《Timeless [ Kaisoo GS] ✔️》#10
Advertisement
Happy reading 😘
When we die, we will turn into songs, and we will hear each other and remember each other
-Rob sheffield, Love is a mix tape -
Kyungsoo sejak tadi hanya terdiam menatap kosong kearah bolpoint yang sejak tadi dipeganganya. Ingatannya kembali. Ya tidak seluruhnya kembali, tapi dia mengingat kehidupannya dulu bersama kedua pria itu dan juga Baekhyun, namun tragedi itu yang masih tidak bisa diingatnya, hanya samar ingatannya tentang hal itu saat Jong-in terkapar bersimbah darah dan Sehun senyum terakhir sebelum dia mengembuskan nafasnya dihadapannya.
Dia merindukan mereka, bahkan ingin sekali dia berkata bahwa dia mengingat semuanya namun entah mengapa dia merasa tidak menemukan waktu yang tepat, bahkan pagi ini dia tidak bisa menatap Jong-in dan langsung kabur tidak menemukan apapun dan berakhir di bangsal penyakit jiwa dan melamun seperti sekarang. Dia hanya seorang residen yang terlihat sangat segar dibanding residen lain yang hampir tidak pernah tidur.
" apa kau tertular stres karna berada di bangsal ini? "
" Zhang Songsaengnim, Juseonghamnida" ujar gadis itu yang langsung bangkit dan membungkuk kearah wanita keturunan China itu.
" kau mau ikut aku? ada satu pasien terluka parah karna dianiaya dan dia sama sekali tidak mau bicara dan terlihat ketakutan." ujar wanita itu sambil membolak balik kertas yanga da ditangannya dan menatapnya dengan teliti.
" kau mau memeriksanya songsaengnim?"
" tentu, kau pikir apa gunanya aku bekerja?" Jawab Yixing sambil memberikan senyum terbaiknya pada Kyungsoo sebelum meletakan kembali berkas yang tadi dia baca sebelum melenggang pergi.
" ayo." ujar gadis itu yang membuat Kyungsoo langsung berlari dan berjalan di belakang gadis itu
" kau sedang ada masalah?" tanya wanita itu yang membuat Kyungsoo tersentak kaget lalu menggeleng sebagai jawaban. Yixing hanya mengangguk, memilih untuk tidak terlalu ingin tahu masalah orang lain.
" apa saya bisa bertanya sesuatu?" celetuk Kyungsoo yang masih berjalan di belakang wanita itu
" tanyakan saja."
" apa manusia bisa menghilangkan sebagian ingatannya dengan mudah? maksudku, hanya karna satu tragedi yang dia lupakan padahal itu hal yang penting, apa itu mungkin?"
" kau membicarakan dirimu? "
" eh? "
" itu semacam trauma yang menyebabkan sebagian otakmu memilih untuk menyimpannya dalam-dalam, itu salah satu bentuk pertahanan diri. " terang Yi xing yang hanya di tanggapi Kyungsoo dengan anggukan kepala, namun tiba-tiba gadis itu berbalik sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku jas putihnya yang membuat Kyungsoo sedikit tersentak kaget dan mundur satu langkah dari gadis itu.
" aku sedikit penasaran, jarang sekali ada residen dokter umum di kirim ke bangsalku, kau mengisi apa didaftar pengajuan magangmu?"
" saya berniat melanjutkan ke Psikiater setelah lulus nanti" terang Kyungsoo sambil menampilkan senyumnya yang membuat Yi xing sedikit terkejet saat menyadari bahwa bibir gadis itu bebentuk hati bahkan dengan rambut bobnya, dia terlihat begitu cantik yang membuat Yi xing tanpa sadar berdeham menghilangkan rasa gatal yang menjalar lehernya tiba-tiba.
"ah. . . begitu rupanya, kalau begitu bisa kau coba diagnosa gadis ini nanti?" tawar Yi xing tiba-tiba yang membuat senyum Kyungsoo meredup digantikan tatapan horor yang membuat Yi xing seketika takut saat melihat perubahan ekspresi gadis itu yang begitu drastis
"eh? Tapi. . . "
"aku akan membantumu" ujar gadis itu sambil menepuk bahu Kyungsoo yang membuat gadis itu gugup sekaligus antusias.
Terlihat dari kejauhan dua orang suster masuk keruangan itu yang yang membuat Yi xing mencegah Kyungsoo masuk dan memilih mengamati dari depan pintu.
Kyungsoo hanya bisa menatap miris gadis itu, wajahnya penuh dengan luka lebam kakinya penuh dengan sayatan dengan tatapan kosong, anehnya gadis itu sekarang menetapnya lekat-lekat seolah dia mengenalnya.
" Yán xī ~sii bagaimana hari mu?" sapa salah satu suster yang membuat gadis itu langsung beringsut ke ujung ranjang dan meringkuk dengan tatapan takut.
Advertisement
" pergi! menjauh!!"
" tidak ada yang akan melukaimu disini "
" pergi! lepaskan aku!!" jerit gadis itu sambil melempar seluruh barang yanga ada didekatnya.
" Kyung, kau mau mencoba mendekatinya? Jangan paksa untuk menceritakanya, hanya sapa dia saja, kau mengerti?" tawar Yi xing yang sejak tadi hanya mengamati gadis itu dari luar ruangan.
Kyungsoo hanya mengangguk mengerti sebelum menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafas lalu berjalan masuk kedalam kamar itu dengan senyum terbaiknya yang membuat suster tadi memilih mundur.
" hai. . . " sapa Kyungsoo
" yoojin eonnie. . ."
"eh?" Kyungsoo terlihat kebingungan saat gadis itu memanggilnya dengan nama orang lain yang membuatnya langsung menoleh kearah Yi xing. gadis itu hanya memberi isyarat untuk melanjutkannya.
" eumm. . . aku bukan yoojin, mianhae" ujar Kyungsoo hati-hati yang seketika membuat gadis itu mulai memandang kosong kearah Kyungsoo.
" ah. . . kenalkan, aku Kyungsoo, Do Kyungsoo. Kau mau berteman denganku?" celetuk gadis itu sambil menjulurkan tangannya kearah gadis itu.
" kau boleh menganggapku kakak jika kau mau" lanjut Kyungsoo sambil meraih tangannya dan menakupnya dengan kedua tangannya.
"kita berteman? eotthe?"
***
" kau tidak berniat kabur lagi kan, soo?" celetuk seseorang yang membuat Kyungsoo tersentak kaget dan hampir saja terbentur tiang didekatnya jika tangan pria itu tidak melindungi kepalanya.
" Yak! kau mengagetkanku dasar hitam!" sungut gadis itu yang langsung melayangkan tendangan kearah bokong kearah Jong-in, tak peduli pria itu baru saja menyelamatkan kepalanya.
" aish itu salahmu sendiri yang melamun. ayo pulang"
" aku lapar." rengek gadis itu yang tanpa dia sadari membuat Jong-in terkejut, pasalnya ini kali pertama gadis itu merengek seperti itu padanya setelah ingatannya menghilang.
" kau bisa memasak dirumah" celetuk pria itu.
"yak kau tidak lihat aku baru pulang kerja?!" sungut gadis itu yang makin membuat Jong-in heran dan hanya bisa menghela nafas didetik berikutnya.
" arraseo arraseo Kajja " ujar pria itu yang tiba-tiba meraih dan menggenggam tangan Kyungsoo yang seketika membuat wajah kyungsoo memerah.
Gadis itu hanya diam saat Jong-in menuntunnya kearah cafe yang ada diseberang jalan lalu mengambil salah satu meja diujung ruangan yang tidak terlalu mencolok.
ada hal yang mengganggunya sejak pertama kali bertemu dengan Jong-in. Pria itu selalu memakai masker saat keluar, bahkan terkadang terlihat seperti penculik lengkap dengan topi yang menutupi seluruh wajahnya yang membuat Kyungsoo heran. Bahkan sampai sekarang dia masih tidak memahaminya padahal ingatannya sudah kembali dan tidak ada yang buruk yang pria itu lakukan sebelumnya hingga dia harus bersembunyi.
" ini terakhir kali ku tanya, kenapa kau harus memakai masker dan topi seperti itu setiap kali kau keluar? sebenarnya kau bersembunyi dari siapa?" tanya Kyungsoo akhirnya saat pria itu melepas seluruh atribut yang melekat di wajahnya.
" bukankah ini trend?"
" Yak Kim Jongin!" sungut gadis itu yang membuat Jong-in hanya berdecak malas.
" kau tak perlu semarah itu, soo. aku hanya tidak suka menjadi pusat perhatian. "
" kau percaya diri sekali" dengus gadis itu yang meulai jengah, sepertinya sifat narsis dan kekanakan pria ini masih belum hilang.
" tentu, kau saja yang hilang ingatan, aku pewaris tunggal Jumong corp, soo. apa jadinya jika wartawan melihatku berkeliaran?" ujar pria itu yang seketika membuat Kyungsoo mengangguk mengiyakan pernyataan pria itu, karna jelas pria itu akan menjadi pusat perhatian terlebih Baekhyun pernah bilang jika Jong-in sempat koma dan baru sadar, itu artinya dia koma selama empat tahun, tentu jika keberadaanna tercium media akan membuatnya di buru untuk diwawancarai atau sekedar disorot kamera dan pria itu memang sejak dulu tidak mau diperlakukan seperti itu.
" lalu bagaimana keadaan kakek?" celetuk Kyungsoo tanpa dia sadari bahwa hal itu berkemungkinan besar mambuat Jong-in tahu bahwa ingatannya telah kembali.
Advertisement
"eum maksudku, kakekmu, jika kau pewaris tunggal Jumong corp tentu keluargamu satu-satunya adalah pemilik Jumong corp. Kim Sang gyu, beliau kakekmu bukan?" lanjut gadis itu berusaha untuk tidak terlalu ketara bahwa dia sedang panik sekarang.
" kakek baik-baik saja. " ujar pria itu yang terlihat tidak tertarik dengan arah pembicaraan mereka.
" lalu kenapa kau tidak pulang? kenapa kau tinggal di rumahku"
" karna aku suamimu dan kau istriku, lagipula kakek lebih baik-baik saja tanpa aku " ujarnya sambil menumpukan kepalanya pada telapak tangan menatap Kyungsoo dengan posisi miring.
Sedangkan Kyungsoo hanya menatap jengah pria dihadapannya ini, entah bagaimana bisa dia bisa hampir tertipu ucapan pria itu saat itu.
" aku bukan istrimu, Kim Jong-in." desis kyungsoo.
" apa bukti waktu itu belum cukup?"
" Yak! itu bukan bukti, bodoh! kau saja yang mesum!" sungut gadis itu dengan wajah yang seketika memerah.
" apa salahnya mesum pada istri sendiri"
"Yak. . ." gadis itu baru akan melayangkan pukulan ke arah pria itu saat seorang pelayan menghampiri mereka dengan nakas yang penuh dengan minuman dan makanan yang mereka pesan.
"permisi, pesanannya tuan" sapa pelayan itu kearah Jong-in yang membuat Kyungsoo mengerutkan keningnya mata gadis itu bahkan tidak mau lepas dari wajah Jong-in yang entah mengapa membuatnya kesal karna di abaikan disini.
" terimakasih" ujar Jong-in sambil melempar senyum kearah pelayan perempuan itu yang membuat Kyungsoo melotot karna wajah gadis itu tampak bersemu merah.
" Wae? kau cemburu soo~ya?" celetuk Jong-in yang ternyata menyadari perubahan air muka gadis yang duduk dihadapannya itu.
" tidak, untuk apa" dengus gadis itu sambil menarik peach squashnya lalu mengaduknya dengan jengkel yang tentu membuat Jong-in geli dibuatnya.
" kau bahkan terlihat ingin mencongkel mata gadis itu, soo" kekeh Jong-in, gadis itu terlihat makin kesal lalu menarik piring spaghetinya dan memutarnya dengan kesal
" aku tidak"
"kau iya"
" tidak "
" kau mau berkencan denganku hari ini?"
"aku ti. . . tunggu kau tanya apa?" ujar Kyungsoo yang akhirnya mengangkat kepalanya karna tidak menangkap dengan jelas apa yang pria itu katakan dan langsung bertemu dengan manik mata hitam yang pria itu yang membuatnya tanpa sadar terpukau untuk sekian detik saat melihat senyuman yang jelas sekali di tujukan untuknya.
" oke! kita kencan hari ini"
"yak!"
***
" kencan disini? ku pikir kau akan membawaku ke panti asuhan atau tempat-tempat yang penuh dengan anak kecil. tapi apa ini? game center? tidak sekalian saja kau mengajakku ke warnet?" sungut gadis itu saat pria itu dengan sengaja menyeretnya game center.
" aku hanya butuh olahraga dan kurasa ide ke warnet juga tidak buruk. " ledek pria itu yang langsung mendapat hadiah berupa pukulan yang langsung dia dapatkan dilengannya.
" Aish," dengus gadis itu sedangkan Jong-in hanya diam sambil mengusap lengannya yang terasa panas setelah mendapat pukulan mematikan dari pria itu.
" baiklah Kim Kyungsoo, aku kalah"
" jangan mengganti marga ku seenak jidatmu sendiri, dasar hitam."
" kau kan istriku"
" demi tuhan Kim Jong-in! berhenti mengatakan aku istrimu." dengus gadis itu yang sama sekali tidak di indahkan oleh pria itu, dia malah mengalungkan lengannya di bahu Kyungsoo dan memaksanya untuk mengelilingi game center.
Langkah mereka terhenti didepan mesin flying tickets_mirip dengan flappy bird yang membuat kyungsoo menyeringit bingung dan menatap Jong-in yang terlihat sedang merencanakan sesuatu.
" mau bertaruh?" tawar pria itu yang membuat Kyungsoo menatap malas pria itu.
" aku jelas akan kalah, kau kan maniak." gumam gadis itu yang terlihat malas menanggapi Jong-in dan berusaha menyingkirkan lengan pria itu namun gagal karna dia malah melingkarkannya di leher Kyungsoo dan menumpukan kepalanya di pucuk kepala Kyungsoo dengan sedikit mencekik leher gadis itu.
" Seorang Kim Kyungsoo takut? "
"Yak! sakit, kau mau membunuhku hah?!" sungut gadis itu berusaha untuk melepaskan diri tapi tidak dengan pria itu, dia malah makin mengeratkan lengannya yang membuat gadis itu makin meronta untuk melepaskan diri.
" penawaranku sangat menguntungkanmu kurasa. kau menang, maka kau bisa meminta apapun dariku dan jika kau kalah kau hanya perlu menciumku? mudah bukan?"
" YAK! ITU TANDANYA AKU AKAN KALAH SEPANJANG PERMAINAN !" sungut gadis itu yang masih meronta yang membuat beberapa orang langsung melirik kearah mereka dan sedikit was-was mengingat Jong-in dengan pakaiannya yang mencurigakan dan posisi yang terlihat sangat mengancam.
" kau menolaknya maka itu tandanya kau takut, kau bisa mengusirku dari rumahmu jika kau menang, atau apapun yang kau mau. dan seingatku kau tidak pernah mau kalah sebelum bertanding, eotte?"
Kyungsoo hanya bisa menghela nafas malas, tidak ada yang bisa mencegah keinginan seorang Kim Jong-in, tidak menurutinya sama saja dengan mendengar ocehannya tiap waktu dan dia tidak mau mendengarkan kata-kata ledekan yang keluar dari mulut pria itu
" arraseo. hanya sekali setelah itu tidak ada lagi taruhan"
" call"
***
Kyungsoo berjalan menghentak-hentak kesal, mendahului Jong-in yang sengaja ia tinggalkan di dalam mobil. Terang saja dia kesal karna seperti dugaannya, pria itu menang dengan mudah dan tentu membuatnya super kesal dan memilih pulang dari pada melanjutkan pertengkaran konyol yang tidak ada habisnya.
Kyungsoo langsung masuk kekamarnya dan membanting pintu itu kamarnya dan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Tak lama terdengar suara pintu kamarnya terbuka yang membuat Kyungsoo mendengus kesal.
" mau apa kau?"
" tentu saja menagih hadiahku. kau tidak pura-pura lupakan, soo" ledek Jong-in yang memilih duduk di tepi ranjang menatap Kyungsoo yang masih menyembunyikan wajahnya di balik bantal.
gadis itu akhirnya mengangkat wajahnya lalu bangkit dan berdiri depan pria itu yang masih duduk diatas ranjang lalu di detik berikutnya dia mengecup pipi pria itu, tidak ada yang berubah dari air wajah Kyungsoo, dia masih terlihat kesal.
" hei aku memintamu untuk mencium bibirku, kenapa malah pipi?"
" demi tuhan kai, tidak ada peraturan seperti itu! sudahlah aku mau mandi, keluarlah dari kamarku" dengus gadis yang berniat beranjak dari hadapan pria itu namun tiba-tiba tangannya dicekal dan membuat Kyungsoo langsung menatap Jong-in tajam.
"apa lagi, sudah kubilang aku ti. . ."
" kau sudah mengingatnyakan, soo? tentang aku, baekhyun, sehun." potong pria itu tiba-tiba membuat tubuh Kyungsoo menegang bahkan hampir gemetaran mendengar hal itu.
" aku tahu kau sudah mengingatnya karna seharian kau bertingkah seperti Kyungsooku yang suka merengek, kau baik-baik saja?" tanya pria itu dengan suara teduh dan tanpa sadar air mata sudah kyungsoo sudah meringsek keluar membasahi pipi gadis itu yang membuat pria itu bangkit mengusap lembut pipi gadis itu lalu menariknya kedekapannya.
" Jalhaesseo, soo~ya. . ."ujar Jong-in yang membuat Kyungsoo mencengkram baju pria itu dan menangis sekeras-kerasnya. Dia merindukan pria ini lebih dari apapun, bahkan setelah seharian bersamanya.
" kenapa kau melakukan hal bodoh seperti itu huh, apa kau juga berniat mati lalu meninggalkanku? Demi tuhan Sehun, hiks hiks aku. . ." tangis Kyungsoo makin tak terkendali yang membuatnya mengeratkan lengannya ditubuh Jong-in yang masih setia mengusap kepala gadis itu dan menumpukan kepalanya di pucuk kepala Kyungsoo.
" Mianhae. . ." gumam Kyungsoo yang teredam oleh tubuh Jong-in yang membuat pria itu melepaskan pelukannya dan beralih menatap Kyungsoo lalu menangkupkan tangannya ke pipi gadis itu, menghapus air mata yang membasahi pipi gadis itu lalu menyibak anak rambutnya ke belakang telinganya. Dia sedikit menarik wajah gadis itu ke depan, membuat wajah mereka nyaris tak berjarak.
Pria itu sengaja berlama-lama menahan gerakannya, membiarakan bibir mereka berjarak kurang dari satu inci tanpa ada tanda-tanda akan menyentuhnya, sedangkan Kyungsoo hanya diam menunggu dalam tegang.
Jari Jong-in menyusup masuk kedalam helaian rambut Kyungsoo, memberikan sensasi nyaman dan sengatan yang aneh seolah ada aliran listrik yang menyengat kulitnya.
" aku merindukanmu, soo. ." ujar pria itu lalu menekan bibirnya dengan perlahan ke permukaan bibir gadis tersebut, sebelum akhirnya memberikan ciuman rakus dan mendesak, melepaskan segala hal yang sejauh ini berusaha ditahannya.
Dia menelusupkan lidahnya masuk kedalam mulut Kyungsoo yang sedikit terbuka, mengeksploitasi rongga mulut gadis itu dan membelit lidah gadis itu tanpa ampun.Dia sedikit terkejut saat Kyungsoo membalas ciumannya dan tangannya yang bergerak naik kearah leher dan meremas rambut pria itu.
Pria itu langsung menghempaskan tubuh Kyungsoo keranjang saat mendengar desahan yang tidak sengaja keluar dri bibir gadis itu yang membuat ciuman mereka semakin panas.
Dan entah siapa yang memulainya yang jelas pria itu sudah berhasil melepaskan seluruh kancing kemeja gadis itu dan menyisakan bra yang masih melekat ditubuh gadis itu, begitupula Kyungsoo yang entah sejak kapan melepas kemeja pria itu dan melemparnya jauh-jauh dari jangkauannya.
***
Gadis itu tampak berputar-putar tak bisa menyembunyikan senyumannya didalam ruangannya yang gelap dengan senandung yang keluar dari bibir tipisnya dan tak lupa kedua tangannya yang memegang pisau yang terlihat berkilau terkena pantulan sinar bulan.
" Do kyungsoo, do kyungsoo lalala do Kyungsoo, neraka neraka sudah menunggu, hahaha. . . astaga dia bodoh sekali" tawa gadis itu setelah satu bait lagu yang dia nyanyikan namun tawanya meredup menatap kearah keluar jendela lalu membiarkan tubuhnya terduduk dilantai sambil menempelkan pisau kedagunya menyalurkan sensasi dingin besi itu.
" eumm. . . kurasa jurang itu bagus, aku harus mendorongmu sama seperti yang kau lakukan pada Sehun oppa."
"yup! sudah ditentukan, aku akan membunuhmu di jurang itu lagi." seru gadis itu sambil bangkit dan terlihat sangat bahagia.
" lalala do kyungsoo lalala si bodoh, matilah matilah, kau ditanganku.. hahahaha"
-
Advertisement
- In Serial203 Chapters
Twisted Magic
His magic can heal anything--except a broken heart. Book one of The Knights of the Twisted Tree. The war is over, and Korin has come to Triome, the greatest city in the world, for a fresh start. But Triome holds its own dark secrets, and Korin may not have left all his enemies behind. A disease stalks the city, a disease made of magic that only a wizard like Korin can cure. But he can't fight it alone, and his new allies may not be as friendly as they seem. Especially handsome Ádan, who awakens feelings and memories that Korin would rather have left behind, and whose smiling face may be hiding the darkest secret of all. Updates daily.
8 86 - In Serial89 Chapters
Iris: Child of prophecy
Iris has had a difficult life, running from her past and living like a nomad. She is not a regular wolf. She curses the Moon goddess for the gifts she possesses. The ability to heal others. At least that is what she tells herself and her best friend Aria. she wants nothing to do with being a wolf. She barely shifts, does not believe in mates, and hates everything that has to do with packs. And she shows her disregard. With a foul mouth and attitude to match, she is always landing herself and her traveling companion, Aria, in trouble. Until one day she runs into a pack of ancient wolves, rumored to be extinct. The first wolves made by the Moon goddess, and finds out the Alpha of the pack is her mate.And of course, she wants nothing to do with him, and he wants everything to do with her. But He is not one to be toyed with, brutal and heartless( and that's just being modest). He refuses to let her disrespect him and will go to any extent to ensure she submits to his every will. Thankfully, she can't die. But a war is coming, and it's out of this world. Malik and Iris are the only ones that can stop it, and they don't know it yet. Will they be able to push their differences away and let the Moon goddess finish what she started, or will they be to pig-headed and stubborn to fall in love?
8 190 - In Serial114 Chapters
The tyrant's beloved doll
This is not my own storyCrd to original owner.The Tyrant's Beloved Doll novel:Her brother, who was the one who causes a coup d'etat, had sliced her throat. After she returned to the time before she died, she decided that she would somehow tame him and survive!But...Did she tame him too much?***"Brother, why don't you get married?"There was no reply from him instead, the glass that he held popped and crack with a crackling sound."Oh no, you're bleeding.""Why should I get married?""Eh?""I have you already."Why should I get married you said? You have to get the Empress so I can leave this castle! Sezh laughed unnaturally."Sezh."At that moment, she stumbled and Raytan pulled her body into his arms. His red eyes started to gleamed suggestively while looking down at Sezh who was trapped in his arms."You know we are not real siblings."
8 130 - In Serial31 Chapters
It All Started With a TESTPAPER
u n e d i t e d "Write your name if the statement is correct and write your crush's name if the statement is wrong. NO ERASURE."-This instruction is the plot twist of Aria's 2018 year.Aria Bernadette Valencia is just a typical girl in campus. Simpleng babae lang na nangangarap din na mapansin ng crush niya. 'Til the testpaper came to her life. She accidentally put Tristan Ros' name, her crush since they were in 7th Grade. But little did she know, Tristan Ros has feelings for her too 'til he decided to court Aria.Will Aria accept Tristan Ros in her life? Will they end up being together? Or not because Erica Fraide will come, the childhood sweetheart of Tristan, to ruin their happy ending.
8 271 - In Serial57 Chapters
Is It Hate OR Love? Jodha Akbar
His heart was blazing with fire; her flaming words reverberated on his conscious. The thought of her sensual body and fiery arrogance brought an evil smirk on his face. The heartless King viciously slurred to himself, 'You have dared to set your foot in the lion's den, Princess Jodha; you addressed me a cruel and a heartless monster. I swear to Allah, you will repent for every word you have stated. I proclaim, shortly, you will be part of my harem. You will serve and obey me for your audacity. I will lust your beauty from top to bottom and breakdown your arrogance and strength apart.''Let us see who will rescue you from me now. Your swollen pride will melt in a second like a piece of ice on fire. Soon, you will worship at my feet and be my slave. Oh, I am eager indeed to see you begging for my mercy. You are a challenge, which Jalal proudly accepts.**************************************************In 1562, The Majority of the Hindustan was ruled by cruel, ruthless, and heartless Mughal King Jalaluddin Muhammad AKBAR.Soon Jalal realized the Hindu Rajput brave clan was not easy to conquer. To fulfill his ravenous desire to rule over the entire Hindustan, he manipulated Rajvanshi kings with his wicked proceed and compelled Hindu princess Jodha to marry him forcefully not for political acquire only, but to sate his hunger for her beauty.A Hindu Princess Jodha's dreams shattered when she became a pawn in his manipulative schemed and forced to marry a cold-blooded Muslim ruler of the century. Let's read what happens when Jalal is not the man she presumed him to be? # 1 HistoricalFiction out of 58K Oct 26 2022#32 hate out of 124K#1 Jalal on 12/22/2020#1 Jodha on 12/22/2020#1 Akbar on 12/22/2020#1 Hindu on 12/22/2020Warning: Mature Content 18+ Read at your risk includes mature content.
8 67 - In Serial20 Chapters
OF PAIN & REGRETS ( FORTHBEAM - EDITED VERSION ) ✔️
- COMPLETED - Beam is Forth personal secretary and they have been in each others bed minus a relationship. When Beam learned that Forth has a fiancé, he ran away.*The story contains m-preg, means male pregnancy.
8 116

