《LOVENEMIES [END]》94 - Cerita Sampingan: Kawin Lari Masa Kecil

Advertisement

Bae Sooji pernah 'kawin lari' dengan Kim Myungsoo saat dia masih kecil.

Itu adalah peristiwa yang dipicu oleh omelan dari ayahnya setelah dia melakukan kesalahan. Dia dihukum untuk menghadap tembok dan merenungkan kesalahannya selama setengah hari sementara ibunya hanya berdiri di samping dan menyaksikan.

Merasa bahwa orang tuanya tidak cukup menyayanginya, dia ingin mereka mengalami rasa sakit kehilangan keluarga mereka.

Kebetulan drama sejarah sedang disiarkan di televisi. Setelah memasuki berbagai sekte dan belajar seni bela diri, para pemeran harus mengadili diri mereka sendiri dengan menjelajahi dunia. Sooji tersadar dan kwmudian memutuskan untuk mengelilingi dunia juga.

Langkah pertama adalah kabur dari rumah.

Mustahil untuk kabur dari rumah. Saat itu, mereka tinggal di lantai dua belas, satu-satunya cara agar dia bisa keluar tanpa memberi tahu orang dewasa adalah dengan melompat keluar jendela. Jika dia benar-benar melompat ke bawah, dia mungkin akan menjadi rata seperti panekuk.

Karenanya, dia hanya bisa kabur dari sekolah.

Keesokan harinya, Sooji pergi ke sekolah dengan hati yang penuh dendam dan ambisi untuk mengelilingi dunia. Dia memberi tahu Kim Myungsoo rencananya dan mengundangnya untuk bergabung dengannya.

Myungsoo tidak setuju. Meskipun begitu, undangan Sooji menjadi sebuah tuntutan yang tidak bisa ditolaknya.

Saat pelajaran selesai di sore hari, dia dan Myungsoo berlari ke kantin sekolah dimana sebuah truk pickup kecil diparkir di samping. Mereka naik ke ranjang kargo dengan tenang dan menyelipkan diri ke sudut dengan erat. Setelah mengantarkan barang, petugas pengiriman yanf kekar itu naik dan pergi tanpa memeriksa truk itu secara menyeluruh.

Sooji berjongkok di ranjang kargo, jantungnya berdetak kencang saat dia merasa sangat gugup dan bersemangat.

Myungsoo menempatkan dirinya di belakang truk dan dengan hati-hati menjulurkan kepalanya untuk melihat sekolah yang semakin jauh di belakang mereka. Anehnya, dia merasakan kegembiraan yang luar biasa dari tindakan pemberontakan ini.

Meskipun awalnya menyenangkan, mereka mulai merasa kedinginan setelah beberapa waktu. Benar. Itu adalah bulan kedua belas dan saat itu musim dingin, jadi bagaimana mungkin mereka tidak merasa kedinginan?

Advertisement

Setelah beberapa saat, mereka menyerah dan berpelukan erat demi menghangatkan diri, sampai truk berhenti.

Setelah mereka mendengar pengemudi turun dari truk, kedua anak itu menggerakkan anggota badan mereka yang kaku dan menyelinap ke bawah ranjang kargo dengan sembunyi-sembunyi.

Langit sudah gelap. Itu adalah lingkungan usang yang sepi dan sunyi. Bahkan lampu jalan tampak menakutkan. Sooji akan mati ketakutan, tapi dia terlalu malu untuk mengakuinya dengan keras. Dia mencengkeram tangan Myungsoo dengan erat, berpegangan padanya.

Petualangan untuk mengelilingi dunia tampaknya tidak memiliki awal yang baik.

Dengan bergandengan tangan, mereka mengitari daerah itu dan akhirnya berhasil berkeliaran dari lingkungan kecil itu. Berjalan di jalan utama, Sooji merasa lapar. Dia menggosok perutnya dan tiba-tiba menepuk kepalanya. "Oh tidak!"

"Ada apa?" Kim Myungsoo bertanya.

"Aku meninggalkan tasku di truk!"

Di dalam tasnya itu ada jatah air yang sudah disiapkannya dengan susah payah. Ada juga peta yang dia curi dari ayahnya.

Myungsoo juga merasa sedikit kasihan. Dia bertanya,"Bagaimana kalau kita kembali?"

"Tidak." Sooji tidak ingin mengalami kembali ketakutan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh suasana menyesakkan sebelumnya. Saat dia menggali sakunya, dia bertanya,"Kim Myungsoo, apa kau masih memiliki uang?"

"Tidak."

Setelah mengosongkan sakunya, Sooji memiliki dua won dan lima puluh sen. Masih sambil berpegang tangan, mereka berhenti di depan toko panekuk telur di persimpangan. Sooji bertanya pada bibi yang menjual panekuk,"Bibi, berapa harga panekuk ini?"

Bibi itu melirik dan mendesah melihat bagaimana cantik dan tampannya kedua anak itu. Kemudian, dia menjawqb,"Tiga won."

"Hm, jika aku menambahkan telur ekstra, berapa harganya?"

"Tiga won lima puluh sen."

"Bagaimana jika aku tidak menginginkan telur? Bisakah aku membayar dua won lima puluh sen?"

"Ah?" Bibi itu tampak bingung. "Tidak pakai telur? Kalau begitu, kau hanya akan memesan bungkus daun bawang?”

"Bibi, kami tidak memiliki uang." Sooji tampak seperti akan menangis. Dia membuka tangannya untuk menunjukkan dua won dan lima puluh sen yang tergeletak di telapak tangannya.

Advertisement

Saat bibi mendengarnya berkata demikian, hatinya hampir meleleh. "Ya ampun, jangan menangis. Bibi akan memberi kalian telur gratis."

"Benarkah? Terima kasih, bibi!"

"Sama-sama. Apa kalian berdua dari keluarga yang sama?"

"Tidak."

"Oh, dimana orang tua kalian?"

"Mereka sibuk. Kami akan segera pulang."

"Oh, begitu." Bibi memandangi tangan mereka yang saling menggenggam dan menggoda,"Apa kalian berdua akan menikah suatu hari nanti?"

Sebelum Sooji bisa menjawab, Myungsoo menggelengkan kepalanya. "Bagaimana mungkin aku menikahinya?"

Sooji merasa seperti dia dihina. Karena malu, dia mendengus,“Kim Myungsoo, kau adalah seekor anjing kecil jika kau tidak menikah denganku di masa depan.”

Bibi itu tertawa mendengar pembicaraan mereka saat dia membalikkan panekuk. Setelah selesai, dia memasukkannya ke dalam dua lapis kantong kertas dan memberikannya kepada mereka. “Hati-hati, ini panas sekali. Pulanglah setelah selesai.”

"Hm!"

Mereka berkeliaran dengan panekuk di tangan dan menemukan tempat yang bagus. Kemudian, berjongkok di tepi jalan, mereka bergiliran memakannya seperti dua pengemis kecil.

Mereka baru setengah jalan melakukannya saat seekor anjing besar dan kurus muncul di depan mereka.

Sooji membeku ketakutan, tidak berani bergerak saat dia menatap anjing besar dengan mata melebar.

Myungsoo juga tidak bergerak. Guru mereka pernah berkata bahwa mereka tidak boleh memprovokasi anjing saat mereka melihat anjing.

Setelah saling menatap selama beberapa saat, anjing itu menundukkan kepalanya dan tanpa ragu, menyambar panekuk di tangan Sooji dan pergi.

Bae Sooji,"..."

Kenapa perjalanannya untuk mengelilingi dunia begitu sulit?

Myungsoo memberikan suapan terakhir panekuknya pada Sooji.

Myungsoo belum kenyang. Dia merasakan sakunya dan mengambil dua potong permen karet.

Sooji menelan air liurnya saat dia melihat permen karet di tangan Kim Myungsoo.

Meskipun permen itu tidak akan mengisi perut mereka, permen karet masih lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Nyala harapan kecil baru saja muncul saat Myungsoo membuka dua potong permen karet dan melemparkan keduanya ke dalam mulutnya.

Sooji marah dan sedih. Dia memarahi Myungsoo,"Kenapa kau memakan semuanya tanpa menyisakannya untukku?"

Myungsoo mengunyah permen karet dan berkata,"Aku tidak akan menikahimu."

Setelah itu, Sooji menatap kosong ke udara saat dia berjongkok di jalan. Myungsoo berjongkok di sebelahnya dan meniup gelembung. Dengan mengunyah dua gusi bersama-sama, gelembung putih dan bulat yang ia tiup lebih besar dari wajahnya.

Mengelilingi dunia... Sooji merasa bahwa dunia ini tidak cocok untuk dijelajahi sama sekali.

Dia ingin pulang.

Guru mereka pernah berkata bahwa mereka harus mencari orang tua mereka jika mereka mengalami masalah di luar. Jika mereka tidak bisa menemukan orang tua mereka, mereka harus mencari polisi.

Maka dari itu, sambil berpegangan tangan, mereka berdua berjalan ke arah polisi lalu lintas. "Pak Polisi, kami ingin menyerahkan diri."

P.s: Hari ini post 2 part krn kemarin aku lupa --"

    people are reading<LOVENEMIES [END]>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click