《[✓] Mate || Park Jihoon》Chapter 11.
Advertisement
Jihan baru saja mengganti pakaiannya menjadi piyama tidur, saat Jihan hendak pergi ke kasur ia tak sengaja melihat sebuah handuk mini yang berada di meja belajarnya.
"Handuk milik sungchan, aku hampir saja lupa untuk mengembalikannya."
Jihan memegang handuk milik sungchan yang di kasih sungchan saat dirinya di kerjain oleh jihoon saat di kampus, saat Jihan memakai untuk pertama kalinya ia bisa mencium bau parfum dengan aroma buah menyegarkan yang sangat cocok di musim panas seperti sekarang, bau itu sama sekali tidak bisa hilang dari hidung Jihan sampai sekarang seperti bay parfum yang membuat hidungnya kecanduan untuk terus menciumnya.
"Besok aku tidak ada jadwal kelas, jadi tidak bisa ke kampus lagi pula besok aku harus foto prewedding dengan jihoon, bagaimana caranya mengembalikan handuk ini ya." Ucap Jihan, lalu terlintas dipikiran nya untuk menghubungi sahabatnya yaitu Sooyoung.
"Baru jam sepuluh, sepertinya Sooyoung belum tidur, lebih baik aku menelponnya."
Jihan pun mencari kontak Sooyoung di ponselnya lalu menelponnya, tak lama setelah itu telepon diangkat oleh Sooyoung.
"Kenapa?!"
"Maaf jika aku mengganggumu, tapi apa kau punya nomor sungchan?!"
"Sooyoung mana mungkin tidak punya nomor cowok tampan, tapi sebelum itu, untuk apa kamu menanyakan nomor ponsel sungchan?!"
"Aku lupa mengembalikan handuk milik sungchan, jadi apa boleh aku minta nomornya, Sooyoung?!"
"Baiklah, akan segera aku kirimkan, tapi sebelum itu, apa kau tidak ada niat mengucapkan selamat malam kepadaku"
"Ck, ada maunya"
"Ah ayolah Jihan, aku kan kekasih gelap mu, masa kamu jahat banget sama kekasih mu ini"
"Yaa! Kim Sooyoung! Jangan aneh-aneh, aku masih normal, aish, aku bisa gila menghadapi mu, baiklah selamat malam Sooyoung"
"Nah gitu dong, selamat malam juga Jihan, nanti aku kirim kan nomornya, sampai jumpa"
Telepon pun dimatikan oleh Sooyoung, tak lama kemudian pesan masuk dari Sooyoung muncul di ponsel Jihan, tak nunggu lama Jihan pun mengirimkan pesan ke nomor sungchan.
"Oke, saatnya tidur." Jihan pun meletakkan ponselnya di nakas, ia pun mulai mematikan lampu dan mulai tidur.
Sungchan yang baru saja selesai keluar dari kamar mandi langsung duduk di kasur miliknya, saat hendak merebahkan tubuhnya suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya, sungchan mengambil ponsel miliknya yang berada di atas nakas.
"Nomor siapa ini?!." Ucap sungchan.
"Selamat malam, maaf kalo aku mengganggu jam istirahat kamu sungchan, ini aku Jihan, aku mau mengembalikan handuk milikmu, apa kamu ada waktu besok pagi?! Aku tunggu di taman hangang Ttukseom jam sembilan pagi"
Sungchan tersenyum simpul saat membaca pesan yang ternyata adalah Jihan, ia pun langsung membalas pesan Jihan tak lupa menyimpan nomor Jihan di ponselnya setelah itu Ia pun kembali meletakkan ponselnya di nakas kemudian merebahkan tubuhnya untuk tidur segera.
*****
Jihan sudah rapih dengan celana jeans pendek sepaha dengan kaos putih lengan pendek dipadukan dengan sepatu putihnya tak lupa rambut panjangnya di kuncir kuda dengan poni tipis menutupi dahinya, make up natural dan tak lupa parfum aroma segar yang sangat ia suka.
Advertisement
Jihan mengambil tas selempang nya, lalu berjalan keluar dari kamar.
"Jihan, kamu mau kemana?!." Tanya mama yang melihat Jihan menuruni tangga.
"Aku mau keluar sebentar ma ada urusan, nanti aku pulang kok."
"Jangan lama-lama, ingat hari ini kamu ada jadwal foto prewedding dengan jihoon."
"Iyah mama sayang, yasudah aku berangkat dulu ya ma." Ucap Jihan lalu mencium pipi mama nya itu.
"Bye mama."
"Hati-hati sayang."
Jihan berjalan keluar dari rumah, lalu menaiki taksi pesanannya menuju taman tempat ia janjian dengan sungchan.
Sedangkan di bandara Internasional Incheon–Seoul, jihoon sedang menunggu mashiho yang baru turun dari pesawat yang dia tumpangi, mashiho pergi ke Jepang selama dua hari karena ada suatu urusan yang harus dia selesaikan di sana, jihoon yang duduk di kursi tunggu memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa jenuh karena menunggu mashiho.
"Park jihoon!." Teriak seseorang, sontak jihoon menolehkan kepalanya menatap kesamping kanan.
"Mashiho, akhirnya datang juga." Ucap jihoon.
"Maaf menunggu lama." Ucap Mashiho.
"Tidak apa-apa, yasudah jadi sekarang kamu mau langsung pulang atau mau mampir ke suatu tempat?!."
"Aku lapar, bagaimana kalo kita pergi ke restoran dulu sebelum kau mengantarkan aku pulang."
"Baiklah, untuk hari ini aku yang traktir saja itung-itung merayakan kepulangan kamu ke Korea."
"Ck, ada angin apa kamu mau mentraktirku?! Biasanya juga paling anti."
"Yaa! Tidak ada salahnya kan untukku berbaik hati dengan temanku sendiri."
"Ya memang tidak ada salahnya, hanya saja aku sedikit aneh melihatmu, sepertinya wajah mu terlihat senang sekali, ini pasti bukan karena aku yang kembali ke Korea tapi ada hal lainnya, katakan apa yang terjadi selama aku pergi?!."
"Akan aku ceritakan saat kita makan nanti, ayo pergi."
"Baiklah, aku semakin penasaran denganmu, ayo."
Jihoon dan mashiho pun beranjak pergi meninggalkan bandara untuk pergi ke sebuah restoran untuk mereka makan bersama.
Saat mereka berdua berada di restoran jungsik Seoul, jihoon dan mashiho duduk di dekat jendela dan memesan makanan mereka segera.
"Jadi, apa yang mau kamu ceritakan kepada ku?!." Tanya mashiho.
"Aku tidak tau harus Mulai dari mana, tapi yang jelas aku akan menikah dua hari lagi." Ucap jihoon.
Mashiho yang sedang minum Coca cola itu pun tersedak setelah mendengar bahwa jihoon akan segera menikah.
"Yaa! Jangan bercanda jihoon, kenapa tiba-tiba kau membahas pernikahan?! Memangnya kau akan menikah dengan siapa ha?! Punya pacar saja tidak."
"Aku memang tidak memiliki pacar tapi aku tidak bercanda Shiho, aku memang benar akan menikah sebentar lagi."
"Oke, tapi dengan siapa?!."
"Park Jihan."
"Park Jihan?! Yaa! Katakan saja kau sedang mengerjai ku kan sekarang, bercanda mu tidak lucu jihoon."
Jihoon memutar bola matanya malas, sangat susah bikin mashiho percaya bahwa dirinya memang akan segera menikah.
"Ya sudah jika kau tidak percaya dengan ku." Ucap jihoon pasrah.
Advertisement
"Tapi serius?! Kau akan menikah dengan Jihan?! Tapi bagaimana bisa?!."
"Apa wajahku terkesan sedang bermain-main dengan ucapan ku ini?! Aku memang akan menikah dengan Jihan, asal kamu tau aku juga awalnya kaget saat keluarga ku menjodohkan aku dengan Jihan, tapi jika dipikir-pikir tidak masalah juga aku menerimanya lagi pula sudah menjadi tradisi bagi keluarga Park menjodohkan anak mereka."
"Sungguh, aku benar-benar terkejut mendengarnya, kau dan Jihan kan selalu saja bertengkar tapi tiba-tiba kalian akan menikah, luar biasa."
"Aku juga sempat tidak percaya kalo ternyata pasangan ku adalah Jihan." Ucap jihoon tersenyum simpul, lalu menatap mashiho,"Datanglah nanti di hari pernikahan ku dan rahasiakan ini dari anak-anak kampus, karena Jihan belum siap mengumbar pernikahan nya dengan ku."
"Baiklah, aku akan tutup mulut soal pernikahan kalian."
"Terimakasih Shiho, dan satu lagi kau harus tau ini, yujin sudah kembali dari Amerika."
"Apa?! Jadi pertukaran mahasiswa itu sudah habis, Jihoon aku harap kau bisa menjaga perasaan Jihan, karena aku yakin sekali, yujin tidak akan berhenti untuk mengganggumu terlebih lagi dia tidak tau soal pernikahan kamu dengan Jihan."
"Aku tau, aku pasti akan menjaga perasaan Jihan, lagi pula dari dulu aku tidak pernah merespon yujin kan, anak-anak kampus saja yang suka sekali menjodoh-jodohkan ku dengannya."
"Tenang saja, aku di sini selalu membantumu."
"Thanks Shiho."
*****
Di taman hangang Ttukseom, sungchan sedang menunggu jihan yang baru saja mengatakan kalo dirinya sedang di jalan menuju taman, sungchan duduk di kursi taman dekat pepohonan yang membuat suasana menjadi sejuk.
Jihan berlari di sekitar taman untuk mencari sungchan, nafasnya memburu karena berlarian saat turun dari taksi dan melihat jam sudah jam sembilan lewat lima menit tidak heran jika Jihan berlari sekitar taman karena takut sungchan telah menunggunya lama.
Ia berhenti tepat di sebuah pohon besar, matanya menatap seorang pria yang sedang duduk di kursi taman sambil menatap ke sekeliling.
"Huh.. untunglah dia masih ada di sini, tapi kalo dilihat-lihat dia memang selalu tampan bahkan saat dia sedang diam tanpa tersenyum."
Jihan tak ingin berlama-lama berdiri di dekat pohon dan langung bergegas pergi mendekati sungchan yang duduk di kursi taman.
"Maaf membuatmu menunggu."
Sungchan menoleh ke samping kanan nya, ia melihat Jihan berdiri di sampingnya dengan senyum yang akhir-akhir ini menjadi sebuah kesukaan sungchan ketika bertemu dengan Jihan.
"Tidak apa-apa, duduklah." Ucap Sungchan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.
Saat Jihan duduk di samping sungchan, tiba-tiba terjadi kecanggungan di antara mereka, Jihan diam karena dia bingung harus memulai obrolan seperti apa biasanya selalu ada Sooyoung yang membuatnya tidak berduaan dengan sungchan, namun, sayangnya ini bukan di kampus lagi pula ia sendiri yang meminta sungchan untuk bertemu dengannya di taman.
"Jihan/sungchan." Ucap mereka berbarengan.
"Kamu dulu saja." Ucap sungchan terkekeh pelan.
"Aku mau kembalikan handuk ini, maaf baru sekarang aku mengembalikan nya, terimakasih sudah meminjamkan itu kepadaku."
Sungchan mengambil handuk itu dari tangan Jihan, ia pun menatap wajah Jihan di sampingnya.
"Sudah kubilang kamu mengembalikan ini kapan saja juga tidak menjadi masalah untukku, Jihan." Ucap sungchan.
"Tetap saja aku tidak enak dengan mu, handuk itu pasti kamu butuhkan untuk mengelap keringat saat olahraga, benar kan?!."
"Benar, selain itu handuk ini juga berharga untukku, karena ini adalah hadiah terakhir dari mama sebelum dia meninggal dunia." Ucap sungchan yang tiba-tiba senyumannya memudar.
"Maaf, hadiah terakhir katamu?!."
Sungchan mengangguk,"Iyah, saat aku berumur sepuluh tahun aku sedang suka dengan hobi olahraga sampai setiap saat aku selalu berkeringat dan itu membuat bajuku selalu basah, sampai ketika hari ulangtahun ku tiba dan mama memberikan handuk ini sebagai hadiah untukku."
Jihan menatap sendu pria di sampingnya ia tidak menyangka jika sungchan telah ditinggal pergi oleh mama nya saat masih kecil, Jihan bisa melihat bagaimana wajah sendu sungchan menatap handuk kecil itu dengan senyum tipisnya.
"Mama meninggal sehari setelah hari ulangtahun ku, beliau meninggal karena penyakit kangker otak yang sudah di derita sejak lama, saat itu kondisinya semakin memburuk, bahkan dokter tidak bisa lagi menolong mama dan menyatakan mama sudah meninggal dunia, sejak itu juga aku sangat menjaga handuk ini seperti aku menjaga mama di hati ku."
"Kamu anak yang baik sungchan, aku yakin mama kamu pasti bangga sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang hebat seperti kamu, lagi juga kamu masih punya papa kan?!."
Sungchan tersenyum tipis kemudian menatap wajah Jihan dengan menggelengkan kepalanya, Jihan yang melihat gelengan kepala dari sungchan mengerutkan keningnya.
"Papa sudah meninggal saat kecelakaan mobil dua tahun lalu."
"A-apa?!." Jihan terkejut dengan apa yang dia dengar, jadi sungchan yatim piatu, Jihan benar-benar tidak percaya jika sungchan sebatang kara sekarang.
"Maafkan aku sungchan, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih karena bertanya tentang orangtuamu."
"Tidak apa-apa Jihan, aku malahan berterimakasih karena kamu sudah mendengarnya cerita aku, selama ini aku selalu memendamnya sendiri karena tidak memiliki siapapun, makanya aku hanya berteman dengan kuas dan papan kertas saat aku sedang merasa rindu dengan orangtua ku."
"Aku cukup terkesan dengan kamu, di saat anak yang lain akan merasa larut dalam kesedihannya karena ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya, kamu malahan menerimanya dengan ikhlas dan menjalani semuanya sendiri, kamu pria yang baik sungchan, kamu tenang saja sekarang ada aku dan Sooyoung yang akan menjadi teman kamu, jadi apapun yang mau kamu ceritakan bilang saja aku akan mendengarkan nya."
"Terimakasih Jihan." Ucap Sungchan tersenyum menatap Jihan.
"Sama-sama, oh ya tadi kamu mau bilang apa?!." Tanya Jihan.
Advertisement
A Journey Away - Book One of The Eternal Flame
Michael Collins, a normal college student living alone, was forcefully stuffed into the body of a dying man by the name of Ruthar Ges Lunar Kinderal III. Ruthar was the son of a conniving noble that had devised a plan to prevent the destruction of the Kinderal Family by the hands of those that would drool over the wealth the family had acquired and hidden. Now, Ruthar, or is it Michael, must survive and navigate through an empire that chases them for their dragon's treasure while his father had moved on to the spirit realm. With only his honor guard, led by two of the most fearsome men on the planet, he is on the run to find a home to call his own.
8 165The Overlord is running out of Internet Data
Alex Dcosta was your typical isekai protagonist who finds himself waking up in another world. He finds himself in the body of a young boy with totally badass powers. But soon his joyful moment last until he realizes in this new magical world, there was no internet and quickly succumbs to despair. He realized the fact that he won't be able to continue to watch his favorite anime series and falls in depression. Just when a mysterious being makes a contract who gives Alex back his smartphone from the earth realm. But there was a catch, to stream his favorite anime he needed internet but there was none in this fantasy world. Hence there was an app installed in the phone itself which had certain quest posted in it. If Alex was able to complete a certain quest from the app, he would be awarded internet data which he can utilize to stream his favorite anime. The difficult the quest, the bigger internet data. Join Alex, a hardcore weeb who transforms and bends this fantasy world to his hobbies. Also for some reason, the gods of that realm were out for Alex’s blood.
8 137Heroine? Yeah, no.
ISEKAI TITLE - It seems I've been reincarnated as a heroine in another world. Yeah, how about no? IMPORTANT NOTES - While the story is not allergic to wholesome moments, I would like you to understand that this is the story of a villain, not an anti-hero protagonist. Depression, psychopathy, dark themes, uncensored violence, horriffic suggestive themes; these are all a mainstay of the series. I would strongly advise anyone who wants to experience "Dr. Feelgood" to go look elsewhere. Summary - Kamiyama Nori is many things; a bully, a delinquent, gamer and fanatic of all things martial. What she is not however, is anyone's 'hero', and she will do everything she can to rid herself of that title, even if it means the deaths of many, many other people. Her jaded, manipulative and opportunistic nature, combined with a 'noble', divine birthright is bound to quake the hearts of any whom would dare to stand in her way, good and evil alike.
8 76A talk with Myself
This book contains my poems that I wrote a few years back and any poem I'll like to write. it will also contain:QuotesPoemsThoughts All by me and only me. Self written Quotes, thoughts and Poems, lettersPlease dont judge my poem by its titleThis book contains my emotions and thoughts regarding life All of this is precious to meFeel free to express your own thoughts.best ranking15-04-2022(I think wattpad was drunk)#1 in poetry out of 274 k #1 in thoughts out of 75.6k#3 in feelings out of 63.9k#4 in quotes out of 52.1k #38 in life out of275k #4 in emotions out of 25.5k #20 in poem out of 167k#9. in poems out of 86.4k #3 in poetrycollection out of 31.1k#17 in lessons out of5.6k #7 in poet out of15.2k #12/14in lifelessons nlifelesson out of 5.1k #21 in words out of16.5k#1 in selfwrittenpoems out of 10#2 in selfwritten out of 520 #30 in advice out of12.3k #1 in bestpoetry out of 43 #7 in deepthought out of 5.3k
8 137Quirk ideas
Quirk Ideas for those who can't think of any or are just lazy.This book includes mutant,transformation and op quirks as well.This book will end at chapter 200
8 94Beyblade Metal Fusion!
Gingka Hagane is a boy from Koma village, now moving into Metal City, he encounters Kenta and many others, Especially Ayane who is also from the Hidden Village, Gingka and his friends are faced with the Dark Nebula which threatens to take over the world and dominate it, Gingka and his Friends promise to stop the Dark Nebula's ambitions to save the world.
8 123