《Timeless [ Kaisoo GS] ✔️》#11
Advertisement
Masa hiatus selesai. . .
sebelumnya selamat idul fitri bagi yang merayakan.. nih cicilan hutang Jina selama hiatus.
minta tolong Vote ya guyss vote kalian yang sangat berharga itu buat acuan aku up storynya loh. ( Biasanya Jina lihat rata-rata vote klo misal udah sama atau lebih dari chapter sebelumnya Jina bakal Up story)
HAPPY READING 😘😘
Like in a movie, when I get 9 pills that can take me back to the past even if only twenty minutes to see you and save your live or like a sky's train that takes me from the past to meet you who lost me even just on a rainy day.
I had one of them.
But, presence is more than just being there, there is only someone who can bring hope when all seems desperate. But truly, I can't lose you
-Kim Jong in
Kyungsoo hanya bisa menerjab, menyesuaikan cahaya matahari yang mulai memenuhi ruangan dan cukup menusuk mata hingga matanya menangkap wajah seseorang yang tertidur pulas disisi wajahnya. Pria itu tampak damai dengan nafas yang terlihat teratur yang tanpa sadar membuat Kyungsoo tersenyum dan seketika wajahnya memerah ketika mengingat kegiatan yang mereka lakukan semalam, entah bagaimana semuanya berakhir seperti sekarang, tanpa sehelai benangpun, hanya sebuah selimut yang menutupi tubuh mereka berdua, lengan pria itu yang masih melingkar di pinggangnya, dan baju mereka yang berserakan dilantai. tidak ada penyesalan yang berarti yang dia rasakan.
Dia bahkan cukup bersyukur pria itu masih disampingnya ketika dia bangun, karna ketakutan terbesarnya adalah pria itu menghilang setelah dia membuka matanya dan semuanya sirna saat pria itu masih bertahan disampingnya, entah rasa syukur apa lagi yang harus dia ucapkan.
"sampai kapan kau mau menatapku seperti itu, soo~ya?" ujar pria itu tiba-tiba dengan suara seraknya yang membuat Kyungsoo menyeringit bingung karna dia bisa mencium aroma mint dari mulut Jong-in yang masih menutup matanya.
" sejak kapan kau bangun?"
"satu jam lalu" gumam pria itu yang makin menarik tubuh Kyungsoo kedalam kukungannya yang membuat gadis itu hanya bisa menyembulkan kepalanya diantara lengan pria itu.
" aku mau mandi."
Tiba-tiba tangan pria itu menarik tengkuknya danmengcup bibirnya sekilas yang membuat Kyungsoo membeku sepersekian detik.
" mau mandi bersama?"
" tidak terimakasih, lagipula kau sudah mandi" dengus gadis itu berusaha melepaskan drir dari Jong-in namun sama sekali tidak berefek apapun pada pria itu yang ada malah rasa nyeri yang menghinggapi bagian bawahnya.
Dia tidak ingat seberapa lama kegiatan mereka semalam seolah dia benar-benar mabuk karenanya. Hanya saja mengingat nyeri yang dia rasakan saat ini, bisa jadi pria itu menghajarnya habis-habisan semalam. Dia bahkan tidak yakin bisa berjalan hari ini.
" aku tidak keberatan untuk mandi lagi jika itu maksudmu"
" dan aku keberatan. sangat. sekarang buka matamu lalu cepat keluar dari kamarku sekarang juga"
" Wae? kau malu? aku sudah melihat semuanya, soo, bahkan sekarangpun aku masih bisa menyentuhnya" goda pria itu dengan tangan yang sengaja merambat dipunggung turun mendekati bokong yang membuat Kyungsoo mengelinjang geli dengan wajah yang sudah memerah seperti kepinting rebus. Gadis itu dengan sigap menyingkirkan tangan Jong-in dari tubuhnya.
" mesum, menyikir kau!" dengus gadis itu sambil memukul dada pria itu yang hanya dibalas dengan kekehan.
" Arraseo. . ." ujar pria itu sambil beringsut turun dari ranjang, Kyungsoo bahkan mendengus kesal saat melihat pria itu sudah mengenakan celana traning abu dan kebiasaannya yang bertelanjang dada sepertinya tidak hilang. namun detik berikutnya sukses membuat Kyungsoo memekik saat pria itu sengaja menggulung tubuhnya menggunakan selimut dan mengangkatnya.
" apa yang kau lakukan! turunkan aku bodoh!"
" kau perlu mandi soo~ya. . . dan mungkin kita bisa melanjutkan yang semalam sambil mandi."
" tidak hentikan! demi tuhan!"
Advertisement
***
" Berhenti menekan bel! Baekbom oppa bukakan pintu orang itu!" jerit Baekhyun yang akhirnya menendang selimutnya dan langsung terduduk diatas ranjang. Kepalanya berputar menyakitkan akibat tidurnya yang terganggu. Jelas karna rumah sakit menahannya lebih lama, membuatnya kekurangan tidur dan hari liburnya malah dia recoki oleh bel rumah yang tampak tak sabaran meminta untuk di buka.
" awas saja, mati kau di tanganku" umpat Baekhyun yang langsung melompat turun dari rajangnya dan langsung berlari kearah pintu dengan orang yang masih menekan bel, dia bahkan tidak peduli bahwa masih ada sisa liur yang mengering di sudut bibirnya, rambutnya yang super berantakan dengan mata bengkak efek bangun tidur, yang jelas dia berniat mencekik orang yang tengah mengganggu ketenangan harinya yang sangat berharga.
"ah. . kukira tidak ada orang, pagi Baekhyun~a. . ." sapa orang itu tepat setelah Baekhyun membuka pintu tanpa rasa bersalah sedikitpun, pria dengan telinga peri dan senyum tanpa dosanya yang terpampang dihadapan Baekhyun saat ini.
Entah apa yang dipikiran Baekhyun,yang jelas gadis itu langsung berbalik masuk meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri didepan pintu dan Chanyeol hanya terkekeh geli melihat bagaimana wajah Baekhyun saat ini, bahkan dia sedikit takjub karna menurutnya gadis itu masih tampak cantik meskipun dengan liur yang mengering disudut bibirnya. pria itu mengikuti Baekhyun untuk masuk kedalam apartement gadis itu dan melihat sekeliling, entah sudah berapa lama dia berkunjung dan melihat ruangan ini berulang kali.
Pria itu tersentak kaget saat Baekhyun kembali muncul dihadapannya dengan sapu di tangannya dan seketika itu membuat suasananya berubah menjadi horor seketika.
" Apa ada yang perlu kau sap. . . akh! yak! baek" ringis Chanyeol saat gadis itu tanpa peduli kanan kiri langsung mengayunkan tongkat sapu itu kearah Chanyeol dan memukulnya, tak peduli sekuat apa Cahnyeol menghindar.
" mati kau! dasar monyet menyebalkan! "
" yak! Baek, apa salahku? kenapa kau memukulku?!" protes Chanyeol yang berhasil bersembuyi di belakang sofa meskipun Baekhyun berusaha untuk menjangkau pria itu. Bahkan jika dia lihat secara sekilas, mereka sangat mirip Tom dan Jerry yang tengah kejar-kejaran.
" kau bilang apa salahmu?! Yak! Park dobi sialan, kau mengganggu tidurku!!" jerit Baekhyun yang seketika membuat telinga Chanyel berdengung menyakitkan.
" ini sudah siang Baek dan kau masih mau tidur?!"
" kau pikir seberapa berharganya hari liburku hah?! mati kau!" sungut Baekhyun yang kembali mengayunkan sapu itu kearah Chanyeol yang kali ini dibaca dengan baik oleh pria itu sehingga dia langsung menangkis dan menariknya hingga tubuh Baekhyun menumbur tubuhnya dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Chanyeol yang langsung memeluk tubuh gadis itu dan melempar sapu yang berhasil dia rebut dari tangan Baekhyun.
Dia bahkan sedikit takjub saat menyadari bahwa gadis itu begitu pas berada dipelukannya.
"Yak! lepaskan! Park dob. . ." cuapan Baekhyun tercekat saat pria itu dengan seenaknya menarik tengkuk Baekhyun dan mengecup bibir gadis itu hingga membuat gadis itu membeku karna sepertinya efek bangun tidurnya masih menempel erat ditubuhnya.
Pria itu terkekeh geli saat melihat Baekhyun yang membeku dengan matanya yang nerjab bingung dan tampak sangat manis dimata Chanyeol.
"sepertinya benar apa kata Kyungsoo. "
" Jadi Byun Baekhyun, kau harus belajar untuk mencintaiku mulai sekarang"
" karna sepertinya aku sudah tergila-gila padamu sejak lama."
***
Kyungsoo hanya mendengus sambil berulang kali mengganti chanel TV yang sejak tadi sudah lepas dari perhatiannya karna fokusnya sekarang berada pada pria yang tengah mengapit tubuhnya dengan kedua kakinya dan laptop yang ada dipangkuannya. Dia tampak sangat sibuk hingga tak menyadari Kyungsoo yang setengah mati menekan remot TV tinggal menunggu kapan remote itu terbanting dan hancur menjadi beberapa bagian.
"kau ini kesal karna apa?" tanya pria itu yang sepertinya menyadari tingkah Kyungsoo sejak tadi. Kyungsoo sama sekali merespon pertanyaan Jong-in yang membuat pria itu yakin seratus persen bahwa gadis itu tengah merajuk sekarang. Jong-in hanya menghela nafas, menutup laptopnya lalu merebut remote TV di tangan Kyungsoo dan mematikan TV itu dengan sekali tekan sebelum melempar remote itu keatas meja.
Advertisement
"Wae? apa sekarang kau tengah merajuk? hm?" tanya pria sambil menarik tubuh Kyungsoo kearahnya.
" urus saja game mu dasar hitam!"
" kau lapar?"
" kau pikir saja sendiri!" sungut gadis itu yang membuat Jong-in terkekeh geli dengan tingkahnya, pria itu memilih mengapit pipi Kyungsoo hingga membuat bibir gadis itu makin mengerucut sebelum akhirnya memberikan sebuah kecupan ringan disana.
" Ganti bajumu, kita makan diluar setelah itu kita ketempat Sehun" ujar pria itu yang langsung membuat Kyungsoo menatap Jong-in bingung. Sehun? apa maksudnya ketempat Sehun?
" karna kau sudah ingat, setidaknya kau harus mengunjunginya kan?"
***
Gadis itu tampak menatap kosong kearah luar jendela dan berjengit kaget saat mendengar suara pintu terbuka. Gadis itu melempar senyum pada orang itu dan memposisikan diri untuk duduk tegak. Yi xing sendiri membalas senyum gadis itu lalu berdiri disisi ranjang untuk memeriksa selang infus sebelum akhirnya duduk dikursi yang ada disamping ranjang.
" sudah lebih baik?" tanya gadis itu yang di balas anggukan tenang gadis itu. Yi xing sedikit melirik kearah buku yang ada dipangkuan gadis itu dan tersenyum melihat goresan pensil yang menggambarkan seorang pria yang sangat tampan dengan senyum hangatnya.
" Nugu?"
" Shixun, Uri oppa" ujar gadis itu sambil mengusap sketsa yang dia gambar sendiri.
" sangat tampan." komentar Yi xing tulus yang membuat sebuah senyum mengembang diwajah gadis itu.
" kau ingat keluargamu?" tanya Yi xing pelan, gadis itu mengangguk dengan sebulir air mata yang jatuh membasahi pipinya. Yi xing yang melihatnya langsung menggegam tangan gadis itu menyalurkan ketenangan pada gadis itu hingga gadis itu berani mengangkat kepalanya.
" kau ingin pulang, Yan xi~sii? aku bisa. . ."
" Tidak ada yang tersisa seongsaengnim, kakakku mati karna itu aku di jual sebagai budak, mereka mereb. ." Yi xing mencengkram tangan gadis itu lebih kuat berusaha seolah mengingatkan gadis itu untuk mengontrol emosinya dan dengan perlahan menarik gadis itu kedalam pelukannya.
Yah dia gadis yang di jadikan budak seks. gadis itu babak belur dihajar dan diperkosa bahkan sangat mengenaskan karna dia diikat diatas meja makan seolah dia adalah santapan siapapun yang ikut duduk di meja makan itu. Yi xing sendiri tidak habis pikir mengapa ada iblis yang begitu mengerikan di dunia ini hingga menyiksa manusia seperti itu. Yi xing bahkan bersyukur bahwa gadis itu mulai membaik meskipun dia tahu akan ada luka yang berbekas didalam dirinya.
" kau akan memiliki keluarga baru, Yan xi~sii. . . percayalah"ujar Yi xing yang mendapat anggukan kepala dari gadis itu.
" sekarang istirahatlah, aku kan kembali besok. " gadis itu kembali mengangguk dan membiarkan Yi xing keluar dari kamarnya. Gadis itu menghela nafas sambil bersandar di pintu mengeluarkan sebuat note, mencatat perkembangan pasiennya.
"sepertinya aku juga butuh pelukan" celetuk seseorang yang membuat gadis itu berjengit kaget namun detik berikutnya digantikan dengan senyum hangatnya.
" apa sekarang aku melihat seorang Do Suho berdiri dihadapanku setelah berbulan-bulan menghilang seperti di telan bumi?" dengus gadis itu sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku jas putihnya, sedangkan pria itu hanya terkekeh geli mendengar rengekan gadis dihadapannya hingga pria itu berjalan mendekat lalu menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.
" astaga aku merindukanmu."
***
Kyungsoo hanya terdiam menatap kosong kearah guci yang ada didepannya setelah meletakan bunga di kotak kaca. Jong-in sendiri memilih menunggunya diluar dan memperhatikan gadis itu dari jauh, memberikan waktu untuk gadis itu bicara pada Sehun.
Seperti sebelumnya, dia masih merasa malu untuk sekedar berdiri memberi salam pada sahabatnya itu. Terlebih nyawa Kyungsoo yang masih terancam membuatnya makin enggan untuk berdiri disana bersama Kyungsoo.
pria itu menarik sebuah arloji tua yang sepertinya sengaja di bawa. anehnya arloji itu hanya menujukan waktu yang bergerak mundur dan waktunya tersisa kurang dari 5 hari dan 4 hari kedepan, Do Kyungsoo akan meregang nyawa tepat di tanggal 30. Hal inibtanpa sadar membuatnya mengerang frustasi akibat rasa sakit di kepalanya.
" maaf tuan." ujar seseorang yang mengagetkan Jong-in. pria itu membungkuk memberi salam yang di balas juga oleh Jong-in.
" ada yang perlu saya bantu?" tanya Jong-in, pria paruh baya itu tampak berkutat disaku bajunya sebelum mengeluarkan sesuatu dari sakunya itu.
" igeo. . ." ujar pria itu sambil menyerahkan selembar foto yang membuat Jong-in sedikit terkejut dibuatnya.
"saat kalian masuk aku langsung mengingat foto ini, bukankah ini kalian berdua?"
" dimana anda menemukannya, ahjusshi?" tanya Jong-in.
" aku petugas kebersihan disini, saat datang untuk membersihkan ruangan ini, saya menemukan bingkai yang hancur dan foto ini. karna aku tidak tahu dari makam mana foto ini berasal, jadi saya menyimpannya. " terang pria itu yang sesaat membuat kepala Jong-in kosong sebelum akhirnya sadar dan membungkuk kearah pria paruh baya itu.
" terimakasih ahjusshi" ujar Jong-in tulus sedangkan pria itu mengangguk sebagai jawaban sambil menepuk bahu Jong-in sebelum berlalu pergi.
Jong-in hanya terdiam sambil menatap foto yang ada ditangannya, fotonya, Sehun, baekhyun dan Kyungsoo. Sepertinya Yeon hee sudah kembali, karna buktinya foto itu ini yang menjadi sasaran kemarahannya dan tanpa sadar tangan Jong-in bergetar hebat, ketakutannya muncul.
" Jong-in~a? ada apa?" tanya Kyungsoo yang tiba-tiba muncul didepan Jong-in yang membuat pria itu seketika menarik tubuh Kyungsoo kedalam dekapannya. Kyungsoo sedikit tersentak kaget terlebih tubuh pria itu yang seketika terasa dingin dan gemetaran membuat Kyungsoo tanpa sadar ikut panik.
" ada apa Jong-in~a kau membuatku takut. . . katakan ada apa?"
" demi tuhan kau tak boleh mati, Soo. Kau tak boleh pergi.." ujar pria itu yang teredam di bahu Kyungsoo. Gadis itu sendiri berusaha menenangkan Jong-in dengan mengusap punggungnya.
" aku baik-baik saja, eoh. . . tenanglah."
***
" Yeon hee? bukankah gadis itu diasingkan ke kanada? keluarga Oh saja bungkam masalah itu. " Ujar Yi xing yang keluar di konter dapur dan meletakan makanan yang baru saja dia buat. disinilah mereka, di apartement Yi xing karna sekali lihat saja dia tahu bahwa kekasihnya tidak sedang baik-baik saja.
Suho menghela nafas mengusap wajahnya kasar dan menatap Yi xing yang duduk didepannya dengan wajah khawatir. Entah mengapa dia sedikit menyesal menceritakan pada gadis dihadapannya ini karna dia benar-benar tidak suka melihat wajah Yi xing yang panik, ketakutan atau sejenisnya.
" Ya. . . tapi dia kembali ke Korea dan berniat membunuh Kyungsoo. Kuharap kau menahannya dirumah sakit saat tanggal 30 besok"
" apa maksudmu? apa kau mau bilang Kyungsoo akan di bunuh di tanggal itu? berhenti mendengarkan peramal Suho~ya, Kyungsoo baik-baik saja. "
" itu nyata Yi xing~a, adikku akan dibunuh, aku sudah mencari keberadaan gadis itu tapi dia seperti hilang ditelan bumi, aku tidak tahu apa yang direncanakan gadis itu. terlebih hanya tersisa 4 hari dari sekarang aku.."
" arraseo, aku akan menahan Kyungsoo di rumah sakit dan lebih baik sekarang kau makan. hm?" potong Yi xing sambil menggegam tangan Suho yang hanya di balas dengan senyum miris pria itu.
" aku bahkan belum mengenalkanmu dengan baik pada Kyungsoo" gumam pria itu yang balas menggegam tangan Yi xing sedangkan gadis itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Suho.
" kita pastikan dulu Kyungsoo aman baru kau mengenalkanku pada Kyungsoo, eotthe?"
***
" Kau putus dengan Kyungsoo?!" seru Baekhyun sambil mengoleskan salep pada luka lebam yang ada ditubuh Chanyeol.
Dia sedikit merasa bersalah saat melihat beberapa lebam di tangan pria itu akibat pukulannya. meskipun begitu dia masih tidak terima dengan kelakukan Chanyeol yang menciumnya seenak jidatnya itu.
Chanyeol hanya meringis kesakitan saat tanpa sadar Baekhyun menekan luka lebam di tangannya dan telinganya yang kembali berdengung menyakitkan. sepertinya jika dia tinggal dengan gadis ini bisa jadi dalam waktu dekat telinganya bisa tidak berfungsi lagi.
" Kyungsoo yang memintanya dan aku yang mengiyakan. Bukankah kau yang paling tahu apa perjanjianku dengan Kyungsoo?" jawab Chanyeol yang dari tadi tidak bisa mengalihakan pandangannya dari wajah Baekhyun.
Masih dengan pakaian yang sama, hanya saja kali ini rambutnya di gulung asal hingga beberapa anak rambut terlepas dari ikatannya, wajahnya sudah bersih dari sisa liur kering setelah gadis itu memutuskan untuk mencuci mukanya dan sebuah kacamata bulat yang bertengger manis di ujung hidungnya dan sesekali meniup kulit Chanyeol yang baru saja di oles salep setelah dia hajar habis -habisan.
" lalu apa maksudmu tadi, kenapa kau menciumku?" tanya Baekhyun
" karna aku ingin kau jadi kekasihku, bagaimana?"
" akh! Bae. . " ringis pria itu saat kembali mendapat pukulan keras yang jika kepala pria itu sebuah bola bisbol, pastinya akan mencetak homerun yang epik.
" aku bukan pelarianmu Park Dobi " sungut Baekhyun.
" siapa bilang pelarian, bahkan Kyungsoo yang menyadarkanku bahwa selama ini kau yang selalu memenuhi kepalaku. Protes Kyungsoo saat meminta putus padaku saja seluruhnya berkaitan denganmu karna selama aku dan Kyungsoo berkencan yang ku bahas hanya kau. "
" lalu kau pikir setelah kau mengatakan hal seperti itu, aku akan mengiyakannya begitu?"
" Tidak, kalau begitu mana seru. . . lagi pula menggodamu ternyata semenyenangkan ini. " ledek Chanyeol yang hampir mendapat pukulan selanjutnya karna tangan gadis itu sudah melayang didekat kepalanya.
" kau minta di pukul lagi huh?"
" Jika dengan bibirmu tentu saja aku mau. " Dan detik berikutnya pukulan itu langsung mendarat tepat di kepala Chanyeol secara beruntun.
***
Kyungsoo hanya bisa menghela nafas saat melihat Jong-in yang tengah tertunduk dikursi taman sedangkan dia sendiri tengah mengantri di mesin minuman. Sejak mereka berkunjung kepemakaman Sehun, Jong-in tampak terlihat ketakutan bahkan sejak tadi sulit baginya untuk lepas dari pria itu, dia bahkan berusaha menanyakan langsung apa yang terjadi, tapi tidak ada jawaban, pria itu hanya diam.
" Nona, giliranmu. . ." ujar seseorang yang membuyarkan lamunan Kyungsoo dan membuat gadis itu bergegas memasukan uang kemesin minuman itu dan menekan tombolnya dan kembali harus mengantri menunggu lampu merah berganti hijau agar dia dapat menyebrang.
Gadis itu tampak tersentak kaget saat ponselnya berdering dan hanya bisa mengerutkan keningnya saat melihat tidak ada nomor yang tertera dilayar ponselnya.
"yeoboseo?"
" eorenmaniya, Kyungsoo eonnie. . ." ujar suara diseberang sana. Kyungsoo tampak tidak asing dengan suara ini dan entah mengapa dia merasa akan datang hal buruk yang terjadi padanya.
"Nugu. .seyo?"
Advertisement
ʟᴏꜱᴛ ʟᴏᴠᴇ
Why are you doing this?" I whispered, my head dropped to the floor as the floor began to blur with my tears. "Pardon?" "Please stop, Khyson." "Ms. Kingston, if this is some sort of joke you are not very amusing." "How can you just sit here! Sit here and pretend like we never had something! Like we're-we're complete strangers! Why don't you remember!" •They were friends, best friends. But then they weren't. Funny how a relationship could disappear in the matter of seconds. She never wanted to see him again, she carried a piece of him that he could never know about. She was in a stable relationship, happy. He was running his own empire and had just gotten out of an relationship. Now after all these years he comes back, back into her twisted life.After all, she did have his son. Their son that he had no living idea about. Their love was lost. - This book contains mature themes.All content belongs to moi.With help from: bestie KayleannFinished - 20/3/2022
8 215Two Friends
It's the story of two friends, building a dynasty that no other vampire took a bite into.
8 75The Genesis Project
In the year 2122, a deadly, blood-born virus devastated humanity. With a kill-rate of up to 70%, mass hysteria swept through mankind as world powers fell one-by-one.Twenty years later has discovered that death was the least of survivors’ worries.Now branded ‘The Touched’ by their new government calling themselves ‘The Order’, these people with new, extraordinary powers must conceal their talents if they wish to stay alive.Pushed to the brink of destruction, ‘The Touched’ have created their own rebel army to combat the tyranny.Amid all-out war, it is soon discovered that the virus…was only the beginning…No one said life was easy. Vincent would’ve appreciated it if someone bothered filling him in on why he was shot. And who are these strange people performing tests on him? And that beautiful woman?Vincent has no memories. The only thing he has are questions with few answers as he finds himself thrown into a world where people can command the elements.Then there is that little problem with the government hunting them down. And the dog tags linking him to that same institution.It’s a game of life and death as he discovers the truth behind the Genesis Project.
8 198I'll Become Stronger, My Duke
Laura, a young woman victim of bullying throughout her whole life found herself at peace in the novels she read. But what happens when she reincarnates as the villainess of her favorite novel "Mille Occhi"? Will she be able to survive her death and live peacefully? This publication is a creative work fully protected by all applicable copyright laws.
8 124Reincarnation as a Prince in another world. Have to solve this Bad Administration
A book that focuses on administration of a country in an European like civilization with some colonization(I am not racist) and also tries to include some light hearted slice of life in the middle. There is also a large amount of Victorian era diplomacy and politics.
8 250Artemis
"Let them go, Dante." I whip my head to see a small boy standing the clearing with blonde hair and a green cloak hanging from shoulders. He isn't very tall however he holds his stance well. He doesn't seem to be more than Cassandra's age. Maybe 12 at most. I abruptly turn my head back hearing the man holding a sword to my throat chuckling with a sinister grin. "Oh, poor boy, what are you go to do about it?" The yellow teeth gleam as he begins stalking towards the boy who does not look the least bit fazed. I look around at the other men who are following the leader. I pull Cassandra tighter to my back as I take small steps back. I keep my eye trained on the men but also fear for the naive boy. "Do you really want to test me Dante?" He asks raising a single eyebrow. For a minute the men stop their movements. I see their hesitation for fear... Fear of what? I take the moment to stick Cassandra behind a nearby tree. She crouches down while I pull my sword out from its place. "How do you know my name?" The scoundrel raises his sword challenging towards the boy before taking a final step towards him. Then the unexpected happens. The young boy chuckles so darkly. It sounded almost... demonic. All the men instinctively raise their swords. "Oh Dante, I didn't know your name... but you know someone dear to me." "Spit it out boy!" The once grinning man is now looking around frantically. I continue my eyes scanning the small boy. He looks directly me and gives me a small nod before saying one word that caused all hell to breaks loose. "Artemis." Artemis is not an ordinary girl. She grew up in the wilderness after being shunned due to unique abilities and her different physical attributes. Blessed with an ability that scared others, she roams the wild with only her guarded one. That is until she stumbles into a situation that brings her in front of a prince.
8 266