《Soul In Seoul》#Part 20 (Romantic Couple)
Advertisement
'SOUL IN SEOUL'Author Author
Beberapa hari kemudian, di kelas 3-1 SMA Meongso telah tampak keseriusan siswa-siswi memperhatikan setiap penjelasan dari gurunya. Saat itu Guru Nam yang mengajar pelajaran kimia dengan semangat memberikan penjelasan di depan kelas. Pelajaran kimia memang tidak selalu diajarkan di laboratorium dan sesekali pengajarannya di kelas serta riset-riset keluar gedung yayasan. Tak jarang siswa-siswi diberikan tugas untuk meneliti tentang zat kimia apa saja yang ada disekitar rumah mereka, mengolahnya dan melakukan berbagai eksperimen didalamnya.
"Choi Moo Gak,.. Yong Ri Sa,.. setelah pelajaran ini selesai, kita bicara sebentar." Pinta Guru Nam yang berdiri dibalik meja guru.
Mendengar itu, Yong Ri Sa yang sedari tadi menundukkan kepalanya menghadap buku yang ada di mejanya langsung mengangkat kepala dan menganggukkan kepala tanda mengiyakan. Begitu pula dengan Choi Moo Gak yang sedari tadi menyalin tulisan yang ada di papan tulis, langsung mengalihkan perhatiannya.
Setelah pelajaran usai, Yong Ri Sa dan Choi Moo Gak langsung keluar mengikuti Guru Nam. Masih tak jauh dari ruang kelas 3-1, Yong Ri Sa pun bertanya sambil masih berjalan disamping Guru Nam. "Seonsaengnim, apa yang ingin anda bahas dengan kami? Kenapa hanya kami berdua?"
"Karena peringkat kalian. Banyak yang ingin saya bahas. Tentang lomba ilmiah, beasiswa perguruan tinggi dan masih banyak lagi. Salah satunya, termasuk kebiasaanmu yang tidak pernah mengikuti pelajaran kimia jika waktunya di lab." Jawab Guru Nam singkat dan terlihat menahan kemarahannya. Memang bukan tanpa alasan Guru Nam marah. Setiap kali jadwal di laboratorium, Yong Ri Sa selalu membolos dan bahkan sama sekali tak pernah menginjakkan kaki di laboratorium.
Mendengar itu, Yong Ri Sa langsung diam dan mengikuti langkah kaki Choi Moo Gak dan Guru Nam. Ia terus berjalan disamping mereka hingga mereka sampai di laboratorium kimia. Tiba-tiba kaki Ri Sa terhenti saat akan memasuki pintu. Tangannya mendadak gemetar dan keringat dingin pun sempat keluar dari keningnya. Ingatan tentang air keras yang disiramkan ke wajahnya saat berada di laboratorium masih melekat kuat dan menjadi trauma mendalam dalam dirinya.
"Kamu kenapa?" tanya Choi Moo Gak ketika melihat keanehan pada diri Yong Ri Sa.
"Joesonghamnida,.. saya harus pergi." Ucapnya diikuti langkah cepat ke balkon di lantai yang sama dan saat itu sedang tak ada orang di tempat itu.
Ketakutan, kesakitan, kepedihan dan rasa panas pada wajahnya tiba-tiba muncul kembali. Trauma itu otomatis mensugestikan pada dirinya untuk merasakan kembali pada detik-detik dia harus kehilangan wajah aslinya. Dia terduduk lemah di sudut pagar, gemetar ketakutan dan terus menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "ahhh,..!" desahnya berulang kali ketika ia seperti kembali merasakan kesakitan itu.
"Kamu kenapa?" tanya Choi Moo Gak baru sampai di balkon.
"Ka! Biarkan aku sendiri." Ucapnya yang masih gemetar dan berusaha mengatur nafasnya.
"Ri Sa-ya,.. gwaenchanh-a?" tanya Guru Nam.
Gemetar tangan, airmata dan keringat dingin telah menjawab pertanyaan Guru Nam tersebut. Saat itu Yong Ri Sa memang sedang tidak baik-baik saja. Trauma masa lalu yang tak diketahui orang lain kecuali kakaknya itu terus menghantui fikirannya. Ia terus gemetar ketakutan dan tanpa sadar menggenggam tangan Choi Moo Gak dengan sangat erat.
Disaat Yong Ri Sa sudah bisa lebih tenang, mereka pun membantunya ke UKS agar bisa istirahat.
"Kenapa Ri Sa seperti ini? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Yong Ri An yang baru datang menjenguk adiknya di ruang UKS SMA Meongso. Saat itu Yong Ri Sa sudah tidur lelap.
"Aku juga masih bingung kenapa dia seperti ini. Dia memang selalu menghindari lab, tapi selama ini dia tak pernah menghindari zat kimia. Bukankah ini aneh?"
"Jadi dia tadi dipaksa datang ke lab?" Tanyanya datar dengan terus menatap lekat adiknya yang tengah berbaring.
"Ani (tidak). Tadi Guru Nam ingin mengajak kami berbicara, tapi tidak bilang jika bicaranya di lab. Jadi kami hanya mengikuti langkah kaki Guru Nam tanpa tau tempat mana yang akan jadi tempat berbincangan kami." Jelasnya.
Advertisement
"Ternyata trauma itu masih menghantuinya. Sampai kapan akan terus seperti ini?" gumam Yong Ri An yang ternyata masih bisa didengar oleh Choi Moo Gak.
"Trauma? Trauma apa?" tanyanya penasaran.
Yong Ri An diam sejenak sebelum menjawab, "Ada kejadian-kejadian yang membuat dia trauma untuk memasuki lab, bukan sesuatu yang ada didalamnya, tapi ruangannya lah yang membuat dia ketakutan. Dan fakta inilah yang membuat dia terlihat lemah terlepas dari semua keunggulan yang dia miliki."
"Kejadian-kejadian? Apa tidak hanya satu tragedi yang terjadi di lab sehingga membuatnya trauma?"
"Lebih tepatnya seperti itu. Aku harap kamu mengerti kenapa dia menyembunyikan traumanya ini dari kalian semua. Dan aku minta jangan paksa dia untuk datang ke lab lagi. Yahhh,.. meskipun itu kedengarannya mustahil, karena pada dasarnya banyak pelajaran yang mengharuskannya datang ke lab apalagi ini adalah SMA Meongso."
"Mungkin aku tidak bisa janji, tapi aku akan berusaha membuat dia tidak harus masuk ke lab untuk mengikuti pelajarannya."
Yong Ri An tersenyum tipis setelah mendengarnya.
Di sore hari dan masih di hari yang sama di White House tepatnya di Golden Room, Yong Ri Sa baru selesai membersihkan badannya. Dengan masih menggunakan baju handuk putih dan sesekali menggosok-gosokkan rambutnya yang basah dengan handuk putih, ia keluar dari kamar mandi di kamarnya. Baru sekali melangkahkan kakinya, ia sudah melihat Kang Jung Tae dengan santainya duduk bersandar dan menselonjorkan kakinya di ranjang Ri Sa. Wajah Ri Sa langsung berubah masam.
"Bagaimana kamu bisa masuk ke kamarku? Aku yakin pintunya sudah aku kunci tadi." Sedikit jengkel.
Kang Jung tae langsung mendongakkan kepalanya dan mengarahkannya ke Ri Sa namun masih di posisi yang sama. "Ternyata ingatanmu tak sebagus itu. Jika tidak bisa masuk lewat pintu, masih ada jendela yang bisa digunakan. Bukankah balkon kamar kita jaraknya tidak begitu jauh?" ucapnya.
"Balkon? Aisshhh benar juga. Apa mungkin malam itu dia juga lewat balkon? Tapi kan saat itu dia sedang mabuk, mana mungkin dia ingat ada balkon disitu dan mana mungkin bisa fokus jika mau lompat. Bisa aja dia malah jatuh dan mati dengan ketinggian seperti ini. Apalagi ini adalah lantai 3." Ucapnya dalam hati.
"Hei,.. malah ngelamun!" tegur Kang Jung Tae.
"Kamu ngapain disini? Apa kamu ingin tidur disini lagi?"
"Sepertinya ide bagus. Terutama jika kamu mau menemani dan bukannya malah meninggalkanku seperti malam itu."
"Hya! Michyeoss-eo? (hei! kamu gila?)." Ri Sa benar jengkel dengan kata-kata yang keluar dari mulut Kang Jung Tae. "Cam! (tunggu!) soal malam itu, apa kamu ingat sesuatu? Saat mabuk apa yang terjadi padamu dan apa yang kamu lakukan? Apa kamu ingat?" selidik Ri Sa.
"Memangnya apa yang harus kuingat? Apa ada hal yang penting?" jawabnya ringan.
Yong Ri Sa melipat tangannya diperut. "Bagaimana jika kamu membuat masalah saat itu? Apa kamu tidak akan bertanggungjawab?"
"Kenapa aku harus tanggung jawab? Memangnya apa yang telah kulakukan?"
Yong Ri Sa langsung mengerutkan dahinya dan membatin, "Apa dia benar-benar tidak mengingat kejadian malam itu? Apapun yang dia katakan dan apapun yang dia lakukan, apa semudah itu dia melupakannya? Yahhh emang sih saat itu dia mabuk dan kemungkinan besar dia akan lupa. Baguslah jika dia memang tidak ingat telah lancang menciumku. Jadi kami berdua tak perlu merasa canggung."
"Kudengar tadi kamu benar-benar gemetar ketakutan, ternyata kamu sudah baik-baik saja sekarang." Ucap Kang Jung Tae diikuti menurunkan kakinya dari ranjang Ri Sa.
"Apa kamu mengkhawatirkanku?" menahan tawa.
"Ani. (tidak). Untuk apa aku menghabiskan waktuku untuk sesuatu yang tak penting." Kilahnya sambil langsung berdiri dan ancang-ancang akan pergi.
"Aisshhh,.. sesuatu yang tak penting? Bahkan mabuk-mabukan, berbuat onar saja masih kamu lakukan. Bilang saja kamu khawatir. Itu lebih bagus kan, jadi kita seperti sudah benar-benar seperti keluarga."
Advertisement
"Jangan terlalu berharap!" salah tingkah.
Yong Ri Sa justru langsung tak bisa menahan tawa lagi. "Tak ada salahnya kan untuk saling memberi perhatian dan saling khawatir. Kita kan sudah jadi keluarga." Canda Yong Ri Sa dengan ekspresi cerianya yang sudah sangat jarang ia tunjukkan pada orang-orang.
"Terserah deh kamu mau nganggapnya gimana." "Ahh,.. aku hampir lupa. Apa kamu akan datang ke ulang tahun Choi Moo Gak? Kamu kan nggak punya pasangan, sedangkan tema ulang tahunnya adalah romantic couple. Nggak mungkin kan kamu akan jadi orang ketiganya sahabatmu."
Yong Ri Sa terdiam sejenak. "Mungkin aku tidak akan datang." Singkatnya.
"wae? (kenapa?) apa kamu tidak diundang? Apa mereka benar-benar telah membuangmu?"
"Ani. Tadi kan kamu juga sudah mengatakannya. Untuk apa aku datang jika tak ada pasangan? Emangnya aku mau jadi obat nyamuk?"
"Ckckckck,.. sungguh malangnya nasibmu. Apa kamu tidak datang dengan Yong Ri An saja?" tak lama kemudian Jung Tae langsung menarik kembali ucapannya, "Ah ya,.. dia kan sudah ada pasangan. Terus dia tega pergi meninggalkan adik kesayangannya?"
"Tak usah menjelekkan Oppa didepanku." Sebal.
Kerlap-kerlip lampu hias tertata rapi dan indah di salah satu aula Cessa Hotel malam itu. Puluhan pasangan muda mudi bergandengan tangan memasuki ruangan berukuran 35x40 meter tersebut. Tak ketinggalan, sebuah kue ulang tahun bertingkat 3 dengan lilin berangka 19 diatasnya telah duduk megah di sebuah panggung ukuran sedang di depan aula. Ya, ini adalah perayaan ulang tahun Choi Moo Gak yang ke-19. Di hari spesialnya itu, ia mengenakan setelan kemeja, jas, celana, sepatu dan dasi kupu-kupu serba warna putih. Begitu pula yang menjadi pasangannya saat itu yang tak lain adalah calon tunangannya, Yoon Yeom Mi yang mengenakan dress selutut warna putih dengan hiasan permata warna perak. Sepanjang waktu itu Choi Moo Gak terlihat tidak benar-benar merasa bahagia. Matanya terus berkeliling ke seluruh penjuru ruangan berharap menangkap seseorang yang sangat ia tunggu. Dalam fikirannya, tak mungkin kan orang itu tidak datang meski sudah diundang? Apa dia akan melewatkan begitu saja acara ini walaupun tempatnya berada di gedung yang sama dengan tempat ia bekerja?
"Saengil Chukae,.. (Selamat ulang tahun,..)" seru Heo Yoon Woo yang baru datang bersama Yong Ri An pada Choi Moo Gak yang masih berdiri tak jauh dari pintu masuk bersama Yoon Yeom Mi.
"Gumawo,.. (Terima kasih)" balas Choi Moo Gak. "Ah,.. kalian hanya datang berdua? Apa dia tidak datang?" tanyanya.
"Maksud kamu Yong Ri Sa?" tanya Yong Ri An.
Choi Moo Gak hanya tersenyum tanda mengiyakan pertanyaan itu.
"Mungkin dia lebih mementingkan kerjaannya dari pada acara ini. Kalau dia mau kan, harusnya dia bisa langsung turun dan gabung disini." Celetuk Heo Yoon Woo.
"Tadi sih dia sudah siap-siap akan berangkat pas aku akan jemput Heo Yoon Woo. Ku kira dia udah sampai duluan." Ujar Yong Ri An.
"Dia datang sendirian?" tanya Yoon Yeom Mi.
Yong Ri An menggelengkan kepalanya.
"Terus siapa pasangannya?" tanya Yoon Yeom Mi lagi.
Belum sempat Yong Ri An menjawab, Choi Moo Gak yang melihat ke arah pintu masuk menangkap pemandangan yang membuatnya langsung mengernyitkan dahinya dan menggumam tak percaya, "Kang Jung Tae? Jadi pasangan Yong Ri Sa adalah Kang Jung Tae. Apa mereka sudah benar-benar akur?"
Heo Yoon Woo langsung menoleh ke belakang sebentar dan kembali ke posisinya awalnya.
"Happy Birthday Sunbae,.." ucap Yong Ri Sa yang saat itu memakai dress selutut tanpa lengan warna biru langit.
"Ku kira kamu tak akan datang." Ujar Choi Moo Gak.
"Nggak mungkin lah dia nggak datang. Dia kan sudah punya pasangan. Iya kan?" Kata Kang Jung Tae diikuti merangkul bahu Yong Ri Sa yang langsung mengernyitkan dahinya karena terkejut.
"Tapi ini romantic couple,.. bagaimana bisa sepupu jadi pasangan? Dimana letak romantisnya?" Choi Moo Gak merasa gerah melihat Kang Jung Tae merangkul Yong Ri Sa.
"Apa salahnya dengan itu? Yang penting kan datang memenuhi undangan. Nggak masalah kan datangnya dengan siapa?" celetuk Yong Ri Sa yang berusaha menutupi perasaan yang sudah lama ia redam demi sahabatnya.
"Ah,.. mungkin kamu lupa ya? Meskipun statusnya sepupu, tapi kami tidak ada ikatan darah yang sama, latar belakang berbeda dan satu lagi, kami memiliki marga yang berbeda. Jadi tak ada masalah kan jika suatu saat nanti kami akan menikah?" imbuh Kang Jung Tae yang langsung membuat Yong Ri Sa menoleh kearahnya.
"Sepertinya kalian sudah tak waras." Choi Moo Gak terlihat cukup emosi atas kecemburuannya melihat kedekatan Yong Ri Sa dan Kang Jung Tae. Ia pun langsung pergi dari gerombolan Yong Ri Sa, Yong Ri An, Kang Jung Tae, Heo Yoon Woo dan Yoon Yeom Mi.
Tak lama kemudian adalah waktu inti dari acara perayaan ulang tahun itu yakni peniupan lilin dan pemotongan kue ulang tahun. Semua tamu berkumpul mendekat ke panggung. Nyanyian selamat ulang tahun pun tak lupa menggema di ruangan itu sebelum Choi Moo Gak meniup lilin berangka 19 itu. Setelah itu tiba waktunya pemotongan kue. Potongan pertama ia berikan kepada ibunya dan potongan kedua ia berikan kepada ayahnya. Sedangkan potongan ketiga, ia sempat ragu akan memberikannya pada siapa. Dengan piring kecil yang sudah berisi potongan kue ditangannya, ia sempat memandang Yong Ri Sa yang berdiri bersama tamu-tamu lain didepannya. Dalam hatinya ia sangat ingin memberikan potongan itu padanya. Ketika Yong Ri Sa menyadari pandangan Choi Moo Gak tertuju padanya, ia langsung menggerakkan mulutnya seperti mengatakan, "Berikan ke Yoon Yeom Mi." Tanpa mengeluarkan suara dengan senyum yang seperti dipaksakan. Dan ternyata yang menyadari arah pandangan Choi Moo Gak tidak hanya Yong Ri Sa. Keluarga Choi dan keluarga Yoon juga menyadari tatapan nanar itu.
Dengan ketidaknyamanan hatinya, Choi Moo Gak pun memberikan potongan kue ketiga pada Yoon Yeom Mi yang saat itu memang berdiri tak jauh disampingnya. Yong Ri Sa langsung menundukkan kepalanya sejenak menahan rasa sakit dalam dadanya yang kembali muncul kala melihat momen tersebut.
Setelah acara inti, langsung masuk ke acara temanya yakni dansa dengan diiringi lagu-lagu slow romantis. Para tamu undangan berdansa ria bersama pasangannya masing-masing. Di tengah-tengah ada yang sempat saling tukar pasangan. Tak terkecuali Yong Ri Sa, Kang Jung Tae, Yong Ri An, Heo Yoon Woo, Choi Moo Gak dan Yoon Yeom Mi. Mereka saling bergantian bertukar pasangan dengan tetap berdansa bersama. Saat tangan Yong Ri Sa terlepas dari Kang Jung Tae lagi, Choi Moo Gak langsung meraihnya dan otomatis Yong Ri Sa berpasangan dengan Choi Moo Gak dan Kang Jung Tae berpasangan dengan Yoon Yeom Mi. Rasa canggung dan kaku tampak jelas di wajah mereka berdua, terutama wajah Yong Ri Sa. Mereka semua menggerakkan badannya sesuai ritme musik yang diputar saat itu. Semakin lama semakin slow dan romantis. Namun, ditengah-tengah keromantisan itu tiba-tiba listrik padam dan membuat semua orang berhenti menari namun tetap berdiri di posisi sebelumnya.
Dalam kegelapan itu Yong Ri Sa menyebar pandangan ke sekelilingnya. "Ada apa ini? Tidak biasanya listrik padam di Cessa Hotel. Sepertinya aku harus ikut memeriksanya." Gumamnya dengan merenggangkan tangannya yang ada di genggaman Choi Moo Gak dan ancang-ancang akan beranjak dari hadapan pasangan dansanya saat itu.
Saat menyadari tangan Yong Ri Sa merenggang, Choi Moo Gak justru mengeratkan kembali genggaman itu dan menarik Yong Ri Sa sehingga jarak mereka justru semakin dekat. Dengan cekatan tangan Choi Moo Gak yang tidak menggenggam tangan Yong Ri Sa pun langsung beralih menarik leher Yong Ri Sa dan menempelkan bibirnya ke bibir Yong Ri Sa. Bibirnya bergerak perlahan dan sesekali menghisapnya dengan lembut meski Yong Ri Sa sempat sedikit memberontak. Adegan itu tidak berlangsung terlalu lama, sebab mereka sadar sedang berada di tengah-tengah banyak orang.
Yoon Yeom Mi menyuguhkan tatapan kecewa pada mereka berdua yang membuat Yong Ri Sa merasa tidak enak hati pada sahabatnya itu.
"Apa mungkin Yeom Mi melihat yang dilakukan Sunbae padaku tadi? Bagaimana ini?" Dumel Batin Yong Ri Sa.
>> Part 21
Advertisement
I Died And Was Reincarnated As The Demon King's Daughter?!?!
Hana was the perfect high school girl. Always kind to her classmates and family. That is until she became addicted MMORPGs and her life did a total 180. Due to a string of unfortunate events, she finds herself knocking on death's door. Or so she thought....
8 133The Accidental Warlock
18 year old high school student Alex Johnson goes on a field trip to a cavern and hears some noises from a cave outside the railed off area. He investigates and it changes his life...
8 196Author's Rant
Just a disclaimer, this is not and never will be a story. I just, noticed I have a bad habit of wanting to rant in my author's notes, and have decided that, instead of accidentally doubling the length of each chapter with the author's note alone, I will shove those long-ass rants here. It might contain spoilers for my stories, as I usually wind up ranting about different parts I'm writing. So, if you actually enjoy my rants...well, firstly, what is wrong with you? Secondly, welcome! Time to figure out what tags to stick on this. Also, as of the second chapter, I have decided to shove some of my story ideas here. So if you enjoy half-baked, unfinished stories, then I got those too. I think that adds that short story tag?
8 132Sunny Winchward Beach - A Grand Eye Tale
A cautionary tale about the dangers of small-town tourism. There is no sun in Sunny Winchward Beach. ATTENTION MORTALS: THE GRAND EYE IS CURRENTLY IN THE PROCESS OF REWRITING THE EXISTING CHAPTERS OF WINCHWARD BEACH. NEW CHAPTERS SHALL COMMENCE ONCE THIS IS DONE. TO ATTEMPT TO READ BEYOND THE MOST RECENTLY REWRITTEN CHAPTER IS TO INVITE A LEVEL OF CONFUSION INTO YOUR LIFE THAT NO MORTAL MAN, WOMAN OR CHILD CAN WITHSTAND. YOU HAVE BEEN WARNED.
8 289Uchiha dragon ( Naruto fanfiction)
follow the mc in his adventure in Naruto world and watch how he will become the strongest creature in the universe.
8 113The Invisible Best Friends
Meet Alyssa Bent, she's a nerd. But not your typical one. She likes to read, but her world doesn't totally revolve around books. She's not shy nor does she stutter when someone tries to corner her. She can stand up to anyone provided it doesn't involve attention. Attention is the only thing that scares her, and like always, there's a reason behind it. Maintaining a balance of grades and producing comebacks with sarcasm dripping from each word isn't the only talent she possesses. Enter Aaron Pelt, the most popular boy at Gradient High. Girls fawn over him. Well, who wouldn't? He's the star soccer player, after all. With the looks no less than a model, he has no problem maintaining his status on the social ladder. He maintains a cool aura around him all the time. They both go to Gradient High, a school that is divided into two social groups: the popular ones and the nerds. The popular ones are the wealthy snobs and the nerds are the ones who practically are their slaves.At Gradient High, these two groups can never get along! Like Ever! But who knew that the most popular guy and the nerd would actually be best friends?That's right! Alyssa and Aaron have been best friends since their diaper days. But at school, they are forced not to acknowledge each other's presence because if they did, Aaron's reputation might suffer and Alyssa may be subjected to something she hates the most: attention.While Aaron may not know, the reason why Alyssa hates attention might be even more than she lets him believe. A reason that might even force her to throw away her future dream.So will Aaron be able to break through the walls and push her out even when he has the pressure of popularity and the school status weighing him down?Get ready to expect the unexpected. You might want to change your definition of clichè after reading......#1 Humour- 08.01.16(Cover by: -infinities)*NOT EDITED SO KINDLY BEAR WITH ME!
8 192