《Soul In Seoul》#Part 19 (Teka teki)

Advertisement

Yong Ri An menghela nafas berat. "Aku sudah tidak bisa diam melihat kamu terus-terusan menempatkan diri dalam bahaya seperti ini. Gara-gara aku, kamu kehilangan kepercayaan dari sahabatmu, dan aku nggak ingin kamu harus kehilangan hal lain lagi karena aku."

"Ini bukan kesalahan Oppa. Dari awal mereka memang mengincarku, bukan Oppa. Dan cukup oppa diam, itu sudah sangat membantuku. Jangan melakukan apapun!"

Tiba-tiba Yong Ri Sa teringat sesuatu, "Ah,.. mungkin oppa bisa membantuku dalam masalah lain."

"Masalah apa?" mengernyitkan dahinya.

"Siswi baru di kelas oppa."

"Maksudmu,.. Hwang Hae Ra? Ada apa dengannya?"

"Bukankah dia atlit karate? Sepertinya dia tetap bisa mengenaliku meskipun wajahku sangat berbeda dengan yang dulu. Kemungkinan besar dia bisa mengenali dari mataku." Menatap ke arah lain.

"Kalian pernah bertemu di pertandingan karate?"

"Tidak hanya pernah bertemu. Kami sangat sering jadi lawan ketika pertandingan-pertandingan Internasional. Dari 15 pertandingan, tak sekalipun dia menang dariku. Kemungkinan dia sudah menyimpan kemarahan dari dulu. Jadi, jika dia menyadari rival lamanya ada di hadapannya, kemungkinan besar dia tak akan diam begitu saja."

"Kamu ingin aku melakukan apa?"

"Cukup awasi dia. Jangan sampai dia curiga. Karena jika dia menyadari tentangku, maka dia akan menyerangku dengan menggunakan oppa. Kemungkinan itu yang harus kita waspadai."

"Kenapa harus menggunakanku?" berfikir sejenak. "Apa karena aku berada lebih dekat dengannya, dan wajahku yang sama seperti dulu? Ri Sa-ya,.. sepertinya kamu tak perlu risau akan hal itu. Bukankah kamu di bidang karate ketika fakta tentang kita kakak beradik belum terungkap? Kemungkinan Hwang Hae Ra tak akan menyadari bahwa aku adalah kakak rival lamanya."

"Untuk yang itu memang benar. Tapi, dia bisa aja mencari tahu lebih dalam tentangku. Di luar sana, banyak sekali artikel-artikel tentang hilangnya kita berdua. Bahkan sampai sekarang beberapa situs masih menjadikan kita trending topic. Terutama aku. Bukanlah hal sulit bagi seseorang menemukan latar belakangku jika dia sudah menyadari aku adalah Reyka."

Tanpa mereka sadari, ternyata percakapan mereka didengar oleh Kang Jung Tae yang sedang berdiri didekat jendela kamarnya yang terbuka. Kang Jung Tae cukup terkejut kala mengetahui banyak hal yang sedang dirahasiakan sepupu angkatnya itu. "Yong Ri Sa adalah Reyka? Siapa dia? Sepertinya aku pernah lihat nama itu. Tapi dimana?" ia mengernyitkan dahinya dan berusaha mengingat-ngingat nama yang baru saja ia dengar itu. "Ah,.. aku ingat." Sambil bergegas mengotak-atik komputer yang ada di meja belajarnya. Tangannya terus melaju bersama mouse yang sudah ada digenggamannya dan sesekali beralih ke keyboard didepannya. Beberapa saat kemudian dia mengklik sebuah foto yang pernah dijadikannya bahan ancaman pada Ri An dan Ri Sa saat mereka belum menjadi sepupunya. Ia terus memperbesar tulisan pada nametag siswa-siswi yang di foto itu dan ia terus fokus memeriksanya. Dalam foto itu ada empat orang. Paling kiri ada Rama Aditya yang sedang memegang souvenir penghargaan juara 1, paling kanan ada Citra Olivia yang juga memegang souvenir penghargaan juara 2 dan disampingnya adalah Romi Firmansyah yang sedang memegang piala juara 2. Ketika Kang Jung Tae menggeser pandangannya, ia melihat siswi yang membawa piala juara 1 dan memiliki mata berwarna emas yang membuatnya langsung terhenyak karena siswi itu bernama Reyka Firanda. Dilihat dari matanya, memang dia memiliki kemiripan dengan Yong Ri Sa. Namun, wajahnya sangat berbeda.

"Kalau memang Yong Ri Sa itu adalah Reyka, bagaimana mungkin wajahnya sangat beda? Apa dia operasi wajah?" gumamnya sambil terus menyambungkan untaian info yang terpencar dalam otaknya. Jarinya kembali menjelajah keyboard dan mouse. Matanya terus fokus ke layar monitor didepannya hingga ia tak sadar saat itu sudah jam 3 tengah malam.

Pagi harinya sebelum berangkat ke sekolah seperti biasa Kang Jung Tae, Yong Ri An, Yong Ri Sa dan Han Seo Jin berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan. Di pagi itu, Kang Jung Tae terus memikirkan hal yang baru saja ia ketahui tentang Yong Ri Sa dan Yong Ri An. Ia terus menatap mereka yang sudah mulai menyantap makanan yang ada didepan mereka.

Advertisement

"Yong Ri Sa adalah Reyka Firanda? Dan Yong Ri An adalah Romi Firmansyah? Kalau itu benar, itu berarti Ri Sa pernah tersiram air keras dan mungkin karena itulah sekarang wajahnya sangat berbeda dengan di foto setiap artikel itu." ungkap batin Kang Jung Tae yang matanya terpaku pada Yong Ri Sa yang ada didepannya.

"Kenapa kamu terus menatapku seperti itu?" tanya Yong Ri Sa yang baru menyadari terus ditatap oleh Kang Jung Tae.

Kang Jung Tae langsung gelagapan salah tingkah. Ia langsung meminum air putih didepannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ri Sa-ya,.. aku dengar, kamu berhasil mengambil alih proyek Gangnam. Apa itu benar?" tanya Han Seo Jin.

"Ne, Bajja-yo. (ya, benar)"

"Tak kusangka kamu melangkah secepat ini. Ini sudah melebihi ekspektasiku. Setelah ini kamu harus tetap fokus dan jangan sampai lengah. Karena mereka tak mungkin akan diam saja. Heo Joon Wang memang terlihat tenang dan mudah untuk bekerjasama denganmu. Tapi, kenyataannya dia akan tetap memihak cucunya, Heo Yong Min." Sarannya.

"Apa hanya Heo Yong Min, cucu dari Heo Joon Wang?" tanyanya ingin memastikan.

"Sepertinya tidak hanya dia. Dia punya cucu perempuan, tapi sampai sekarang tak ada yang tau dimana dia sekarang. Entah dia masih hidup atau sudah mati. Saat kecelakaan yang merenggut kedua orang tuanya, dia yang saat itu masih bayi, tidak ditemukan di tempat kejadian. Kemungkinan dia tiba-tiba muncul, itu juga yang harus kamu waspadai." Jelasnya yang membuat Yong Ri Sa dan Yong Ri An langsung terhenyak.

"Siapa nama anak itu? kira-kira berapa usianya sekarang jika dia masih hidup?" tanya Yong Ri An.

"Mungkin sekarang sudah 18 tahun. Seumuran dengan kalian. Tapi saat itu, dia belum memiliki nama."

"Apa yang harus saya lakukan jika anak itu tiba-tiba muncul?" tanya Yong Ri Sa sedikit ragu.

"Jika dia muncul bukan berada di pihak kita, maka dia harus mati. Kamu mengerti kan?" Ucap Han Seo Jin sangat tenang.

Mendengar itu Yong Ri Sa langsung menurunkan tangannya ke bawah meja untuk menutupi gemetar tangan yang tiba-tiba menjalar. Dalam fikirannya penuh dengan kekhawatiran akan keselamatan sahabatnya yang bisa saja semakin terancam jika Han Seo Jin mengetahui sahabatnya adalah cucu Heo Joon Wang yang disembunyikan.

"Kenapa harus nyawa lagi sebagai taruhan? Apa tidak ada cara lain?"

"Inilah cara yang paling efektif untuk pertahanan diri. Berada dipihak kita atau berakhir dengan kematian."

"Saya kira, kami adalah yang terakhir. Ternyata salah. Anda masih terus bermain-main dengan nyawa orang, hanya untuk kepentingan anda sendiri." Penuh dengan kekecewaan dari dalam hatinya.

"Kamu tidak akan berkhianat kan?"

Wajah Yong Ri Sa langsung berubah datar. "Terserah anda ingin menganggap saya berkhianat atau tidak nantinya. Tapi yang jelas, saya memiliki cara tersendiri untuk memenangkan pertempuran ini tanpa harus ada nyawa yang dikorbankan." Tegasnya.

"Bagaimana caranya?"

"Akan saya beritahukan pada anda, tapi itu tidak sekarang. Pada intinya, cara ini bisa menumbangkan banyak sasaran hanya dengan sekali pukulan." Jelasnya.

"Baiklah. Aku tunggu sepak terjangmu selanjutnya." Senyum menakutkan dengan penuh keyakinan.

Yong Ri Sa hanya mengarahkan pandangannya ke piring yang ada dihadapannya tanpa menunjukkan ekspresi khusus dan tanpa mengatakan sepatah katapun.

Suasana belajar mengajar di SMA Dongjo memang cukup berbeda dengan SMA Meongso. Kebanyakan siswa-siswi SMA Dongjo tidak begitu serius mengikuti setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas kecuali mata pelajaran yang sesuai dengan fokus spesialisasinya. Kang Jung Tae yang biasanya hanya bertahan di kelas paling lama 20 menit di setiap pelajaran, pagi itu terlihat sangat berbeda. Ia mampu bertahan sampai menit ke 60 pada pelajaran matematika. Meski ia tidak memperhatikan penjelasan guru didepan kelas, sikapnya terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya yang sering membolos itu. Saat itu, ia terus memandang ke arah Yong Ri An yang berada di paling kiri barisan depannya, yang saat itu sesekali mengarahkan pandangannya ke arah Hwang Hae Ra yang duduk di bangku dua didepan bangku Kang Jung Tae. Diantara bangku Kang Jung Tae dan Hwang Hae Ra, duduk seorang Heo Yoon Woo yang sesekali menoleh ke kiri ketika menyadari kekasihnya tengah memandang Hwang Hae Ra.

Advertisement

"Yong Ri Sa, Yong Ri An. Apa maksud kata-kata Yong Ri Sa 'melindungi kalian'? memangnya siapa lagi yang dia lindungi selain kakaknya itu? Sangat tidak mungkin kan, jika itu adalah Heo Yoon Woo? Untuk apa? Dan kenapa harus Heo Yoon Woo? Jika memang cucu perempuan yang disembunyikan Heo Joon Wang itu adalah Heo Yoon Woo, bukankah lebih baik menyerang Heo Yoon Woo daripada melindunginya? Apa yang sebenarnya difikirkan mereka? Ancaman seharusnya dihilangkan, bukan disimpan." Dumel batin Kang Jung Tae. "Dan lagi. Apa hubungan mereka dengan si anak baru itu? Kenapa anak baru itu bisa saja menyerang Yong Ri Sa menggunakan Yong Ri An? Sungguh sangat mencurigakan." Lanjut batinnya.

Ia memejamkan matanya sejenak diiringi mengusap dadanya pelan, "Ada apa denganku? Kenapa jantungku jadi terasa sesak? Apa aku sudah gila? Kenapa harus dia? Dia sepupuku. Kenapa jantung hatiku tergerak padanya? Tak biasanya seperti ini. Dia benar-benar membuatku gila." Batinnya yang masih ngedumel sendiri.

Seusai jam pelajaran matematika, Kang Jung Tae berjalan di lorong lantai 2 SMA Dongjo tanpa ditemani teman-teman segengnya. Ia terus berfikir dan merenung dalam diamnya. Ia melipat tangan didepan perutnya sambil menggosokkan telunjuk kanannya ke lengan atas sebelah kiri sebagai tanda ia memang sedang berfikir keras saat itu. Beberapa saat kemudian langkahnya terhenti ketika melihat di balkon lantai 2 sedang berdiri Hwang Hae Ra dan Heo Yoon Woo yang membelakangi Kang Jung Tae saat itu. Hwang Hae Ra terlihat banyak berbicara dan sempat menunjukkan sesuatu pada Heo Yoon Woo melalui ponselnya. Dan Heo Yoon Woo pun tak kalah banyak berbicara kepadanya. Obrolan mereka tak sampai di telinga Kang Jung Tae yang berdiri cukup jauh darinya, yang membuatnya cukup penasaran.

"Anak baru itu memang cukup mencurigakan. Sepertinya dia mendekati Heo Yoon Woo karena ingin mengorek informasi tentang Yong Ri An dan Yong Ri Sa. Jika rahasia mereka terbongkar, maka tidak hanya mereka, tapi Halmeoni juga akan berada masalah besar. Aisshhh apa aku benar-benar harus melindungi rahasia mereka? Apa aku harus melakukannya? Untuk siapa aku melakukannya? Untuk Halmeoni? Untuk Yong Ri Sa? Aku benar-benar sudah gila." ungkap batinnya yang akhirnya berusaha menepis sesuatu hal yang sempat terbersit dalam fikirannya.

Malam harinya masih dengan mengenakan seragam SMA Dongjo, Kang Jung Tae berjalan sempoyongan, matanya pun terlihat merah. Setengah kesadarannya seperti telah hilang. Kakinya tidak dapat sepenuhnya menopang setiap langkahnya. Tak jarang mulutnya nerocos tak jelas. Entah sudah berapa botol alkohol yang telah ia teguk sebelumnya. Yang pasti Kang Jung Tae terlihat sangat kacau. Ia melangkah keluar dari sebuah kedai kecil di pinggir jalan.

"Kang Jung Tae?" gumam Yong Ri Sa yang saat itu berada di sebuah taksi, tanpa sengaja melihat Kang Jung Tae berjalan sempoyongan tak jauh dari kedai yang baru saja ia singgahi.

Cepat-cepat Yong Ri Sa langsung meminta supir untuk menghentikan laju taksinya dan membantu membawa Kang Jung Tae masuk ke taksi. Ketika mereka semua sudah berada di dalam taksi, Yong Ri Sa merasa tidak tahan dengan bau alkohol yang keluar dari tubuh sepupu angkatnya yang sudah tertidur disampingnya. Selama perjalanan, Yong Ri Sa terus menutup hidungnya dan sesekali menatap Kang Jung Tae yang tiba-tiba kembali mengeluarkan suara yang tidak jelas dari mulutnya.

Kurang lebih 20 menit kemudian mereka telah sampai di White House. Dengan cepat salah satu bodyguard yang bertugas langsung membantu membawa Kang Jung Tae ke kamarnya. Sedangkan Yong Ri Sa membawa barang-barang Kang Jung Tae dan miliknya yang memang tidak terlalu banyak, sehingga ia tidak bersedia untuk dibantu untuk membawa barang-barang itu. Yong Ri Sa masuk ke kamar Kang Jung Tae membawa barang-barangnya.

"Aisshhhh,... masih SMA sudah berani mabuk-mabukan. Mau jadi apa kamu nanti?" umpatnya ketika melihat Kang Jung Tae yang sudah meringkuk di ranjangnya.

Sebelum beranjak dari kamar itu, Yong Ri Sa merapikan selimut tebal yang dikenakan oleh Kang Jung Tae terlebih dahulu. "Jika saja kamu tidak sering berbuat onar, sudah pasti nenekmu akan mudah menyerahkan semuanya padamu. Jika saja itu terjadi, mungkin kami tidak harus terjebak seperti ini. Aku tidak berharap kamu bisa memaafkan aku jika suatu saat nanti aku benar-benar mengambil semuanya." Ucap Yong Ri An dengan suara sangat pelan yang masih didekat ranjang Kang Jung Tae. Ia membalikkan badannya dan tiba-tiba ia sangat terkejut kala tangan Kang Jung Tae menariknya hingga ia kembali berbalik dan jatuh di ranjang Kang Jung Tae.

Yong Ri Sa berusaha bangun namun ia langsung ditahan oleh Kang Jung Tae yang membuka mata sayunya.

"Kenapa kamu harus muncul? Kenapa kamu mencuri semuanya dariku? Siapa kamu sebenarnya? Beraninya kamu melakukan itu padaku. Kamu telah mencuri semuanya. Semua yang ku punya telah kau curi." Ucap Kang Jung Tae lemah, dengan mata nanar dan diluar kesadarannya. Pengaruh alkohol yang ia konsumsi sebelumnya benar-benar membuatnya berada diluar kendalinya.

Mendengar itu Yong Ri Sa langsung terdiam dan menatap Kang Jung Tae tetap di posisi yang sama.

Mata Yong Ri Sa langsung membola ketika Kang Jung Tae tiba-tiba menempelkan bibirnya ke bibir Yong Ri Sa sangat pelan dan lembut. Sesaat ia hanya mampu terdiam karena saking terkejutnya. Dan tak lama kemudian langsung mendorong tubuh Kang Jung Tae hingga ia dapat terlepas darinya dan ia pun beranjak dari kamar Kang Jung Tae.

Masih di malam yang sama, Yong Ri Sa yang sedang tidur pulas di kamarnya merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya. Dengan setengah sadar, ia membuka matanya pelan-pelan dan mengarahkan pandangannya ke perut. "Tangan siapa ini?" itulah yang ia fikirkan. Tanpa ragu ia pun langsung menoleh ke belakang yang sontak membuatkan terbelalak ketika melihat wajah lelaki itu dengan jarak yang benar-benar sangat dekat. "Kang Jung Tae? Bagaimana dia bisa masuk ke kamarku?" ucapnya dalam hati yang langsung berusaha terlepas dari dekapan Kang Jung Tae.

Yong Ri Sa langsung berdiri di samping ranjangnya dan menatap Kang Jung Tae dengan penuh emosi. "Dia kenapa sih sebenarnya? Benar-benar aneh." Gumamnya sebal dan langsung pergi ke kamar Yong Ri An yang untung saja tidak di kunci saat itu. Tanpa membangunkan kakaknya, ia langsung berbaring di sofa panjang di kamar itu.

Pagi harinya di meja makan,...

"Ri Sa-ya,.. kenapa tadi malam kamu tiba-tiba tidur di Silver room?" tanya Yong Ri An pada adiknya berada didepannya sambil mengoleskan selai pada roti tawar yang sudah ada di tangannya.

Belum sempat Yong Ri Sa menjawabnya, sudah muncul seorang Kang Jung Tae yang langsung duduk disamping Yong Ri An.

"Penyebabnya adalah orang yang ada disamping oppa." Jawab Yong Ri Sa dengan menyuguhkan tatapan kesal pada Kang Jung Tae.

"Apa kamu bilang? Gara-gara aku?" Kang Jung Tae tak kalah sebal.

"Terus kalau bukan gara-gara kamu, gara-gara siapa lagi? Kenapa kamu tiba-tiba tidur di ranjangku? Apa sampai segitunya kamu menginginkan Golden room?" ucapan Yong Ri Sa cukup lantang hingga sampai di telinga Han Seo Jin yang masih berjalan menuruni tangga dari lantai 2.

"Apa itu benar, Kang Jung Tae?" tanya Han Seo Jin sambil berjalan mendekat.

"Halmeoni,.. aku juga bingung kenapa tadi pagi aku bangun di kamarnya. Sungguh aku tidak ingat dengan apa yang terjadi tadi malam."

"Jadi, tadi malam kamu mabuk-mabukan lagi?" ucap Han Seo Jin yang langsung men-skakmat Kang Jung Tae.

"Dan kamu yang membawanya pulang?" tanya Han Seo Jin pada Yong Ri Sa.

"Ne,.. tapi jelas-jelas Pengawal Joo yang membawa ke kamarnya dan bukan ke kamar saya. Maka dari itu saya terkejut dan kesal saat dia tiba-tiba muncul di ranjang saya. Tanpa fikir panjang, saya langsung pindah ke kamar Ri An oppa karena tak tahan dengan bau alkoholnya." Jelas Yong Ri Sa.

Mendengar itu, Han Seo Jin dan Yong Ri An langsung mengarahkan tatapannya ke Kang Jung Tae yang tidak mengeluarkan pembelaan dari mulutnya.

>> part 20

    people are reading<Soul In Seoul>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click