《LOVENEMIES [END]》93 - Otak Babi dan Jam Tangan
Advertisement
Setelah mereka selesai memakan es krim, Bae Sooji akhirnya menerima telepon ibunya.
Saat dia mengangkat panggilan itu, Sooji menggerutu dengan lembut,"Bu, bukannya aku memarahi ibu... Hanya saja, bagaimana ibu mendisiplinkan suami ibu? Dia menjadi gila saat melihat Kim Myungsoo dan membuatku ketakutan."
"Kau benar-benar tidak bisa menyalahkan ayahmu kali ini."
"Ada apa?"
"Kita akan berbicara tentang masalahmu memesan kamar dengan Kim Myungsoo saat kau kembali. Pertama, bisakah kau memberi tahu ibu kenapa kau menyimpan kwitansi kamar di tasmu? Sebagai kenang-kenangan? Kau bahkan lebih tidak berotak dari ayahmu."
"Tidak... Tunggu, aku tidak memesan kamar dengan Kim Myungsoo."
"Tidak ada nyali untuk mengakui tindakanmu? 30 Agustus, satu kamar ganda di Ruang Istirahat Bandara Incheon, ditandatangani oleh Kim Myungsoo. Jadi bukan kau dan dia yang membuka kamar itu? Dia dan orang lain yang memesan kamar itu?"
Saat Sooji mendengar kata-kata "ruang istirahat bandara", pikirannya menjadi kosong. Dia segera berkata "Itu, aku bisa menjelaskan..."
"Oh, bagaimana kau akan menjelaskannya? Kalian berdua membuka kamar kecil untuk mengobrol? Apa kalian yakin tidak ada yang terjadi sama sekali? "
Itu... Sooji tidak bisa mengeluarkan kata-katanya. Lagipula, mereka juga tidak melakukan apa-apa.
Nyonya Bae segera membaca situasi dari kesunyiannya. Dia terus menggerutu, "Aku masih belum mengerti. Kenapa kau menyimpan tanda terima bodoh itu?"
"Ah, aku tidak tahu bahwa tanda terima itu ada di sana." Sooji merasa sedikit sedih. "Aku belum pernah melihatnya sebelumnya."
"Oh, jadi kwitansi itu masuk ke tasmu sendiri?"
"Tidak..." Sooji menatap langit. Tiba-tiba, alisnya berkedut sedikit. Matanya melesat dan mendarat pada Myungsoo.
Myungsoo mengerutkan bibirnya dan menghindari tatapannya.
Sooji akhirnya ingat apa yang terjadi. Kwitansi itu diisi oleh Myungsoo. Dia tidak memperhatikan dan melihatnya setelah itu. Karena itu, dia akhirnya lupa akan hal itu.
Kenapa dia tidak melihatnya?
Itu pasti karena Myungsoo memasukkan kwitansi ke dalam saku slip dalam. Dia tidak memiliki kebiasaan menggunakan kantong slip dalam di tasnya karena hal itu terlalu merepotkan. Dia biasanya melemparkan semuanya ke dalam tasnya dan hanya memisahkan pembalut wanita dari barang-barang lainnya.
Sayangnya, dia tidak menggunakan tas itu selama menstruasi.
Dan begitulah kwitansi kecil itu tetap tersembunyi di tasnya selama sebulan sebelum bertemu ayahnya.
Sooji dengan cepat mengucapkan beberapa kata lagi pada ibunya sebelum menutup telepon. Kemudian, dia menyilangkan tangannya dan menatap Myungsoo dengan wajah tanpa ekspresi.
"Aku pikir kau sudah membuangnya," jawab Myungsoo lemah.
"Itu hanya selembar kertas bekas. Kenapa kau memasukkannya ke dalam tasku?"
"Aku tidak tahu... Saat itu aku tidak terlalu banyak berpikir."
Sooji menggali ingatannya. Sepertinya Myungsoo sangat suka memasukkan barang ke dalam tasnya. Dia sudah menyimpan kwitansi, kartu makan, kunci, ponsel-nya... Bagus sekali! Kekasih di luar sana biasanya membantu kekasih mereka untuk membawa tas mereka. Adapun kekasih anjingnya, pria itu akan memasukkan bahkan kaleng kosong yang bisa dia ambil dari jalanan ke dalam tasnya.
Advertisement
Dia bingung — bagaimana mungkin orang gila ini bisa mendapatkan kekasih?
Sooji menggunakan jari telunjuknya untuk menusuk pelipis Myungsoo. Dia bertanya,"Kim Myungsoo, apa kau tahu apa yang ada di sini?"
Wajah Myungsoo jinak. "Otak babi."
Bae Sooji,"..."
Bisakah kau memiliki harga diri? Bagaimana kau bisa begitu tidak berperasaan sebagai tokoh publik, sehingga tidak mungkin bagiku untuk marah padamu!
Sooji tidak bisa melampiaskan rasa frustrasi di dadanya. Akhirnya, dia menunjuk padanya dan berkata,"Kau bodoh."
Myungsoo terdiam beberapa saat. Lalu, dia berbisik,"Aku bodoh hanya saat aku bersamamu."
Setelah memutuskan panggilan dengan putrinya, Nyonya Bae kembali dari balkon dan memandang Kepala Sekolah Bae yang duduk di sofa. Setelah menatapnya sebentar, dia tiba-tiba tertawa kecil.
Kepala Sekolah Bae menatapnya. "Kau masih bisa tertawa?"
"Apa lagi yang bisa kulakukan? Apa dengan menangis bisa membantu?" Nyonya Bae berjalan mendekat dan duduk di sebelah suaminya. "Semuanya sudah terjadi."
"Katakan, bagaimana kau bisa memiliki hati yang besar?"
Nyonya Bae menghela napas. "Apa kau tahu ada berapa anak di rumah sakit yang berusia antara lima hingga delapan tahun? Mereka tidak bisa disembuhkan dan orang tua mereka hanya bisa menonton dengan sia-sia saat mereka meninggal. Mereka hanya sekitar lima, enam, tujuh dan delapan tahun. Itulah rentang seluruh hidup mereka."
"Bisakah kau memikirkan hal-hal yang lebih positif?"
"Cukup bagus... Itulah yang sering aku pikirkan: semuanya baik-baik saja selama dia masih hidup. Jika dia sehat dan aman, itu sudah menjadi berkah bagi kita."
Kepala Sekolah Bae hanya bisa mengejek,"Dengan pencerahanmu ini, kau bisa menjadi biarawati kepala di sebuah kuil."
Suasana hatinya sedang tidak baik. Nyonya Bae tidak membalas dan hanya berkata,"Apa yang sudah dilakukan sudah dilakukan. Reaksimu hanya akan menjauhkanmu dari Sooji. Apa kau tidak terbiasa dengan emosinya sebagai ayahnya? Kita akan berbicara baik-baik dengannya saat dia kembali... Jangan bertengkar."
Sebelum Sooji pulang, dia pergi ke mal bersama Myungsoo dan membeli dua jam tangan Tudor dengan gaya yang sama, satu dalam versi pria dan satu dalam versi wanita. Saat membayarnya, Sooji menggunakan tepi kartu bank untuk menyodok dada Myungsoo. "Kim Myungsoo, apa rasanya sakit?"
"Hm?" Myungsoo memiringkan kepalanya
Sooji menjelaskan, "Apa hatimu sakit? Ini lebih dari 40 ribu Won."
"Tidak." Myungsoo menggelengkan kepalanya.
"Sebenarnya, aku belum menghabiskan satu sen pun dari kartu milikmu ini. Aku hanya membantumu membeli beberapa rencana tabungan... Tapi kali ini, kau perlu membayar harga karena menjadi bodoh."
"Bagaimana kalau... kita beli jam Rolex saja?" ujar Myungsoo.
"Jangan, hatiku yang akan terluka jika kita membeli jam Rolex."
Advertisement
Myungsoo menyeringai dan menatapnya. "Aku akan mengikutimu pulang untuk meminta hukuman."
"Kau memang bodoh. Kebodohanmu sudah cukup untuk mencemari udara berkilo-kilometer. Kenapa kau menyerahkan diri untuk dipukuli?"
Setelah melakukan pembayaran dan menerima barang, Myungsoo berujar,"Aku juga ingin memakai jam tangan pasangan."
Sooji pernah diejek oleh Kim Jongin karena tidak memiliki hati yang cocok untuk seorang gadis remaja. Sekarang, dia bisa menghadapi masalah ini secara langsung dan membalas,"Jadi kenapa? Kekasihku memilikinya."
Sooji tidak berpikir bahwa tangannya layak mendapatkan arloji yang harganya lebih dari tiga angka. Maka dari itu, mereka pergi ke lantai lima dan menemukan sebuah toko yang relatif terpencil yang menjual aksesoris murah. Menggunakan 268 Won, mereka membeli sepasang jam tangan kuarsa pasangan yang diskon.
Meskipun arloji itu murah, itu tidak memengaruhi kesenangan yang mereka rasakan saat mengenakannya. Mereka berdua berpegangan tangan dan menyedot perhatian khalayak ramai.
Sooji membawa arlojinya kembali. Saat dia memasuki rumah, dia melihat orang tuanya. Tanpa menunggu mereka mengatakan sepatah kata pun, dia memotong terlebih dahulu. "Tada! Lihat apa yang aku beli untuk kalian berdua!"
Kepala Sekolah Bae mendengus keras dan tidak mengatakan sepatah kata pun.
Nyonya Bae bertanya dengan rasa ingin tahu,"Ada apa?"
"Ini, coba dan lihat apa itu cocok." Sooji memaksimalkan pesonanya dan mengeluarkan jam tangan itu. Dia membantu orang tuanya untuk memakainya sebelum meletakkan pergelangan tangan mereka berdampingan. Dia memuji,"Cocok sekali. Apa kalian menyukainya?"
Meskipun arloji itu bagus, fokus Nyonya Bae ada di tempat lain. Dia bertanya,"Dari mana kau mendapatkan uang untuk membeli ini?"
"Aku menggesek kartu Kim Myungsoo."
Saat Kepala Sekolah Bae mendengar ini, dia segera menarik arloji itu dan melemparkannya kembali padanya. "Memalukan! Apa kau pikir kami sedang menjual putri kami? "
"Ah?" Sooji kaget sebelum menggelengkan kepalanya. "Ayah, apa yang ayah pikirkan? Kartu bank Kim Myungsoo ada di tanganku. Aku bisa menggeseknya sesukaku."
Nyonya Bae bertanya, "Apa yang kau lakukan dengan kartu bank Kim Myungsoo?"
"Dia memberikannya kepadaku, bukan karena aku memaksanya."
"Lalu bagaimana dengan pengeluarannya?"
"Dia mengklaimnya dariku."
Nyonya Bae merasakan kepalanya sakit. "Bagaimana mungkin kalian berdua sudah bertingkah seperti pasangan yang sudah menikah..."
Kepala Sekolah Bae mengetuk meja kopi. "Jangan mencoba mengalihkan perhatian kami. Ayo kita bicarakan hal 'baik' yang sudah kau lakukan. "
"Ayah, aku sudah berusia 20 tahun."
"Itu umur Korea-mu."
"Baik, baik, baik, 19. Aku sudah 19 tahun. Pada zaman kuno, orang sudah akan memiliki anak kedua. Di masa kontemporer, aku juga sudah dewasa. Apa yang salah dengan orang dewasa yang melakukan hal-hal dewasa? Kalian seperti tidak pernah berkencan saja sebelumnya."
Kepala Sekolah Bae merengut padanya. "Saat kami berusia 19 tahun, kami pasti tidak seperti kalian berdua."
"Itu karena waktu sudah berubah, ayah. Saat kalian berusia 19 tahun, kalian menyalin lirik lagu dengan tangan. Kami tidak mengejek kalian semua karena melakukan itu,'kan? Semua orang perlu berpikiran sedikit lebih terbuka."
"Omong kosong! Bagaimana bisa menyalin lirik lagu dengan tangan sama seperti memesan kamar?"
"Ayah, maksudku adalah bahwa pandangan generasiku lebih liberal. Aku harap ayah bisa mengerti. Memesan kamar dengan Kim Myungsoo adalah atas kemauanku sendiri dan aku tidak dipaksa. Aku tahu apa yang aku lakukan."
"Ayah hanya khawatir—"
"Aku tahu." Sooji memeluk lengan Kepala Sekolah Bae dan menyandarkan kepalanya di bahunya. "Aku tahu bahwa kalian berdua mengkhawatirkanku. Tapi jangan khawatir, Kim Myungsoo sangat patuh. Jika aku menunjuk ke timur, dia tidak akan berani menjelajah ke barat. Kartu banknya ada bersamaku dan semua keuangannya ada di tanganku. Ayah mungkin tidak tahu bahwa dia menghasilkan jauh lebih banyak dari pada pengedar narkoba belakangan ini."
Nyonya Bae mencibir,"Bagaimana kau bisa membandingkan hal itu?"
Kepala Sekolah Bae berkata,"Kalian berdua masih muda dan masa depan mungkin sangat berubah. Meskipun kalian berhubungan baik sekarang, bagaimana jika semuanya berubah?"
"Semua orang pada akhirnya akan mati. Meskipun begitu, bukankah semua orang masih harus menjalani kehidupan dengan optimis? Penting bagi kita untuk menikmati prosesnya. Bahkan jika kami putus suatu hari, kenangan indah itu akan tetap ada. Selain itu, hubungan dijaga melalui usaha, seperti halnya ayah dan ibu. Hubungan yang indah antara kalian berdua tidak langsung jatuh dari langit. Itu adalah hasil dari dedikasi dan usaha kalian bersama... Bukankah begitu, bu?"
Sambil menahan keinginannya untuk tertawa, Nyonya Bae memandangnya. "Kau sangat fasih berbicara hari ini."
Ekspresi Kepala Sekolah Bae baru saja rileks. Saat dia mendengar istrinya berkata demikian, dia mendengus,"Jangan bilang bahwa Kim Myungsoo yang mengajarimu?"
"Ini adalah sesuatu yang kudiskusikan dengannya tapi juga mewakili pikiran pribadiku. Dan juga, apa yang akan aku katakan tidak diajarkan padaku oleh siapa pun." Sooji menguatkan ekspresinya. "Pendapatku tentang kesucian mungkin berbeda dari kalian dan mungkin juga orang lain. Aku tidak berpikir bahwa melindungi kesucian adalah masalah yang sangat penting bagi seorang gadis. Hanya itu yang ditekankan oleh para pria. Apa yang paling penting bagi seorang gadis adalah sama dengan apa yang paling penting bagi seorang pria, yaitu mengambil kendali yang baik atas hidupnya sendiri. Pada titik ini, aku yakin bahwa aku bisa melakukannya."
Advertisement
Be happy with sports
A person who lived the life to the maximum even being a person with paralysis, always played his favorite sport basketball, even if alone, follow the story of Jake Smith to be happy with a second chance.Jake who suffered a lot in his life, was unable to use his legs, lost his mother, was even more optimistic, before his death he received help from the fate that will be his system when he returns to age of 10, now that Jake can do it all over again, he will become a pro at basketball, and give a better life to his mother, and do everything he can to be happy
8 2684Dungeon I/O (⚒ Crafting ⚒)
A young engineer with photographic memory dies after choking on a pretzel. He is reincarnated in a fantasy world as a dungeon core. Having near infinite knowledge from Earth, and infinitesimal common sense, he begins to shape his dungeon into the ultimate factory of resources. Collect all the things! Automate all the systems! Even adventurers can be farmed! And if a few world governments collapse in the process, well, it’s all for the sake of science! This story is like if Factorio was about dungeons, played by someone with ADHD. Warning, lots of numbers and spreadsheets. Arithmophobes beware!
8 143The Bartender at the End of the Universe
(daily updates) (cover by Weavervale) Ted is nothing special. In fact, despite his good grades in high school ten years ago, many people would consider Ted a loser. One day, Ted accidentally gets sucked into an isekai portal, but without having died he can't be reincarnated properly! Instead of figuring out a solution the eldritch beings who unwittingly kidnapped him just throw him onto an abandoned space in-between worlds. This upheaval of his mundane life leads Ted to pursue alcohol to cope only to find out he has a passion for handcrafting fermented drinks others enjoy. Trapped in-between universes, who knows who will drop in next? With his basic formula of water, sugar, and yeast, and his time machine he can craft any alcohol his heart desires. So long as the evil monsters who keep appearing bring ingredients with them. What will happen as this tiny mistake grows and grows as the space in-between feeds on the defeated villains of multiple universes? When will the smiling man's mistresses' plan reveal itself? Who knows, because this is a lighthearted adventure examining life, friendship, what it means to be good, and, of course, what the best drink in the multiverse is. Primarily a slice-of-life above all else, with a heavy dose of mystery. Feel free to skip the prologue to ignore some darker setup and just get to the fun, slice-of-life, villains meeting at a bar schtick.
8 578The Blind Man's Gambit
Set in the not-too distant future, the story of the three Ziggenbor brothers unfolds in a colony of humans living in a cluster of space stations in the Jovian system. Together with the enegmatic Admiral Neerson, they will uncover the hidden threat of the the organization, St Angel. They will navigate the murky waters of military regulation and republic politics while they skate the balance between treason and doing what is right for those who look to them for protection.
8 205Idle Gaming In Another World
A girl addicted to idle games found herself in another world after getting into an accident. She woke up with an ability to play the idle games that she have in her phone.This is a story about the girl who was transported in another world, along with the myriad of characters and things in her idle games.
8 198There is Room For Rebirth of the Military Wife
Author: Meng XuanStatus: CompletedClassification: RebirthRaw Links: https://www.x23us.us/110_110258/ https://www.ixs.la/ks86077/ In her previous life, she felt guilty all her life because of her innocence and stupidity when she was six years old. Even if she finally watched the enemy get retribution, she could not recover the scars in her heart. Back at the age of six in this life, she finally has a chance to reverse everything. With the inheritance space and a lot of material, see how she can make up for her regrets in that era of material scarcity and reap a happy and fulfilling life... But why is the cold-blooded man, whom she had a vague affection for in her previous life, still so evil, So quickly and ruthlessly exposed her biggest secret?Notes: 1. Story Not Mine!2. Google translated.3. For reading and dissemination purposes only.
8 301