《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 28.

Advertisement

Jihan membeku ditempat kala melihat jihoon dan juga mashiho ada di sini, jihan melirik ke Sooyoung yang sedang tersenyum lebar kearahnya.

"Young, kok ada jihoon?!." Tanya Jihan yang bingung.

"Maaf Jihan, ini adalah rencana aku dan mashiho untuk membantu kalian."

"Rencana kalian berdua?! Tunggu dulu ada apa si sebenarnya?!."

"Biar aku jelaskan." Ucap Mashiho.

Flashback Saat di kampus

Aku dan Sooyoung bertemu di koridor saat Sooyoung ingin ke kantin lalu kami memutuskan untuk ke kantin bersama sambil menunggu kamu dan jihoon, tapi baru beberapa langkah kami berjalan kami melihat jihoon yang sedang mengikuti kamu dan sungchan.

"Lho, itu jihoon mau kemana?!."

"Sepertinya ngikutin sungchan sama Jihan deh."

"Sungchan sama Jihan?!."

"Iyah, jadi tadi sungchan datang ke kelas lalu menemui Jihan dan meminta Jihan untuk ikut dengannya karena ada yang mau dia obrolin dan ditunjukin gitu."

"Perasaanku tidak enak, lebih baik kita ikutin saja."

Saat Sooyoung menyetujui ucapan ku, kami akhirnya mengikuti kalian, saat aku dan Sooyoung bersembunyi di balik pohon yang ada di dekat ruang seni kami bisa lihat jihoon yang berdiri di samping pintu dengan menatap kearah dalam, namun, kami tidak bisa mendengar apapun selain melihat jihoon mengepalkan tangannya lalu pergi.

"Kok jihoon pergi?! Kayaknya dia marah gitu deh."

"Ada yang aneh young, ayo kita lihat."

Saat kami berjalan mendekati pintu ruang seni kami terkejut saat melihat sungchan memegang tangan Jihan, aku bisa memastikan kalo sungchan sedang mengutarakan perasaannya dengan Jihan, awalnya kami kaget karena jihan menganggukkan kepalanya.

"Apa jihan menerima perasaannya sungchan?!."

"Entahlah, kita lihat saja jawaban dari Jihan, oh ya Shiho lebih baik kamu videokan mereka berdua, aku takut mereka berdua bertengkar karena salah faham, apalagi jihoon pergi tanpa melihat sampai abis."

"Benar juga, baiklah aku akan memvideokan nya."

Saat aku merekam Jihan dan sungchan, kami cukup lega karena Jihan akhirnya menolak dan mengakui pernikahannya bahkan kami tau kalo Jihan mencintai jihoon dan memilih jihoon, awalnya aku cukup kesal karena sungchan berbicara hal yang seperti merendahkan harga diri Jihan, tapi aku cukup kagum karena Jihan bisa membela dirinya sendiri.

"Sooyoung, aku pergi dulu menyusul Jihoon aku yakin pria itu pulang ke rumah dan akan membuat semua barang-barang berantakan karena emosinya."

"Baiklah, hati-hati."

Aku pergi ke parkiran mengambil mobil lalu pergi dari kampus untuk ke rumah jihoon, saat sampai di rumah jihoon aku bisa melihat mobilnya terparkir di garasi, namun, Baru ingin membuka pintu aku bisa melihat suara benda jatuh yang begitu keras makanya aku langsung masuk dan pergi ke kamar kalian.

"Astaga, jihoon!."

Aku kaget karena saat aku membuka pintu kamar kalian, semua barang-barang yang ada di meja rias semuanya berserakan di lantai, aku bisa melihat wajah emosi jihoon di sana.

"Mau apa kamu ke sini! Pergi!."

"Tenangkan dirimu dulu, aku kesini karena khawatir lihat kamu yang pergi dari kampus setelah melihat Jihan dan sungchan."

"Jangan pernah sebut-sebut nama gadis itu lagi Shiho, aku tidak ingin mendengarnya!."

Advertisement

"Kenapa?! Kamu membencinya jihoon?!."

"Aku tidak mungkin membenci wanita yang aku cintai, Shiho!."

"Lalu kenapa kamu minta aku untuk tidak menyebut nama Jihan lagi ha?! Kenapa?! Yaa! Park jihoon ingat dia istri kamu!."

"Istri ku?! Sepertinya tidak lagi, aku akan menceraikannya demi kebahagiaan dia."

"Apa maksud mu ha!! Jangan bicara omong kosong jihoon!."

Sungguh, emosi ku tidak dapat dikontrol setelah mendengar ucapan jihoon yang ingin menceraikan Jihan.

"Sudah tidak ada lagi yang bisa aku pertahankan Shiho, semuanya hancur, rumah tangga ku hancur!! Aku sudah berusaha untuk menjaga rumah tangga aku dengan Jihan, bahkan aku baru ingin minta maaf dengan Jihan karena aku sudah mendiaminya bahkan mengabaikan nya selama sebulan, tapi apa?! Aku melihat dia berduaan dengan sungchan di ruang seni berpegangan tangan, dan aku mendengar sungchan mengungkapkan perasaan nya pada jihan! Sakit Shiho! Perasaanku sakit!."

"Kamu salah faham jihoon, kamu melihat mereka berpegangan tangan tapi yang sebenarnya hanya sungchan yang memegang tangan jihan."

"Apa maksud kamu salah faham ha?! Aku jelas-jelas lihat mereka berduaan, dan aku yakin Jihan menerima perasaan sungchan, jadi untuk apa aku mempertahankan rumah tangga yang Jihan sendiri tidak mau mempertahankannya ha!."

"Aku punya rekamannya dan kamu bisa melihatnya sendiri, tapi sebelum itu aku harap kamu tidak menceraikan Jihan, gadis itu sudah berusaha keras untuk mempertahankan rumah tangganya terlebih lagi ia sudah mengakui semuanya."

Aku memberikan rekaman video itu ke jihoon, aku bisa melihat wajah jihoon yang terkejut setelah melihat video dimana Jihan menolak bahkan mengakui semuanya ke sungchan.

"Bagaimana?! Sudah percaya kalo Jihan tidak seburuk itu untuk menduai kamu."

Aku terkejut saat jihoon menjatuhkan dirinya ke lantai dengan duduk bersimpuh, aku bisa melihat dia yang menutupi wajahnya, aku berjongkok lalu memegang pundaknya.

"Kenapa aku bodoh sekali shiho, kenapa hiks, aku hanya ingin rumah tangga ku bisa berjalan harmonis seperti keluarga yang lain, aku hampir saja berpikiran buruk terhadap jihan hiks, aku hampir menceraikannya, aku bodoh Shiho, aku bodoh!."

"Jihoon, dengarkan aku, setiap membangun rumah tangga pasti ada saja masalahnya, bukan hanya mereka yang berumah tangga tapi orang yang berpacaran, berteman ataupun anak kecil sekalipun pasti sering bertengkar dan menemukan masalah mereka masing-masing, ini bukan akhir dari semuanya jihoon, kamu masih punya kesempatan untuk membangun kembali rumah tangga kamu dengan Jihan, aku bisa membantu kamu."

"Bagaimana caranya?!."

"Kebetulan Sooyoung bilang kalo dia ingin membawa Jihan ke sungai Han untuk menenangkan pikiran Jihan, jadi ini kesempatan untuk kalian berdua berbaikan, kamu mau?!."

"Ayok pergi Shiho."

Dan saat itu juga kami pergi ke sungai Han untuk bertemu dengan kalian berdua, tepatnya ketemu Jihan, tapi sebelum itu aku sudah memberitahukan Sooyoung kalo kami akan datang dan saat dimana Jihan mengatakan hal yang jujur itu kami ada tepat di belakangnya.

"Begitu ceritanya." Ucap Mashiho.

Jihan diam sesaat setelah mendengar kalo jihoon hampir menceraikan dirinya karena kesalahpahaman, Sooyoung yang peka dengan situasi saat ini pun tersenyum kemudian menatap kearah Jihan.

Advertisement

"Baiklah, kalian harus berbicara berdua jadi selesaikan masalah kalian, aku dan Shiho ingin jalan-jalan di sekitar sungai Han, ayok Shiho."

"Jangan sia-siakan kesempatan berharga ini jihoon." Bisik mashiho sebelum pergi dengan Sooyoung.

Kini mereka tinggal berdua, Jihan tidak berani menatap mata jihoon ia sangat takut jika Jihoon masih marah dengannya, Jihoon berjalan mendekati Jihan Yang diam tanpa menatapnya.

"Jihan, tatap mata aku." Ucap jihoon.

"Tidak mau." Ucap Jihan mengerucutkan bibirnya.

Jihoon terkekeh kecil melihat sikap Jihan yang sepertinya masih mengira dirinya masih marah dengan Jihan.

"Aku itu suami kamu bukan pajangan kamu." Ucap Jihoon.

"Suami apa yang mau menceraikan istrinya sendiri karena salah paham doang." Ketus Jihan.

Jihoon menggelengkan kepalanya dengan tersenyum lebar melihat Jihan yang sepertinya kesal, Jihoon pun menarik tangan Jihan yang membuat Jihan membelalakkan matanya saat tubuhnya di peluk erat oleh Jihoon.

"Aku mencintaimu Jihan." Bisik Jihoon begitu lembut terdengar di telinga Jihan.

Jihan yang mendengar itu merasakan hatinya menghangat tangannya pun terulur untuk membalas pelukan jihoon.

"Aku juga mencintaimu, jihoon." Bisik Jihan, mendengar jawaban dari Jihan membuat jihoon tersenyum bahagia karena akhirnya ia bisa mendengar kata itu keluar dari mulut Jihan.

Jihoon melepaskan pelukannya, kemudian menatap wajah Jihan yang sedang tersenyum manis kearah nya.

"Maafkan aku yang sebulan ini mendiami kamu dan mengabaikan kamu, maaf juga karena aku hampir saja menceraikan kamu hanya karena kesalahpahaman itu, untung ada mashiho yang langsung memberikan bukti rekaman itu, tapi tetap saja aku tidak suka melihat kamu berduaan dengan sungchan."

"Tidak, kamu tidak salah, yang salah aku karena tidak bisa menghargai kamu, aku minta maaf aku janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi dan aku akan belajar menjadi istri yang baik untuk kamu, aku minta maaf ya."

"Aku sudah maafkan kamu, kita berdua yang salah dan jadikan ini semua sebagai pelajaran untuk lebih baik kedepannya."

Jihan menganggukkan kepalanya Sambil tersenyum manis,"Iyah."

Jihoon mencium keningnya Jihan dengan penuh kasih sayang, Jihan memejamkan matanya kala kehangatan itu mengalir kedalam tubuhnya.

Setelah itu mereka saling bertatapan dengan senyum yang tak henti-hentinya mengembang di bibir mereka, jihoon memiringkan kepalanya kemudian mendekati wajahnya kepada jihoo, Jihan yang tau yang ingin dilakukan oleh jihoon pun memejamkan matanya dan tidak lama kemudian sebuah benda kenyal menempel di bibir pink Jihan, sebuah momen bersejarah untuk mereka berdua berciuman dengan latar dari cahaya dan sungai Han menjadi saksi cinta pertama mereka muncul.

"Aku senang akhirnya kita bisa membuat mereka berbaikan dan saling mengungkapkan perasaan mereka." Ucap Sooyoung, mereka berdua bersembunyi dibalik pohon tak jauh dari tempat Jihan dan jihoon yang sedang berciuman.

"Benar, aku juga ikut Senang melihat mereka bisa saling mengungkapkan perasaan." Ucap Mashiho menatap Sooyoung.

"Kenapa kamu natap aku seperti itu?!." Tanya Sooyoung.

"Tidak ada." Ucap mashiho.

"Yaa! Lebih baik kita pergi saja, tidak enak juga melihat orang ciuman jatuhnya tuh kita berdua kaya hantu ngenes gitu." Ucap Sooyoung.

"Kita?! Kamu aja kali aku si tidak." Ledek mashiho lalu pergi meninggalkan Sooyoung.

"Yaa! Sembarangan aja udah cantik begini masa jadi hantu! Mashiho tunggu!."

Jihoon menyudahi aksi ciumannya itu, saat mata mereka bertemu jihoon menghapus sisa-sisa air di bibir Jihan.

"Kita lanjut di rumah saja." Ucap Jihoon dengan tatapan genitnya.

"Apa si, jangan goda aku begitu ya."

"Kenapa?! Kan sama istri sendiri, lagian juga aku belum dapat jatah dari kamu."

"Ih jihoon kecilin suaranya nanti di dengar sama orang malu."

"Biarin aja biar semua orang tau kalo hanya park Jihan wanita satu-satunya yang menjadi milik aku."

Jihan tersenyum malu mendengarnya, kemudian jihoon pun mengulurkan tangannya untuk di genggam oleh Jihan.

"Mau jalan-jalan denganku?!."

"Tentu saja aku mau." Ucap Jihan menerima uluran tangan jihoon.

Mereka berdua berjalan di sekitar sungai Han dengan tangan yang saling bergandengan tangan, senyum bahkan tawa menghiasi malam mereka yang indah di sungai Han.

Saat dimana mereka memilih duduk di kursi dengan berhadapan langsung dengan sungai Han, Jihan menyandarkan kepalanya di bahu jihoon dengan menatap indahnya sungai Han.

"Jihoon, aku benar-benar bahagia sekarang, selain hubungan kita membaik aku juga senang karena akhirnya aku bisa mencintai seseorang dan itu adalah kamu."

"Aku lebih bahagia lagi, karena akhirnya semuanya sudah kita lewati bersama, dan aku juga senang karena ternyata perjodohan itu bisa di bilang sebuah awal pertemuan kita lalu berubah menjadi sebuah takdir yang udah ditentukan Tuhan untuk kita berdua."

Jihan menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dia ucapkan oleh Jihan hatinya begitu nyaman saat bisa mendengarkan detak jantung jihoon yang seperti sebuah alunan musik yang sangat candu di telinganya, jihoon mencium kening Jihan lalu sama-sama menikmati indahnya sungai Han sebelum mereka berdua pulang ke rumah.

Drtt...Drttt...Drttt....

Ponsel jihoon bergetar saat ia melihat ada sebuah pesan dari mashiho pun langsung dibuka oleh jihoon.

“Aku dan Sooyoung pulang duluan ya, kami tidak mau mengganggu momen kalian berdua, semoga kalian bersenang-senang”

Jihoon terkekeh kecil melihat isi pesan dari mashiho.

"Mashiho kenapa?!." Tanya Jihan.

"Dia bilang kalo dia dan Sooyoung sudah pulang karena tidak ingin mengganggu kita berdua."

"Astaga, mereka sampai segitunya tapi kayaknya kita harus kasih sesuatu sebagai tanda ucapan terimakasih."

"Benar, gimana besok pulang kampus kita traktir mereka makan saja, biar aku yang bayar."

"Aku seterah kamu saja."

"Ya sudah kalo gitu kita pulang sekarang." Ucap jihoon.

"Kok pulang?!."

"Karena aku mau kita lanjutin yang tadi di kamar, biar aku bisa lihat jihoon kecil di rumah kita, ayo pulang." Ucap jihoon lalu mengendong Jihan ala bridal style.

"Ih kok di gendong si, lepasin aku bisa jalan, malu tau dilihatin orang."

"Diam atau aku cium kamu di sini."

Jihan langsung mengunci mulutnya yang membuat jihoon tertawa puas lalu berjalan menuju mobilnya yang terparkir.

    people are reading<[✓] Mate || Park Jihoon>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click