil mewah berhenti tepat di halaman luas gedung tinggi dan disambut cahaya kilat dari kamera-kamera yang sudah menunggu kedatangan mereka sedari tadi.
Advertisement
Jimin keluar dari mobil diikuti Yoongi yang menggendong jagoan mereka disana. Pria tampan itu mendengus melihat banyaknya cahaya kilat menyapa mereka. Mengambil alih sang putra dari gendongan Yoongi dan berusaha menggendongnya dengan posisi membelakangi kamera agar mata putranya tidak terganggu.
Melihat pemimpin utama perusahaan memasuki ruangan membuat orang-orang berdiri dari kursi menyambut kedatangan sang konglomerat dan keluarga kecilnya. Hingga sampai pada kursi terdepan dan melihat pimpinan mereka duduk barulah mereka kembali duduk di kursi masing-masing.
Pembawa acara membacakan tertib acara diawali kata sambutan dari para manager dan yang terakhir dari pimpinan teratas yaitu PARK JIMIN. Jimin berdiri dari kursi menuju podium dan memulai kata sambutannya disana.
"Da-da da!!" Panggil bayi kecil mereka saat melihat Jimin berbicara didepan sana.
Yoongi tertawa kecil mendengar panggilan putra mereka yang semakin hari semakin pintar saja berbicara.
"Ya, daddy sangat keren kan??" Kata Yoongi sambil menciumi pipi tembem bayi kecil itu.
Orang-orang di sekitar yang melihat interaksi ibu dan anak tersebut tersenyum senang karena pada akhirnya bisa melihat secara langsung pasangan beserta anak semata wayang dari pimpinan mereka tersebut.
Tidak lama Jimin menyelesaikan kata sambutannya kemudian turun dan bergabung kembali pada keluarga kecilnya. Bayi kecil mereka bergerak-gerak kesenangan dalam gendongan Yoongi melihat Jimin mendekat lalu mengangkat tangan bersiap untuk menerima gendongan dari sang ayah.
Jimin mengambil alih bayi mereka sambil tertawa melihat betapa cerianya bayi mereka malam ini.
"Selamat atas kemenangan tender ini tuan Park!!" Ucap seseorang membuat Jimin yang sedang memperhatikan Yoongi bersama bayi mereka menoleh dan mendapati seorang pria paruh baya disana.
Senyuman lebar Jimin berikan lantas membalas pujian tersebut dengan kata terima kasih. Jimin kenal orang tua ini! Orang yang bekerja sama dengan perusahaannya hampir satu tahun. Bisa dikatakan 50% saham perusahaan mereka adalah milik Jimin.
"Panggilkan Yoongi kemari!!" Perintah Jimin pada Bodyguard yang berada tidak jauh darinya. Dan tak lama Yoongi datang tanpa bayi mereka yang kini sedang bermain bersama baby sister.
"Ahh, kenalkan ini pasanganku Tuan Min!!" Kata Jimin membuat Yoongi hendak menyalami tetapi terhalang saat pria manis itu melihat secara langsung wajah pria paruh baya dihadapannya.
"Anda memiliki pasangan yang sangat cantik tuan Park!! Kata pria tersebut dengan senyuman yang membuat Yoongi refleks meremas jas Jimin.
Jimin mengernyit melihat tingkah Yoongi lantas memeluk pinggangnya berusaha menenangkan. Yoongi berbisik padanya untuk pergi ke toilet tetapi Jimin tidak mengizinkannya.
"Aku ingin kau menemaniku bertemu dengan orang-orang penting, sayang!!" Kata Jimin dan itu terdengar jelas di telinga pria tua tadi. Merasa bangga saat Jimin mengatakan orang penting saat melihatnya. Pria tua itu sedikit heran melihat gelagat dari pasangan pria Park tersebut.
Masih berusaha membujuk Yoongi dan akhirnya pria manis itu menurut saat Jimin memberikan ciuman pada telapak tangannya. Pria manis itu ingin sekali menghajar pria tua yang ada di hadapannya. Tidak akan bisa melupakan kenangan pahit yang berusaha dia kubur dalam-dalam. Orang yang sudah membuat masa kecilnya hancur kini berada dihadapannya dan tidak mengenalinya sama sekali.
Tentu saja, saat itu usia Yoongi bahkan masih sangat muda dan sekarang kehidupan Yoongi jauh lebih baik. Pria tua dihadapannya bahkan tidak berubah sama sekali masih tetap sama, sama angkuhnya.
"Anda terlihat sangat mencintai pasangan anda tuan Park" kata pria itu di ikuti senyum lebar.
Jimin tersenyum mendengar perkataan pria tua itu lantas membawa tangannya pada pinggang Yoongi lantas berkata,
"Saya bahkan akan melakukan apapun yang dia inginkan termasuk saat dia meminta saya untuk membunuh anda saat ini.!!" Kata Jimin santai membuat Yoongi memandangnya terkejut.
"Haha...., bercanda anda sedikit menyeramkan tuan Park!!" Kata pria tua itu sambil tertawa canggung.
"Haha... maaf saya terlalu bersemangat!" Kata Jimin sambil tertawa seperti psikopat.
Bukan hanya Yoongi, pria tua itu bahkan terlihat terkejut mendengar perkataan Jimin yang tiba-tiba membuat suasana menjadi mencekam. Karena merasa tidak nyaman pria tua bermarga Min tersebut undur diri setelah sebelumnya memberi gestur hormat pada Jimin dan Yoongi.
Advertisement
Jimin menarik Yoongi yang masih kebingungan menatapnya menuju tempat anak mereka. Seolah menghindari tatapan penasaran dari pria manisnya seakan meminta penjelasan tentang percakapannya dengan pria tua tadi.
Nyatanya Jimin menghindari tatapan Yoongi dengan cara bermain-main dengan putra tersayangnya hingga waktu menyadarkan mereka agar kembali ke rumah karena sudah larut. Lagipula bayi mereka sudah tertidur dalam gendongan sang ayah. Mereka memilih meninggalkan pesta yang belum selesai karena keadaan yang tidak memungkinkan.
Mungkin dulu mereka bisa berada disana hingga pesta selesai tetapi sekarang berbeda karena mereka sudah memiliki anggota baru yang belum lama ini menampakkan diri ke dunia dan mengubah kehidupan mereka 180 derajat.
•••••••••💜
Melihat bayi kecilnya sudah terlelap, Yoongi mencium pelan pipi mochi putranya sebelum berjalan keluar dari kamar kecil itu. Kamar bayi mereka berada tepat di sebelah kamar mereka tetapi ruangan itu tidak memiliki pintu. Dalam kata lain kamar bayi itu berada di dalam kamar mereka hanya berbeda ruangan saja.
Dapat Yoongi lihat Jimin sedang membuka notebook sambil menyandarkan tubuhnya di headboard tempat tidur. Bisa Yoongi tebak prianya sedang menungguinya mengurus bayi mereka sambil memeriksa keadaan perusahaan melalui benda kecil namun pintar tersebut.
Berjalan pelan menghampiri Jimin yang kini menatapnya sambil meletakkan notebook ke atas meja nakas disamping tempat tidur. Pria manis itu memeluk Jimin sambil menidurkan tubuhnya diatas tubuh kekar pasangannya itu.
Jimin dengan senang hati mengelus lembut punggung kecil Yoongi dibalut kaus kebesaran dengan celana hot pants melekat di tubuhnya.
"Lelah??" Tanya Jimin dan diangguki Yoongi lantas mengangkat kepalanya menatap Jimin disana.
"Kenapa menatapku seperti itu??" Kata Jimin menyisir rambut pasangannya itu menggunakan jari-jari panjangnya.
"Tak ada yang ingin kau katakan padaku??" Tanyanya sambil menelusupkan wajahnya pada leher Jimin kemudian mengangkatnya kembali lantas menatapnya lagi.
"Aku sangat mencintaimu!!!" Kata Jimin tidak nyambung sekali.
Yoongi menghela nafas kasar diikuti decakan mendengar perkataan Jimin barusan. Kalau itu Yoongi tau tidak perlu mengatakannya lagi. Bukan yang itu, tidakkah Jimin tau kalau Yoongi bahkan masih memikirkan sikap Jimin waktu berhadapan dengan tua bangka yang sangat di bencinya itu.
"K-kau tau sesuatu tentang pria tua itu kan?? Dari mana kau mengenalnya?" Tanya Yoongi pelan.
"Jadi kau sudah mengenal dia sebelumnya Park Yoongi??" Tanya Jimin penuh penekanan.
Sekarang Yoongi gugup karena Jimin bertanya balik padanya.
"A-ku-
Keadaan berbalik kini Yoongi berada di bawah kukungan pasangannya itu. Raut wajah Jimin yang datar entah kenapa semakin membuat Yoongi gugup.
"Tua bangka yang membuat masa kecil kekasihku penuh penderitaan kini berada dalam kesuksesan dengan tawa yang begitu menjijikkan untuk didengar! Bukan kah begitu sayang???"
"Jimin i-itu-
"Wae?? Kenapa begitu terkejut sayangku?? Ingin bertanya dari mana aku tau semuanya??"
Hening, dan Yoongi tidak bisa membuka mulutnya sekarang. Yoongi tidak ingin Jimin mengetahui masa lalunya karena bisa berakibat fatal. Semua orang tau bahwa konglomerat tampan tersebut sangat mencintai pasangannya. Dan buktinya nyata dari hal itu adalah Kim Kai yang sekarang menderita depresi mental karena perbuatan Jimin yang sadis.
"Berapa lama kita bersama dan sepertinya itu belum cukup untuk membuatmu terbuka padaku. Tetapi pada Taehyung tak ada sedikitpun rahasia diantara kalian. Apa Taehyung lebih penting dariku??" Kata Jimin sarkas membuat Yoongi ingin menjawab tetapi-
"Ssst!!! Jangan katakan apapun!"
Bibir tipisnya tertutup rapat tetapi berbeda dengan tangannya menyentuh wajah tampan kekasih hatinya yang terlihat sangat datar disana.
Pria Park itu menyandarkan wajah tampannya di atas dada Yoongi sambil berusaha menetralkan emosi yang membuatnya ingin membunuh seseorang saat ini. Jimin semakin tidak mengerti dengan dirinya. Semenjak Yoongi melahirkan putra yang sehat untuknya sifat posesifnya semakin merajalela.
Perkataan ibunya agar Jimin menjauhkan Rose dari kekasihnya kini benar-benar dia lakukan. Ibunya benar, kedekatan mereka membuat Jimin panas dan berakhir memecat gadis muda tersebut tanpa perasaan. Yoongi mengamuk padanya karena hal itu dan membuat Jimin semakin parah karena pria tampan itu beranggapan Yoongi membela orang lain di hadapannya. Jimin menyuruh orang mengirim Rose keluar dari Korea tanpa sepengetahuan Yoongi tentu saja.
Dan hal baru yang dia ketahui sekitar satu tahun yang lalu fakta tentang pria tua yang memiliki perusahaan kecil meminta kerja sama pada perusahaannya ternyata orang yang membuat Yoongi menjauh dan hilang tanpa kabar. Jimin benci pria tua itu. Tamak!!!
"Maafkan aku!! Itu hanya masa lalu. Aku sedang berusaha melupakannya " Ucap Yoongi dengan berani sambil mengelus lembut surai lebat milik kekasihnya.
Jimin mengangkat wajahnya dan menatap mata sipit Yoongi lekat.
"Tapi aku tidak akan melupakannya, sayang!! Bagaimana dengan sedikit siksaan, Hmm??"
Yoongi menggelengkan kepalanya brutal membuat Jimin tertawa pelan.
"Walaupun aku ingin membunuhnya tetapi itu hanyalah masa lalu. Aku tidak ingin mengingatnya lagi, Jimin. Mari kita tinggalkan dia, hm??" Bujuk Yoongi sebisanya karena semakin hari semakin sulit membujuk Jimin.
"Tidak, sayangku!!!" Jawab Jimin telak.
Dapat Yoongi rasakan Jimin membuka hot pants miliknya dengan pelan kemudian menelusupkan wajahnya disana membuat pria manis itu mendesah tertahan.
Prianya menghisap bagian bawahnya dengan lembut membuat Yoongi membuka mulut merasakan kenikmatan. Berusaha menopang tubuhnya menggunakan sikut sambil melihat Jimin mengemut nikmat miliknya dibawah sana.
Ini benar-benar di luar dugaannya. Dan Jimin selalu membuatnya terkejut seperti ini.
"Ahhh... Jiminhhh" panggil Yoongi membuat Jimin tersenyum di tengah-tengah kegiatannya.
Jimin beralih menciumi paha mulus pria manisnya lantas semakin naik keatas dan mencium pelan perut bekas operasi yang semakin samar disana. Yoongi ikut mematung melihat Jimin memandangi bekas operasi pasca melahirkan buah hati mereka beberapa bulan lalu.
Seokjin mengatakan bekas itu akan menghilang sempurna setelah satu tahun. Tentu saja Jimin melakukan pengobatan yang mahal untuk itu karena tak ingin melihat bekas apapun pada tubuh pasangannya itu.
Dengan pelan Yoongi membuka sendiri baju kebesarannya seolah tak ingin mengganggu acara Jimin yang sedang mengagumi tubuh putihnya.
"Apa aku semakin cantik??" Tanya Yoongi membuat Jimin kembali mencium tubuhnya dan kali ini sasarannya nipple merah muda Yoongi yang mengacung tegang minta di hisap.
"Akkhh...!!"
Mendapatkan apa yang dia mau, Jimin mengisap leher mulus Yoongi kemudian mencium bibirnya dalam disana. Sangat panas membuat Yoongi mengeratkan kakinya memeluk pinggang kekar prianya.
Ciuman itu terlepas membuat keduanya terengah-engah berusaha meraup udara mengaliri tenggorokan.
"Jangan halangi aku, please!!!" Kata Jimin memohon pada Yoongi.
"Boleh aku membunuhnya??" Mohon Jimin lagi.
Yoongi mengerti sekarang saat ini Jimin sedang menyogoknya agar diberi izin untuk menghabisi pria tua yang sudah membuatnya menderita.
"Jangan bunuh!! Setidaknya jangan sekarang!! Bagaimana dengan nasib sepupuku?? Dia harus memiliki perkerjaan yang layak!!" Bujuk Yoongi terkait anak pria tua itu yang tidak tau apa-apa.
"Aku akan mengatasi itu, sayang!!"
Oke, Yoongi menyerah sekarang. Jimin tidak akan menyerah sampai permintaannya dipenuhi. Anggukan kepala Yoongi berikan dan dibalas senyum lebar oleh pasangannya itu.
Dengan cepat Jimin kembali ke bawah dan menghisap Yoongi disana membuat pria manis itu spontan memekik. Dia berharap suaranya tidak membuat bayi kecil mereka terbangun.
Dia berusaha mendesah tanpa suara bahkan saat Jimin menjilati lubang surgawi tanpa ampun. Tidak bisa membohongi diri karena foreplay yang Jimin lakukan padanya selalu berhasil membuatnya puas. Mereka bercinta sambil merencanakan penderitaan orang lain dan ini sedikit unik.
••••••••
"Saya ingin bertemu dengan tuan Park sekarang!!!"
"Maaf tuan tapi Boss sedang tidak ingin bertemu siapapun! Ya Tuhan!! Berhenti disana tuan jangan membuat keributan disini!!!" Wanita cantik itu berusaha melerai pria tua yang nekat membuka pintu tempat Boss besarnya berada saat ini.
Pintu ruangan yang terbuka secara tiba-tiba membuat sang Boss sedikit terkejut dan tersenyum remeh setelah melihat sang pelaku.
Park Jimin, sang Boss memberi gesture kepada sekretarisnya agar meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan tersebut.
"Tuan Park, apa yang telah terjadi? Mengapa anda menarik semua saham anda dari perusahaan kami??apa perusahaan saya melakukan kesalahan??" Ucap pria tua tersebut dengan khawatir.
Jimin muak melihatnya. Sungguh!!
"Hmmm!!! Tak ada yang salah tuan. hanyaaa..saya sedikit bosan dengan perusahaan anda. Jadi yaaa..." ucap Jimin diikuti senyum tampan membuat pria tua dihadapannya hampir mengamuk.
"Setidaknya katakan apa yang salah dengan perusahaan kami tuan, saya mohon jangan tarik saham anda tuan.." pria tua tadi masih tidak menyerah dan tetap memohon pada Jimin yang sudah muak mendengar suara tua Bangka tersebut.
Melihat Jimin tak bergeming sama sekali paruh baya itu tiba-tiba bersujud dihadapan Jimin diikuti kata-kata minta dikasihani.
"Kau tidak tau dimana salah mu?" Tanya Jimin dan dibalas gelengan brutal oleh pria tua itu.
"Coba ingat lagi Tuan Min!! Usia mu belum terlalu tua untuk melupakan kesalahan yang teramat fatal itu hmmm???"
TAK...TAK...!!!
Paruh baya itu memukul-mukul kepalanya dengan keras berusaha mengingat kesalahannya tapi tetap tidak mengingat sedikit pun membuat Jimin tertawa sarkas.
Pria tampan itu menelepon seseorang dan tak lama muncullah dua orang pria berbadan tegap berusaha menarik tubuh Tuan Min yang sedari tadi masih bersujud.
"Tuan Park kumohon tolong ampuni aku!!! Kumohon!!!"
"Seret dia dan jangan biarkan memasuki tempat ini lagi!!" Perintah Jimin mutlak.
Jimin merasa sangat marah saat ini terlihat dari deru nafasnya yang tidak teratur dan berusaha menenangkan dirinya dengan cara menutup mata. Bagaimana bisa tua Bangka tadi tidak mengingat kesalahannya barang sedikitpun? Apa pria itu berharap Jimin akan terharu dengan kata-katanya kemudian merasa kasihan??
BIG NOOO!!!!!
Advertisement
- In Serial131 Chapters
Magic Shop System
Ranulf never thought he would open his eyes again, as he laid in his own pool of blood. Unaware and ignorant of the portrayals of destiny.
8 1928 - In Serial52 Chapters
The Many Lives of Cadence Lee
Cadence Lee thought she was a normal girl, perhaps a little well to do, but not exceptionally so. She had her college classes, she had her job that her uncle gave her, and she had a nice boyfriend who was sweet if a little awkward. Except, when a mugger accosts Cadence and her boyfriend attempts to wrestle a gun away from the criminal, Cadence ends up shot. A normal girl, with the kind of wound Cadence had, would die. Cadence managed to do that part. But a normal girl wouldn't then open her eyes again and learn that death is not as permanant for her as it is for other people. She can be reborn again, and again. Each time stronger and with new abilities. The catch? Any world she is born into, she can never return to. She has infinite lives, but only one life for each. So begins The Many Lives of Cadence Lee. [participant in the Royal Road Writathon challenge]
8 113 - In Serial11 Chapters
Raghnall: The Tales of Valor
He comes with many names, hailed by many titles, his valor was known throughout the land, and his wisdom was acknowledged by all. No one doubted him nor questioned his works however, he who believes that his achievements was enough, was in the end seen as nothing in the eyes of greed. How foolish he thought he was but never in his years of triumph and fall does he hope for another chance, but the heaven has given him so, however his eyes was open but his mind was confused. For whose thought is this that he is thinking of that cause him heartache he never felt before. And for who does these words are meant for cause he believe that in the years of his tiresome life he never uttered so. "Death cannot erase nor kill what is not measured by time, my love will go on as long as forever does, and even with death, it will continue so, far beyond what they have describe as eternity, it will haunt you, follow you and mark you wherever you go." Crossing worlds he thought things might be different but what has change were only the faces, the place and the names. But just like a poison apple, no matter how beautiful it was outside, it will remain rotten inside. Tired of being a fool of the past, he now strive to change not only his self but others too. He only hope that this time he does it right.
8 150 - In Serial9 Chapters
Ars: The World Beyond The Walls
For a thousand years, humanity has been confined behind the large, overarching walls that protect them from the outside world. It is said that before the age within the walls, humanity ruled the world, overpowering the creatures of this land with their overwhelming magical ability. However, now humanity is but a shell of its former self, forced to live within walls that only hold a few thousand people, only sending out a select skilful few each year to explore the world beyond the walls. Most never return, and those who do bring back scars, both physical and mental. The curiosity that humankind possesses is an ember that no matter how small it glows, will never truly fade. A group of aspiring adventurers that seek to know what lies outside the walls don't plan on waiting until they're of age to be selected, the group they call themselves as "The New Explorers". What waits for them outside the walls is true hardship, creatures that are beyond their greatest imagination, beyond their deepest, darkest fears.
8 92 - In Serial18 Chapters
Soul Tear(Undergoing Revisions/rewrite)
Merryn, an Elvin, is a determined spirit adapt struggling to complete her mission to bring the Omega Tome back home when the god trapped inside is freed causing a city's destruction. She races forward into the ancient world of Galama pursued by the kingdoms last guard seeking vengeance. The people she meets, become tangled into the guard's desire for revenge forcing her to choose between saving them or her people. She must uncover the truth behind the god's secret and how it affects the world. (The city has a name but ha, it turns out it's the nameof film compan (arrg) so I'm going to try again later and will update the new name when this is fixed.)
8 137 - In Serial19 Chapters
A Warrior's Love (BL)
"Your mind is dark, your eyes are dull, your life is bleaker than feces, and your heart is covered in ash." She removed one hand to keep her veils on her head as the topmost shawl slipped down her neck. She continued to speak, "Your blood is cold. If you remain this way, you will die before you can find your love." The Krasean lowered his veil, revealing his face to us. He tipped his head upward so I can see his honey coloured eyes that were duller than his peoples'. Black eyeliner outlined the rim of his eyes, drawing attention to his enchanting eyes. "Whoever your lover is, they are your other half. You will endure hardships and pain because of them. You will also make them feel the same." She looked conflicted like she did not know whether to tell me this was good or bad. "In their eyes, you are the evilest and the godliest. How contradicting this is!" "Did you slap me?" I held the helmet between the pit of my elbow and my waist. One hand slowly reached up to rub my numb cheek. It has been forever since someone last slapped me. Now, no one who knew my identity would dare to hit me directly. "The blood coursing through your veins, it's hot and dangerous. You cannot be tamed easily and this may be the cause of your downfall." A strange grimace graced her wrinkled face. I swear to the gods she is ageing each second! "I see your fall. Someone with too much power automatically becomes a threat. You're no longer seen as an ally, but a monster."
8 182

