《Belgino》Satu
Advertisement
Pertama
"Gino, bangun dong sayang udah pagi nih" bukannya bangun Gino malah menarik kembali selimutnya nutupin habis seluruh badannya.
Cowok itu masih enggan membuka matanya dan mengabaikan kalimat yang dilontarkan oleh sang mama, ia lebih pilih untuk menikmati tidurnya daripada akan mendengar ceramah pagi mamanya.
"Gino, gimana mau dapat jodoh? bangun pagi aja malas, tuh kasihan anak orang entar kalo abang kawinin mau makan apa anak itu kalo bangun pagi aja Gino malas" kata Ria, mama Gino.
"emang apa hubungannya bangun pagi sama dapat jodoh sih?" batin Gino yang sudah terusik dengan kalimat yang dilontarkan mamanya.
"Gino Alexandroooo !!!" teriakan Ria membuat Gino mau tidak mau harus bangun.
"Ada apa sih ma? Gino masih ngantuk nih" gumam Gino dengan suara khas orang bangun tidur namun masih terdengar jelas di telinga Ria, mama Gino.
"ya ampun Gino, ini udah jam 6:55. Kamu ngak mau kan terlambat di hari pertama sekolah? Ketua osis lagi bikin malu-maluin keluarga aja"ucap sang mama.
"lagian baru jam 6:55 kan ma, ribet amat sih" Gino menarik selimutnya dan melanjutkan aktifitas tidurnya kembali.
"APA 6:55? Mama kenapa ngak bangunin Gino dari tadi sih. Kan jadinya Gino terlambat" ucap Gino yang tersadar dan langsung berlari ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Namun, hari ini hanya dilakukan 10 menit saja karena sudah terlambat.
Mamanya hanya menggeleng melihat tingkah anak pertamanya itu.
"mah pah, Gino berangkat dulu yah. Gino buru-buru nih, udah telat" ucap Gino buru-buru karena sudah telat dan ia harus membuka kegiatan MOS hari ini, berhubung ia adalah ketua osis SMA Pelita.
"loh, ngak sarapan dulu yah bang?" ucap papa Gino.
"ngak deh pah, Gino udah telat. Sampai sekolah aja baru Gino sarapan di kantin bareng Alex dan Tama"
Ucap Gino sambil menyalami kedua tangan orang tuanya untuk berpamitan.
"makanya bang, kalo dibangunin mama tuh bangun jangan molor teruss" ledek Diva adik dari Gino.
Advertisement
"berisik lo dek"ucap Gino pada adiknya yang selalu membuat dia kesel setiap pagi.
Diva adalah adik dari Gino Alexandro. Diva memiliki paras yang imut dan juga cantik. Ia baru kelas 3 SMP. Kegiatan Diva sehari-hari adalah selalu menggangu abangnya dan membuat abangnya kesal. Sepertinya, itu sudah menjadi sebuah rutinitas Diva setiap harinya. Namun, ia sangat sayang pada abangnya yang satu ini. Meskipun berantam setiap hari, ia akan sangat kesepian jika abangnya tidak pulang rumah dikarenakan kesibukan.
***
Di lain tempat, seorang gadis baru saja bangun dari tidurnya dan kaget karena jam sudah menunjukan pukul 6:57 dan itu artinya ia sudah terlamat di hari pertama MOS.
"baru juga jam 6:57. Dikit lagi baru bangun ah". gumam Bella.
Ddrrttt ddrrtttt dddrrttt
Bunyi suara telpon dari handphone Bella dan ternyata itu dari sahabatnya Lisa.
"halo" ucap Bella dengan suara seraknya.
"yah ampun Bella, lo baru bangun? Udah jam 6:58 lo mau mati dari ketua osis apa?" Ucap Lisa dengan tak kalah heboh.
"apa? 6:58? Lo kenapa ngak bangunin gue sih Lis. Terlambatkan jadinya" ucap Bella panik dan langsung buru-buru masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.
"bang.. abang anterin Bella dong. Cepetan Bella udah telat ni" perintah Bella kepada kakaknya.
"makanya dek, kalo tidur tuh jangan kebo jadinya kan susah dibangunin" ucap Tio abangnya Bella.
"bang ngoceh aja mulu, kapan sampainya sih. Cepetan bang lama amat sih"
Akhirnya Bella sampai di sekolah tepat pukul 7:15 dan itu tandanya ia sudah terlambat. Bella segera berlari masuk kedalam barisan secepat mungkin. Tapi, hari ini dewi keberuntungan tidak memihak padanya.
"itu yang baru masuk barisan, cepat kedepan !" perintah seseorang dari arah depan.
Semua murid pada liat kearah Bella karena memang yang baru masuk barisan adalah Bella seorang diri. Akhirnya Bella maju kedepan dengan perasaan sedikit takut.
"ngapain lo masuk di barisan anak-anak yang datang tepat waktu?" tanya sang ketua osis dengan raut muka yang bisa di bilang tajam dan suara yang tegas.
Advertisement
"saya ngak tau kak" ucap Bella dengan sedikit rasa takut.
"yah kalo ngak tau yah tanya dong, jangan sembarang masuk barisan. Lo tau ngak lo itu udah salah, tapi masih aja bantah" ucap Gino dengan nada ketusnya.
"santai aja kali kak, namanya baru datang dan udah telat yah pasti paniklah. Kalo udah panik pasti ngak ada waktu lagi untuk bertanya" balas Bella tanpa rasa takut apapun.
Lisa, Jeni dan murid-murid yang lainya cuman bengong melihat tingkah Bella yang sama sekali tak takut dengan Gino sang ketua osis yang di cap sebagai cowo yang suka berbuat usil, jail, serta memberikan hukuman yang berat.
"lo siap-siap ikuti permainan gue gadis manis, mulai hari ini dan saat ini lo udah jadi target gue" batin Gino dengan senyum sinisnya kepada Bella dan berlalu pergi meninggalkan Bella.
"berani yah lo sama gue, lo tau gue ini siapa?" tanya Gino dengan nada ketusnya.
"yah ngak taulah, orang kakak aja ngak kasih tau namanya siapa mana saya mau tau?" ucap Bella dengan nada yang tak kalah ketusnya.
"kenalin, gue GINO ALEXANDRO anak kelas XI IPA 2 sekalian gue menjabat sebagai ketua osis di sekolah ini!" ucap Gino dengan penuh penekanan di kata ketua osis.
"mampus gue, Bella lo goblok banget sih. Kenapa lo harus berurusan sama ketua osis di hari pertama masuk sekolah sih Bella. Aahh nih mulut gak bisa diajak kompromi apa" batin Bella yang mulai merasa takut.
"karena lo udah ngebantah gue dan melanggar aturan, lo gue kasih hukuman lari keliling' lapangan 7 kali dan hormat bendera sampai istirahat pertama. Paham ngak lo?" ucap Gino sang ketua osis.
Gino memang seorang ketua osis yang terkenal dengan sikap tegasnya itu. Apalagi disaat seseorang sudah berbuat salah dan ia masih membantah, maka Gino tak segan-segan untuk memberikan hukuman yang berat. Hukumannya tetap berlaku sama entah itu cowok maupun cewek.
"ii.. ii.. iah pa.. paham kok kak" ucap Bella pasrah karena memang ini juga termasuk salahnya sendiri.
Alex dan Tama yang melihat hal itu pun menjadi bingung dengan hukuman yang diberikan pada anak gadis itu. Biasanya, palingan Gino hanya menyuruh lari keliing 5 putaran lapangan. Tapi, hari ini beda dengan seorang Gino Alexandro. Tanpa berkata apa pun, keduanya saling berpandangan dan sudah mengerti maksud mereka masing-masing sehingga sudah tau apa yang harus dilakukan. Yaitu pergi menghampiri Gino.
"Gin, apa ini ngak terlalu berlebihan yah?" ucap Tama kepada sahabatnya yang satu ini.
"biarin aja Tam, biarin tuh anak tau rasa" jawab Gino sambil menyesap minumnya.
"biasanyakan cuma 5 putaran? Ini kenapa jadi 7? Atau ini termasuk akal-akalan lo doang yang mau ngerjain si cewek itu?" Tanya Alex dengan prasangkannya yang buruk. Karena, ia tau sahabatnya yang satu ini paling suka menjahili anak orang.
"menurut lo aja deh, tau ah pusing gue" ucap Gino dan segera berlalu dari hadapan dua makhluk pengganggu hidup Gino.
Tama dan Alex langsung saling berpandangan dan mengidikkan bahu secara bersamaan karena melihat sikap aneh sahabat mereka yang tak seperti biasanya.
Advertisement
A Castle in a Teacup
One might say that to anger forces beyond the ken of fragile breakable mortals is a bad idea, others might say that meddling in dark forces with little chance of gain is also a bad idea, they would both be right by on all counts but they forget to mention also how incredibly stupid combining both of those things are. Stupid people don’t last so long on the mystic side of things, normal folks who wander over to the other side have a tendency to do one of two things, either A. figure out that the best thing to do is keep their head down and not draw attention from any entity that refers to humanity as “you mortals” , or B. something horrifying happens to them. As you may have guessed I fell into the second category, mostly because I thought there was a third option. See I though there must be an option C, an option where I got to end up not as some shitty back ally wizard cowering at the chance of discovery, praying that one of my wards or spells wouldn’t be noticed by something that goes bump in the night. No I would be the one who rose above all that. I would never have to be afraid. Well I made a good attempt at it that’s for damn sure, but unfortunately for me it turns out there is not an option C. At least not for me…
8 92Godfather World
In a world ruled by criminals, civilians live a shit life. A cook gets shot to death for saving a man's life and gets an audience with God. “Civilians are humans too!” he complained. As compensation, God shoved him into the body of Zen Taro - the Taro Family’s useless third young master. Given the ability to learn at hyperspeed, Zen has to find a way to survive this crazy deathtrap of an academy. Armed with only his superior gaming, civilian common sense and cooking skills, watch him survive the crazy VR battle royale in true Zen Fashion. Advanced chapters on Patreon!
8 171Cyber Mage
Veiss is the heir to a cult hacker group despite not being a believer himself. He eagerly awaits the day he can take his rightful place on the throne. (Perhaps too eagerly to wait.) What seemed like another simple undercover assignment to root out dirty cops, takes Grieselda into the darkest pits of Gau City's corruption. Ray Dawn leads his cybercrime unit on a relentless chase against a notorious hacker but his motives for catching the outlaw aren't as pure as he would have his colleagues believe. The Collective are a simple entity. They want freedom. They want vengeance. And they'll risk any amount of their members for just one of them to attain their goals because they are many in one and one in many. Follow our "heroes" as their lives intertwine and they clash as each pursues their own goals. But most of all, observe how each perceives their dystopian world within their own biases.
8 62Tear a Path
The world is changing, ushering an era of both boundless beauty and unspeakable monstrosities. Wang Zhao Hui, a man singled out by the great cataclysm forges a road towards the things that were taken away from him as the trapper with a broken system. (as in it doesn't work.)
8 194Majestic Fiend
There are many creatures and monsters inhabiting this magical world. Nanza-cats, gremlins, dwarves and so on, they come in a wide variety. Some are big and strong while some are quick and agile. Some possess intellect to match or surpass human level and some live for hundreds of years Yet, at the peak of creation throned the humans, disdainfully looking down on the rest of the world. During a night chase, the animal Ssyba is poisoned, assaulted from the cover of darkness and left dying in the streets. But as consciousness streams from the head wound, she is met with a destiny that she can't deny. With meticulous methods and great ambition, Ssyba will stop at nothing to achieve her own ends and overcome the many enemies along the true path to heaven.
8 187One More Time
Ranked 1 in #asian on 09.05.2020 1 in #forced marriage on 29.06.2020 1 in #hope on 20.2.2020 1 in #Kolkata on 24.10.2019 1 in #second marriage on 16.10.2019 1 in #bengali on 25.10.2019 1 in #marriageproblems on 15.10.2019 1 in #positive on 14.1.2020 1in #patience on 15.1.2020 1 in #onesidedlove on 20.2.20Koustav Mallik,27, lost his wife and unborn child in a road accident 3 years ago.Ria Basu,21, a student....she had a crush on Koustav...but her dreams were shuttered after koustav's wedding...After 3 years, Ria and Koustav are married .....Checkout this book to see Ria and Koustav's journey together.
8 91