《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 29.
Advertisement
Keesokan harinya, Jihan sudah rapih dengan pakaian untuk pergi ke kampus walaupun sesekali ia meringis karena merasakan sakit di daerah intimnya karena keganasan jihoon.
"Jihoon bangun udah pagi! Nanti kamu telat ke kantor papa."
"Hmgh." Ucap jihoon tanpa membuka matanya.
"Bangun!! Atau mau aku siram pakai air dingin."
Jihoon membuka matanya langsung lalu menatap tajam kearah Jihan.
"Kalo bangunin suami tuh yang lembut jangan marah-marah."
"Tapi sayangnya aku tidak mau, udah cepat bangun kamu bilang mau ke kantor papa di temani mashiho kan, udah sana mandi aku mau masak dulu."
"Iyah Iyah ini aku mau mandi, itu masih sakit?!." Tanya jihoon.
"Udah tidak terlalu kok namanya juga pertama kali, udah sana mandi nanti pakaiannya aku taruh di kasur"
"Iyah, aku mandi dulu ya."
Jihoon pun beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi, Jihan berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian yang akan di pakai oleh jihoon, saat sudah selesai jihan berjalan pelan keluar dari kamar menuju dapur.
Saat ia sedang berkutat dengan alat-alat dapur Jihan mendengar suara ketukan pintu, kemudian Jihan pun berjalan menuju pintu utama.
TOKK...TOKKK...TOKKK....
"Iya sebentar." Teriak Jihan dari dalam, saat pintu terbuka terpampang lah mashiho.
"Selamat pagi Jihan." Ucap Mashiho.
"Pagi Shiho, ayo masuk."
Mashiho pun masuk ke dalam lalu duduk di meja makan karena ajakan Jihan.
"Jihoon belum bangun?!." Tanya Mashiho.
"Udah kok, lagi mandi tunggu aja nanti juga turun."
Mashiho menganggukkan kepalanya tak lama kemudian jihoon turun dengan tas ransel di satu bahunya.
"Lho, kamu sudah datang Shiho?!."
"Kalo belum mana mungkin aku ada di sini, bodoh!."
"Aish, pagi-pagi sudah sensian." Ucap jihoon lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan mashiho.
Jihoon semalam di telpon papa untuk datang ke perusahaan papa hanya untuk menemani papanya meeting sekaligus memperkenal jihoon ke kolega bisnis papa karena tidak lama lagi jihoon akan menjadi CEO di perusahaan milik papanya, karena tidak ingin datang sendirian Jihoon meminta mashiho untuk menemaninya sekaligus mengajak Shiho untuk ikut gabung di perusahaannya untuk menjadi sekretarisnya nanti.
"Nih, karena aku buru-buru jadi aku buatin kimbab dan nasi goreng spesial buat kalian sarapan."
"Lho, kamu tidak sarapan dulu Jihan?!." Tanya Mashiho.
"Aku ada janji sama Sooyoung untuk membuat skripsi bersama di perpustakaan, Jadi aku tidak bisa nemenin kalian berdua sarapan."
"Tapi kamu harus makan Jihan, aku tidak mau lambung kamu sakit."
"Aku baik-baik saja jihoon, nanti juga di kantin aku makan kok Bareng Sooyoung, kalo gitu aku berangkat dulu ya." Ucap Jihan.
"Hati-hati Jihan, kalo ada apa-apa telepon aku, jangan lari nanti kamu jatuh." Ucap jihoon.
"Iyah jihoon, aku berangkat ya." Ucap Jihan melambaikan tangannya sebelum keluar dari rumah.
"Posesif banget si bos." Ledek mashiho.
"Biarin dong, iri ya?! Makanya punya pacar sana." Ucap jihoon.
"Soal itu tenang aja lagi proses pendekatan."
"Jangan bilang sama Sooyoung?!."
Advertisement
"Yah, liat saja nanti." Ucap mashiho tersenyum simpul.
"Aish, mainnya rahasia sekarang ya."
"Yaa! Sudahlah tidak usah Kepo seperti itu, nanti juga kamu tau sendiri kok."
"Ya sudahlah seterah, cepat habiskan abis itu cuci piring nya."
"Jatuhnya aku seperti pembantu dadakan ya di sini!." Sarkas Mashiho, jihoon menahan ketawanya melihat wajah kesal Shiho lalu melanjutkan sarapan mereka.
*****
Jihan yang sedang berada di taksi untuk ke kampusnya, menatap kearah luar jendela dengan senyum manis nya, entah kenapa tiba-tiba saja harinya begitu sangat berharga baginya.
"Ini pak uang nya, terimakasih."
Jihan turun dari taksi dan berjalan masuk ke halaman kampus, saat Jihan melangkahkan kakinya di koridor kampus, Jihan mengerutkan keningnya saat anak-anak kampus menatap sambil berbisik-bisik, dibenak Jihan bertanya-tanya sebenarnya ada apa dengan mereka.
"Wow! Lihat gadis ini, masih punya nyali juga ya datang ke kampus."
"Yaa! Kau punya wajah berapa sampai tidak merasa malu datang ke kampus."
"Apa maksud kalian berdua?!." Tanya Jihan.
"Tidak usah sok tidak tau Jihan, semua anak kampus tahu kamu itu wanita yang sudah buat kegaduhan di sekolah sebulan yang lalu, dan kamu juga kan yang buat tangan nya jihoon di perban waktu itu, dasar wanita tidak tahu malu."
"Benar, seharusnya kamu malu udah bikin kegaduhan, sok cantik juga, dasar wanita ganjen."
"Jaga ya mulut kamu!." Sarkas Jihan.
"Yaa! Park Jihan!." Jihan pun menoleh kebelakang dimana ada jisoo dan yujin di sana.
"Punya keberanian juga ternyata datang ke kampus, bagaimana?! Sudah puas membuat dua pria bertengkar hanya karena memperebutkan dirimu." Ucap Jisoo.
"Aku kalo jadi kamu lebih baik keluar dari kampus karena malu." Ucap Yujin.
"Lihatlah wajahnya sangat mengenaskan sama seperti di poster ini haha." Ucap jisoo tertawa.
Jihan yang melihat tangan jisoo membawa poster pun langsung di rampas kasar, matanya membulat sempurna kala melihat poster itu menunjukkan wajahnya dan tulisan besar di sana.
"Park Jihan hanyalah wanita rendahan yang tidak tahu malu membuat dua pria famous bertengkar." Jihan tentu saja kaget saat membaca tulisan di poster itu, ia pun menatap tajam kearah jisoo dan yujin,"Yaa! Ini pasti perbuatan kalian kan, ngaku!!."
"Ck, jangan emosi seperti itu Jihan, santai saja." Jihan menatap tajam jisoo yang berjalan kearahnya, sesekali jisoo memegang pundak Jihan yang membuat jihan menghindar dari jisoo.
"Bawa dia!." Ucap Yujin, sontak jisoo dan dua mahasiswi tadi itu membawa Jihan yang memberontak untuk dilepaskan.
Sooyoung menerima pesan bahwa Jihan sudah di koridor itu berniat untuk menyusul Jihan, namun, matanya tak sengaja menatap Jihan yang di ganggu oleh yujin dan jisoo.
"Lho, itu Jihan mau dibawa kemana sama mereka?! Wah, tidak bisa di biarkan aku harus ikutin mereka."
Sooyoung mengikuti mereka dengan berjalan pelan-pelan dibelakang mereka, sampai dimana Sooyoung melihat Jihan di bawa ke depan gudang belakang sekolah, namun, aneh nya kenapa di sana banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berkumpul.
"Aneh, kenapa banyak anak kampus di sini?! Apa mereka disuruh oleh yujin?!." Tanya Sooyoung.
Advertisement
Sedangkan di posisi Jihan ia di dorong sampai jatuh ke lantai, Jihan pun berdiri lalu menatap wajah yujin di depannya.
"Maksud kamu apa si yujin?! Ngapain aku di bawa-bawa ke sini, terus ini kenapa ramai seperti ini?!."
"Kamu mau tau kenapa?! Karena aku mau menunjukkan sesuatu pada mereka." Ucap Yujin menarik sudut bibirnya keatas.
"Apa maksud kamu?!."
Yujin memberikan sebuah rekaman di ponselnya dimana di dalam rekaman itu terdengar suara sungchan yang tidak percaya jika Jihan sudah menikah bahkan di sana terekam Jihan yang menunjukkan cincin pernikahan mereka, bahkan di rekaman video tidak ada nama jihoon yang di sebut oleh Jihan.
"Ini kan obrolanku dengan sungchan kemarin, kenapa bisa kamu merekam ini?!." Tanya Jihan.
"Tentu saja, aku menyuruh jisoo untuk merekam kalian berdua, wah Jihan tidak disangka ya kamu diam-diam seorang wanita tidak benar."
"Jaga ucapan kamu yujin!."
"Kenapa?! Benarkan, kalo kamu memang wanita yang tidak benar Jihan, buktinya kamu menikah diam-diam."
"Ck, pasti hamil di luar nikah."
"Malu-maluin banget si, bikin nama kampus kita tercemar seperti ini."
"Sok cantik banget ngedeketin dua pria sekaligus padahal sebenarnya dia udah menikah tapi sepertinya suaminya sendiri tidak mau anggap dia istri deh, buktinya murahan seperti ini."
"Yaa! Park Jihan, dibayar berapa kamu di club malam?!."
Jihan yang mendengar makian dan hinaan dari mereka membuat hati Jihan sakit, karena ucapan mereka benar-benar diluar kendali dengan meremehkan Jihan seperti ini.
"Jaga ucapan kalian! Aku bukan wanita rendahan apalagi wanita penghibur seperti itu!!." Bentak Jihan.
"Yaa! Jihan, aku tidak tahu seberapa butuhnya kamu sama uang sampai harus menjual diri kamu sendiri ke pria brengsek, oh atau memang kamu sangat suka berhubungan dengan om-om pedofil yang punya uang banyak?!."
PLAKKK!!
Yujin memegangi pipi kanannya yang di tampar oleh Jihan, wajah Jihan sudah memerah dengan sorot mata tajamnya, jadi ini tujuan yujin adalah untuk mempermalukannya bahkan menjelekkan namanya di depan anak kampus.
"Kamu sudah berani menamparku Jihan!!."
"Karena kamu memang pantas mendapatkannya!." Sarkas Jihan.
Jihoon yang baru saja datang bersama dengan mashiho dibuat bingung saat melihat anak kampus berkumpul di Mading.
"Itu ada apa?!." Tanya Jihoon.
"Aku juga tidak tahu, bagaimana kalo kita lihat sendiri." Ucap mashiho yang di angguki.
Saat mereka berdua melihat Mading, Mata mereka dibuat terbelalak melihat poster wajah Jihan dengan tulisan seperti merendahkan harga diri Jihan, jihoon yang melihat itu cukup kaget sekaligus marah, ia meremas poster itu dengan wajah penuh emosi.
"Siapa yang berani buat ini dan menempelkan ini di Mading ha!."
Anak kampus yang melihat bentakan dari jihoon tidak ada yang berani menjawab, bahkan mashiho sendiri menatap tajam kearah mereka.
"Tidak ada yang jawab?! Aku tanya sekali lagi siapa yang berani membuat poster murahan seperti ha!!."
"Ck, mulutnya bisu!." Sarkas Mashiho.
"Jihoon! Mashiho!." Sooyoung berlari di koridor dengan nafas memburu.
"Sooyoung ada apa?!." Tanya Mashiho.
"Dimana Jihan?!." Tanya Jihoon.
"Tolongin Jihan, dia ada di dekat gudang dan sedang dijadikan bahan cacian akibat ulah yujin, cepat jihoon!."
Jihoon tanpa berpikir panjang langsung lari ke arah gudang kampus diikuti oleh mashiho dan Sooyoung, sedangkan di posisi Jihan yang basah kuyup gara-gara disiram air dingin bekas air pel'lan oleh yujin membuat Jihan menggigil hebat, yujin berjalan mendekati Jihan yang membuat Jihan mundur dengan menahan dingin ditubuhnya.
"Kasihan banget si lonte satu ini."
"Ja-jaga u-ucapan kamu!."
"Karena kamu sudah berani menampar pipi aku, kamu harus menerima balasannya!."
Jihan memejamkan matanya kala tangan yujin sudah terangkat untuk menamparnya, namun, ia tidak merasakan perih di pipinya apakah yujin tidak jadi menamparnya.
"Jihoon." Mendengar nama suaminya disebut Jihan membuka matanya, ia bisa lihat jihoon yang mencekal lengan yujin kuat dengan tatapan mata tajamnya.
Jihoon melirik kearah Jihan yang basah kuyub dengan menggigil membuat jihoon menatap tajam kearah yujin.
"Kamu menyirami air ke Jihan?!."
"A-aku tidak menyiram air ke dia."
"Kamu pikir aku percaya sama kamu?! Kamu pikir Jihan dengan bodohnya menyiram air seember itu ke tubuhnya sendiri?! Begitu!." Bentak Jihoon.
"Dengar yujin, jangan macam-macam dengan istriku atau kamu yang akan menerima akibatnya!!." Sarkas Jihoon lalu melepas kasar tangan Yujin.
Jihoon melepaskan jaket yang ia pakai terus di pakaian di tubuh Jihan dan langsung mendekap erat tubuhnya sontak hal itu Tak luput dari tatapan Yujin dan anak kampus.
"Kamu bilang Jihan ini istri kamu?! Jangan bercanda jihoon, wanita murahan ini tidak mungkin menikah dengan kamu!."
"Kenapa tidak mungkin?! Aku mencintainya dan aku sudah menikah dengannya, walaupun awalnya karena perjodohan tapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa, jadi aku peringatkan sama kamu kalo sampai kejadian ini terulang lagi aku tidak akan memaafkan kamu!."
"Kenapa?! Aku yang mencintai kamu lebih dulu dari pada Jihan tidak pernah kamu lirik, tapi kenapa Jihan malahan menjadi seseorang yang berharga untuk kamu ha!."
"Itu karena Jihan lebih spesial dari wanita yang lain, dan dia adalah sebuah takdir dari Tuhan untukku, kalo kamu bertanya kenapa aku tidak melirik kamu jawabannya hanya satu, karena aku memang Tidak menyukai kamu." Ucap Jihoon.
Jihoon kemudian menatap kearah pasang mata di depan mereka,"Ingat semuanya! Ini cincin pernikahan aku dan Jihan, jangan sesekali kalian bilang apalagi merendahkan harga diri jihan, aku suami sahnya jika aku mendengar hal itu kembali, aku tidak akan segan-segan untuk menghajar kalian satu-satu, termasuk kamu yujin!."
Jihoon merangkul pundak Jihan untuk pergi dari sana di susul oleh mashiho dan Sooyoung, yujin dan juga jisoo masih tidak menyangka jika Jihan menikah dengan jihoon begitupun anak kampus yang mendengarnya tadi.
"Yujin bagaimana ini?!." Tanya Jisoo.
Yujin mengepalkan tangannya kuat saat masih terekam jelas jihoon menunjukkan cincin pernikahan mereka.
"Aku akan membuat Jihan merasakan apa itu luka, aku tidak akan tinggal diam, lihat saja nanti park Jihan!!."
Advertisement
The Red Haps
Duarno, the ninth prince of the devil empire, is dead tired of the politics in court and just wants to live peacefully with his wife and a newborn daughter. But the encroaching elven war and the convoluting circumstances wouldn't let him be in peace. Would he join in the war and help devils achieve victory or would he continue on his path to live as the family man he has always wanted to be?
8 183The Zodians - Book 1: The Outlander
"The past is written by the future. The king shall fall off his throne by thirteen men who have not been born." He is the mad king who tears a whole continent into two pieces without mercy. He wielded the dark magic from an arcane source, from just no one to The Supreme Emperor. His reign lasts for nearly two hundred years, and no one knows exactly how many dead bodies are lying under his throne. But this is not the story of him. His reign is over, and now comes an epic of The Thirteen Knights, who sent the death sentence to the Emperor. Who are they? And above all, what they have lost to become such a symbol? Blood. Love. Duty. Comes power, comes responsibility, a wise man used to say. Victory does not create a man, tragedy does. Each chapter is around 700 - 2000 words to make the reading more efficient. The main timeline takes place in 2000 years later from the battle in beginning chapters, when magic is no longer available.
8 188Gamer
I am making this story as a revamp, edit, and transformation of the legendary gamer into something that can be better related to. I have done some work on writing, and also put more work into preparing the introductory thoughts. I will have a bare minimum of weekly updates, but there may be more depending on how much time I have. This story will follow Gregory Jeffrey Drake, a young man whose life is partially micromanaged by his parents, and in time will come to be a powerful character in his own story. For now though, the main focus for Gregory is to grow and find his place in this new world he has been dropped into. Gregory gained a new type of class, and must use it if he hopes to stay alive and make the world a better place.
8 115ʙᴀᴄᴋ ᴛᴏ ᴛʜᴇ ʙᴇɢɪɴɴɪɴɢ ....
ᴛʜɪs sᴛᴏʀʏ ɪs ʙᴀsɪᴄᴀʟʟʏ ᴀ ғᴀɴ ғɪᴄᴛɪᴏɴ . ɪᴛ's ᴀɢᴇᴅ ɪɴ ᴛʜᴇ ᴛɪᴍᴇs ᴏғ ᴍᴀʜᴀʙʜᴀʀᴀᴛ . ᴀʟʟ ᴛʜᴇ ᴇᴠᴇɴᴛs ᴏᴄᴄᴜʀɪɴɢ ᴀʀᴇ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇʟʏ ɪᴍᴀɢɪɴᴀʀʏ , ᴀʟᴛʜᴏᴜɢʜ sᴏᴍᴇ ᴏғ ᴛʜᴇᴍ ғɪɴᴅ ʀᴇғᴇʀᴇɴᴄᴇs ɪɴ ᴛʜᴇ ɢʀᴇᴀᴛ ᴇᴘɪᴄ ᴍᴀʜᴀʙʜᴀʀᴀᴛᴀ ᴀɴᴅ sʀɪᴍᴀᴅ ʙʜᴀɢᴀᴡᴀᴅ ᴘᴜʀᴀɴ . ʜᴏᴘᴇ ʏᴏᴜ ᴡɪʟʟ ʜᴀᴠᴇ ғᴜɴ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ ᴛʜɪs!
8 68In Your Dreams: a Harry X Voldemort|Tom
AU: You can talk to your soulmate in your dreams.If you can love me only in my dreams, let me sleep forever.You are my soulmate, my sweetheart, you are my dream come true. From now on until the end of time I gave my heart and soul to you.I don't know how it is you are so familiar to me or why it feels less like I'm getting to know you and I'm remembering who you are. How every smile, every whisper brings me closer to the impossible conclusion that I have known you before, I have loved you before in another time, a different place, some other existence.On that faithful Halloween night at Godric's Hallow, Lord Voldemort never intended to kill Harry -quite the opposite actually. But then, Dumbledore arrived and tried to kill Harry, but Voldemort prevented and the price that he lose his own body.Top Ranking:#337 in Fanfiction 8/26/17#1 in Tomarry 5/10/18#1 in Harrymort 5/10/18
8 236Paranoia
حالا دیگه دنبال تو نمیگردم. شاید اگر دستم رو دراز کنم بتونم خیالِ بودن با تو تا ابد رو بردارم و بذارمش همون جایی که میخوام، زیر اون تک درخت.ولی الان تقریبا دو سال میگذره...تو رفتی و رقصیدن با تو، توی اون دشت پر از گل های زرد، خام ترین خیال من باقی میمونه. واسه همیشه.✨.....Couples : vkook , jikook , yoonmin
8 69