《Timeless [ Kaisoo GS] ✔️》# 3
Advertisement
September 3, 2008
"Yak Yak yak! Apa yang kau lamunkan pagi-pagi huh?!" ujar seseorang yang tiba-tiba muncul dan mengacak-acak pucuk rambut gadis yang sedang berjalan dengan hikmat. Gadis itu bahkan tak mengeluarkan protesnya, dia hanya tersenyum pahit dan kembali menundukan kepalanya.
Pria itu hanya diam tak berani mengusik kebungkaman gadis itu, dan memilih mengalungkan lengannya dibahu gadis itu. tubuhnya dibalut kemeja putih, dasi yang terlihat kendor dilehernya dan blazernya yang kancingnya dibiarkan tidak terpasang layaknya siswa lainnya. Di bahunya, terlihat tali tas punggung yang ia gunankan. Tubuh tinggi tegap dengan kulit seperti susu dan rambutnya yang berwarna hitam pekat yang kontras dengan warna kulitnya.
" kau tak akan menemukan uang yang tergeletak dijalan. Kau mau mati tertabrak mobil?" Dengus seseorang lagi sambil berjalan di sisi lain gadis itu, sambil menyentuhkan pucuk kepala gadis itu dan memaksa gadis itu untuk mendongak dan menemukan wajahnya.
Wajah yang terlihat angkuh namun penuh aura mengiurkan, bengan bibir tebal dan siluet rahangnya yang keras, kulit cokelat berbeda dengan orang korea kebanyakan yang terlihat sangat kontras dengan gadis yang ada disampingnya, dan ditambah tatapan matanya yang tajam, memberikan kepuasan tersendiri bagi peminat wajah pria itu.
Kedua pria itu berjalan mengapit seorang gadis. Mungkin hampir semua anak seusia mereka atau yang satu sekolah dengan mereka akan merasa iri pada gadis itu karna dua pria tampan berada didekat nya dan tak ada orang lain mengusiknya, bukankah itu hal yang menakjubkan?
"Ada Masalah?" tanya pria berkulit pucat itu. Sedang gadis tu hanya menghela nafas berat.
" ani. . ."
" kau malas kesekolah karna tak mau menguras perasaanmu dan menahan diri untuk berusaha bersabar. Kau kena lagikan?" ujar pria itu yang membuat gadis itu bungkam seketika.
Semua yang dikatakan namja itu memang benar, seluruhnya benar. Bullying, cacian, cemooh dan tindasan yang membuat siapapun merasa tak akan betah dan ingin bunuh diri.
" kenapa kalian selalu terlihat mencolok. Aku hanya anak kelas satu dan langsung dibenci seluruh penjuru sekolah karna bisa dekat dengan kalian. Apa kalian ini tak bergaul dengan yang lain? Hah?!" gadis itu terlihat berusaha tidak meledak dan menekan emosinya.
" itu hal membosankan, mendengar teriakan dan rengekan mereka saja membuatku mual. Lebih baik tidur. Kurasa Sehun lebih sering meladeninya."
"YAK KIM JONG-IN!!" seru Kyungsoo dengan kekesalan penuh sambil menendang kaki pria itu, hingga membuatnya meringis kesakitan.
"Apa kau ini tak kasihan padaku hah?! Kau ini senang melihatku diperlakukan seperti itu?! aku hanya ingin hidup tenang, apa kalian benar benar tidak bisa menyingkir dariku? Demi tuhan kalian bahkan masih bisa menemuiku di rumah dan di sekolah tolong jagan dekati aku!" seru gadis itu yang terlihat sangat emosi dan yang menakjubkan gadis itu tak kehilangan nafasnya.
" bernafas soo~ya. . kau selalu lupa menarik nafas jika sedang marah." Goda pria itu.
" Yak!"
Tiba-tiba Sehun menarik Kyungsoo mendekat kesisinya lebih dekat,. Terlihat raut kekesalan di wajah kedua pria itu.
"Kalian membuatku cemburu setengah mati. Jangan bertengkar layaknya pasangan kekasih, kalian ini tak lihat disini ada aku hah?" dengus Sehun yang terlihat sangat kesal. sedangkan Jong-in hanya mencibir dan memilih menatap kedepan dengan tangan yang terbenam di saku celananya.
" cih. Apa aku harus melihatmu?"
"Mwo? Yak! Kau lupa perjanjian kita dulu kita. . ."
"HENTIKAN! Astaga tuhan. . . aku bisa gila sekarang." Jerit Kyungsoo yang membuat langkah mereka terhenti dan dengan kekesalan penuh gadis itu berjalan cepat meninggalkan mereka berdua.
Gadis itu berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya dengan mulut yang terus mengumpat dan bergumam sendiri seperti sedang merampalkan mantra tak peduli bahwa beberapa gadis yang melihatnya menyumpahinya karna berani berteriak pada seniornya.
"lihat ulah kalian. Menyusahkan saja." Ujar seseorang yang tiba-tiba muncul dengan mulut yang tersumpal dengan sedotan yang mengarah ke susu kotak yang ia pegang.
Advertisement
"bukan sepenuhnya salahku. Baek" Ujar Jong-in lalu merebut susu kotak ditangan Baekhyun dan berlari kecil mengejar Kyungsoo yang sudah berjalan jauh didepan.
"Aish. . . apa dia tak bisa mengubahnya? Apa-apaan itu? Yak! Kim jong-in bodoh"
" dia benar-benar menyebalkan." Dengus Sehun sambil mengalungkan lengannya di bahu gadis itu.
" kau lagi. Sedang apa tangan mu ini? Menggoda ku? Atau sedang menjadikan topangan tanganmu? aku tidak mau menjadi bulan-bulanan fansmu seperti kyungsoo, Oh Sehun~sii"
" kau yakin? kukira kau menikmatinya." Kekeh Sehun sambil berlari kearah Kyungsoo dan Jong-in yang terlihat sedang berdebat satu sama lain setelah mengacak-acak rambut Baekhyun.
"YAK!"
Semuanya terlihat usang, seperti dedaunan yang berguguran waktu itu. Dan terus berlanjut seperti itu.
****
Kyungsoo berjalan dengan cepat menuruni tangga. Tak peduli para pria yang menyapanya karna bisa di bilang Kyungsoo juga cukup cantik untuk dijadikan incaran para pria dan beberapa memiringkan kepala mereka berusaha melihat bagian dalam rok gadis itu yang sedikit tertiup angin saa menuruni tangga.
gadis bergumam seperti membaca mantera dengan tangan yang terkepal sempurna dan dengan langkah yang terlihat emosi . Terlihat Jong-in dan Sehun yang sekarang saling menatap dan Jong-in yang mengulurkan tangannya pada Sehun yang berbaring diatas rumput. Banyak gadis-gadis yang bergerombol menyaksikan mereka berdua berkelahi.
bahkan belum sempat Sehun menerima uluran tangan Jong in, kepala mereka berdua sudah mendapat pukulan keras dari gadis yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka
"Yak! Kalian berdua hentikan! Kalian mau mati hah?!" sungut gadis itu dan meraih leher keduanya lalu mengapit mereka di lengannya lalu menyeret kedua pria itu keluar dari lapangan.
"Yak! Yak! Yak! Ini memalukan Kyungsoo~ya. . " rengek Sehun. Gadis itu melepaskan lengannya dengan kasar dan menyeret keduanya berdiri dihadapannya.
"Dan kalian yang saling membanting satu sama lain tidak merasa malu, begitu?!" seru Kyungsoo
"dengar! " sungut Kyungsoo sambil membenturkan kepala kedua pria itu hingga mereka memiris kesakitan.
"Jika aku melihat kalian bertengkar lagi, ku cekik kalian berdua. Arraseo?!" Seru Kyungsoo tepat di telinga kedua pria itu. yang menyebabkan dengung menyakitkan di teliga mereka. sepertinya telinga kedua pria itu tidak bekerja seperti semestinya sekarang.
"hei pendek, kau tak tahu apa-apa, tak usah ikut-ikutan."
"kau bilang apa? Yak Kim Jong-in, kau. . "
"Aku sunbae- mu chagi." timpal Sehun sambil mengalungkan lengannya di bahu Kyungsoo yang jelas langsung di tepis oleh gadis itu
"Sial!"
"Oppa!!" jerit seseorang dari belakang yang menarik perhatian mereka bertiga.
Seorang gadis dengan seragam sekolah dan rambut yang tergerai bebas berlari kearah mereka. wajahnya yang terpahat begitu indahnya dengan bibir yang berwarna pink alami begitu juga dengan rona pipinya, ditambah dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Membuat gadis itu terlihat sangat mempesona dan membuat siapapun iri dibuatnya.
Dengan gerakan lambat, Jong-in menarik pinggang Kyungsoo agar gadis itu merapat kearahnya, wajah mereka terlihat sangat was-was. Sehun pun berdiri didepan Jong-in dan Kyungsoo seolah melindungi mereka berdua.
"sedang apa kau disini? Yeon hee" gadis itu hanya mengerutkan keningnya tapi masih ada senyuman diwajahnya saat mendengar pertanyaan Sehun.
"menemui oppa. Eu? Kyungsoo eonnie? Annyeong?" Kyungsoo hanya bisa tersenyum pahit sambil mengangguk. Gadis itu terlihat sangat bahagia melebihi siapapun.
"A. . Annyeong Yeon hee~sii"
"oppa Kajja."
" kau tak lihat ini sekolah? Pulang." Ujar Sehun sinis tanpa mau menatap gadis itu sedikitpun.
"OPPA!!!" gadis itu dengan amarahnya menjerit hingga mungkin seluruh penjuru sekolah bisa mendengarnya.
"Oh Sehun. . ."
Mendengar peringatan Jong-in, Sehun hanya bisa menghela nafas sambil menunduk lalu kembali mengangkat kepalanya. Menatap wajah gadis itu yang terlihat sangat kesal dengan tangan yang terkepal sempurna.
"Oppa, harus sekolah. kau tahu bukan? Lalu kenapa kau tak berangkat sekolah. jangan lakukan lagi, arra? Pulang sekarang, nanti kita jalan-jalan.hm?"
"Jinjja? Hanya berdua kan?" wajah gadis itu seketika berubah seperti mendapatkan lotre. Terlihat sangat bahagia melebih yang tadi.
Advertisement
"Ne. Kyungsoo ada kencan dengan ku jadi kau boleh membawa kakakmu pergi seharian." Ujar Jong-in tiba-tiba yang membuat Kyungsoo mendelik kaget.
"horee. . "
" dimana Jung woon? Telphone Jung woon suruh dia menjemputmu. Jangan sampai kau terluka." Ujar Sehun sambil mengalihkan wajahnya dari gadis itu dan menatap kearah gedung sekolahnya.
"Arraseo! Oppa," ujar gadis itu sambil menangkup wajah Sehun dan dengan cepat mencium pipi pria itu lalu berlari dengan wajah bahagia.
"Saranghae oppa!!!" seru gadis itu. Sehun hanya bisa tersenyum kaku sedangkan Jong-in mencengkram bahu Kyungsoo kuat-kuat.
Seolah semuanya baru saja terjadi. Gadis itu, Yeon hee, tiba-tiba muncul diantara mereka, saat Kyungsoo, Jong-in ,dan Sehun berada didalam cafe bersama. Gadis itu langsung memecahkan salah satu botol dan langsung melukai leher Kyungsoo.
Jong-in masih merasakan ketakutan itu saat melihat luka itu masih membekas dibalik kerah baju Kyungsoo. Tidak ada yang bisa disalahkan disini, anak itu sudah terlambat dan sangat tak terkendali. Sehun menghela nafas kasar dan memegangi keningnya yang berdenyut menyakitkan.
" inilah alasanku membanting Jong-in. Kau, aku tak tahu kenapa harus kau kyung~a."
***
Kyungsoo bangkit dari kursinya saat melihat Jong-in sudah berdiri didepan pintu kelasnya dengan telinga yang tersumpal oleh earphone. Pria menyebalkan yang tak pernah mau mendengarkan ucapannya padahal Kyungsoo yakin sudah menyuruh pria itu untuk tidak menjemputnya didepan kelas seperti yang dia lakukan sekarang mengingat akan ada banyak gadis-gadis berkerumum diluar kelasnya seperti sekarang ini.
" cinta sekali ya. . . sampai masuk di koridor anak kelas satu." Suara itu membuat Kyungsoo menghela nafas berat sambil menoleh kearah teman sebangkunya itu.
"Berhenti menggodaku, baek " dengus Kyungsoo sambil mengepaki barang-barangnya yang ada dimeja. Sedangkan Baekhyun sibuk dengan permen lolipop yang ada di mulutnya memperhatikan Jong in yang masih di kerumuni gadis-gadis.
" tadi kulihat Yeon hee datang. apa dia melukaimu lagi?"
" tidak. lebih tepatnya belum." Desah Kyungsoo sambil menggendong tasnya di punggungnya.
"mau sampai kapan kau bergosip huh?" seru Jong-in dengan wajah mengantuknya yang selalu dia perlihatkan dimana-mana, bersandar pada pintu kelas. Kyungsoo hanya bisa berdecak lidah sambil melangkah kesal kearah pria itu.
" Innie ~ya, jangan makan Kyungsoo" Seru Baekhyun saat Kyungsoo sudah berdiri didepan Jong-in dan membuatnya harus berbalik.
"Yak Byun Baekhyun!" seru Kyungsoi kesal. sedangkan sahabatnya itu hanya menjulurkan lidahnya meledek Kyungsoo tentu saja.
Dengan malas Jong-in menarik tangan Kyungsoo yang membuatnya mendelik kearah Jong-in dan berusaha melepaskan diri, tapi tangan pria itu mencengkram kuat tangannya.
" kau mau ikut?" tawar Jong-in pada Baekhyun saat Gadis itu hampir melewati mereka dan membuat gadis-gadis di situ bergumam tak karuan.
"kalian saja, aku masih ada perlu"
" baiklah. Kajja" Jong-in dengan seenaknya menarik Kyungsoo keluar dari kelasnya dan berjalan santai dengan posisi tak berubah.
" kenapa kau dingin sekali?" tanya Kyungsoo akhirnya saat merasakan suhu tubuh pria itu yang begitu dingin.
" oleh karna itu tetaplah seperti ini, tubuhmu itu ajaib. Selalu hangat bahkan panas, kau tak pernah kedinginan. Mungkin karna lemakmu." ujar pria itu yang langsung membuat Kyungsoo menendang kaki pria itu. Sedangkan Jong-in hanya meringis kesakitan.
" jangan mulai Kim Jong-in."
" sepertinya akan makin banyak yang membencimu." sambil mengusap betisnya yang terkena tendangan dari Kyungsoo
"biarlah, sekarang aku tak peduli. Toh mereka bakal merasa lelah sendiri."
" bagus, kau kembali lagi ke Kyungsoo ku yang dulu"
" Kyungsoo-mu? Cih. . . jangan harap." dengus gadis itu lalu berjalan meninggalkan Jong-in yang sepertinya masih kesakitan.
" mau kemana kita sekarang?" tanya Jongin yang sudah berada disisi Kyungsoi dan kembali menggegam tangannya
" pulang. Mau apa lagi?"
" Yeon hee mengawasi kita. Jangan buat Sehun sulit."
" dia bersama Sehun kan? Bagaimana dia mengawasi kita?"
"Sehun yang mengatakannya padaku. Kau mau mengantar ku?" tanya pria itu.
" eodiga?" Jong in hanya menyeringai lalu menarik Kyungsoo keluar dari pelataran sekolah tak menyadari sesorang yang memperhatikan mereka dari dalam mobil.
***
"Huaaaa Hyung. . .!!!" seru seorang anak kecil sambil berlari kearah Jong-in dan membuat Kyungsoo langsung terperangah kaget. Anak itu langsung berdiri didepan Jong-in sambil mengangkat kedua tangannya.
Jong-in hanya tersenyum lalu mengangkat tubuh anak itu di atas bahunya. Anak itu kira-kira berumur 3 tahun. Setelah membuat gadis itu kesal membuntuti pria itu kedalam mini market dan memborong hampir satu troli penuh cokelat dan menyuruhnya membawa cokelat-cokelat itu, sekarang dia dikejutkan dengan hal lain. pria itu,dekat dengan anak kecil? Dan tersenyum sebanyak itu?
" bibi Hwang sehat?" tanya Jong-in setelah memposisikan anak itu dibahunya dengan benar.
"Em! Hyung, kau bawa cokelat?" gaya bicara anak itu masih belepotan khas anak kecil ditambah sepertinya anak itu cadel yang membuat siapapun gemas mendengarnya.
"Ani. . . nunna yang membawanya." Ujar Jong-in sambi mengendikan bahunya kearah Kyungsoo dan membuat anak itu menatap Kyungsoo yang berdiri dengan memegang sekantong besar berisi cokelat.
"Nunna. . . kau mau memberiku satu?" ujar anak itu dengan wajah ragu.
"tentu saja. . ." gadis itu dengan riangnya mengambil salah satu cokelat didalam kantong plastik itu.
"Igeo. . ." ujar Kyungsoo sambil memberikan salah satu cokelat.
" Gomawo nunna." Ujar anak itu dan dengan cepat langsung membuka cokelat itu dan mengigitnya besar-besar. Tak lama setelah mereka berjalan beberapa meter, seorang gadis kecil berlari kearah mereka berdua. Gadis mungil yang berlari dengan boneka usang yang ia bawa.
"Jojong Oppa. . ." seru gadis itu sambil berlari mendekat dan memeluk kaki pria itu lalu melompat-lompat didepan Jong-in dan menarik-narik Blazer Jong-in.
" Jang geum~a..a Namaku bukan Jojong." Ujar Jong-in yang masih memasang senyuman langkanya.
"Yak! Bonbon kenapa kau mendapat cokelat!"
"apa masalah mu?!"
" kau mau?" tawar Kyungsoo sambil menyodorkan sebatang cokelat kearah gadis itu yang membuat gadis itu bingung namun langsung terperangah gembira saat melihat cokelat yang di sodorkan. Gadis itu menerima cokelat itu dengan wajah yang sangat bahagia.
" khamsa hamnida, eonnie."
"ne . .. siapa namamu?"
"Jang geum! Hwang Jang geum! Eonnie?"
"Kyungsoo. Bangapseumnida Jan geum~sii."
"Jan geum~a, ajak eonnie ke yang lain."
" ne! Kajja!" seru gadis itu sambil menarik Kyungsoo dengan semangat dan kyungsoo mengikuti gadis itu sambil menoleh kebelakang dan mendengus kearah Jong-in. Jong-in tahu bahwa gadis itu akan menyukai tempat ini.
"Hyung, nugu? Neo yeojachingu, eoh?"
" hm. . . begitulah."
"Woo yeppuda. "
Jong-in tersenyum saat melihat gadis itu sudah dikerubungi sejumlah anak yang ribut dengan cokelatnya. Gadis itu terlihat sangat menikmati kegiatannya itu, bahkan sekarang dia tengah mengangkat salah satu anak kecil yang menangis karna berebut cokelat dengan yang lain. Sepertinya gadis itu berhasil mengatur anak-anak itu untuk berbaris.
" ternyata kau." Ujar sebuah suara yang membuat Jong-in berbalik. Seorang biarawati yang sudah cukup tua berdiri hadapannya, Jong-in hanya menundukan kepalanya memberi salam.
"sudah lama tak melihatmu. Kau makin tinggi." Wanita itu tersenyum keibuan dikiri kanannya ada dua anak kecil yang menggegam tangan wanita itu. Sepertinya mereka berdua saudara kembar, beruntung mereka perempuan dan laki-laki, hingga lebih mudah membedakan mereka berdua.
" anda sehat, bibi Hwang?" tanya Jong-in
"yah. . . seperti yang terlihat."
"anak-anak semakin banyak ya." Ujar Jong-in sambil mengendikan dagu pada kedua anak yang berada disamping wanita itu. Kedua anak itu masih tetap berdiri sambil menatap barisan anak-anak yang mengantri untuk mendapatkan cokelat.
"kau benar, greja ini sangat penuh sesak dengan anak kecil. Aku sangat menyukainya. Siapa gadis itu? Cantik sekali." pandangan wanita itu mengarah pada Kyungsoo yang sedang membagikan cokelat.dan anak kecil yang masih sesenggukan duduk dipangkuan gadis itu.
" dia pacar Jong-in hyung." Ujar anak yang ada di bahu Jong-in.
" Joon woo~ya, kau sedang apa? Ayo turun." Suara wanita itu bahkan selembut beledu.
"Shireo."
"biarkan saja. Kalian, kenapa tak ikut mengantri? Kalian tak suka cokelat?" tanya Jong-in pada dua anak yang sejak tadi diam.
" Joon woo ajak mereka ke tempat Nunna." Perintah Jong-in.
" Baiklah. . ." dengus anak itu, Jong-in mengangkat Joon woo turun dan anak itu langsung menarik bocah kembar tadi kearah Kyungsoo.
" berkat kau, Joon woo kembali tersenyum. Anak kembar itu kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan. Tak ada saudara dan pada akhirnya mereka di bawa kesini. Mereka baru datang jadi kurasa mereka masih trauma."
" dunia makin mengerikan, aku senang ada kau yang menjaga mereka."
" baiklah bermainlah dengan mereka, aku harus melakukan sesuatu sekarang." Ujar wanita itu sambil berlalu pergi dan Jong-in hanya membungkuk memberi salam. Tatapannya sekarang tertuju pada Kyungsoo yang berjongkok di depan dua bocah kembar tadi.
Dia tahu bahwa Kyungsoo sangat menyukai anak kecil. Sejak dulu sampai sekarang, gadis itu selalu berlari kearah anak kecil yang mengundang perhatiannya. Melihatnya tersenyum bahkan tertawa diantara anak-anak itu membuatnya ikut merasa bahagia.
pria itu melangkahkan kakinya kearah Kyungsoo yang sedang duduk bersama anak yang tadi menangis, anak itu sepertinya sangat lengket dengan Kyungsoo dan dengan nyamannya mengalungkan lengannya di leher Kyungsoo dan kepalanya yang bersandar dibahunya.
"Kau mau?" tawar Kyungsoo menyodorkan sebatang cokelat saat Jong-in sudah berada hadapannya. Pria itu hanya tersenyum dan memiringkan wajahnya.
" aku mau seperti Min Joon." Ujarnya itu sambil menaikan alisnya dan langsung mendapat lemparan cokelat dari kyungsoo
"Mimpi saja kau" dengus Kyungsoo
"ayo makan cokelatnya Min joon~a" ujar Kyungsoo sambil mengoyang-goyangkan lengannya karna anak lelaki yang bernama Min joon itu masih memeluk Kyungsoo tanpa mau melapaskan diri.
" Dia hampir tidur." Ujar Jong-in saat mengintip anak itu. kepalanya sudah terkulai dibahu Kyungsoo.
Kyungsoo hanya tersenyum sambil mengusap punggung Min-joon dan menatap anak-anak yang berlari kesana kemari dengan cokelat ditangan mereka. Pandangan Kyungsoo terhenti pada dua anak kembar yang sejak tadi tidak mau bicara. Keduanya duduk hanya diam dan sama sekali tidak membuka cokelatnya.
Advertisement
- In Serial425 Chapters
Rise
Su Xue, a woman in her mid 20s, is struggling both in paying rent and finding her path in life. Her latest stint has her trying to become a popular League of Legends streamer, though to poor results. One day, she is interrupted in the middle of a livestream by a surprise visit from her landlady. She is informed that she will be having a new roommate. The landlady’s nephew, Lin Feng, a 18 year old boy who has just transferred over to Shanghai for his last year of high school.Though initially opposed to it, Su Xue reluctantly agrees to the arrangement. She learns that the two share a common interest—League of Legends—and that he’s really amazing at the game. Lin Feng also reveals to her he wishes to become the best professional League of Legends player in the world.The next day. Lin Feng attends his first day of school as a transfer student at High School 13. He meets Ouyang and Yang Fan, and the trio find a common passion in League of Legends. Lin Feng is then introduced to Ren Rou, the president of the esports club with a fiery personality, and Tang Bingyao, a quiet bookworm with a love for money and a surprising talent for the game.A little about Lin Feng’s past is revealed. He was a once pro player, the youngest in history and a contender for the best player in the world. Until the finals of the Season 1 World Championship. There, he lost to his arch-rival, an equally brilliant Korean youth. That was the peak of his career, and also the turning point in his life. He stepped down from his team and disappeared from competitive play altogether. Now, after a four year long hiatus, he aims to make a comebackOver the next couple of weeks, Lin Feng learns about the upcoming Shanghai 16 School Tournament, and that his school’s esports club had performed especially poorly the previous year. He agrees to coach the club’s team and help them win the first place trophy this year. And so, he starts the members of the club out on an intense training bootcamp.Meanwhile, the Season 5 League of Legends World Championship is taking place at around the same time. Tian Tian, one of Lin Feng’s former teammates and best friend, is on one of the Chinese teams playing at Worlds. After a poor showing, he is on the verge of a mental breakdown. Lin Feng witnesses everything in a viewing party with the esports club members and becomes worried.On the day of the Shanghai 16 School tournament, Lin Feng reunites with Tian Tian on the phone. He tells Tian Tian he’s going to return to the professional scene, that he’s making a new team and plans to invite him. But Tian Tian has to vow not to give up at Worlds and keep winning. Tian Tian agrees, and Lin Feng promises he’ll fight alongside him. Lin Feng then heads into his match with renewed resolve, to climb from the bottom all the way back to the top, and overcome the rival that defeated him so many years ago.
8 1136 - In Serial479 Chapters
Phoenix's Requiem
Painfully shy and conflict-averse, Yun Ruoyan is a scion to a noble house only in name, a puppet embroiled in political machinations beyond her ken. At the tender age of eighteen, poisoned and at death’s door, she finds herself thrown out into the streets. Her relatives have all been executed, betrayed by her dear husband and her cousin. With her dying breath, she curses her own weakness and swears revenge.When Yun Ruoyan awakens once more, she is thirteen, transported five years into the past by the will of the heavens. Her death-defying experience has changed her: no longer is she the malleable creature she once was. But more questions await at every corner—what is the truth behind the birthmark that disfigures her appearance? What are the circumstances surrounding her mother’s mysterious death?Will the phoenix rise from the ashes, or will she fall once more in thrall to fate?
8 646 - End489 Chapters
Poison Physician Consort
Follow Bai Luochu on a journey back to the peak as she reincarnates into the body of an orphaned daughter of the former great general of the Cloud Water Nation.With the Three Great Immortal Sects in front of her, her mortal enemies who caused her death, how would she rise to the top again?With her astounding medical skills and ability to create heaven defying poison, Bai Luochu heals the crippled meridians of her new body and attracts the attention of all three princes of the Cloud Water Nation!
8 1749 - End413 Chapters
Rebirth of a Fashionista: This Life Is Soo Last Season
Cinderella went from rags to riches, but when you are already at the top, fate is more than happy to kick you down. A car accident kicks off Sheng Jiaoyang's reverse Cinderella story by trapping her soul in the body of a poor girl, leaving her to succumb to fate and wait for her Prince Charming to come to her rescue -- obviously not!Like a phoenix rising out of the ashes, Sheng Jiaoyang forges her own way back up to the upper echelons of society, clearing obstacles, taking revenges, and bagging her handsome and rich childhood friend on the way.If you are tired of reading about poor damsel in distress waiting for a man to rescue her, and wants a female lead that can carry herself to the top, Rebirth of A Fashionista is the novel for you!
8 274 - End448 Chapters
The Attack of the Wastrel
Her rebirth gave her a second chance at life. She was back with a vengeance and wanted to make those that had harmed her pay. But to those that helped her, she wanted to repay them. Her evil stepmother? She would slowly pull out her claws, one by one. Her evil stepsister? She would crush her pride. She thought that by getting her revenge for her past life, she would be happy in this life. However, she never would have thought that danger would chance upon her time and time again. The hatred from her clan and whether their bloodline would continue to exist, lay solely on her shoulders. Luckily, on this thorny path, someone had always been protecting her. "Third Prince, have you ever regretted being with me?" That person laughed lightly and peered at her with a loving yet weary look, "As long as I am together with you, I have no regrets."
8 1461 - End401 Chapters
Demoness's Art of Vengeance
Jun Xiaomo, notoriously known as “Lady Demoness”, finds herself chained and bound in a dungeon. Her hard-earned cultivation has been completely crippled, and she has no means of escape. Qin Shanshan, a lady she used to called her “close friend”, mocks Jun Xiaomo, revealing that Jun Xiaomo had been used by the people around her. Even her lover, Qin Lingyu was one of the masterminds scheming against her. Jun Xiaomo watches her life flash before her eyes and realizes that she had indeed blindly placed her trust in people. Her naivety had led to her current predicament. Jun Xiaomo wanted to end it all. However, she is determined to deliver a swan song. Over the hundreds of days tormented in that very dungeon, Jun Xiaomo had painstakingly painted a complicated formation array with her own blood. With a determined look, Jun Xiaomo burns her life force to activate the array. Her sole intent? To bring with her as many schemers to the gates of hell as she could. The bright red light from thearray intensified, and the end was nigh.…or was it? Jun Xiaomo opens her eyes and finds herself alive again; time had rewound right back to when she was sixteen years of age, albeit only at the eighth level of Qi Cultivation. Armed with the knowledge and memories of her previous lifetime, Jun Xiaomo is determined to learn from her mistakes and bring retribution to those who so deserve…
8 368