《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 27.

Advertisement

Sungchan yang melihat anggukan kepala dari jihan dibuat bingung sekaligus senang, bingung karena jawaban nya Iyah atau tidak, sedangkan senangnya kalo memang benar Jihan menerimanya.

"Maksudnya ngangguk itu apa?! Kamu Nerima cinta aku?!."

Jihan kembali menampilkan senyum tipisnya, kemudian ia melepaskan genggaman tangan nya dari sungchan yang membuat sungchan menatap bingung.

"Maksud dari anggukan aku adalah kebalikannya, yaitu menolak kamu."

"Apa?! Tapi kenapa?!."

"Maaf sebelumnya kalo aku sudah menyembunyikan hal ini dari kamu, tapi sebenarnya aku sudah menikah, sungchan."

Sungchan terkejut mendengarnya, ia diam untuk mencerna ucapan dari Jihan, menikah? Apakah Jihan sedang bercanda hanya untuk mengalihkan topiknya.

"Jihan aku tau kamu sedang bercanda saat ini, kamu itu belum menikah aku percaya kamu belum menikah, kamu hanya bohong agar kamu punya alasan yang tidak masuk akal untuk menolak aku, benar kan?!."

Jihan menggeleng dengan serius,"Tidak, aku serius kok, Aku memang sudah menikah sebulan yang lalu."

"Oke, kalo memang kamu beneran sudah menikah, lalu buktinya mana?! Terus sama siapa kamu menikah."

Jihan menunjukkan telapak tangan kanannya dimana ada cincin pernikahan di jari manisnya, sontak hal itu membuat sungchan menggeleng tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Ini bukti cincin pernikahan aku dengan Jihoon."

"Jihoon?! Pria yang kamu sebut teman waktu itu adalah suami kamu?! Park Jihan sudahlah, hentikan omong kosong kamu sebelumnya juga kamu tidak memakai cincin itu kan, jangan bercanda seperti ini, umur kamu masih muda untuk menikah, oh atau jangan-jangan kamu hamil duluan makanya kalian berdua menikah diam-diam ha?!."

PLAKK!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan sungchan tentu saja itu dari Jihan yang merasa tersinggung dengan ucapan sungchan yang menuduhnya hamil di luar nikah.

"Jaga omongan kamu! Aku bukan wanita jalang apalagi rendahan seperti itu, aku dan jihoon menikah karena sebuah perjodohan di keluarga kami, aku memang awalnya tidak memakai cincin ini karena cincin nya aku kalungin dan asal kamu tau aku berbohong saat itu karena aku belum siap memberitahukan tentang pernikahan ku kepada anak-anak kampus termasuk kamu, tapi sekarang?! Aku berubah pikiran, aku mencintai jihoon dan hanya dia pria yang aku cintai."

"Yaa! Aku benar-benar tidak menyangka kalo aku mencintai wanita yang sudah menjadi istri orang lain, ck memalukan." Sarkas Sungchan, kemudian menatap wajah Jihan,"Tapi karena aku sudah terlanjur mencintai kamu, aku tidak perduli kamu sudah menikah atau belum, kamu bisa berhubungan dengan ku diam-diam atau tidak ceraikan saja jihoon, gampang kan."

Advertisement

Jihan menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang, sungchan berbicara seakan-akan pernikahan kami adalah sebuah permainan di matanya.

"Yaa! Mau sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan jihoon, aku tidak ingin melukai perasaannya lagi, udah cukup aku egois selama ini dan aku mau memperbaiki semuanya."

"Kamu tidak benar-benar mencintainya Jihan, kamu pasti hanya berbohong saja."

"Tidak, Aku serius, aku mencintainya lebih dari aku mencintai diri ku sendiri."

Sungchan mengepalkan tangannya entah kenapa rasanya penolakan serta kejujuran ini buat hatinya kesal sekaligus emosi, ia menatap tajam kearah Jihan, bukan karena ia membenci Jihan tapi karena selama ini Jihan sudah berbohong kepadanya.

"Sungchan, aku benar-benar minta maaf jika aku telah berbohong kepada kamu mengenai pernikahan aku dengan jihoon, dan aku menghargai perasaan kamu, tapi sekali lagi aku minta maaf aku tidak bisa menerima perasaan kamu sedangkan aku sedang menjaga perasaan orang lain."

Jihan menatap ke lukisan yang dibuat oleh sungchan, kemudian menatap kembali ke sungchan dengan senyum manis nya.

"Aku menyukainya, terimakasih sudah melukis wajahku seindah ini, aku yakin suatu hari nanti kamu akan menemui wanita yang cocok untuk kamu, sekali lagi aku minta maaf, aku pergi dulu ya."

Jihan berjalan pergi meninggalkan ruang seni, sungchan menatap punggung jihan yang menghilang dari balik pintu, setelah itu ia pun berteriak mengeluarkan semua kekesalannya dengan mengusap kasar wajahnya.

"Argh!! Semuanya sia-sia saja untuk aku perjuangkan!!." Sarkas Sungchan.

Jihan yang berjalan di koridor sekolah sesekali memikirkan bagaimana sakitnya perasaan sungchan saat tau ia sudah menikah, namun, kembali lagi ia tidak bisa terus-menerus menyembunyikan pernikahannya yang akan menimbulkan pertengkaran untuknya dan jihoon.

"Maafkan aku sungchan, aku tidak bermaksud untuk menyakiti kamu, sungguh." Batin Jihan.

"Park Jihan!." Jihan yang sedang berjalan ke kantin menoleh kebelakang saat seseorang memanggil namanya.

"Yujin, kenapa?!." Tanya Jihan datar.

"Dimana jihoon."

"Jihoon?! Aku mana tau dia dimana."

"Jangan bohong!! Cepat katakan dimana Jihoon."

"Yaa! Aku bahkan seharian ini tidak bertemu dengannya, kenapa kamu tidak menanyakan hal itu kepada mashiho dia kan temannya."

"Dengar baik-baik Jihan, aku tidak akan tinggal diam melihat kamu bersama jihoon, sampai kapanpun jihoon milik aku bukan milik kamu!! Ingat itu!."

Advertisement

"Ck, jangan terlalu kepedean yujin, jihoon saja tidak pernah tertarik dengan kamu tuh, sudahlah aku mau ke kantin lihat muka kamu saja buat aku lapar!."

Jihan berjalan pergi dengan senyum miringnya untuk yujin, sontak yujin yang melihat itu pun mengepalkan tangannya.

"Awas kamu Jihan, aku akan memberikanmu pelajaran!."

*****

Jihoon yang sedang dalam keadaan emosional pun memilih pergi dari kampus dengan membawa mobilnya di kecepatan tinggi, jihoon terus teringat bagaimana sungchan memegang tangan Jihan dan mengungkapkan perasaannya pada Jihan.

Sesampainya di rumah jihoon langsung masuk ke kamar dan membanting semua barang yang ada di hadapannya, wajahnya memerah, rahang nya mengeras karena emosi yang meluap di tubuhnya.

"ARGH!! Lagi dan lagi kamu membuatku marah Jihan, aku pikir usaha kamu ingin kita baikan itu tulus tapi nyatanya tidak, kamu tetap saja sama seperti dulu! Dan sekarang kamu pasti menerima perasaan sungchan!."

Jihoon mengusap wajahnya kasar dengan sesekali berteriak keras meluapkan emosinya.

"Sudah tidak ada lagi yang harus aku pertahankan sekarang, berpisah dan mengakhiri hubungan rumah tangga ini adalah satu-satunya jalan yang baik supaya tidak ada lagi saling menyakiti, dengan begitu hubungan Jihan dan sungchan bisa bahagia tanpa adanya aku." Ucap Jihoon yang sudah menentukan pilihan yang baik untuk dirinya dan Jihan.

*****

Sesuai dengan janji Sooyoung untuk mengajak jihan keluar setelah pulang dari kampus, menjelang malam mereka pergi ke sungai Han dimana pemandangan di sana begitu sangat indah, Sooyoung sengaja membawa Jihan ke sini untuk membuat jihan merasa tenang saat melihat pemandangan sungai Han.

"Wah! Bagus banget." Ucap Jihan yang kagum dengan sungai Han di malam hari.

"Kamu suka?! Aku sengaja lho ngajak kamu kesini karena aku tau kamu butuh ketenangan." Ucap Sooyoung.

"Terimakasih young, kamu selalu tau apa yang aku butuhkan." Ucap Jihan tersenyum tipis.

"Yaa! Kenapa wajahmu seperti itu, ayolah aku mengajak kamu ke sini untuk membuat kamu senang bukan sedih." Ucap Sooyoung.

"Hehe maafkan aku, datang ke sini membuat aku teringat jihoon, aku benar-benar merindukan pria itu."

Sooyoung menatap sendu wajah Jihan di sampingnya, walaupun ia tau Jihan memang salah tapi jihan sudah berusaha keras untuk mengembalikan rumah tangganya seperti dulu, bahkan Jihan sudah menyesali perbuatannya yang tidak menghargai jihoon, Sooyoung juga tau Cerita Jihan yang menolak sungchan tadi di kampus.

"Jihan, jangan sedih aku mohon."

Jihan mendongakkan kepalanya keatas untuk menahan air matanya, entah kenapa tiba-tiba saja perasaannya menjadi sedih seperti ini.

"Aku tidak apa-apa Sooyoung, aku hanya terharu saja melihat keindahan sungai Han."

Sooyoung yang tidak sengaja melirik kebelakang itu pun tersenyum simpul kemudian menatap ke arah Jihan.

"Kamu benar-benar merindukan jihoon?! Kalo seandainya jihoon ada di sini apa yang mau kamu lakukan?!."

"Terlalu mustahil untuk didengar, tapi kalo memang dia ada disini mungkin aku ingin bilang maaf sekali lagi karena apa yang udah aku lakukan selama ini, setelah itu aku pasrah dengan semuanya."

"Kamu menyerah Jihan?!." Tanya Sooyoung.

"Tidak, aku tidak menyerah hanya saja aku pasrah dengan takdir, aku hanya tidak mau jihoon terus-menerus tersakiti cuman karena aku."

"Jihan, bagaimana juga jihoon sudah memilih kamu untuk menjadi pasangan hidup dia."

"Aku tahu, tapi aku udah buat kesalahan yang fatal young, aku menyia-nyiakan pria sebaik dia hanya karena sungchan, aku tidak bisa apa-apa lagi selain pasrah dengan takdir dan juga keputusan nya nanti."

"Apa kamu punya perasaan dengan jihoon?!."

"Kenapa tiba-tiba kamu mengeluarkan banyak pertanyaan seperti itu?!." Tanya Jihan.

"Tidak apa-apa kok aku hanya ingin tahu saja, sudahlah cepat jawab."

Jihan menarik nafas panjangnya kemudian menghembuskan perlahan, Jihan menganggukkan kepalanya dengan menatap sungai Han di depannya.

"Aku mencintainya sebelum dia mengungkapkan perasaannya duluan, aku menyesal karena baru sekarang mengatakannya, tapi sepertinya tidak ada gunanya juga kan aku sudah terlambat, dia sepertinya sudah membenciku." Ucap Jihan dengan senyum tipisnya.

"Belum, kamu belum terlambat, park Jihan."

Sontak jihan yang kaget mendengar suara yang familiar di telinganya, suara yang selama ini ia rindukan itu pun tercengang, Jihan membalikkan badannya kebelakang lagi-lagi matanya membulat saat melihat sosok pria yang sedang berdiri dengan senyum manis di bibirnya itu sedang menatap kearahnya.

"Jihoon."

    people are reading<[✓] Mate || Park Jihoon>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click