《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 26.
Advertisement
Rumah tangga Jihan dan juga jihoon sudah berjalan selama satu bulan, selama sebulan itu hubungan mereka berdua masih belum bisa dibilang baik-baik saja, bahkan saat dimana Jihan mulai memakai cincin pernikahannya di Jari manisnya itu mampu membuat jihoon terkejut.
Tapi diantara mereka berdua masih belum banyak mengobrol seperti dulu bahkan mereka masih pisah ranjang sampai sekarang, Jihan sudah tidak lagi menemui sungchan walaupun sungchan memohon-mohon kepada Jihan, bahkan sekarang Jihan menjadi sosok pendiam setelah ia berusaha keras untuk membujuk jihoon tapi usahanya itu sia-sia sebab jihoon masih bersikap dingin dengannya.
Jihoon yang sudah rapih hendak pergi ke kampus itu sedari tadi tidak melihat keberadaan Jihan di rumah, jihoon berjalan ke meja makan dan ia hanya melihat beberapa lauk dan kertas yang ada di atas meja makan.
"Dimana Jihan?! Surat apa ini?!."
Jihoon mengambil kertas berisikan surat dari Jihan yang ditinggalkan di atas meja makan.
"Aku sudah masakin sarapan untuk kamu supaya kamu menghindari dari makan mie terus-terusan, aku sudah masakin sup rumput laut, dakkochi dan haemultang buat kamu, aku tau kamu tidak akan makan jika ada aku, jadi supaya kamu makan aku mutusin untuk berangkat lebih pagi, selamat makan jihoonie"
Jihoon yang membaca surat itu ditulis oleh Jihan langsung membuat hatinya merasa bersalah karena mendiami Jihan selama sebulan, bahkan ia juga selalu mengabaikan Jihan yang sedang berusaha untuk berbaikan dengannya.
"Apa yang aku lakukan selama ini, aku mendiaminya bahkan mengabaikannya yang ingin berbaikan denganku, aku memang kecewa dan masih sangat sulit untuk mempercayai nya, tapi kalo di lihat-lihat lagi sepertinya dia memang sudah menyadari kesalahannya."
Jihoon duduk di kursi meja makan, ia mengusap wajahnya kasar pikirannya terus memikirkan bagaimana Jihan yang selalu berusaha untuk mendekatinya, tapi dibalik itu semua masih ada keraguan di hatinya untuk mempercayai Jihan.
"Ah mungkin nanti aku harus berbicara dengan Jihan, sudah saatnya aku berbaikan dengan dia."
Jihoon menganggukkan kepalanya kemudian memakan masakan yang dibuat oleh Jihan untuknya.
Sedangkan di posisi Jihan, gadis itu pergi ke perpustakaan kampus dikarenakan ia datang terlalu pagi terlebih lagi baru hanya sebagian mahasiswi yang datang membuat Jihan malas berada di kelas dan memilih pergi ke perpustakaan hanya sekedar duduk sambil merebahkan kepalanya di lipatan tangan.
"Aku harap jihoon mau makan masakan aku, akhir-akhir ini dia lebih sering makan mie dan aku sangat khawatir dengan kesehatan jihoon." Ucap Jihan, kemudian memejamkan matanya.
"DOR!."
"Argh!!." Teriak Jihan kaget dan langsung menutup mulutnya,"Yaa! Kim Sooyoung, kau mengangetkan saja!." Sarkas Jihan menatap tajam Sooyoung.
"Hehe maaf, kamu ngapain ada di perpustakaan pagi-pagi gini?!."
"Tidak ada, hanya lagi pengen saja, kamu sendiri ngapain di sini?!."
"Aku ada jadwal piket di perpustakaan hari ini makanya aku ada di sini."
Jihan menganggukkan kepalanya sambil membentuk mulutnya 'O'.
"Yaa! Park Jihan, bagaimana hubungan kamu dengan jihoon?! Apa sudah baikan." Bisik Sooyoung.
Advertisement
"Belum, hubungan ku masih tetap sama seperti bulan lalu, aku saja tidak tahu mau sampai kapan aku seperti ini." Ucap Jihan menghela nafas beratnya.
"Tapi apa dia kalo di rumah mau makan bersama kamu?!." Tanya Sooyoung.
"Itu sebabnya kenapa aku datang ke kampus pagi-pagi, aku udah susah payah masak dari jam lima untuk jihoon sarapan lalu jam enam nya aku berangkat ke kampus, aku tau dia tidak akan makan jika ada aku dan aku tidak mau dia sakit hanya karena makan mie terus-terusan."
"Aku mengerti, kamu harus tetap tenang ya mau bagaimanapun ini udah menjadi konsekuensinya yang harus kamu terima dari apa yang sudah kamu lakukan sebelumnya."
"Aku tahu young, terimakasih sudah menjadi support sistem aku selama ini."
"Sama-sama, oh ya lalu bagaimana dengan sungchan?! Apa dia sudah tau tentang pernikahan kalian berdua?!."
Jihan menggeleng,"Belum, aku belum sempat memberitahukan soal pernikahanku dengan jihoon, kamu tau kan selama ini aku menghindarinya terus, aku selalu menolak untuk bertemu dengan sungchan walaupun pria itu terus-terusan memohon untuk bertemu."
"Tapi dia pernah kan ketemu kamu di kampus, apa dia tidak tahu kalo cincin yang kamu pakai itu sebenernya cincin pernikahan?!."
"Dia memang pernah tanya tapi sebelum aku jawab bel masuk sudah bunyi, mungkin dia bakalan mikir kalo cincin ini pasti pemberian dari mama bukan pernikahan."
"Ya sudah tidak apa-apa, intinya sekarang kamu harus cepat beritahukan sungchan soal pernikahan kalian, agar hubungan kamu dan jihoon berjalan dengan baik kembali."
"Aku mengerti, aku pasti akan segera memberitahu sungchan soal pernikahan aku dan jihoon."
"Good, aku senang mendengarnya, aku kagum sama kamu Jihan, kamu sudah melewati banyak masalah dan berusaha untuk memperbaiki semuanya."
"Apa si biasa aja." Ucap Jihan terkekeh kecil.
"Oh ya, pulang dari kampus kamu mau ikut denganku?!." Tanya Sooyoung.
"Kemana?!."
"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat yang bisa bikin kamu tenang, kamu mau?!."
"Baiklah, aku akan ikut denganmu." Ucap Jihan tersenyum manis.
*****
Di kelas Jihan sedang berlangsung jam pelajaran dimana dosen sedang menjelaskan tentang materi administrasi kepada semua muridnya.
"Baiklah, saya harap kalian sudah mengerti sampai di sini, dan jangan lupa untuk mempersiapkan diri kalian karena ujian kelulusan dan juga sidang skripsi akan diadakan satu bulan lagi, mengerti."
"Mengerti pak."
"Baiklah, kalo gitu pelajaran saya akhiri sampai di sini, sampai jumpa lagi."
Dosen keluar dari kelas dan saat itu juga semua mahasiswa dan mahasiswi berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin maupun ke perpustakaan, Jihoon yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas sesekali melirik kearah Jihan yang dimana gadis itu sedang mengobrol dengan Sooyoung membuat jihoon tersenyum tipis melihatnya.
"Yaa! Kau tau tidak, sebulan ini mashiho lagi baik banget Sama aku." Ucap Sooyoung.
"Bukannya setiap hari mashiho memang baik sama kamu ya, memangnya dia pernah jahat ke kamu?!."
Advertisement
"Aish, bukan gitu maksudnya, jadi tuh akhir-akhir ini dia sering banget ngajak aku makan di luar malahan nih ya dia sering banget traktir aku kalo lagi jalan sama dia, terakhir aku pergi ke pasar malam sama dia dan kamu tau Jihan?! Aku dibeliin boneka sama dia."
"Apa?! Boneka?! Serius?!."
Sooyoung mengangguk serius menatap wajah Jihan.
"Serius Jihan, makanya aku aneh banget sama sifat dia akhir-akhir ini."
"Mungkin Shiho suka sama kamu, young."
"Suka sama aku?! Tidak mungkin Jihan, ya kali cowok kaya dia suka sama cewek biasa kaya aku."
"Yaa! Jangan merendahkan diri kamu sendiri begitu, dengar ya, Shiho itu selain dia jago banget main basketnya dia juga baik kok orang nya, malahan ya banyak banget cewek di kampus ini yang Mau jadi pacarnya, sedangkan kamu?! Di sukai sama cowok populer kaya mashiho malahan tidak percaya diri."
"Tapi kan aku tidak mau kepedean dulu, barangkali aja dia cuman anggap aku sebagai teman baik nya saja tidak lebih."
"Ya sudah seterah kamu kalo tidak percaya, tapi filing aku si kuat ya kalo Shiho itu memang suka sama kamu, kita lihat saja nanti."
"Huft... Sudahlah jangan bahas ini, bagaimana kalo kita ke kantin saja?!."
"Boleh ayok." Ucap Jihan, baru mereka beranjak dari duduknya, Jihan dibuat kaget karena kedatangan sungchan ke kelas mereka.
"Jihan." Ucap sungchan.
"Sungchan, sedang apa kamu ke kelas aku?!." Tanya Jihan ragu-ragu.
"Boleh aku bicara dengan kamu?!."
"Bicara apa ya?! Di sini saja." Ucap Jihan yang sesekali melirik ke arah Sooyoung yang wajahnya sudah datar.
"Tidak bisa, aku hanya ingin mengobrol berdua dengan kamu." Ucap Sungchan.
"Kamu tidak dengar Jihan bicara apa tadi?! Dia mau nya kamu ngobrol di sini saja." Ucap Sooyoung.
"Tapi sayangnya aku ingin kita berbicara berdua di ruang seni karena sekalian aku ingin menunjukkan sesuatu kepada Jihan di sana." Ucap Sungchan, kemudian melirik kearah Jihan,"Kamu mau kan ikut denganku sebentar?!."
Jihan melirik ragu kearah Sooyoung, kemudian menghela nafas panjangnya.
"Baiklah, aku akan ikut dengan kamu, Sooyoung aku akan menyelesaikan urusanku dengan sungchan nanti aku susul kamu ke kantin ya."
Sooyoung yang melipat kedua tangannya di dada pun memutar bola matanya malas.
"Baiklah, cepat jangan lama-lama."
Setelah Sooyoung pergi, Jihan pun menatap kearah sungchan.
"Aku tidak punya waktu untuk berbicara dengan kamu, jadi ayo kita pergi." Ucap Jihan kemudian berjalan keluar dari kelas di susul oleh sungchan.
"Mau kemana mereka berdua?!." Batin Jihoon yang sedari tadi melihat kearah mereka.
*****
Di ruang seni, Jihan mengerutkan keningnya saat melihat dua lukisn yang tertutup kain hitam di hadapannya.
"Ini apa kok di tutupin?!."
"Coba kamu buka."
Jihan melirik kearah sungchan yang tersenyum manis menatapnya, dengan rasa penasarannya Jihan pun membuka kain besar yang menutupi dua lukisan itu.
"A-apa ini." Jihan membulatkan matanya kala melihat lukisan di hadapannya, kemudian ia menatap wajah sungchan yang lagi tersenyum kearahnya,
"Wajahku?! Kamu melukis wajah aku sungchan?!." Tanya Jihan.
"Benar, ini aku buat sebulan lalu dimana aku pertama kali ketemu kamu, entah kenapa tiba-tiba aku ingin sekali melukis wajah kamu."
"Ta-tapi kenapa harus aku?!."
"Itu karena aku." Ucap sungchan menggantung.
Jihan terbelalak saat melihat sungchan meraih pergelangan tangannya untuk ia genggam, tentu saja itu membuat mata mereka bertemu.
"Itu karena aku mencintai kamu, Jihan." Ucap Sungchan lembut, sontak Jihan lagi-lagi dibuat kaget dengan apa yang dia dengar.
Beda hal dengan Jihan yang terkejut, seseorang mengepalkan tangannya kuat bahkan sampai memerah siapa lagi kalo bukan jihoon yang diam-diam mengikuti Jihan dan sungchan ke ruang seni, bahkan ia sendiri mendengar dimana sungchan mengungkapkan perasaannya kepada Jihan, tak ingin hatinya tambah sakit jihoon memilih pergi dari sana.
"Kamu mencintai ku?! Aish, jangan bercanda sungchan, itu sama sekali tidak lucu."
"Aku tidak bercanda Jihan, sejak pertama lihat kamu di kampus aku tiba-tiba tertarik dengan kamu, sampai akhirnya aku semakin dekat dengan kamu membuat perasaanku menjadi nyaman, aku membuat lukisan wajah kamu karena setiap hari bahkan setiap waktu hanya kamu yang ada dipikiran aku."
Jihan terdiam ia tidak menyangka jika ucapan jihoon dua Minggu lalu memang benar apa adanya kalo sungchan sebenarnya mencintai dia tanpa Jihan tahu.
"Mau sampai kapan kamu terus kaya gini ke aku, jihoon?!."
"Sampai kamu mau menjauhi pria itu, apa ucapan ku belum bikin kamu mengerti, kalo aku cemburu dan marah dengan kamu Jihan!."
"Tapi aku sama sungchan tidak ada hubungan apa-apa ji, kami hanya teman biasa."
"Iyah, bagi kamu kalian adalah teman biasa, tapi bagi sungchan kamu lebih dari teman biasa untuknya."
"Apa maksud kamu?!."
"Aku cukup tau kalo kamu sebenarnya ngerti dengan apa yang aku ucapkan Jihan, aku juga pria aku bisa tau saat pria sedang jatuh cinta dengan seorang wanita, aku bisa lihat dari Mata dan sikap sungchan ke kamu, pria itu menyukai kamu tanpa kamu tahu Jihan."
"Tidak, itu tidak mungkin, sungchan tidak mungkin menyukai ku, jangan berpikiran buruk dengannya, jihoon."
"Ck, yasudah kalo kamu tidak percaya dengan omonganku, silahkan buktikan sendiri!."
"Jadi apa yang dibilang sama jihoon itu benar, kamu mencintaiku?!." Ucap Jihan dengan wajah seriusnya.
"Jihoon katamu?! Memangnya apa yang pria itu bicarakan tentang aku ke kamu?!."
"Jihoon pernah bilang kalo kamu sebenarnya menyukai aku tanpa aku tahu, tapi sayangnya aku tidak mempercayai itu dan sekarang aku menyesal karena tidak percaya dengan ucapan jihoon."
"Ck, pria itu memang sulit ditebak ternyata, sudahlah Jihan, lagi juga kamu sudah tahu kan kalo ucapan jihoon itu benar, jadi kamu mau menerima cinta aku?!."
Jihan menundukkan kepalanya dengan menarik sudut bibirnya keatas, kemudian menganggukkan kepalanya menatap kearah sungchan.
Advertisement
- In Serial13 Chapters
The Dreaming Sceptre (Completed)
Endless nightmares plague the desert city-state of Zabyalla.The Merchant Prince Cas wields a vile magic to control the dreams of all those that sleep within its walls. A pair of thieves break into his palace to take his secrets and treasures, yet a grisly fate has awaited all those that failed in the past.There will always be heads for Cas' pikes.A fast-paced dark fantasy adventure.This story has a sequel called The Ogre's PendantAll stories and characters - including The Dreaming Sceptre - written by Traitorman are created by and are the intellectual property of J.M. Clarke
8 60 - In Serial41 Chapters
Evolution of the Twin Xenomorphs
This story starts off with the double suicide of two twins who wanted to escape the life they lived. The death they thought to be the end, was only the beginning of a much longer and adventurous life. Follow the twins as they travel to various worlds within the vast multi-verse, carving a unique path of Evolution, reaching beyond the 'perfect specimen' and achieving something greater. 1-4 daily releases.
8 133 - In Serial24 Chapters
Seer's Cauldron
Seer needs a cauldron, to boil her potions in. Somehow this starts a chain reaction which finishes with Seer leading a very diverse group in an attack on a decidedly unpleasant enemy. But she does get her cauldron, in the end!
8 117 - In Serial6 Chapters
HELM.ONLINE
“We all die but not all adventurers truly live” Helm.Online, a Virtual Reality Massively Multiplayer Online game boasting “Grounded Virtual Realism” and “An Immersive Reality Unlike Any Other”, takes the world by storm, becoming a resounding international success. H.O creates a virtual world unlike any seen before, where players aren’t just simple adventurers. They stand at the forefront of a war against primordial, cosmic beings known as The Nevermore who seek to break the inhabitants of the virtual world. Kazim is fed up with hearing about the hit game. Having played many games in Virtual Reality, he writes off H.O as another boring addition to a quickly oversaturating market but the phenomenons’ constant media barrage eventually stimulates his curiosity and he finally joins the millions of players in the fight against The Nevermore. There, Kazim discovers Helm.Online’s unforgiving and random nature and immediately struggles to find his footing. But, with the help of three new friends and an impending in-game event, Kazim just might find a way to keep the game from kicking his ass and have some fun while doing it. *This is the story of Kazim's journey to the maximum rank in a virtual reality game that's trying to be as realistic and immersive as possible. Nothing more, nothing less. No harems or anything like that. *Feedback, bad and good, is always appreciated. I mean seriously, tear my story to shreds. Its my first story and It helps me grow and get better. This is a hobby but I have a lot of fun writing my own stories and reading stories created by others. Thank you *Chapter every week, they may be out sooner than that
8 120 - In Serial20 Chapters
The Sandlot(BxB)
I just REALLY LOVE THE 90'S! so enjoy being shipped with Benny "the jet" Rodriguez. My loving husband! Mwah☺I just saw that there aren't many books where the reader is with any of my own personal crushes {not to mention barely any of them are gay} so I come change that with this book
8 106 - In Serial21 Chapters
Izuku Of The Sharingan
"how many people have you killed, shigaraki?""How much bread have you eaten?"His happiness would last short, his family soon to dust.... Soon, it will be all remnants of the past....While Tobi and All For One rising in power, Izuku has limited time to prepare. How will his story unfold?Warning ⚠️: grammatical errors due to lapses to my brain, and im lazy to reread thru each to find. :,Dhope you enjoy this fanfic of mine. of course some here will be based on both anime canon but with my creative twist ;)
8 91

