《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 36.

Advertisement

Yujin yang dua bulan terakhir sudah boleh pulang dari rumah sakit kini sudah pulih sepenuhnya, bahkan kini yujin sudah menjadi teman baik untuk jihan dan Sooyoung kedekatan mereka saat di kampus pun sempat menjadi bahan pembicaraan anak kampus, namun, tidak di tanggapi oleh yujin maupun Jihan.

Selama dua bulan ini juga mereka mengerjakan skripsi bersama siapa yang sangka insiden dua bulan lalu membuat yujin mengalami banyak perubahan sikap dimana ia sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, ia dan sungchan sudah mulai terbiasa melihat kebersamaan Jihan dan jihoon bahkan perasaan mereka berdua pun sudah menghilang sepenuhnya.

"Jihan, kamu baik-baik saja?!." Tanya Yujin.

Saat ini mereka sedang meluangkan waktu untuk menyelesaikan skripsi bersama di cafe yang di booking oleh mashiho, namun, saat mereka sedang mengerjakan skripsi Jihan terus-menerus merasakan mual yang mengharuskan ia bolak-balik ke toilet.

"Kamu sakit?! Kita ke dokter ya?!." Tanya Jihoon yang wajahnya sudah khawatir.

Jihan menggeleng dengan tangannya menutupi mulutnya.

"Huek..." Lagi-lagi Jihan masuk ke dalam toilet saat mual itu datang kembali.

"Kayaknya Jihan sakit deh, gimana kalo kita tunda dulu aja ya, lagi juga masih ada waktu tiga hari sebelum ujian tiba." Ucap Sungchan.

"Aku tidak tega lihat wajah pucat Jihan, mending kita tunda dulu aja selesain skripsinya." Ucap Sooyoung.

"Aku setuju, jihoon mending bawa Jihan pulang." Ucap Mashiho.

"Maaf ya jadi di tunda dulu selesain skripsinya." Ucap Jihoon.

"Tidak perlu minta maaf, kami juga tidak tega liat Jihan mual-mual terus seperti itu." Ucap Yujin.

Saat pintu toilet terbuka terlihat wajah pucat dan lemas Jihan, saat Jihan menatap wajah teman-temannya ia mengerutkan keningnya karena tatapan mata mereka yang sulit dijelaskan.

"Kalian kenapa natap aku seperti itu?!." Tanya Jihan.

"Kamu beneran tidak apa-apa?! Mau ke dokter, biar kami temani." Ucap Sooyoung.

"Aku cuma masuk angin biasa aja kok, tidak perlu ke dokter." Ucap Jihan.

"Ini pasti kecapean gara-gara akhir-akhir ini kamu tidur telat makan telat cuma karena skripsi." Ucap Jihoon.

"Mungkin bisa jadi begitu." Ucap Jihan.

"Ya sudah gimana kalo kita lanjutkan saja di rumah masing-masing lewat video call, besok baru kita cek bersama benar salahnya." Ucap Mashiho, mereka semua menganggukkan kepalanya dan merapihkan semua barang-barang mereka.

"Biar aku yang bawa tas kamu, ayok ke mobil." Ucap jihoon.

"Cepat sembuh ya Jihan." Ucap Yujin saat mereka sampai di depan cafe.

"Makasih yujin, kalian hati-hati ya." Ucap Jihan yang dibalas anggukan kepala dari yujin dan Sooyoung.

Sungchan dan mashiho bawa motor sport dengan yujin dan Sooyoung yang naik bersama mereka berdua.

Advertisement

Sungchan menekan klakson motornya dengan yujin yang sudah naik ke atas motornya, berbeda dengan mashiho dan Sooyoung.

"Bye Jihan!." Teriak Sooyoung yang dibalas lambaian tangan dari Jihan.

Saat Sooyoung hendak naik ke motor mashiho, dengan bodohnya mashiho memutar gas motor meninggalkan Sooyoung yang baru mengangkat satu kakinya.

"MASHIHO! AKU BELUM NAIK!!." Teriak Sooyoung yang membuat mashiho berhenti.

"Astaga, aku kira sudah naik! Pantes enteng motornya." Ledek mashiho.

"Aish, sehari saja aku tidak stres dengan manusia satu ini!!."

Jihan dan jihoon yang melihat tingkah kedua temannya itu pun hanya menggelengkan kepalanya tertawa geli.

Saat Sooyoung sudah naik ke motor mashiho mereka pun melambaikan tangannya untuk pulang lebih dahulu, melihat keempat temannya sudah pergi Jihan pun masuk ke dalam mobil untuk pulang.

Tidak butuh waktu satu jam mereka sudah sampai di rumah, mama dan papa sudah pulang ke rumah mereka masing-masing sebulan yang lalu jadilah rumah jihoon sunyi kembali.

"Kamu duduk dulu, aku mau taruh tas." Ucap Jihoon yang diangguki Jihan.

Saat jihan duduk di sofa ia iseng-iseng membuka internet dan mencari tahu penyebab mual-mual setiap hari, bahkan Jihan selalu ingin sesuatu yang sedikit tidak masuk akal.

"Mual-mual bisa jadi penyebab hamil." Ucap Jihan membaca artikel di internet,"Apa maksudnya aku sedang hamil sekarang?! Tapi, masa Iyah si aku lagi hamil."

"Kamu kenapa?!." Sontak Jihan langsung mematikan ponselnya saat Jihoon datang.

"Tidak kok, aku tidak apa-apa."

Jihoon tak ingin curiga ia pun duduk di sebelah Jihan.

"Kamu mau sesuatu?! Mau aku buatin sup biar tubuh kamu enakan."

"Aku mau yang lain."

"Mau apa?!."

"Aku mau makanan yang pedes banget."

"Tidak boleh!."

"Ah ayolah jihoon."

"Kamu makan nasi aja jarang malahan mau makan pedes."

"Sekali aja, aku lagi pengen makan pedes." Ucap Jihan mengeluarkan jurus andalannya yaitu wajah imutnya.

"Yasudah iya, aku buatin."

"Aku kira kamu mau pesan delivery."

"Masak sendiri itu lebih baik daripada delivery, kamu tunggu di sini aku masak dulu."

"Oke, jangan lama-lama."

Jihoon berjalan ke dapur dan mengeluarkan semua bahan-bahan yang ada di kulkas, di buat bingung harus masak apa jihoon pun searching di internet makanan pedas yang ingin di buat, saat sudah menentukan apa yang ingin di masak ia pun segera mulai memasak.

Dengan bantuan sedikit dari YouTube jihoon begitu lancar dan telaten memasaknya, tak jarang jika ia sesekali menyicipi masakannya dan membuat makanannya itu tidak terlalu pedas banget agar lambung Jihan baik-baik saja.

"Jihoon!." Teriak Jihan dari ruang tamu.

Jihoon mengecilkan kompornya dan berjalan kearah Jihan yang sedang menonton televisi.

Advertisement

"Apa?! Aku lagi masak lho."

"Mau eskrim." Ucap Jihan.

"Eskrim?! Tadi kamu mau makan yang pedes sekarang mau eskrim, gimana si."

"Pokoknya aku mau eskrim yang ada di iklan tv itu." Ucap Jihan menunjuk kearah televisi.

"Baiklah, aku pesankan untuk kamu."

"Ah makasih." Ucap Jihan kegirangan.

Jihoon menggelengkan kepalanya dengan senyum di bibirnya, sedikit aneh melihat sikap jihan yang akhir-akhir ini banyak maunya di tambah kadang moodnya tidak stabil.

"Tunggu lima menit, nanti delivery yang bawa satu kotak eskrim datang."

"Satu kotak?! Banyak banget, aku kan mintanya cuman satu."

"Buat stok di kulkas, ya udah aku mau lanjut masak dulu."

"Jihoon." Baru jihoon membalikkan tubuhnya lagi-lagi ia harus menghela nafas panjangnya kemudian kembali menghadap ke Jihan.

"Apalagi sayang." Ucap jihoon untuk pertama kalinya ia menggunakan kata sayang ke Jihan.

"Aku mual mendengarnya." Ketus Jihan saat mendengar kata sayang dari jihoon.

"Yasudah Iyah, kamu mau apa?!."

"Tidak ada, cuman mau bilang fighting, udah sana pergi."

Jihoon tersenyum lebar lalu kembali memasang wajah datarnya karena sebal melihat tingkah Jihan yang sedikit membuatnya greget, jihoon berjalan ke dapur lalu memulai masak kembali.

Lima menit kemudian suara bel berbunyi Jihan yang tau itu eskrim yang di pesan oleh jihoon pun bersorak kegirangan kearah pintu utama, jihoon yang melihat Jihan senang seperti anak kecil yang baru di kasih eskrim itu menatap bingung kearah Jihan.

"Entahlah mengatakan ini baik atau tidak, tapi sepertinya Jihan sedang kehilangan kewarasannya saat ini."

Jihoon menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan memotong bahan-bahan untuk ia masak.

"JIHOON!."

PRANGG!

"Aaww... Aaww..." Ringis jihoon saat kakinya kejatuhan panci Karena kaget dengan munculnya Jihan di sampingnya.

"Aduh pasti sakit ya?!." Tanya Jihan dengan wajah polosnya.

"Yaa! Park Jihan! Buat kaget saja!! Aww...." Sarkas jihoon dengan meringis memegangi kaki kirinya.

"Hehe maaf, sini aku bantu doa biar cepat hilang kakinya."

"Yaa! Kok kakinya yang hilang, sakit nya dong!."

"Oh, salah dong?!."

Jihoon memasang wajah masam nya ia benar-benar dibuat esktra sabar dengan tingkah Jihan hari ini.

"Tidak salah kok, aku yang salah kan wanita itu selalu benar, kamu lebih baik duduk di sofa terus nonton kartun dora si bolot aja sambil makan eskrim." Ucap Jihoon.

"Lho, padahal aku mau nawarin kamu eskrim."

Jihoon menggeleng lalu mendorong pelan tubuh Jihan untuk keluar dari dapur,"Aku tidak ingin makan eskrim, itu buat kamu saja, udah ya diam di sana jangan ganggu aku masak."

"Ya sudah kalo tidak mau." Ucap Jihan memakan eskrim nya sambil berjalan ke sofa.

"Huft.... Tenang jihoon tenang." Ucap jihoon menghela nafas beratnya.

Satu jam kemudian masakan jihoon sudah jadi, dimana jihoon memasak lima menu makanan pedas untuk Jihan yaitu Tteokbokki, dalkbal, Jjamppong, Ramyun dan kimchi jjigae, saat jihan sudah duduk di meja makan bersama jihoon.

"Enak?!." Tanya jihoon yang melihat Jihan mencoba satu persatu masakannya.

"Enak banget, tapi aku sudah kenyang kamu habisin semuanya."

Jihoon membulatkan matanya mendengar ucapan Jihan.

"Apa?!." Tanya jihoon sekali lagi.

"Aku kenyang jadi kamu yang habisi semuanya, cepetan." Ketus Jihan.

"Kan kamu yang minta makan pedas, ini aku udah buat lima menu pedas buat kamu lho, tapi kamu cuman makan sedikit."

"Kan aku bilang mau makan yang pedes bukan minta kamu bikinin aku lima makanan pedes, pokoknya aku tidak mau tau habisin atau aku marah sama kamu."

Jihoon menelan Saliva nya kasar, ia tidak menduga kalo hari ini benar-benar hari yang berat untuknya, jihoon menatap wajah Jihan.

"Berdua ya makannya, ini banyak lho, aku mana sanggup."

"Tidak ada!! Makan sekarang!!."

"Baiklah." Ucap jihoon ragu-ragu.

Malam harinya saat mereka melakukan video call untuk mengerjakan skripsi terakhir mereka, Jihoon terus-menerus di ledekin oleh mashiho dan sungchan karena mendengar cerita jihoon.

"Yaa! Terus saja tertawa." Ketus Jihoon.

"Haha abisnya lucu, kamu seharian ini di siksa sama Jihan." Ucap Mashiho.

"Pasti enak ya makan siangnya Sama yang pedas-pedas." Ucap Sungchan.

"Enak apanya, otakku rasanya mau copot dari tempatnya."

"Jihan jago juga ya ngerjain kamu sampai segitunya." Ucap Mashiho.

"Yaa! Mashiho! Kau ingin mencoba nyawa mu hilang setengah tidak, datanglah ke rumah ku besok akan aku buatin makanan yang pedes untuk kamu."

"Tidak! Terimakasih!."

"Sudahlah, kalian itu meledek terus, oh ya dimana Jihan?!." Tanya Yujin.

"Tuh lagi baca novel." Ucap jihoon mengarahkan ponselnya kearah Jihan.

"Jihan kalo lagi serius begitu kelihatan garangnya kaya singa."

"Yaa! Kim Sooyoung, aku mendengarnya!." Sarkas Jihan, mendengar suara jihan membuat mereka tertawa geli di ponsel.

"Sudahlah, ayok mulai saja sekarang keburu Tengah malam nanti." Ucap Jihoon.

Jihoon dan teman-temannya pun mulai mengerjai skripsi mereka sedangkan Jihan dilarang jihoon untuk ikut mengerjakan skripsi karena kondisi Jihan yang masih mual-mual jadi jihoon memutuskan untuk mengerjakan dua skripsi sekaligus.

Saat jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas lewat saat mereka sudah memutuskan sambungan video call, jihoo mematikan lampu kamarnya dan beralih ke kasur dimana Jihan sudah tertidur pulas di sana.

"Selamat malam, Jihan." Ucap Jihoon lalu mencium kening Jihan dan langsung ikut tidur di samping Jihan.

    people are reading<[✓] Mate || Park Jihoon>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click