《Timeless [ Kaisoo GS] ✔️》#9
Advertisement
" Sedang apa kau di dapur?" celetuk Kyungsoo yang membuat Jong-in yang tengah berkutat di dapur terjengit kaget.
Kyungsoo hampir menyemburkan tawanya saat melihat wajah pria itu yang terlihat mengantuk karna baru bangun tidur rambut yang super acak-acakan dan entah apa pria itu sadar atau tidak yang jelas Kyungsoo lihat, pria itu tengah mengerucutkan bibirnya yang membuatnya tampak lucu.
" apa yang lucu" dengus Jong-in yang kembali melanjutkan kegiatannya yag tertunda sedangkan Kyungsoo memilih berjalan mendekat menilik apa yang sedang pria itu kerjakan.
Entah mengapa hari ini perasaanya cukup ringan, perseteruannya dengan Chanyeol kemarin sedikit membuat sebagian bebannya terangkat hingga dia bisa tidur nyenyak semalam, terlebih tidak ada mimpi buruk itu yang menganggunya dan dia yakin jika Chanyeol akan menyadari apa yang dia ucapkan kemarin dan beralih ke Baekhyun meskipun dia tahu Baekhyun super tidak menyukai gangguan yang ditimbulkan pria bertelinga peri itu, tapi melihat Baekhyun yang selalu menanggapi apapun permintaan pria itu bahkan paham seperti apa wataknya bukan tidak mungkin bila keduanya akan bersama.
" kau tampak bahagia. Tanganmu baik-baik saja?" gumam Jong-in sambil berusaha memisahkan bawang bombai yang baru saja dia iris.
" yah begitulah. kau mau masak apa?"
" entahlah aku hanya menemukan sosis, Suho hyung?"
" kurasa dia masih tidur" jawab Kyungsoo yang hanya mendapat anggukan dari pria itu meskipun matanya masih fokus pada paprika dan bawang bombai, namun bibirnya makin mengerucut membuat Kyungsoo makin geli melihatnya.
" biar aku saja kau bangunkan suho oppa dan cuci mukamu" ujar Kyungsoo yang tak tahan melihat pria itu memegang pisau yang terlihat hampir memotong jarinya sendiri sambil merebut pisau itu dari tangan pria itu.
Namun seketika gadis itu langsung terlonjak kaget dan membeku seketika saat sebuah kecupan mendarat di pipinya.
" Gomaweo, soo~ya" bisik pria itu sebelum pergi menghilang dari dapur dan kelakuan pria itu sukses membuat wajah Kyungsoo memerah.
"astaga tuhan" gumam Kyungsoo
***
" kau masih belum menemukan Yeon hee, Ong Seongwoo?" tanya wanita dengan perut besarnya itu, Bahkan dia terlihat kesulitan mengimbangi perutnya yang membesar dengan tubuh yang terbilang kurus.
" maaf nyonya kami belum menemukannya" ujar pria itu sambil membungkuk membuat wanita itu menepuk pundaknya agar dia mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman terbaiknya.
"lalu tentang dia yang kau katakan waktu itu pada suamiku, apa benar dia sudah sadar?" tanyanya lagi, kali ini dia berusaha untuk duduk.
Zitao sudah cukup kuawalahan akhir-akhir ini mengingat kandungannya yang sudah menginjak 8 bulan lebih, terlebih stress yang akhir-akhir ini melandanya, membuatnya makin hari makin merasa kelelahan. pria bernama Seong woo itu berinisiatif menuntun wanita itu kearah kursi.
" iya nyonya, sekarang dia tinggal di rumah keluarga Do." ujar pria itu setelah wanita itu duduk.
" lalu bagaimana keadaan keluarga Kim."
" Tuan Kim Sang gyu sepertinya sudah tidak sehat lagi, beliau terpantau keluar masuk rumah sakit sejak istrinya meninggal"
" Aneh, bukankah harusnya dia tinggal dirumahnya sendiri, bukan di rumah keluarga Do? terlebih kakeknya sedang tidak baik-baik saja." gumam Zitao
" ah. . . Seong woo~sii ku mohon kau tetap jaga Do Kyungsoo, ini permintaanku dan beri tahu aku jika Yeon hee mulai mendekat" lanjut Zitao berusaha untuk terdengar tidak terlalu memerintah meskipun kenyataannya tetap sama saja.
" baik nyonya"
" dan kau harus kerumah sakit, Zi. . ." celetuk seseorang yang membuat kedua orang itu menoleh kesumber suara.
Seong woo langsung membungkuk dalam-dalam saat melihat tuannya yang berdiri diambang pintu.
" kau mendengar semuanya?" tanya gadis itu
" iya, Kau boleh keluar seong woo, terimakasih" ujar Kris sambil menepuk bahu pria itu yabg membuatnya menganguk sebelum menghilang dari balik pintu.
" Aish. . . lihat wajahmu, kau merubah suami tampanku jadi kakek-kakek. " dengus gadis itu sambil menjulurkan kedua tanganya kearah wajah suaminya saat Kris berlutut didepannya dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang istrinya.
Advertisement
" hei son, are you oke?" gumam pria itu sambil mengusap perut istrinya yang membesar.
" Don't worry about us, just take care yourself, honey. please "
" I can't, Zi. Yeon hee still at the outside, She's so fucking crazy Psychopath! and I don't want to killed someone else again." ujar pria itu yang sedikit teredam di perut istrinya yang membuat Zitao mengangkat wajah suami agar bisa menatapnya dengan jelas.
" listen, you can found her, you can safe that girl , and you are not a murderer. You never kill someone and I know it. You are a daddy now and we need you. . ."
" but zi. . ."
" just take a rest, honey. Seong woo will go to find her, just believe him, hm?"
***
" Hei. . . pelan pelan, sayang"
" aku menginginkanmu" ujar gadis sambil melepas seluruh baju pria paruh baya itu hingga tersisa bagian selatannya yang sedang berdiri tegak sedangkan gadis itu sudah telanjang sejak tadi.
Tanpa aba-aba gadis itu menarik pria itu kearah ranjang menghantam sisi selatan pria itu dengan miliknya hingga pria itu mendesah nikmat dibawah sana.
"harder please" pinta gadis itu yang membuat pria tua itu menyeringai hingga mempercepat gerakannya di bagian bawah sana mengecup buah dada gadis itu.
pria itu terus bergerak hingga membuatnya meleguh nikmat sambil mendongak memejamkan matanya, sedangkan gadis itu terus mendesah dengan tangan yang sengaja menyentuh bola milik pria itu dan meremasnya membuat pria itu makin menggila.
Namun tanpa disangka tangan kiri gadis itu merambat kearah bawah bantal mangambil sebuah cutter dan dengan gerakan cepat, gadis itu mengorok leher pria itu hingga seluruh darah memuncrat kearah.
pria itu tampak ingin melepaskan diri tapi tidak dengan gadis itu, dia malah menggulingkan pria itu mencekik lehernya sambil terus bergerak sambil mendesah mengingat bagian bawahnya masih menyatu dengan pria itu hingga dia mencapai puncaknya dan jatuh ditubuh pria yang sudah tewas berlumuran darah.
"oi kakek, kau sudah mati tapi kenapa dia masih berdiri, dasar pria bangka mesum. " ujar gadis itu sebelum akhirnya berdiri mencabut dirinya dari mayat itu lalu dengan sadis menyeret mayat itu dan memasukannya kedalam freezer.
Gadis itu tampak melirik kearah cermin bagaimana tubuh bugilnya sekarang penuh dengan darah.
"wah. . . aku sangat sexy. ck harusnya aku biarkan pria itu menikmatinya karna aku belum puas. Yah karna aku butuh banyak uang lebih cepat sekarang. dasar kakek tua bodoh. "
"sebaiknya aku mandi dan mencari pria lagi." gumam gadis itu sambil melangkah kearah kamar mandi namun tiba-tiba gadis itu tertawa terpingkal-pingkal dan membuat lantai penuh dengan darah yang menetes dari tubuhnya.
" astaga membayangkan Do Kyungsoo mati seperti kakek itu saja membuat ku senang, hahaha. ."
***
" Kyung. . . ireona” terdengar suara yang mengusik tidur gadis itu, suara yang lembut dan makin membuatnya mengantuk. Suara yang terdengar seperti nyanyian yang membuatk gadis itu benar-benar enggan untuk membuka matanya.
“ Hei, kau tak merindukanku? Ppalli ireona. . .” ujar suara itu lagi, kali ini dengan sentuhan lembut tangannya yang mengangkat tengkuk gadis itu dan memaksanya untuk bangun dan terang saja membuat Kyungsoo akhirnya membuka matanya dengan perlahan. Retinanya belum bisa menerima sinar yang langsung menusuk matanya saat dia perlahan membuka mata. Sedikit menerjap-nerjap memulihkan penglihatannya.
“ Gwaenchana?” suara itu seketika membuat matanya pulih dan langsung terperangah saat melihat sosok disampingnya itu.
Pria itu tersenyum manis dengan tangan yang masih berada dipucuk kepala gadis itu, dia terlihat sangat menawan dan bersinar dengan balutan baju serba putih. Kyungsoo sedikit terlambat mengenali pria didepannya, pria yang bahkan tak ada diingatannya namun selalu ada dimimpinya. Pria yang selalu terlihat dingin pada siapapun dengan wajahnya yang mungkin bisa membuat sebagian wanita menjerit.
Advertisement
Dengan perlahan Kyungsoo mengangkat tangannya dan menyentuhkannya diwajah pria itu, menikmati tekstur dan lekuk wajah pria itu yang membuatnya tanpa sadar menitikan air mata. Semuanya, semua ingatan itu memenuhi isi kepalanya, seolah pria ini yang memberikan ingatan itu kembali padanya, ingatan yang entah bagaimana bisa hilang darinya.
“ kau sangat jelek jika menangis. . .” ujar pria itu sambil mengusap air mata gadis itu.
Dan tanpa sadar sudah menghambur kepelukan pria itu dan menangis sejadinya, meluapkan semua beban yang seperti mengganjal diseluruh tubuh gadis itu. pria itu hanya bisa tersenyum sambil mengusap punggung gadis itu.
“ kau masih hidup. . .” ujar gadis itu disela tangisnya, mencengkram erat kemeja putih pria itu dan membiarkanya basahi akan air matanya. Mimpinya selama ini yang selalu tak menemui akhir seolah terjawab oleh pria ini. Dia hidup dihadapannya saat ini, berada dipelukannya.
“ kau sudah mengingatku? Sebut namaku kalau begitu “ ujar pria itu
“Sehun, Oh Sehun bodoh!” ujar gadis itu yang masih tetap menangis.
“ hahahaha. . . kau masih saja seperti dulu.” Tawanya terdengar sangat merdu , tangannya mengacak acak rambut gadis itu lalu menaruh dagunya dipucuk kepala gadis itu.
“ Cuacanya cukup cerah, bukankah ini waktu yang tepat untuk berkencan, Eotthe?”
Gadis itu mengedarkan pandangannya kesekelilinganya yang dia ketahui itu adalah kamarnya. Gadis itu langsung melirik kearah bajunya dan seperti yang dia duga karna semalam dia hanya mengunakan kaus kebesaran tanpa bawahan dan kaus itu sudah melorot, memperlihatkan bahunya dan tentu saja dia sedang tidak mengunakan bra sekarang.
“ Yak! mesum siapa yang menyuruhmu masuk kekamarku!!"
“ Astaga kau malu? lalu apa bedanya dengan Jong-in, Bukankah dia selalu melakukannya tiap hari kenapa kau berteriak padaku"
" keluar! "
“ baiklah, aku tunggu kau dibawah, berdandan yang cantik Kyungie. . .” ujar pria itu yang perlahan menyentuh punggung gadis itu dan membuatnya mengelinjang dan langsung menampis tangan pria itu.
“YAK! JANGAN SENTUH PUNGGUNGKU!” ujar gadis itu sambil melempar bantal kearah pria itu.
****
Gadis itu berteriak sejadi-jadinya ditengah kerumunan orang-orang yang berlalu lalang didepannya karna hanya satu hal. Pria itu, dia lagi-lagi melingkarkan lengannnya di pinggang Kyungsoo yang membuat gadis itu menjerit. Jelas saja karna dia sangat tidak suka seseorang menyentuh punggungnya, terutama pinggang.
“ kenapa kau masih semarah itu hanya karna aku menyentuh punggungmu. Kau bahkan tidak merasa geli saat Jong-in melakukannya, ini diskriminasi namanya!” dengus Sehun yang berlari menjauh dari gadis itu, bisa sangat fatal jika dia berada didekat gadis itu.
“ku bilang aku tak suka! Sialan kau!” ancam gadis itu sambil menghentakkan kaki seolah akan mengejar pria itu dan membuat Sehun bersiap memasang kuda-kuda untuk lari.
“hahahaha . . . kau mau balas dendam Kyungie ku sayang?!” Ledek pria itu dengan ekspresi menyebalkan.
“Yak!” seru gadis itu sambil menarik lepas sepatunya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
“Ya ya ya, kau bisa mengenai orang lain. . .” wajah pria itu terlihat panik kali ini, gadis itu sangat sulit diprediksi. Benar-benar kekanakan hingga mempersiapkan segala sesuatu dihadapannya dengan sangat mengerikan.
“ keakuratan lemparanku hampir 98,2%, bukan kah kau tahu itu!” ancam gadis itu sambil berulang kali mengayunkan sepatunya dan membuat Sehun ketakutan melindungi kepalanya.
“ astaga Kyung. . . kita sedang kencan bukan sedang bertarung di medan perang.” Ujar pria itu yang terdengar seperti permohonan anak kecil dengan memasang wajah memelas.
Dengan perlahan Kyungsoo menurunkan sepatu yang ada ditangannya dan kembali memakainya. Sehun pun akhirnya berani mendekati Kyungsoo lalu merebut sepatu yang ada di tangan gadis itu dan memakaikannya.
“ kau mau permen kapas?” tawar Sehun yang berjongkok didepan Kyungsoo sambil mengikat tali sepatu gadis itu, dan entah memang karna setan yang ada didiri gadis itu belum hilang atau rasa balas dendam yang belum tersampaikan, gadis itu mendorong Sehun hingga terjengkang kebelakang lalu menarik telinga pria itu dan bergegas lari dari jangkauan pria itu.
“ satu sama . . . kali ini kau akan kalah!” seru Kyungsok sambil menjulurkan lidahnya dan memamerkan pantatnya dan membuat orang yang ada disekitarnya hanya menggeleng heran dengan senyuman yang tergambar diwajah mereka
“ kau. . . awas kau ya . .” seru Sehun sambil berlari mengejar gadis itu.
****
“ huaaa lelahnya! Ini olahraga namanya!” ujar Sehun sambil menjulurkan kakinya dan mendongak menatap langit, sedangkan Kyungsoo hanya tersenyum dengan menikmati Cappucinonya dan sesekali menjilat cream yang ada diatas gelasnya.
“ siapa suruh kau meledekku terus?!” pria itu hanya diam tersenyum dan dengan matanya yang terpejam seolah benar-benar menikmati suasana yang ada disana.
Mereka sekarang terdampar di padang rumput yang berada di samping sungai Han. Udara yang menyenangkan, hangat dan juga cerah. Mentari mulai tenggelam perlahan dan menyiratkan cahaya merah yang memancar diantara kapas-kapas putih.
“ Kau berkencan dengan Jong-in seperti ini juga?” Tanya pria itu yang akhirnya membuka pembicaraan sambil menarik lengan Kyungsoo dan itu menyedot isi gelas yang ada ditangan gadis itu.
“ Ani. . . dia mengajakku ke panti asuhan, kau lupa aku suka anak kecil ya?” kekeh Kyungsoo sambil menarik lengannya kembali sehingga yang tersisa hanya sebuah sedotan yang ada dimulut Sehun. Wajahnya yang terlihat tak bersalah dan kebingungan membuat Kyungsoo berpikir bahwa pria disampingnya ini mirip dengan anak ayam.
Pria itu hanya tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya di punggung kursi yang membuat kepalanya mendongak kearah langit yang mulai menggelap.
“ ah. . kau membuat ku patah hati ” ujar pria itu sambil menutup matanya. Kyungsoo yang mendengar ucapan pria itu hanya bisa mendesah. Entah apa yang harus dia lakukan sekarang, menjawab pria itu saja sangat sulit.
Dia tahu tak seharusnya semuanya seperti ini, bukan, itulah kuasa tuhan yang membuat semuanya serumit ini. akan ada yang terluka diantara mereka, dan hal itu akan membuat rasa bersalah yang lebih besar dari apapun.
“ hei. . “ panggil Kyungsoo. gadis itu berniat mengakhiri ini semua, tak peduli kalau dirinya lah yang terluka disini.
“hm?”
“ kita bertiga seolah terjebak oleh sesuatu, ah tidak bertiga, berempat termasuk Baekhyun dan kurasa ini sangat rumit.” Gumam Kyungsoo, tangan gadis itu bergerak meremas tangannya sendiri.
“bukankah tak ada masalah diantara kita?” ujar Sehun enteng namun masih dengan posisinya.
“ada. Kalian. Kau Jong-in dan Baekhyun . . . apa kalian ini sunguh”
“ya aku sungguh menyukaimu. . . ani, aku mencintaimu.” Potong pria itu dan membuat Kyungsoo kaget dan hanya bisa menatap pria yang sekarang tersenyum kearahnya. Mengumpat dalam hati kenapa pria itu masih saja bisa tersenyum.
“ Baekhyun”
“dia menyukaiku bukan?” pria itu kembali memotong ucapan gadis itu.
Yang pria itu pikirkan saat ini adalah, gadis didepannya itu sedang bergulat dengan hatinya sendiri. Semuanya membuatnya kebingungan dan menyakitkan hingga sulit mengatakan dengan kata-kata.
Pria itu hanya mencoba membuat gadis itu bangkit dan meninggalkan itu semua, yang jika tidak, gadis itulah yang terluka.
“ kau tahu?”
“hm, dan aku merasa bersalah karna itu.” Ujar Sehun sambil menaruh telapak tangannya dikepala Kyungsoo dan yang tak ketinggalan adalah senyumannya.
“ lalu apa yang harus ku lakukan? Aku tak bisa memilih diantara kalian. Kalian berdua sangat. . .”
“memang tak ada yang bisa kau pilih, bukankah yang tersisa hanya Jong-in?”
Gadis itu berhenti sejenak seolah sadang memikirkan apa yang akan dia ucapakan, sedangkan Sehun hanya bisa tersenyum dalam diam.
“dengar, aku tak ingin kita berpisah karna masalah ini kau tahu? Aku akan mencari orang lain yang benar-benar kucintai. Tak boleh ada yang terluka disini, dan yang pantas hanya aku. Aku akan pergi dari kalian” Ujar gadis itu akhirnya dapat melanjutkan ucapannya.
Kening gadis itu berkerut saat melihat senyuman lebih tepatnya tawa kecil yang keluar dari pria itu.
“ kita tetap bersama. Kau dan Jong-in menyatu, dan aku pun menyatu dengan kalian. Keren bukan?” ujar Sehun yang langsung mendapat pukulan keras di lengannya dari Kyungsoo. gadis itu tampak benar-benar kesal kali ini.
“ jangan gunakan bahasa ambigu bodoh! Aku tak paham maksudmu!”
“ Wae? Kau mau aku menciummu?”
“ ku bunuh kau!” umpat gadis itu seketika sambil kembali mengangkat tangannya bersiap untuk memukul dan hanya dibalas dengan tawa kecil.
Namun seketika itu pula semuanya hening, tak bersuara. Menunggu apa yang akan terlontar dari salah satu diantara mereka.
“Kau membunuhku pun aku tak akan mati. Aku memang sudah mati kan?” ujar Pria itu sambil berdiri memunggungi Kyungsoo.
“ne?” seolah barusan yang menyentuh telinganya hanya gurauan atau mungkin dia yang salah dengar hingga perlu pengulangan dari pria itu
“ Aku sudah mati Kyung” ujar Pria itu lalu menoleh kearah Kyungsoo yang terlihat sangat syok. Wajahnya memerah dangan mata yang berkaca-kaca. Pria itu tahu bahwa gadis itu sedang berusaha meyakinkan dirinya sendiri
“ kau gila?!” seru Kyungsoo.
“ aku memang sudah mati. . . kau harus terima itu.”
“Hentikan.” Seru gadis itu sambil mengalihkan pandangannya dan masih berusaha agar air matanya tak jatuh membasahi pipinya.
“ Kyung dengarkan ak”
“Hentikan!” kali ini gadis itu benar-benar kehilangan kendalinya hingga berteriak sekeras yang dia bisa.
Sebulir air mata meluncur melalui pipinya, dia masih tak bisa percaya dengan apa yang pria itu katakan. Mati? Lalu mengapa dia bisa melihat pria itu, bahkan menghabiskan waktu seharian penuh dengan pria itu.
Sehun mencengkram telapak tangan Kyungsoo dan berlutut dihadapan gadis itu.
“ dengarkan aku, kumohon” pinta pria itu. Kyungsoo hanya menggelangkan kepalanya menolak apapun yang akan pria itu ucapkan.
“ hentikan. . . kau membuatku takut.”
“ aku sangat bersyukur kau masih hidup, kumohon hidup dengan tenang dan bahagia. Kau tak boleh menyalahkan dirimu sendiri tentang apapun. Aku mati bukan karna mu, ini semua takdir. Bukankah tuhan sudah menentukannya?” ujar sedangkan Kyungsoo masih tetap menunduk berusaha tak mau mendengar apa yang pria itu ucapkan
“ dengar. Aku tak mati sepenuhnya Kyungsoo, karna aku tidak sendiri waktu itu. dan aku bisa menitipkan hatiku. . .” pria itu mengangkat tangan Kyungsoo dan meletakkannya di dada kiri gadis itu.
“ disini”
Advertisement
August
A short story based on the songs "August" and "Betty" from Taylor Swift's "Folklore" album.
8 115The Couple Test
Join me in the journey of Avinash Nanda and Aadhya Chopra ! Not every rich family out there are arrogant n rude. There are exceptions everywhere and even here. Dr. Aadhya Chopra felt the most comfortable in her scrubs and Mr. Avinash Nanda associated himself with tuxedos and armanis. Families wanted them to settle down with their soulmate but what did our lovely Aadhya and Avinash want from their marriage ? Lots of romance , eye locks, flirting and possessiveness coming your way. Wait no more if you likes these kind of stories.! Take a peek in and I hope you will not regret their journey :)If you want drama, let me know with your comments and you will be treated with drama as well ! Thanks for taking interest in my first story.
8 124Crossing Boundaries| Bellamy Blake
When she was little, people told her stories about how fire fell from the sky destroying everything and everyone on Earth. And up from the ground, a new world was created. One, in which, her people thrived in.Until one day, something fell from the sky again, landing in her clan's territory. Expect it wasn't fire, like the stories she grew up with, people feel from the sky, and they believed they knew everything about this world.Little do they know that her people are here on Earth, and they will not show mercy on the Sky People. And without her help, they won't survive. Season 1| The 100Book 1BellamyxOCmature content and graphic imagesAlso: book 2 is up and it's called Meeting Halfway!!
8 192Torched Souls|Cherish
"Love does not begin and end the way we seem to think it does. Love is a battle, love is a war; love is a growing up." -James Baldwin ⚠️SEXUAL CONTENT Copyright © GabriellaLovely 2021
8 65Pianissimo (Lesbian Story) (gxg)
[Lesbian New Adult Fiction]Would you fall in love for your professor? A story about self-discovery, in a scenario full of music and desires.Olivia Harding was finally living her dream. Moving out of a rural city in Arizona, she was renting an apartment in Brooklyn with three strangers. From the size of the buildings to the sound of traffic, everything appears to her as part of a sonata. What she didn't expect, however, was to feel the way she does about her new professor, a tenacious genius pianist. She would never see herself as a lesbian, but now she can barely understand her sexual feelings, while also facing the challenges of becoming a performing pianist.Would she be able to trust herself and follow her heart?Copyright @2022 Kasia AmaralProhibited any copy and/or distribution.
8 77Hoshigaki Kisame's love
Sasuke is gone. He despises the person he once loved the most, his brother. Knowing this, Itachi's heart is shattered to pieces. He would do anything to get his little brother back, while Kisame would do anything for Itachi, his love interest. It's time for Sasuke to know the truth.Itachi and Sasuke's story [kind of], but in the modern era. +Kisame's one-sided love.
8 162