《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 32.
Advertisement
Semua keluarga berkumpul di ruang tamu dengan perasaan tidak tenangnya karena sudah hampir satu jam lebih Jihan belum juga pulang ke rumah, mama Shoji mengusap punggung mama Jihan yang sedari tadi merasa tidak nyaman dengan perasaannya.
Jihoon turun dari lantai dua dengan terburu-buru ia terus menelpon nomor Jihan tapi handphone Jihan tidak aktif.
"Bagaimana ji?! Diangkat teleponnya sama Jihan?!." Tanya papa Hyungsik.
"Tidak pa, udah dua puluh kali jihoon hubungi tetap aja tidak aktif nomornya." Ucap Jihoon dengan wajah khawatirnya.
"Astaga, kemana anak itu perginya, udah satu jam lebih dia keluar belum pulang." Ucap Papa Jihan.
"Ma, sebenarnya Jihan pergi kemana?! Kenapa belum pulang juga sampai sekarang." Tanya Jihoon.
"Dia bilang ke mama kalo ingin ke minimarket, awalnya mama sudah bilang akan menemani dia tapi dia bilang tidak usah, malahan Jihan sudah janji ke mama akan pulang secepatnya." Ucap mama.
"Astaga, kamu kemana si Han." Sarkas Jihoon mengacak kasar rambutnya.
"Tenang semuanya, kita tunggu sampai jam sebelas malam, kalo dia belum pulang juga papa, Tuan Hyungsik dan jihoon akan mencari jihan." Ucap papa, yang di angguki oleh mereka.
"Jihoon, coba kamu telepon teman-temannya Jihan, barangkali Jihan ada sama mereka." Ucap mama Shoji.
"Iyah ma, aku telepon Sooyoung dulu."
Jihoon mencari kontak Sooyoung di ponselnya, kemudian menelepon Sooyoung semenit kemudian telepon pun diangkat oleh Sooyoung.
"Halo young"
"Iyah, kenapa ji?!"
"Jihan ada sama kamu tidak?!"
"Jihan?! Tidak tuh, bukannya Jihan ada sama kamu ya"
"Serius dia tidak lagi bersama kamu young?"
"Serius jihoon, kalo pun dia ada di sini tidak mungkin sampai jam segini dia masih di rumah ku, memangnya ada apa? Kok kedengarannya panik begitu si?"
"Jihan tadi bilang ke mamanya mau ke minimarket sendiri, cuman sampai sekarang belum pulang juga, aku telepon nomornya tidak aktif"
"Astaga, kemana dia pergi? Ya sudah gini saja, aku telepon Shiho buat bantu kamu nyari Jihan ya, nanti dari sini aku bantu telepon dia kalo ada kabar aku beritahukan nanti"
"Baiklah, terimakasih young"
"Sama-sama"
Telepon pun di matikan oleh jihoon, empat pasang mata sedang menunggu jawaban dari jihoon saat ini.
"Bagaimana, ada?!." Tanya mama Shoji.
Jihoon menggelengkan kepalanya,"Tidak ada ma."
Sontak jawaban dari jihoon membuat mama Shoji dan mama Jihan makin khawatir dengan Jihan, terlebih lagi dia pergi sendirian malam ini bagaimana kalo terjadi sesuatu pada jihan.
"Ya sudah, kita tunggu sampai jam sebelas malam kalo tidak ada kabar juga kita cari jihan." Ucap Papa.
"Mashiho juga akan bantu nyari, dia akan ke sini." Ucap Jihoon.
"Baguslah, lebih banyak orang lebih mudah kita nyarinya." Ucap papa Hyungsik.
Satu jam telah berlalu kini sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, namun, tidak ada kabar apapun tentang keberadaan Jihan bahkan nomor Jihan masih tidak aktif sampai sekarang.
Advertisement
TOKK...TOKK...TOKKK...
Sontak semua mata tertuju kearah pintu utama yang terdengar suara ketukan dari luar.
"Siapa itu?! Apa itu Jihan?!." Tanya mama Jihan.
"Tidak ma, pasti itu mashiho kalo pun Jihan dia tidak mungkin mengetuk pintu, sebentar ya jihoon buka pintu dulu." Ucap Jihoon.
Jihoon beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu untuk mashiho, saat pintu terbuka terpampang jelas Shiho yang memakai celana Hip hop harazuki dengan kaos distro hitam dan sepatu putihnya, tak salah jika shiho disebut pria yang jago dalam hal fashion.
"Akhirnya kamu datang juga."
"Maaf jika aku datang terlambat, oh ya Sooyoung bilang jihan belum pulang dari minimarket, benar itu?!."
Jihoon menganggukkan kepalanya,"Benar, bahkan sampai sekarang handphonenya tidak aktif."
"Terlalu tidak masuk akal jika Jihan pergi ke minimarket yang jauh dari daerah sini." Ucap mashiho.
"Aku juga berpikir seperti itu, aku pikir dia pergi ke rumah Sooyoung tapi ternyata tidak ada juga."
"Jadi bagaimana sekarang?!." Tanya Mashiho.
"Kami akan mencarinya sebentar lagi, lebih baik kamu masuk dulu ke dalam."
"Baiklah." Belum selangkah mashiho masuk ke dalam, mereka berdua menoleh ke arah depan gerbang saat mendengar suara motor yang berhenti tepat di depan rumah jihoon.
"Sepertinya aku mengenal motor itu, bukannya itu Motor sungchan?! Tapi buat apa di sini?!." Tanya Mashiho.
Jihoon tidak menjawab melainkan berjalan ke luar rumah saat melihat sungchan melepas helm nya dan turun dari motor.
"Mau apa kamu ke sini?!." Sarkas Jihoon.
"Santai saja, aku ke sini mau bertemu dengan kamu." Ucap Sungchan.
"Bertemu denganku?! Yaa! Jangan bilang bertemu denganku itu sebuah alasan saja karena sebenarnya kamu ingin bertemu dengan Jihan kan, tapi sayangnya Jihan tidak ada di rumah!."
"Maka dari itu aku ingin bertemu denganmu, karena aku tau dimana jihan sekarang." Ucap Sungchan.
"Kau tau Jihan ada dimana?! Tunggu dulu, bagaimana bisa kamu tau ha! Jangan bilang kamu macam-macam dengan Jihan!." Sarkas Jihoon dengan tatapan mata tajamnya.
"Yaa! Jihoon tenang dulu, biarkan kita dengar penjelasan dari sungchan, jangan pakai emosi oke." Ucap Mashiho melerai mereka berdua.
"Cepat katakan!." Sarkas Jihoon.
"Jihan di culik oleh yujin." Ucap Sungchan, lantas jihoon dan mashiho membelalakkan matanya terkejut.
*****
Jihan yang baru sadar sesekali meringis saat punggungnya begitu sakit sekali, namun, saat ia sudah membuka mata sepenuhnya ia terkejut saat melihat tangan dan kakinya di ikat di kursi.
"Apa ini?! Lepasin aku!!." Teriak Jihan memberontak.
"Diam! Berisik tau tidak!." Bentak pria berbadan besar.
"Lepaskan aku!! Kenapa kalian menculik ku ha!! Siapa kalian!." Teriak Jihan menatap dua pria berbadan besar yang berada di hadapannya.
"Halo Jihan, kamu sudah sadar rupanya." Jihan yang familiar dengan suara itu pun menoleh kesamping kanan.
Advertisement
"Yujin?! Kamu yang menyuruh mereka untuk menculik ku?!."
"Kalo Iyah kenapa?!." Ucap Yujin berjalan kearah Jihan dengan tangan dilipat di dada.
"Kenapa?! Kenapa kamu melakukan ini yujin, memang nya aku melakukan apa sampai kamu sepertinya membenciku!."
Wajah yujin berubah menjadi datar, yujin berjongkok di hadapan Jihan kemudian mencengkram kedua pipi Jihan yang membuat Jihan mendongak keatas.
"Kenapa katamu?! Ck, aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar sekarang, kamu sudah menghancurkan semua nya Jihan, kamu sudah membuat semuanya hancur."
Yujin terus menekan kedua pipi Jihan yang membuat kuku yujin menusuk kedua pipi Jihan sampai Jihan meringis.
"Lepas, pipi ku sakit." Ucap Jihan.
"Sakit?! Aku rasa ini tak seberapa dengan rasa sakit di hatiku, park Jihan!." Sarkas yujin kemudian membuang kasar wajah Jihan.
"Aku sudah mulai mencintai jihoon jauh sebelum kamu mengenal jihoon! Aku selalu berusaha untuk mendapatkan jihoon, tapi kenapa?! Kenapa malahan kamu yang menikah dengan jihoon ha!! Kenapa!!." Bentak Yujin.
Yujin menjambak rambut Jihan menatap mata Jihan yang sudah berair karena jambakan dari rambutnya begitu kencang.
"Kamu harus tau Jihan, bagaimana rasa sakit hati aku ini, aku cuman mau kamu merasakan itu semua!!."
"Aku tau, aku tau aku salah karena sudah mengambil jihoon dari kamu, aku minta maaf karena sudah membuat hati kamu terluka, tapi itu semua sudah takdir yujin, saat aku di jodohkan oleh keluarga ku, aku tidak pernah mengira kalo pria itu adalah jihoon, sampai akhirnya kami menikah dan saling mencintai satu sama lain."
"BOHONG!!." Bentak Yujin yang makin kuat menjambak rambut Jihan,"Kalian tidak pernah mencintai, kalian hanya berpura-pura mengatakan cinta agar aku menjauhi kalian, jihoon hanya milikku bukan milik kamu!!."
"Sadar yujin! Mau sampai kapanpun kamu berusaha untuk mendapatkan jihoon itu semua akan sia-sia aja, jihoon sudah menikah denganku, aku mohon lepaskan aku sekarang yujin!!."
Yujin melepaskan tangannya dari rambut Jihan, matanya memerah dengan tatapan tajam dan sendu bercampur menjadi satu.
PLAKK!
Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Jihan, yujin tertawa sinis melihat apa yang sudah dia lakukan kepada Jihan sekarang.
"Kamu harus merasakan apa yang sudah aku rasakan selama ini Jihan, kalo aku tidak bisa mendapatkan jihoon, maka siapapun juga tidak boleh mendapatkan jihoon."
"A-apa maksud kamu?!." Tanya Jihan dengan perasaan tidak enaknya ketika melihat senyum tipis dari awas yujin.
Yujin mengeluarkan sebuah pistol dari balik jaket kulitnya, Jihan yang melihat itu membulat sempurna ia menggelengkan kepalanya saat yujin dengan senyum devilnya mengarahkan pistol itu kearah Jihan.
"Jangan! Aku mohon jangan lukai aku."
"Kalo gitu tinggalkan jihoon, jika kamu tidak ingin mati di tanganku."
Jihan menggeleng,"Tidak, aku tidak akan melepaskan jihoon sampai kapanpun!."
"Ck, baiklah kalo itu mau kamu, pilihan yang tepat untuk mengakhiri hidup kamu Jihan." Ucap Yujin dengan senyum devilnya.
*****
"Jihan di culik yujin?!." Tanya Mashiho.
"Jangan bercanda sungchan, aku tidak akan memaafkan kamu kalo ucapan kamu ini omong kosong!." Sarkas Jihoon.
Sungchan tidak ingin membuang waktu lagi, ia khawatir dengan kondisi Jihan di sana, sungchan pun mengeluarkan handphone nya lalu menunjukkan sebuah foto yang dia ambil sebelum pergi ke sini, jihoon dan mashiho yang melihat foto itu pun lagi-lagi dibuat tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Aku tidak berbohong apalagi bercanda sekarang, tujuanku datang ke sini adalah untuk menolong jihan, kalo aku tidak berpikir jihan memiliki seseorang yang berharga di hidupnya mungkin aku lebih memilih menolongnya duluan dibandingkan buang-buang waktu hanya untuk memberitahukan kamu." Ketus Sungchan.
"Tapi kenapa kamu berbaik hati ingin membantuku untuk menyelamatkan Jihan?! Bukannya kamu menyukai Jihan?!." Tanya Jihoon.
"Aku memang menyukainya tapi karena aku bisa melihat seberapa pentingnya kamu di hidup dia, membuat aku sadar kalo mempertahankan apa yang bukan takdir ku itu akan sia-sia saja, aku sudah melupakannya dan aku merelakan dia bahagia bersama kamu, suaminya sendiri." Ucap Sungchan.
Jihoon yang tanpa ekspresi menatap serius wajah sungchan dihadapan nya, ia tidak melihat kebohongan dari mata sungchan, haruskah jihoon mempercayai omongan sungchan.
"Yaa! Sudahlah, bicaranya nanti saja, sekarang lebih baik kita pergi selamatkan Jihan." Ucap Mashiho.
"Baiklah, tunggu sebentar aku mengambil kunci mobil dulu."
Jihoon berjalan cepat masuk ke dalam rumahnya, ia berjalan melewati ruang tamu dimana orang tua nya berdiri menatap jihoon yang terburu-buru menaiki tangga.
"Jihoon, ada apa?! Kenapa kamu buru-buru begitu?!." Tanya Mama Shoji yang melihat anak nya turun membawa kunci mobil.
"Aku sudah tau Jihan dimana, sekarang aku, mashiho dan satu temanku akan pergi menyelamatkan Jihan."
"Menyelamatkan Jihan?! Apa maksud kamu Jihan di culik, jihoon." Ucap Papa Jihan.
Jihoon menganggukkan kepalanya,"Iyah pa."
"Apa!! Kalo gitu papa akan bantu kalian." Ucap Papa hyungsik.
"Jangan pa, lebih baik papa di rumah saja jaga mama, biar Jihan jadi urusan aku."
"Tapi jihoon, sangat bahaya jika kalian bertiga pergi ke sana, bagaimana kalo penjahat itu membawa senjata tajam." Ucap Mama Shoji.
"Ma! Pa! Percaya sama jihoon ya, jihoon tidak akan kenapa-kenapa, Jihan istri aku sudah menjadi kewajiban aku melindungi istri aku, aku mohon percaya sama aku ya."
"Baiklah, kamu hati-hati jihoon, tolong selamatkan Jihan." Ucap Papa Jihan.
"Tolong bawa Jihan pulang dengan kalian berdua selamat tanpa terluka sama sekali." Ucap mama Jihan.
"Pasti, kalo gitu jihoon berangkat dulu." Ucap jihoon lalu berjalan cepat keluar rumah.
"Ayo pergi." Ucap jihoon saat sudah di halaman depan, mashiho dan sungchan menaiki motor sport mereka sedang jihoon membawa mobil Lamborghini miliknya.
Advertisement
Starlight Road II
College shut-in Thomas signed up for Starlight Road II Beta without reading the contract. Now 'voluntarily' stuck in the game, he woke up as Ray, or better known as Mr. Tragedy. How will he hide his true identity without knowing much about Ray? Will his experience in Starlight Road I and bug-like high INT stat be adequate to keep him alive?
8 180Jane
Jane, a mysterious British tourist with Ninja like skills, teams up with US Boarder Patrol Agent Brad Scott to find the ten year old sister of a sixteen year old Mexican girl who was forced to come to the US or be killed.
8 105NARUKO LA REENCARNACION DE KAGUYA
El día del nacimiento de los trillizos uzumaki minato namikaze decide salir de la aldea con sus hijos menores que contienen al Kyubi dejando a Naruko la mayor como una contenedora falsa, pero los planes siempre tienen un factor inesperado, el factor humano o en este caso el divino debido a que Kaguya Otsutsuki decide entregar su poder a su reencarnación debido a que recapacito y para reunirse con sus seres amados debe dejar una reencarnación, ella al final por su gran corazón eligió a Naruko, como cambiara eso los planes de minato.Notas importantes:1. Consejo de ancianos buenos por ende no masacre Uchiha.2. Akatsukis en el paso de la historia se une a konoha por voluntad y protección de Kaguya.3. Se recrea el clan Otsutsuki por medio de los bienes uzumakis los cuales le fueron entregados por la traición hecha por su madre tanto por lo de konoha por lo de la isla de uzu al ser la líder del clan.4. Y muchos más, solo espero que les guste.
8 172Sakura TimeTravel
Madara/kaguya's won the 4th ninja war. Naruto sacrifices himself and sends sakura back to past.----------------------------------------------------------#1 in inosai (3rd July 2020)#1 in bijuu (2nd Feb 2020)#2 in teamseven (11th July 2020)#1 in madara (21st September 2020)#2 in sasusaku (22nd Dec 2020)#2 in sakura (9th Jan 2021)#4 in strong-female-character (9/1/21)#3 in kurama (1st April 2022)
8 164The ThickGirl and The Badboy
"Well, well, well. Who do we got here?" An annoying voice mocked me.I clenched my teeth and faced him with a glare, while his eyes raked my whole body. Again. He stopped in my thighs, his eyes widening a little.I couldn't help but pity myself. Surely he's never seen legs like mine, with his sex crimes he's probably used to seeing long, thin, sexy legs, while mine are short, strong, but stubby. "What do you want?" I snarled. His eyes came back to mine, and he smirked."Chill ThunderThighs."I gave him a mean look, is he seriously insulting me right now ? ☆☆☆☆ Disclaimer:I'm still editing the first few chapters but i promise you it gets better:)
8 195How To Come Out To Your Sisters / Shinomitsu
Take place in the Kimetsu No Yaiba High School ||Demon Slayer High || A book where one-shots and cracks chapters co-exist in a same AU where Shinobu and Mitsuri are bootiful gf.The first one-shot is like an introduction for the AU. [!] This book is in search for more ships. If you want yours to be added, just go see the latest chapter.Just read if you want. One-shots. Cracks Chapters. --> Fluff-->This contain some mild content, be careful ! -->Gayness -->Wholesome girlfriends.-->Funny story I don't own the characters of this story Ships : Shinomitsu (Shinobu x Mitsuri)[!] The cover is not gonna stay long normally.
8 100