《Soul In Seoul》Soul in Seoul #Part 1
Advertisement
Quote : "Seberapa banyak yang akan kamu dapatkan kelak tergantung seberapa banyak yang kamu korbankan dan kamu ikhlaskan hari ini ."
***
Rambut hitam lurus sebahu terurai indah menghiasi kepala gadis 16 tahun itu. Dengan golden eyes yang dimilikinya menambah kecantikan dalam dirinya. Tersenyum di depan kaca sambil merapikan seragam dengan name tag bertuliskan Lee Ri Sa membuatnya semakin optimis menjalani kegiatan yang akan ia lalui mulai hari itu.
"Ri Sa-ya,.. kaja! (ayo pergi!)" suara seorang laki-laki dari luar kamarnya yang langsung membuat Lee Ri Sa mengalihkan perhatiannya dari kaca.
"Ne,.. Oppa! (iya,.. kak!)" sahutnya sambil bergegas memakai jaket tebal dan tas ransel yang telah ia siapkan sejak pagi-pagi buta.
Ketika Lee Ri Sa membuka pintu kamarnya, ia langsung melihat kakaknya yang sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
"Kaja!" ajak kakaknya.
"Jamkkanman-aeyo (tunggu sebentar)" sambil merapikan jaket kakaknya.
Laki-laki itu hanya tersenyum.
"Ukey,.. kaja!" ucap Lee Ri Sa setelah selesai merapikan jaket yang dikenakan kakaknya itu.
Mereka pun langsung berangkat ke sekolah di pagi hari yang sangat dingin berselimut salju tebal. Karena memang hari itu masih dalam musim dingin di Seoul.
Seoul, Korea selatan menjadi tempat pilihan Lee Ri An dan Lee Ri Sa untuk melanjutkan hidup setelah kenangan buruk yang dilaluinya. Dengan tanpa kedua orang tua, mereka mencoba untuk terus hidup layak di negara yang baru bagi mereka. Saat ini mereka akan kembali bersekolah setelah satu tahun tidak dapat bersekolah dikarenakan operasi yang harus dijalani Lee Ri Sa. mereka memilih sekolah yang berbeda. Lee Ri An memilih SMA Dongjo sedangkan Lee Ri Sa memilih SMA Meongso. Kedua SMA tersebut dikelola oleh yayasan yang sama yakni yayasan Jinhyang dan tepat berdampingan sehingga mereka tidak terlalu ambil pusing untuk keperluan transportasi ke sekolah. Lee Ri An masuk ke SMA Dongjo di kelas 2 sedangkan Lee Ri Sa masih kelas 1. Mereka terpaksa mengulang di tingkat yang sama seperti sekolah sebelumnya karena mereka belum dinyatakan naik ke tingkat selanjutnya.
Advertisement
"Annyeonghaseyo,.. naneun Indonesia eseo ojeon nae ileum-eun Lee Ri Sa ibnida. mannaseo bangabseubnida. (selamat pagi, saya dari Indonesia nama saya Lee Ri Sa. Senang berjumpa dengan kalian)" Perkenalan singkat Lee Ri Sa ketika baru masuk di kelas 1-2 dengan bahasa korea lengkap. Sejak ia masuk ke korea mereka harus mempelajari bahasa korea secara menyeluruh.
"Annyeonghaseyo,.. nae ileum-eun Lee Ri An ibnida. mannaseo bangabseubnida. (selamat pagi, nama saya Lee Ri An. Senang berjumpa dengan kalian)" Perkenalan singkat Lee Ri An ketika baru masuk di kelas 2-2 dengan bahasa korea lengkap.
Untuk kebutuhan sehari-hari dan sekolah, Lee Ri An dan Lee Ri Sa bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Mereka bekerja di tempat yang berbeda. Lee Ri An bekerja di sebuah Supermarket sedangkan Lee Ri Sa bekerja sebagai pelayan di Hong Diamond, restaurant mewah yang menyediakan berbagai masakan korea dan banyak negara lainnya. Setiap hari mereka berdua selalu pulang larut malam dan paling cepat mereka sampai rumah pukul 12.00 p.m. dan mereka pernah juga sampai pukul 02.00 a.m. baru menginjakkan kaki di rumah kecil yang mereka sewa, hingga mereka jarang bertemu. Mereka hanya bertemu dan berbincang ketika sedang siap-siap berangkat sekolah.
Pagi itu ketika mereka sedang sarapan,..
"Oppa,.. rasanya kita sudah sangat jarang ngobrol ya? Boro-boro ngobrol, ketemu aja cuma saat sarapan gini. Oppa apa nggak kangen ngobrol bebas seperti dulu? Emmmm,.. akhir pekan ini, oppa libur kerja kan?" tanya Lee Ri Sa pelan sambil menyantap menu sarapannya.
"Memangnya ada apa?" sambil mengunyah makanannya.
"Bisa kan refreshing di akhir pekan ini? kita bersepeda. Oppa kan udah lama banget nggak bersepeda. Apa Oppa nggak kangen?" Ajaknya berharap kakaknya bisa meluangkan waktu untuk mereka berdua.
"Sebenarnya Oppa pengen bersepeda juga, tapi Oppa nggak ada libur. Akhir pekan ini malah full time. maaf ya,.. mungkin lain kali bisa." ucapnya dengan cukup penyesalan tak bisa mengabulkan permintaan adiknya itu.
Advertisement
"Ya udah deh, nggak apa-apa." Lee Ri Sa sedikit kecewa.
"Oppa,.." panggilnya pelan.
"Hm?" sambil menyantap makanannya lagi.
"Gimana sekolah Oppa? Apa ada masalah?"
Mendengar itu Lee Ri An tiba-tiba tersentak diam dan meneguk air putih yang ada didepannya karena hampir tersedak mendengar pertanyaan tiba-tiba dari adiknya.
"Wae-yo Oppa? Apa ada masalah? Cerita dong Oppa,.. bagaimana pun juga sekarang kan aku adalah wali Ri An Oppa." Desaknya.
"Nggak ada masalah kok,.. semuanya baik-baik saja." Jawabnya seperti sedang menutupi sesuatu hal dari Lee Ri Sa. "Kamu,.. gimana sekolah kamu? Nilai kamu nggak turun kan? Kerja part timenya nggak ngganggu kan?" tanyanya balik dengan harapan mengalihkan perhatian Lee Ri Sa.
"Nggak ada masalah kok. mungkin jadi agak sensitif aja sih, karena kurang istirahat."
"Jangan memaksakan diri jika memang tidak kuat, biar Oppa saja yang kerja. Bagaimanapun sebagai kepala keluarga, Oppa bertanggungjawab atas kebutuhan kita." sedikit lebih lega karena ia berhasil mengalihkan pembicaraan Lee Ri Sa.
"Ne oppa,.." sambil merapikan sisa makanan mereka.
Ketika akan berdiri dengan membawa piring kotor, tidak sengaja Lee Ri Sa menyenggol lengan Lee Ri An. "Aww,.." Tanpa sadar Lee Ri An tersentak kesakitan.
"Tangan Oppa kenapa?" meletakkan kembali piring yang ada ditangannya dan langsung sedikit membuka lengan jaket yang dikenakan Lee Ri An. Ia sangat terkejut kala melihat memar di lengan Lee Ri An. "Igo,.. wae-yo? (ini,.. kenapa?)"
"Gwaenchanh-a,.. (tidak apa-apa). kemarin nggak sengaja terbentur pintu saat ngangkat barang." Bohongnya sambil menghalau tangan Lee Ri Sa dari lengannya.
Kembali tanpa sengaja Lee Ri Sa melihat luka memar di balik kerah seragam Lee Ri An. Tanpa ragu Lee Ri Sa langsung menyingkap kerah itu dan ia melihat lebih banyak memar di bahunya dan itu sangat membuatnya terkejut. "Siapa yang melakukan ini?"
"Kamu apa-apaan sih? Seragamku jadi berantakan lagi ni." Sambil menarik kerahnya dan merapikannya kembali.
"Oppa belum jawab. Siapa yang melakukan itu? Nugu-ya??!! (Siapa??!!) Nggak mungkin kalau itu semua hanya karena terbentur atau resiko kerja." Frekwensi suaranya meningkat.
"Jangan bertanya dan jangan melakukan apa-apa. Terutama jangan gunakan karatemu disini." Ucapnya dan langsung pergi menghindari pertanyaan lain dari Lee Ri Sa.
Melihat itu Lee Ri Sa hanya bisa mengernyitkan dahinya penuh keheranan, "Ada yang aneh,.. mian Oppa (maaf kak), kita adalah orang yang sama-sama mudah penasaran. Jadi jangan halangi aku untuk cari tau sendiri." Gumam Lee Ri Sa pelan.
>> part 2
Advertisement
Old Riding Author Lunatic Asylum
Just off the A19, in the dark, incomprehensible lands known as Yorkshire, there lies a town. A town where shadow-silent alleys glint with the secret hunger of knives. Where blood soaks the chipboard window shutters of forsaken terraces stretching off into the night. Where the smog-choked air rattles with the depraved laughter echoing out from clubs that can only generously be described as post-apocalyptic. Well, that’s Middlesbrough. But down the A19 a bit (an impossibly long way down, actually) there lies another town: Raughnen, in the ancient, forgotten Old Riding. It is an equal match in muggery and thuggery alike. It also has magic spells and pointy wizard hats. And now, across the miles and across all sensibilities, a pretty nasty power (a magic one) calls out for its pretty nasty counterpart (a decidedly unmagic one): a proper sound Boro lad. Nothing good can come of it. This is a collection of one novella and four connected short stories: I. A Yorkshire Summoning II. Old Riding Day Trip (the novella) III. Heaven is a Parmo IV. Death on the 66 V. Death on the 257 In total, this comprises 34 chapters totalling around 35,000 words, so try not to worry. It will be over relatively quickly. There are three more short stories with more tenuous links to the core collection: Rush, Paper Round and Scenario 79: Sausage Fingers, all of which can be found in my collection Short Records of Misadventure. Reading these may allow you to make more sense of certain parts of the story, if any sense is to be made at all. NOTE: There are instances of prejudice and discrimination within these stories, including elements of sexism and ageism, which are purely the thoughts and actions of the characters involved and which certainly do not reflect my own views on these matters. ANOTHER NOTE; A WARNING, PERHAPS: This can get a bit weird. In less than 150 pages, we have four viewpoints, first and third person narratives, and a completely disjointed plot with lots of gaps, dead ends and no real resolution. Also ZERO lunatic asylums. It's all a bit odd. If that sort of thing isn't your cup of tea, which it most likely isn't, it might be best to move on now.
8 190NINA
As a person who had always been fixated on her weekly routine, Nina felt stranded when she was dropped to the unfamiliar world below. With no other choice but to accept the help offered by a local courier business, she soon finds that the group of women she works with have a lot more to them than what meets the eye. Promised that she can return home after her contract is finished, Nina’s chaotic time at The Cloud Orchestra begins. But will she really want to leave when the time comes?
8 150Farblade
In the year 2046, where humanity advanced further than imaginable and created a device that broke world records and setting new heights for competitors all over the world, how will they keep up? Allowing people to enter a role-playing game world, where you can use weapons such as sword, axe and more, would you want to get involved? Knowing how to enter the game world, how will you leave the game world? https://www.wattpad.com/user/Zoldyar This is my work and I will be posting it on Royalroadl.com
8 74CALL OF THE DAO
This is a story of a young boy, Lin Feng, whose passion for cultivation dies once he opens his meridians, he decides to leave his family and settle on a small Mountain, to kill his boredom, he starts painting, carving, farming and other hobbies. What he doesn't know is the things he thinks are normal can make cultivators lose their minds. Join Lin Feng in his daily normal life. The cover isn't mine, just found it on google. If the artist wants it removed just dm me and I will remove it.
8 117A Wish
This is a story where there are no heroes and no villains. This is a tale about revenge, despair, and hope. This is a story where the truth is constantly hidden deep beneath the surface, and nothing is ever as it initially appears. The world is a stage. Every character has their part to play before their exit. They are actors, dancing on a stage set for them while searching for the truth behind the façade. Only time will tell whether they will be able to escape their predestined fate, to search for their happy end, or whether the promised end is nothing more than, a wish. Author's Note: Update will be very unpredictable as I travel quite a bit for my work.
8 162Dolor
So this is death...? I... Wish this moment would last forever... this is bliss in its purest form... why do humans fear this feeling? [The Slothful Moon Goddess intervenes with your curse!]
8 224