《-LUCKY BASTARD-》-DIAMOND HEART
Advertisement
Masashi Kishimoto
Lavendark
Hurt, Romance, Drama
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat cinta pertama kali datang padaku, saat itulah aku belajar apa arti perjuangan dan merelakan. Cinta dan rasa sakit, berjalan beriringan. Jika cinta datang menghampirimu, saat itulah mau tidak mau kau harus siap merasakan rasa sakit hati.
Sakit hati adalah sebuah sugesti dari seorang manusia, jika kau terlalu memikirkan kesakitan itu, maka itu akan semakin dalam menyakitimu.... Jika kau bisa mengendalikannya dengan logikamu, maka rasa sakitnya akan perlahan menghilang. Sayangnya aku adalah seorang wanita. Wanita lebih cenderung menggunakan hatinya daripada logikanya.... Fakta dunia yang tidak bisa ku elakan. Wanita memiliki hati yang sangat tegar... dan begitu rapuh.
.
.
.
Pertama kali aku merasakan cinta, yaitu saat melihatnya. Uchiha Sasuke, aku mengenalnya saat temanku Sakura menjemputku malam itu...menggunakan mobilnya. Aku tau, mereka yang berada di jurusan kedokteran memiliki rezeki yang lebih dibandingkan dengan diriku ini. Aku hanyalah mahasiswi jurusan kesenian yang mendapatkan keringanan biaya dari beasiswa. Bukan, bukan karena aku adalah mahasiswi yang pintar... beasiswa yang aku dapat memang dikhususkan untuk orang-orang yang tidak mampu.
Sungguh sangat lancang ketika aku menyukai orang yang begitu sempurna. Harta, wajah dan kepintaran... dia unggul disegalanya, dan aku hanyalah keterbalikannya saja. bagaimana aku bisa menyukainya? Entahlah... pertama kalinya aku melihat dirinya, saat itulah aku jatuh cinta dengannya. Bukan karena wajah... karena kupikir banyak artis-artis yang lebih tampan darinya... karena kenyataannya aku bukanlah wanita yang menyukai laki-laki tampan.
Matanya. Aku menyukai matanya. Kupikir kami sedikit mirip.
Lihatlah? Betapa memalukannya diriku ketika aku dengan berani bilang jika kita sedikit mirip. Tentu saja, aku hanya bagaikan punuk yang merindu bulan. Dia jauh diatasku. Tapi, matanya sama sepertiku kurasa..... suatu keinginan kuat mencapai sebuah impian..... dan kesepian. Aku melihatnya seperti itu.
Saat cinta datang padaku, saat itu aku juga merasakan patah hati. Matanya... matanya terkadang bersinar. Dan aku tau penyebabnya.
Haruno Sakura..... Uchiha Sasuke menyukai teman baikku.
Saat itu aku sudah tau.... tak ada harapan dan tak ada cinta yang menanti diriku.
.
.
.
Bukankah aku perempuan yang tak tau diri? Datang pada Sakura dan mengatakan jika aku menyukai Uchiha Sasuke, bahkan dengan lancangnya meminta bantuannya untuk bertemu dengan Uchiha Sasuke. aku tidak bermaksud jahat, percayalah.... Aku hanya mengikuti kata hatiku.... Aku tidak bisa menyimpan rasa cinta ini... aku harus melepasnya.
Aku harus bertemu dengan Uchiha Sasuke.
Dan terjadilah... pertemuan singkat tapi cukup berkesan untukku.... Aku tidak menyangka Uchiha Sasuke mau menemuiku.... Sebegitu besarnya pengaruh Sakura terhadapnya... mau menemui perempuan asing sepertiku.
"maaf nona Hyuuga, tapi aku tidak menyukaimu... kau tau, bahkan kita baru pertama kali bertemu"
Jawaban yang sudah aku duga. Perasaan sakit menjalar kejantungku... dan aku merasa tetap baik-baik saja. aku sudah sangat siap dengan penolakan itu. inilah konsekuensi yang akan aku ambil. Setidaknya, tidak ada rasa yang berteriak lagi dalam hatiku.... Aku yakin ini adalah pertemuan terakhirku dengannya... setelah ini dia pasti sangat jijik padaku. tapi tak apa... karena aku sudah mengatakannya... mengatakan bahwa pria ini pernah singgah di hatiku. Meski tanpa alasan yang jelas.
Pertemuan yang sangat berkesan untukku.. aku tersenyum kepadanya dan berterimakasih. Tak ada yang bersinar dalam mata hitamnya.... Aku hanya melihat pandangan menusuk dan dingin. Membentengi diri untuk memperingatiku... bahwa aku sudah kelewat batas.
Tentu, perbedaanku dengan Sakura sangatlah besar
Gadis periang dan gadis pemurung
Gadis pintar dan gadis bodoh
Gadis kaya dan gadis miskin
Gadis cantik dan gadis standar
Apa yang bisa aku banggakan?
.
.
.
Manusia hanyalah perencana... tapi tuhan sudah mengatur segalanya.
Saat aku bilang aku tak akan pernah bertemu lagi dengan Uchiha-kun... ketika itulah takdir membantahnya..... dia datang padaku, kekampusku.... Ada sesuatu rasa senang menjalar di hatiku... astaga... padahal aku berharap bisa melupakannya dengan mudah.
Dari sekian banyak pemikiran yang datang ke otakku, tidak ada satupun yang dapat menyangka jika Uchiha Sasuke mengajakku berpacaran. Aku tau, ada suatu keterpaksaan didalamnya. Matanya masih dingin....
Advertisement
Bukankah seharusnya aku menolak?
Ah, tidak! Aku adalah gadis yang tidak tau diri... aku hanya bertaruh pada diri sendiri untuk bisa membuat lelaki didepanku ini setidaknya memiliki rasa padaku..... meski itu hanya sedikit, aku akan tetap senang.
"m.... baiklah, a-aku a-akan be-berusaha seba-sebaik mung-mungkin" aku menjawabnya dengan gagap. Aku malu, tentu saja... ini adalah pertama kali untukku. Aku mendengarnya mendecih......
Sebegitunya kah kau padaku Uchiha-kun?
Aku tidak mengerti, kenapa kau mau berpacaran denganku? Dan aku tidak peduli... jika ini hanya permainanmu saja..... hati egois ini hanya ingin menghabiskan waktu denganmu.
.
.
.
Bertaruh. Aku hanya bertaruh pada kegigihanku saja.... berharap jika lelaki sempurna sepertinya benar-benar menyukai gadis seperti ku. Aku ingin berusaha keras dan berjuang... untuknya, aku akan berjuang.
Keuanganku memburuk. Ini sudah satu bulan lebih tousan tidak mengirimiku uang. Aku tetap diam... aku sadar diri jika aku sudah menghabiskan banyak uang dengan berkuliah di kota.... Aku tidak pernah meminta tousan untuk mengirimiku uang, bahkan aku tidak berani bertanya.... Jika kampusku memperbolehkan mahasiswinya bekerja.. maka aku sudah pasti mencari pekerjaan sambilan, hanya saja... peraturan kampus sangat ketat... aku tidak mau jika aku dikeluarkan dan menyia-nyiakan perjuangan orang tuaku.
Aku ingin menjadi seniman terkenal... agar tousan bisa benar-benar menikmati masa tuanya.
Aku bukanlah orang yang suka menghambur-hamburkan uang, hanya saja... akhir-akhir ini pengeluaranku sedikit banyak. Ini karena Uchiha-kun... setiap akhir pekan, aku makan diluar bersamanya... dan setiap kekampus, aku membuat bekal untuknya. Mungkin ini terlalu kekanakan.. tapi aku ingin memberikan yang terbaik untuknya.
Aku akan memberikan Uchiha-kun bekal dua kali lebih banyak dibandingkan punyaku, aku juga memberikan dia lauk pauk yang lebih enak dibanding milikku. Dia adalah orang kaya... kurasa aku harus bisa menyesuaikan jenis makanannya.
Ini adalah pertama kalinya aku benar-benar ingin berhenti menyukainya. Saat dia membuang bekal yang sudah kubuat tanpa perasaan. Aku menahan sakit ini, agar air mataku tidak tumpah didepannya. Aku tidak boleh mengecewakannya kan? Tapi, bagaimana sekarang?? Aku menyisihkan uangku hanya untuk membuatkannya bekal... yang bahkan tak bernilai dimatanya....
Dia selalu mengatakan jika bekalku tidak enak... tapi dia tidak pernah menolak bekal yng sudah susah payah kubuat. Apa selama ini dia membuangnya? Lalu bagaimana dengan perkataannya yang bilang jika bekalku masih kurang enak? Apa dia berbohong?
Lalu, tatapan mata kita bertemu.
"un-untunglah Uchiha-san membuangnya... a-aku ke-kemari ingin me-mengatakan ji-jika a-aku mem-masukkan ba-bahan kadaluarsa... ak-aku tidak se-sengaja!"
aku memilih berbohong untuk tetap menjaga hubungan kami.... Tidak masalah... bukankah dari awal aku sudah mengerti bagaimana konsekuensinya? Tapi pandanganya..
hanyalah tatapan datar. Bahkan dia tidak merasa bersalah sedikitpun
Jadi, apa aku bagimu, Uchiha-kun?
Katakan aku bodoh... memaafkannya dan tersenyum padanya.....tapi kumohon Kami-sama, biarlah wanita bodoh ini berusaha sedikit lebih keras lagi.
.
.
.
"Neesan! Sebenarnya aku tidak boleh mengatakan ini oleh tousan... tapi, sungguh keuangan disini sedang parah... apa tousan masih mengirimu uang?" aku mengernyit mendengar ucapan hanabi lewat telfon. Aku menjawab sejujurnya, jika tousan telat mengirimiku uang.... Bahkan sampai hari ini. "apa kau tau neesan? Pabrik tempat tousan bekerja kebakaran... dan hampir semua pegawainya dipecat.... Termasuk tousan" aku terbelalak mendengarnya..... kenapa tousan tidak mengatakannya?
Aku menangis.... Benar-benar menangis.
Terkadang, aku ingin mencurahkan segala keluh kesahku pada seseorang... perasaan ini, aku harap Uchiha-kun bisa menjadi pendengar yang baik.
Ini hari minggu dan kami pergi berkencan... kali ini, aku hanya memesan minuman. Aku tidak punya uang lebih untuk makan. "U-Uchiha-san... m.. me-menurutmu, ba-bagaimana ji-jika ak-aku ti-tidak ada?" pertanyaan bodohku yang keluar begitu saja. aku ingin tau bagaimana perasaanya padaku... dan juga aku ingin sekali curhat persalahanku ini... aku tidak Berniat meminta belas kasihnya,... aku hanya ingin lega... terkadang dengan curhat, perasaan akan lebih baik.
"hn. Terserah kau saja" jawaban yang sudah aku duga keluar dari mulutnya.
Berharap apa kau Hyuuga Hinata? Jangan terlalu bermimpi. Bahkan duduk berdua dengannya saja sudah menjadi anugrah untukmu. Jangan lah kau melunjak dengan curhat padanya. Ya! Aku akan menyimpan ini sendiri.... Lagipula siapa aku? Aku hanyalah Hyuuga Hinata si penyendiri. Lagi-lagi aku tersenyum dan mengangguk padanya. Aku sudah menangis tadi malam... air mataku benar-benar sudah kering... jadi, aku sudah tidak bisa menangis lagi.
Advertisement
.
.
.
Ketika melihatnya berpelukan dengan Sakura... ketika itulah aku tersadar.... Aku telah bertindak egois dan mengambil kebahagian orang lain. Aku tidak tau jika aku menjadi monster hanya karena sebuah perasaan yang sepihak ini. Meskipun dalam kenyataannya Sasuke yang mengajak ku berpacaran... tapi, aku yang menerimanya adalah sebuah kesalahan dan dosa. Ini menyakitkan, sangat menyakitkan.... Aku bisa lihat Bagaimana pandangan Sakura terhadap kekasihku ini.... Mereka berdua, saling mencintai...
Dan aku sadar, segalanya harus diakhiri sekarang.
Hubungan ini sudah berakhir.
Ketika mereka berdua menyadari kehadiranku, saat itu, aku berjalan dan tersenyum. Senyuman tulus dan rasa bersalah.
Maafkan aku, yang telah mengambil banyak cinta kalian.
...
Malamnya aku berdebat dengan tousan. Tousan menyuruhku untuk tetap meneruskan kuliah.. disisi lain, aku tetap kekeuh ingin pulang dan membantu tousan, menjadi seorang petani tidaklah buruk. Aku tidak mau memperkeruh ini....
Menjadi seniman terkenal? Haaah... terkadang dunia tidak seindah sebuah mimpi. Tentu saja, aku sedih jika harus membuang impianku... tapi, aku yakin aku tidak akan menyesal.... Keluarga adalah prioritasku, tidak ada sebuah kesalahan ketika kita memilih untuk berjuang demi keluarga.
Aku akan meninggalkan segalanya disini.... Termasuk Uchiha-kun. Lusa adalah ulang tahunnya.... Dan saat itu, aku harus mengakhirinya... kita semua akan bahagia setelah ini.
...
Aku bimbang, apakah aku harus memberikannya gantungan sushi murahan ini? Bagaimana jika ia tak suka lalu membuangnya?? Apa lebih baik aku tidak perlu memberikannya hadiah?? Aku berusaha agar lebih percaya diri... toh setelah ini kami akan putus... jadi kurasa, bahkan jika dia tidak menginginkan ini, aku bisa apa? Itu sudah menjadi haknya.... Aku juga sudah terlanjur membelinya... sejak awal sudah kuniatkan gantungan ini untuknya.... Jadi sekarang kurasa ini sudah menjadi miliknya.
...
Ketika aku sudah mempersiapkan segala hal untuk momen ini..... ketika itu juga ada hal di luar dugaanku. Aku menunggu kekasih ku untuk datang padaku sore ini.... Namun, kurasa aku sudah menunggunya terlalu lama... bahkan aku sudah sangat kedinginan karena kehujanan. Ini sudah lewat dari biasanya Uchiha-kun datang... biasanya dia hanya telat sampai dua jam saja.... tapi ini bahkan sudah tiga jam lebih. Apa aku pergi saja? tapi bagaimana jika dia datang?... aku memilih diam. menunggunya.... Kurasa, hati ini sepenuhnya percaya jika dia pasti datang.
Ketika dirinya sedikit berlari kecil menghampiriku, ketika itu aku merasa cukup bahagia.... Dia membuat suatu hal dalam hatiku menghangat di kedinginan sore ini. Dia menyelamatkan kepercayaan hati ku.
Bahwa dia akan datang.
Dia mengatakan alasan dia telat. Bahwa dirinya habis bertemu Sakura. Bagaimana perasaanku? Aku senang tentu saja! ini adalah pertama kalinya dia memberikan alasan kenapa telat. Biasanya dia hanya datang lalu mendecih ketika melihatku... tak masalah... aku hanyalah perempuan bodoh yang terlalu mencintainya.
Aku tersenyum kepadanya.... Dan mencoba untuk mengerti keadaan.
"aku membencimu.... Sangat membencimu!" perkataannya bagai belati yang masuk terlalu dalam ke jantungku. Jantungku berdetak dengan keras. Mataku memanas. Dari banyak kemungkinan, aku tak menyangka jika dia akan mengatakan itu. Aku tau sudah saatnya kita mengahiri hubungan ini... tapi aku tidak tau jika dia sangat membenciku.
Terkadang aku tidak bisa menebak jalan pikiran Uchiha Sasuke,,.... Jika dia sangat membenciku, kenapa dia memberikan kesempatan untuk ku? Kenapa dia mengajak ku berpacaran? Apa untungnya untuk dia? Jika selama ini aku hanya merugikannya.... Kenapa dia harus tetap bertahan dan diam?
Uchiha Sasuke.... kau menyakitiku lebih dari aku mencintaimu.
Dan tak bisa kutahan lagi.
Aku menangis... bersamaan dengan langit yang juga menangis. Dia hanya memberikan jaketnya, lalu meninggalkan ku sendirian setelah dia katakana bahwa hubungan ini sudah berakhir.
Kurasa... Sudah waktunya diriku untuk pulang ke kampung halaman.
.
.
.
Kehidupanku berjalan dengan baik.... Aku berhasil menerbitkan sebuah novel romansa... meskipun tidak terlalu terkenal... aku cukup bersyukur untuk itu. Bahkan novelku sudah dijual di kota-kota seberang. Aku cukup bangga dengan itu. Aku membuat novel tentang kisah cintaku... aku ingin mengekspresikan segalanya dalam tulisanku.
Kebahagiaanku ketika dirinya memberikan kesempatan padaku.
Meski banyak hal yang ku ubah, tidak mengurangi emosi ku saat membuatnya. Sedih, terharu dan bahagia... aku mencurahkan segala ketulusan didalamnya.
...
Aku tidak percaya jika adik ku akan menikah terlebih dahulu dibandingkan diriku. Saat itu, kekasihnya datang kerumah dan melamar hanabi... dan tentu saja.... hanabi menolak lamarannya. Dan aku tau persis akar masalahnya.
Aku, kakak perempuan yang masih terbelenggu dengan masa lalu...
Sudah berkali-kali hanabi memintaku untuk berkencan dengan pria... namun aku selalu menolaknya, alibi sibuk membuat novel, kenyataannya.... Hatiku masih terkunci rapat.
Untuk seseorang yang membenciku.
Uchiha Sasuke.
Aku tidak tau bagaimana kanbarnya sekarang, begitu juga dengan Sakura.... Aku terlalu malu untuk mengirimi mereka email... yah tentu saja, setelah apa yang kuperbuat pada mereka berdua... setelah aku menjadi penghalang cinta mereka... tentu saja aku tidak berani untuk menjalin hubungan lagi dengan Sakura.
Aku tau aku pengecut. Namun, inilah diriku.
Aku memaksa hanabi untuk menerima ajakan nikah dari konohamaru. Aku tidak mau dijadikan alasan untuk ini.... Aku tidak mau menghalangi kebahagiaan orang lain lagi.... Lagipula mereka Sudah pacaran selama lima tahun.... Kurasa sudah saatnya mereka menjalin sesuatu yang baru dan lebih terikat.
"Baiklah! Aku terima! Tapi, neesan harus janji.... Setelah aku dan maru-kun menikah, kau harus mau mengikuti kencan buat yang aku buat!" tipikal adik yang galak... sambil melotot dia mengancamku. Aku hanya mengangguk dan terkekeh. Yah... kurasa perasaanku pada Uchiha Sasuke sudah mulai terkikis.
.
.
.
Takdir sangat mempermainkanku... ketika perasaan ini mulai terkikis, aku harus melihatnya lagi. Datang dengan koper dan berada di desa tempatku tinggal. Apa yang dia lakukan disini? Apa dia akan bekerja menjadi dokter disini. Jika perpisahanku dengan Sasuke saat itu baik, mungkin saja sekarang aku sedang berdoa agar pertemuan ini adalah suatu takdir jodoh. Tapi sayangnya, perpisahan kami terlalu dramatis dan menyedihkan.... Dirinya yang membenciku selalu terngiang dalam kepalaku.
Aku terkejut ketika dirinya tersenyum padaku. bahkan mata hitam itu menampakan sinarnya.
Apa dia sudah tidak membenciku??
Dia sedikit berubah.. dia memulai percakapan dengan ku... padahal dulu dia tidak pernah melakukan itu... dia hanya mendecih dan berekspresi datar.... Tapi sekarang, dia banyak sekali tersenyum.... Apakah dia sudah bahagia??
Ah tentu saja, seharusnya dia bahagia dari dulu, Bersama dengan Sakura.... Dan aku wanita egois ini malah menghalangi keduannya.
Aku tersenyum kepadanya, dan menanyakan beberapa kabar, termasuk Sakura. Aku sedikit penasaran dengan kabar Sakura saat ini.
Ketika aku berharap waktu melambat, ketika itu aku merasa terlalu cepat. Maru-kun datang dan memanggilku. Dan dengan berat hati, aku harus meninggalkan laki-laki yang sangat kurindukan ini.
Yah, setidanya ini bisa mengobati kerinduanku.
Selamat tinggal lagi, Uchiha Sasuke.
...
Lagi, aku bertemu dengannya,... di bandara setelah aku mengantar maru-kun untuk pulang ke kotanya... dirinya ingin membawa orang tuanya kesini. Haah.... Kurasa aku akan menjadi seorang bibis sebentar lagi. Pertemuanku kali ini karena dirinyalah yang menarik tanganku. Aku sedikit terkejut, melihatnya dibandara dengan kopernya... apa dia sudah mau kembali ke kotanya? Kupikir dia akan bekerja disini...
Haaaah... ini lebih baik, jika dia bekerja disini, kurasa ini akan sulit untukku melupakannya.
"apa kau sibuk?? Aku ingin mengobrol denganmu"
Dia mengajakku mengobrol. Ada sesuatu yang menggelitik dalam perutku. Aku berusaha untuk memperingati diriku sendiri. Aku harus ingat Batasan! Ingat! Dia adalah kekasih dari temanku!
Aku cukup terkejut ketika dia bilang suka dengan novel buatanku... ah! Aku tersanjung... tapi sejak kapan Uchiha Sasuke menyukai kisah romansa? ... aku berusaha untuk tidak terlalu mempedulikan itu.
"Hinata,.... Kenapa kau saat itu menyukaiku?"
Kenapa dari sekian banyak pertanyaan,.... Dia malah menanyakan itu? Dia membuatku jadi sangat malu. Aku merasakan pipiku yang memerah dan menghangat... dan aku menjawabnya, menjawab dengan jawaban jujur.
Uchiha Sasuke benar-benar tumbuh dengan baik... dia semakin terlihat berwibawa dan sempurna...
Oh, bukankah gadis sepertiku sungguh beruntung menjadi mantan kekasihnya? Meski dirinya tidak menginginkannya.
.
.
.
Otakku kosong, jantungku terasa berhenti. Ketika Uchiha Sasuke mengatakan dirinya mencintaiku... memohon dan meminta maaf... mengharapkanku bahagia dengan calon adik iparku.
Advertisement
I'll Always Love You - a Jeid Fanfic
A Criminal Minds fanfiction starring JJ and Reid. When Reid receives news that his mom is dying, JJ is determined to be there for him. But the more time she spends taking care of Reid, the more Will begins to question her priorities. Refusing to leave Reid alone with his grief, JJ finds herself caught between saving her marriage and supporting her best friend. Amidst all their pain and suffering, JJ and Reid discover that their bond is the most unbreakable of all. Because the love between two twin flames ... is forever.This is my fantasy of what I could see happening if there were to be a Season 16 of Criminal Minds. I tried to stay as true to the characters and the original storyline as possible, while giving my Jeid heart the ending it deserves. I hope you enjoy!Here is a YouTube trailer for this fanfiction, for those who enjoy that sort of thing! https://www.youtube.com/watch?v=GqrYUZbh494Disclaimer: I do not own Criminal Minds, or any of the characters mentioned in this story. I am not profiting off this fanfiction in any way, and am publishing this story for the purposes of honoring this beloved TV series the best way I know how.
8 237Jeid
Criminal minds, JJ and Reid one-shotsBest ranks:[#1 in Ajcook][#8 in Jeid]
8 169The CEO's Shy Girl (Editing)
"Ms. Peterson, did you attend a club Friday night? " Mr. Shaw said causally as he focused his eyes on his twirling pen."No" I said trying not to show that I was lying. But then again people always think I'm lying."Well I just ask because when I went to a club Friday night...there was a girl who looked an awful lot like, you dancing on one of the tables at a bar with a bra on as a top" he said focusing his narrowing eyes on me now." Is that question really appropriate to ask in the work place sir?" I said confused."I'm not sure? Is it Ms. Peterson?" he said a little sarcastically."Well... since you are not sure, I will just be on the safe side and not answer it sir" I said hoping to get a positive response for what I just said. "Very well. Get out now" he said coldly and I walked out of the office with my next assignment.Why didn't God answer my prayer about Mr. Shaw getting attacked by a bear? I thought to myself when i had close the door behind me.(Written September 22 2017Has mature language and I might write another part for the steamy scenes and this is my first book so take it easy.This is still Jenjen010101 I just changed it to Enn0114 because I can.#233 on July 6DON'T STEAL MY FREAKING WORK. I GOT RIGHT'S ON THIS BITCH , BITCH. Thank you and have a pleasant read)
8 151what am i to you • tk
Taehyung loves his bestfriend Jungkook. "What am I to you?""You're my everything"started: 07-29-19ended: 09-14-19
8 65Rinney Oneshots|The Blackphone
just random ass oneshots cause i'm bored lol
8 209FORBIDDEN ||KookV||
There was a sobbing tone in Taehyung's voice as he said, "You're crazy! I am your son!"Who would have imagined that when Jungkook heard these words, he sneered and said, "I don't have a son like you." Taehyung said with cries, "Why, am I not your son?"Jungkook said, "I do not regard you as my son." A forbidden romance between father and son. (Not blood-related)If this topic triggers you, you can skip it. Please do not report.THIS STORY DOESN'T BELONG TO ME. IT IS A KOOKV ADAPTATION OF A CHINESE BL NOVEL. ALL CREDITS GOES TO THE ORIGINAL AUTHOR AND TRANSLATOR.Author: Xī ZǐxùEnglish Translator: StormFrostHighest Ranks 1 in #father-son1 in #forcedrelationship1 in #badending6 in #controled1 in #manipulation1 in #jungkookxtaehyung2 in #KookV
8 191