《Timeless [ Kaisoo GS] ✔️》#4

Advertisement

Kyungsoo mendengus saat melihat mobil Jong-in sudah berada didepan kampusnya. Entah mengapa dia sedang tak ingin melihat pria itu. Terlebih setelah kejadian semalam dimana dia menangis didepan pria itu padahal sebelumnya dia tak pernah melakukan hal itu bahkan dihadapan Chanyeol yang nota bene adalah kekasihnya, dan paginya dia menemukan dirinya tidur disamping pria itu, meringuk didalam pelukan pria itu. Entah mau ditaruh dimana mukanya saat berhadapan dengan pria itu.

Dengan langkah malas gadis itu mendekati mobil dan masuk kedalamnya memasang sabuk pengamannya dan Jong-in melajukan mobilnya meninggalkan pelataran kampus. keduanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Suho hyung pulang hari ini, kau mau menjemputnya?" tanya Jong-in dan gadis itu hanya menghela nafas dan mengangkat wajahnya.

"terserah kau saja." jawabnya yang masih membuang wajahnya kearah jendela.

Jong-in langsung berbalik arah ke bandara dan percakapan mereka berakhir disana. Jong-in tahu bahwa gadis itu mungkin masih menekan gengsinya akibat kejadian semalam yang tentunya bukan yang pertama bagi Jong-in karna bahkan gadis sering menangis dihadapannya dulu. dan terakhir kali gadis itu menangis saat menangisinya yang penuh luka.

Pria itu mengarahkan mobilnya kearah pria yang tengah melambaikan tangan kearahnya dan memarkirkannya didepan pria itu. Jong-in langsung turun dari mobil dan membantu pria itu memasukan kopernya kedalam bagasi.

entah apa yang mereka berdua bicarakan hingga berakhir pada Suho yang kursi pengemudi dan pria itu tetap berada di luar mobil, menarik rambutnya kebelakang memperlihatkan dahinya. Kyungsoo sedikit kaget saat kakaknya memacu mobilnya meninggalkan Jong-in sendiri diluar sana.

"oppa kenapa kau meninggalkan. . ."

"kau bertengkar dengannya, soo?" potong pria itu yang membuat Kyungsoo menatap kakaknya dengan wajah bingung.

" dia mengadu padamu?" tanya gadis itu.

"ani. tapi aku bisa melihatnya "

" dan karna hal itu kau meninggalkanya di airport?"

" kau mengkhawatirkan apa? Dia sudah berumur 26 tahun, Soo, tentu dia akan baik-baik saja. " ujar Suho yang membuat Kyungsoo hanya mencibir dan membuang wajahnya ke arah luar.

***

Baekhyun menatap pria yang terbaring koma dengan berbagai alat bantu, bahkan matanya sudah mulai berkaca-kaca namun berusaha ia tahan. Perlahan gadis itu melangkah mendekati pria itu, menarik kursi disamping ranjang pria.

"hai. . ." satu sapaan yang jelas dia tahu tidak akan mendapat jawaban dari pria dihadapannya ini.

" maaf aku baru sempat datang. kau merindukanku bukan? " tawa pahit Baekhyun sebelum akhirnya memalingkan mukanya, mengadahkan kepala berusaha untuk tidak menangis dengan menghembuskan nafas kasar dan memaksakan senyumnya.

"kau tahu, sepertinya aku sangat merindukanmu hingga kemarin aku mengejar orangnya yang terlihat mirip denganmu, dan itu sebabnya aku kemari"

" Dan maafkan aku. Maaf karna belum bisa membawa Kyungsoo kesini, karna sepertinya dia belum bisa mengingat semuanya, kau bisa memakluminya kan?" untuk sekian kalinya Baekhyun menghela nafas kasar berusaha untuk tidak menangis.

" sudah hampir 4 tahun kau tidur, apa kau tidak lelah?" lanjut gadis itu, dan pada akhirnya air mata itu meluncur juga membasahi pipipinya yang langsung dihapusnya dengan kasar.

"kumohon bangun dan katakan apa yang terjadi. Bagaimana kalian bisa berakhir seperti ini" Setelah itu hanya tangis Baekhyun yang terdengar diruangan itu. sedangkan seseorang bersandar didepan pintu ruangan itu mendengar seluruhnya dalam diam.

***

Seorang wanita paruh baya yang terlihat anggun berjalan menaiki anak tangga dengan membawa nakas yang berisi makanan. Berdiam diri untuk sekedar menghela nafas sebelum mengetuk pintu kamar yang ada dihadapannya.

" Yeon hee. . . ini eomma" tidak ada jawaban dari balik pintu membuat wanita itu memilih untuk membuka pintu kamar itu.

Advertisement

Terlihat seorang gadis yang duduk diatas ranjangnya, bersandar pada headboard menatap kosong kearah jendela. Wajahnya terlihat pucat, dengan dress tidur putih yang ia kenakan dan rambut hitam pekatnya yang tergerai terlihat kontras dengan kulitnya bagai boneka.

Wanita paruh baya itu duduk di sisi ranjang meletakan nakas yang ia bawa kemeja lalu menggenggam tangan putrinya itu lembut, seolah sentuhannya bisa membuat putrinya itu terluka. Gadis itu menoleh menatap kosong mata ibunya.

" eomma. . ." ujar gadis itu yang seketika membuat wanita paruh baya itu menitihkan air mata, tampak sangat bahagia melebihi apapun.

"iya sayang, eomma disini. . . "

" Eomma. . ."

"katakan apa yang kau inginkan, hm?"

" aku ingin kembali kekorea, aku ingin bertemu oppa" ucapan gadis itu membuat ibunya membeku, bingung apa yang harus dia katakan pada putrinya itu.

" Yeon hee, oppa-mu. . ."

"arra eomma, aku hanya ingin mengujungi makamnya. Kurasa aku harus memulai hidupku dari awal. Oppa akan marah jika aku terus berdiam seperti ini" ujar gadis itu yang berbaik mengenggam tangan ibunya yang membuat tangis wanita itu pecah dan menarik putrinya itu kedalam pelukannya.

"benar. . . kau benar sayang, maafkan eomma. Tuhan terimakasih"

***

Baekhyun menghapus sisa air matanya sambil menutup pintu kamar itu. Matanya terlihat sembab dan merah akibat menangis terlalu lama, bahkan kepalanya terasa sedikit sakit karenanya.

Gadis itu sedikit terhyung saat berjalan sehingga tanpa sadar menabrak seseorang yang sepertinya sengaja menghalangi jalan yang membuat Baekhyun bersiap untuk memarahi orang menabraknya, namun gadis itu seketika mundur menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan tangis yang sudah reda meluap kembali, sedangkan orang yang ada di hadapanya hanya tersenyum.

" lama tak bertemu, Baekhyun~a"

***

Kyungsoo berdiri diam memandangi kakaknya yang tengah berkutat dengan beberapa berkas dan TV yang di biarkan menyala. Gadis itu tampak ragu untuk bertanya pada kakaknya tentang masalah yang menganggunya sejak kemarin. Entah mengapa dia takut jika ada satu alasan mengerikan dibalik hal yang membuatnya penasaran.

"Sampai kapan kau akan berdiri disitu, Soo. Kau membuatku tidak fokus, kau tahu?" ujar pria itu yang membuat Kyungsoo mendengus sambil berjalan kearah kakaknya dan menghempaskan tubuhnya ke sofa disamping kakaknya.

kadang dia berpikir bahwa kakaknya ini mungkin memiliki mata tersembunyi hingga bisa mengawasi siapapun sekalipun dia tidak melihatnya. Pria itu menyingkirkan berkas-berkasnya meletakan diatas meja, meregangkan tubuhnya yang terasa kaku di beberapa tempat.

" ada yang ingin kau tanyakan, soo?"ujarnya sambil mengusap kepala gadisnya itu dengan lembut.

" apa aku. . . oppa. " Kyungsoo terlihat ragu dengan ucapannya dan Suho sama sekali tidak berniat untuk mengintrupsi Kyungsoo dan memilih menunggu adiknya bicara dengan tangan yang tidak berhenti mengusap kepala adiknya memberikan stimulus ketenangan.

" Apa terjadi sesuatu yang salah?" ujar gadis itu sambil mengangkat kedua kakinya dan memeluknya.

"Apa yang kau maksud salah, hm?" Suho balik bertanya meskipun dia tahu arah pertanyaan adiknya itu dan tangannya masih bertengger di pucuk kepala gadis itu.

" apa aku melupakan sesuatu yang penting, oppa? "

" kau mau jawaban jujur atau tidak?"

" kau tau aku sangat benci dibohongi" dengus gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya yang membuat Suho tersenyum geli melihatnya.

" kalau begitu jawabanku adalah. Iya, kau melupakan sesuatu yang penting. bahkan sangat penting"

" itu artinya aku hilang ingatan? lalu bagaimana bisa itu terjadi? apa aku mengalami kecelakaan? atau. . ."

"atau?"

"percobaan pembunuhan, seperti yang sering muncul dimimpiku." gumam gadis itu yang terlihat mulai gemetar ketakutan mengingat mimpinya semalam.

Advertisement

"mimpi?"

" gadis dengan pisaunya, hutan, tebing, mayat, darah, dan terakhir, mimpi itu memperlihatkan Jong-in bersimbah darah ka. . . karna dia melindungiku dari gadis itu, oppa"

" itu mimpi kan? " ujar Suho yang masih berusaha menanggapi adiknya setenang mungkin karna cerita itu mengingatkannya pada kejadian mengerikan yamg sampai sekarang tidak terselesaikan, bahkan seolah menghilang ditelan bumi menyisakan korban yang menderita sendiri.

"Tapi oppa mimpi itu nyata, demi tuhan luka tusukan itu bahkan masih membekas di tubuh Jong-in"

"Yak! apa yang kalian lakukan selama aku pergi, bagaimana kau melihat luka tusukan di tubuh Jong-in?!" seru Suho membalik tubuh adiknya yang terlihat kaget dengan tindakan implusif kakaknya.

"kenapa kau berteriak padaku?! bukankah kau yang harusnya disalahkan disini karna meninggalkan adiknya pada orang asing? Dan demi tuhan aku hanya tidak sengaja melihatnya saat pria itu keluar dari kamar mandi?!" sungut gadis itu tak kalah kerasnya dengan kakaknya.

" katakan sampai dimana kalian melakukannya? Yak! Do Kyungsoo aku benar-benar aku membakar seluruh komikmu jika kau tidak menjawabku!"

" aku korban oppa! demi tuhan aku dan pria hitam itu tidak melakukan apapun!"

" kami hanya bertengkar dan berpelukan hyung, kau tak perlu sepanik itu. " celetuk Jong-in yang entah sejak kapan berada diantara mereka sambil berjalan menuju kamarnya dengan sebotol air mineral ditangannya meninggalkan dua orang yang masih membeku saking terkejutanya melihat pria itu tiba-tiba muncul diantara mereka sebelum akhirnya bom yang ada didalam diri Kyungsoo meledak.

" YAK KIM JONG-IN TUTUP MULUTMU?!"

***

Kyungsoo tampak gelisah diatas kasurnya. Bukan karna mimpinya melainkan karna sekarang dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Kepalanya tak berhenti memikirkan sosok pria yang terkapar penuh darah menindihnya bahkan senyum itu terasa sangat menyakitkan bagi kyungsoo.

"Aish!" dengus gadis itu sambil menendang selimutnya dan terduduk diatas kasur.

Gadis itu melirik kearah jam yang ada atas meja dan sukses membuatnya berdecak kesal. Bahkan sekarang jam sudah menujukan pukul 3 dan besok bukan hari yang mudah, karna dia memiliki segudang urusan terutama persiapan magangnya di rumah sakit tapi sekarang, dia sama sekali tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya yang jelas membuatnya makin kesal.

Dengan langkah gontai gadis itu menuruni anak tangga berjalan menuju dapur mencari sesuatu untuk mengisi perutnya yang mulai terasa lapar, mungkin karna dia masih terjaga. Kyungsoo mencari sesuatu didalam kulkas namun tidak menemukan apapun yang membuatnya makin kesal.

"astaga tuhan" pekik Kyungsoo tepat saat dia menutup pintu kulkas dan mendapat pria yang tengah bersandar didinding dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada. Siapapun akan mengumpat jika melihat pemandang ini, mengingat dengan cahaya minim, tengah malam dan sesosok muncul tiba-tiba dihadapannya, siapa yang tidak kaget.

"sedang apa kau?"

" harusnya aku yang bertanya. demi tuhan kau mau membuatku mati jantungan?!" sungut kyungsoo kesal, sedangkan Jong-in hanya mengendikan bahu sedikit menggeser Kyungsoo dari depan kulkas lalu menenggak air meneral sebelum menutupnya kembali.

" soo. . ."

"apa." sungut Kyungsoo yang masih mengobrak-abrik isi lemari mencari sesuatu yang bisa dimakan.

"aku lapar."

Gadis itu langsung berbalik menatap pria itu sambil berdecak pinggang.

"kau pikir aku tidak?" dengus Kyungsoo. Jong in berjalan kearah konter dapur membuka lemari yang cukup sulit dijangkau gadis itu.Wajah gadis itu langsung berbinar melihat pria itu mengeluarkan 3 bungkus Ramyun lalu meletakan panci diatas kompor.

Kyungsoo hanya memperhatikannya dalam diam. Rambut, bajunya terlihat kusut dan kantung mata yang menggantung serta bibir tebalnya namun seluruhnya tampak sempurna dimata Kyungsoo, pria itu masih terlihat tampan bahkan bisa dibilang imut karna dia terlihat masih mengantuk.

Gadis itu hanya bisa menghela nafas saat melihat Jong-in menggaruk kepalanya, dia terlihat bingung harus memulai dari mana, bahkan pancinya masih kosong dan terlihat remahan mie yang tercecer.

" duduklah, aku yang akan membuatnya." dengus Kyungsoo menggeser pria itu. Jong-in dengan senang hati menyingkir dan memilih duduk menunggu sang empu menyelesaikan acara masaknya.

Jong-in memilih diam memperhatikan punggung Kyungsoo yang terlihat sibuk di dapur sambil meletakan kedua tangan dan kepalanya diatas meja, gadis yang membuatnya rela melakukan hal bodoh dan ajaibnya tuhan membantunya untuk bertemu gadis itu. Banyak hal yang perlu dia lakukan sekarang apapun itu termasuk membuat Kyungsoo mengingat seluruh kejadian mengerikan itu karna Jong-in sendiri tidak melihatnya secara detail dan Kyungsoo yang pasti melihat bagaimana Sehun meregang nyawa malam hari itu.

Jong-in memejamkan matanya berusaha menghilangkan gambaran bagaimana dia bangun dan semuanya sudah sangat terlambat untuk diselamatkan.

" kau tidak tidurkan?" suara itu membuat Jong-in menegakan tubuhnya dan menatap Kyungsoo yang berdiri memegang panci ber isi ramyun yang sejak tadi ia tunggu.

tak ada percakapan lain selama mereka makan, karna keduanya larut dengan pikiran mereka masing-masing hingga keduanya selesai menghabiskan ini panci yang ada dihadapan mereka. keduanya bergerak meletakan piring diwastafel dengan Jong-in yang mencucinya dan Kyungsoo yang mengeringkannya. tidak ada percakapan sama sekali.

" anu. . ." celetuk Kyungsoo yang membuat Jong-in menoleh kearah Kyungsoo dan langsung bertemu dengan mata doe milik gadis itu.

" maaf untuk yang kemarin, dan juga terimakasih" gumam gadis itu yang bisa dibilang seperti bicara pada dirinya sendiri yang membuat Jong-in tersenyum geli melihatnya dan tanpa sadar dia sudah mengalungkan lengannya di bahu gadis itu yang membuatnya tersentak kaget.

"baik-baiklah denganku dan cepatlah ingat, kau ini jahat sekali" ujar Jong-in sambil mengapit pipi gadis itu diantara jarinya dan membuat bibirnya mengerucut.

"tanganmu!" sungut Kyungsoo yang langsung memukul tangan pria itu yang membuat Jong-in hanya terkekeh geli. gadis itu benar-benar tidak berubah.

" Jjaaa kau sudah kenyang sekarang waktunya tidur" ujar Jong-in sambil memutar tubuh Kyungsoo dan mendorong gadis itu keluar dari dari dapur.

" tunggu dulu Jong-in~a. Jadi aku benar-benar hilang ingatan? begitu? lalu bagaimana bisa itu terjadi?"

"jangan memaksaku, soo" Jong-in hanya menghela dan tetap memperhatikan gadis didepannya itu. gadis itu benar-benar labil saat ini.

"karna semuanya akan berubah jika aku melakukannya. kau perlu mengingatnya sendiri demi kebaikan mu"

"jadi benar yang ada di mimpiku? ka. . . kau terluka karna melindungiku dan malam itupula aku kehilangan ingatanku?"

"kau yang harus mengingatnya. Jika memang kau tak bisa mengingatnya, itu takdirmu. Takdir kita. Aku hanya ingin menyelamatkanmu. Rasa sakit yang tak bisa menyelamatkanmu sedikitpun itulah yang membuatku seperti ini, dan kurasa kau juga perlu berjuang untuk dirimu sendiri, aku tak punya kuasa sepenuh itu. karna aku, aku bukan tuhan."

"apa hubungannya ini dengan tuhan!" jerit Kyungsoo yang akhirnya hilang kendali. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca dan suara serak yang mendominasi dari mulutnya.

"memori itu abadi soo~ya. . . dia akan kembali jika kau meyakini dia ada dan akan kembali. Dan jangan membuatku mengumpat pada tuhan, karna dia sudah sangat berbaik hati membuatku bertemu denganmu. Lagi. "

    people are reading<Timeless [ Kaisoo GS] ✔️>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click