《LOVENEMIES [END]》55 - Menggigitmu
Advertisement
Sejak saat itu, Bae Sooji akan menebalkan kulitnya setiap malam untuk menelepon Kim Myungsoo. Myungsoo juga tiba-tiba menjadi perhatian dengan tidak pernah menertawakannya dan menceritakan kisah-kisah pengantar tidur untuknya.
Sooji sedikit tidak terbiasa dengan ini. Pada siang hari, dia bertanya pada Kim Sowon,"Kenapa Kim Myungsoo tiba-tiba bersikap sangat baik?"
"Bagaimana aku bisa tahu?"
"Apa mungkin dia diam-diam juga jatuh cinta padaku?" Setelah berkata demikian, Sooji segera menggigil dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak, pikiran itu terlalu menakutkan."
Dia merasa bahwa dia mungkin sudah membaca terlalu banyak. Di suatu waktu, Kim Sowon yang jatuh cinta padanya, saat berikutnya adalah Kim Myungsoo — tanpa perbedaan antara usia dan jenis kelamin, bagaimana mungkin seluruh dunia diam-diam jatuh cinta padanya? Dia mungkin sedikit terlalu percaya diri.
Sooji memutuskan untuk membalas kebaikan Myungsoo dengan mentraktirnya makan, yang diterima pria itu dengan senang hati. Nafsu makan pria itu sangat besar. Sooji benar-benar bangkrut dibuatnya saat sudah tiba baginya untuk pulang ke kampung halamannya.
Sooji bahkan tidak punya uang untuk membeli kotak makan siang di kereta berkecepatan tinggi. Tepat sebelum naik kereta, dia memegang sekantong mie. Myungsoo menghitung dan ada empat mangkuk mie yang kini ada di tangan gadis itu.
Ini adalah pertama kalinya bagi Myungsoo untuk melihat seseorang berusaha membawa pulang mie gelas dari jarak ribuan mil. Dia bertanya,"Apa ini?"
"Makanan untuk naik kereta."
"Empat mangkuk?"
"Ada juga bagianmu." Dengan tanggung jawab seperti seorang penjaga kebun binatang, Sooji masih mengkhawatirkan Myungsoo pada saat seperti ini. Dia juga membawa sosis rasa jagung. "Kau bisa memakannya nanti," katanya pada Myungsoo.
Myungsoo tidak tahu harus tertawa atau menangis. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata,"Aku tidak ingin menggigit ini."
"Lalu apa yang ingin kau gigit?"
Myungsoo menoleh tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bibirnya mencibir dan tatapannya mendarat di kejauhan. Pria itu hanya tersenyum dalam diam.
"Aku tahu apa yang ingin kau gigit," ujar Sooji tiba-tiba.
"Oh?" Myungsoo memandang Sooji penasaran.
Sooji mengedip padanya. "Aku akan membelikanmu mainan mengunyah anjing saat kita sampai."
Myungsoo benar-benar terdiam. Dia mengangkat tangannya dan mendorong lengan bajunya. "Kemarilah."
Advertisement
Sooji tentu saja tidak mengikuti perintah Myungsoo. Dia berbalik dan berlari mengitari barang bawaannya. Gerakan Myungsoo lebih cepat dari gerakan Sooji dan kakinya lebih panjang. Dengan hanya satu langkah saja, pria itu pindah ke sisi lain dan menghalangi jalan Sooji. Tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri ke arah lain, Myungsoo meraih bahu Sooji dan dengan mudah menarik punggung gadis itu.
Myungsoo mengaitkan lengannya ke leher Sooji dan menariknya ke pelukannya. Tawanya sedikit seram. "Ayo, kenapa kau tidak berlari lagi?"
"Tunggu, tunggu, tunggu. Jangan seperti ini. Kita bisa membicarakannya." Sooji adalah orang yang mudah beradaptasi. Dia menarik lengannya dan mencoba membebaskan diri. Mereka berdua sangat dekat dan bahu Sooji hampir menekan dada Myungsoo. Ketika pria itu bernapas, tubuh Sooji secara khas bisa membedakan naik dan turunnya dada pria itu. Ini membuatnya merasakan kecanggungan dan rasa malu yang tidak bisa dijelaskan.
Myungsoo mendaratkan jarinya tanpa ampun di kepala Sooji, menyebabkan tubuh gadis itu sedikit gemetar kesakitan. Merasakan gemetar seorang gadis di tangannya, hati Myungsoo memiliki sensasi aneh. Dia merasa puas dan memiliki keinginan samar untuk sesuatu yang lebih. Mimpinya muncul di kepalanya. Meskipun tampak sebagai adegan yang terfragmentasi, itu tidak mengurangi sensasi mimpi itu. Napasnya menjadi terengah-engah dan dadanya kini naik-turun.
Sooji masih berusaha keras untuk melepaskan diri saat Myungsoo tiba-tiba melepaskannya dan membebaskannya.
Sooji menggosok kepalanya. "Dasar picik."
Myungsoo berbalik tanpa memandang Sooji dan menarik kopernya sendiri ke konter tiket.
Bingung, Sooji mengambil barang bawaannya dan mengikuti pria itu.
Sooji naik ke kereta terlebih dahulu. Rak bagasi di lantai sudah penuh. Dia menarik kopernya ke kursinya, bermaksud untuk meletakkannya di rak bagasi di atas. Saat dia mengangkat koper 26 inci miliknya, para penumpang di sekitarnya menatapnya dengan kagum.
Diam-diam, Sooji putus asa. Dia memasukkan banyak barang ke dalam kopernya, sampai benda itu hampir meledak. Namun, baru setengah jalan, barang bawaannya terhuyung dan hampir jatuh. Tapi, ekspresi kekaguman orang-orang itu membuatnya terlalu malu untuk meletakkan barang bawaannya.
Sepasang lengan tiba-tiba muncul dan memegangi kopernya dengan kuat.
Sooji tersentak saat menyadari Myungsoo berdiri di belakangnya. Lengan pria itu kini melingkari kedua sisinya untuk mengambil barang bawaannya, membuat pria itu tampak seperti memeluknya dari belakang. Bukan itu saja. Dengan satu tangan menopang bagian bawah bagasi dan tangannya yang lain memegang pegangan bagasi, tindakan Myungsoo membuatnya membeku. Gagang bagasi itu kecil dan tidak ada banyak ruang yang tersisa untuk Sooji pegang. Dengan demikian, setengah dari tangan Myungsoo berada di tangannya.
Advertisement
Ini berbeda dari sebelumnya. Tadi, Sooji terlihat seperti burung puyuh yang mengepakkan sayapnya tanpa berpikir yang berhasil ditangkap oleh seorang pemburu. Sekarang, sayapnya seperti ditekan bersama sedemikian erat sehingga dia bisa merasakan aliran napas Myungsoo. Sooji mengulurkan lehernya dengan perlahan dan kepalanya menabrak rahang pria itu.
"Jangan bergerak," kata Myungsoo.
Sooji sontak terdiam. Jarang sekali dia patuh seperti itu.
Myungsoo mengangkat koper. Sooji mengikuti tindakan Myungsoo dan berusaha untuk melakukan hal yang sama tapi sebenarnya dia tidak perlu melakukannya. Gadis itu hampir tidak bisa merasakan berat kopernya. Saat ini, yang paling jelas dirasakannya adalah tangan Myungsoo yang bersandar di atas tangan kanannya. Telapak tangan Myungsoo yang lebar terasa panas saat melilit tangannya.
Saat Myungsoo berhasil meletakkan koper di rak, lengannya terangkat miring. Sooji lebih pendek darinya 20 cm. Dengan memutar kepalanya sedikit, penglihatan Sooji dipenuhi dengan lengan Myungsoo. Ini memberinya perasaan seperti sedang direngkuh oleh sangkar berbentuk manusia. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya dia benar-benar merasakan perbedaan antara pria dan wanita dalam hal tubuh dan tinggi badan.
Dia juga akhirnya mengerti kenapa seorang gadis menyukai pria yang jangkung.
Myungsoo dengan santai menarik kembali tangannya. Dia menunduk dan menatap Sooji. "Kenapa kau melamun?"
"Tidak ada." Sooji dengan cepat duduk di kursinya.
Myungsoo menyimpan kopernya sendiri dan duduk di sebelahnya. Sebenarnya, kursi pria itu bukanlah di sana. Dia hanya bisa menunggu pemilik yang sebenarnya dari kursi ini datang dan meminta untuk berganti tempat duduk dengannya.
Setelah kereta berkecepatan tinggi berangkat, Sooji mengistirahatkan dagunya di satu tangan dan menatap keluar jendela, melihat pemandangan, berperilaku seperti wanita muda yang sopan.
Myungsoo memandangi rambut hitamnya yang halus dan berkilau. Dia bertanya,"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Sooji berbalik untuk menatapnya. Matanya berkedip. "Aku sedang berpikir..."
Berpikir... kalau kita bersekolah di SMP dan SMA yang sama, apa yang akan terjadi?
Myungsoo menunggu sebentar tapi Sooji tidak melanjutkan kata-katanya. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya,"Jadi, apa yang kau pikirkan sebenarnya?"
Sooji tidak mengatakan apa pun. Dia mengambil bantal mini dan penutup mata, menyesuaikan kursinya, bersandar dan mencoba tidur.
Myungsoo diam-diam mengawasinya dari samping.
Setelah beberapa saat, Sooji menarik penutup matanya. "Aku tidak bisa tidur. Aku akan mendengarkan musik." Dia mengambil tasnya dan mencari-cari sejenak sebelum bertanya pada Myungsoo,"Apa kau punya earphone?"
Melihat gerakannya yang gelisah, Myungsoo tidak merasa terganggu. Dia mengambil earphone dari tas ranselnya dan menyerahkan benda itu padanya.
"Terima kasih." Sooji memasang earphone dan memasukkan satu earphone ke telinganya. Melihat bagaimana Myungsoo menatapnya, dia menawarkan earphone yang lain padanya. "Apa kau ingin mendengarkannya?"
Myungsoo mengangguk dan mengambil earphone, lalu memasukkannya ke telinganya.
Sooji memilih daftar lagu dan mencoba tertidur.
Lagu pertama adalah duet pria dan wanita yang manis dan ceria yang berjudul "Dream".
Myungsoo perlahan memilin kabel putih earphone di jarinya. Dia melihat keluar jendela. Langit tampak mendung hari ini. Dari kejauhan, awan menggantung di puncak pegunungan yang bergerigi. Mungkin itu salju.
Saat dalam suasana hati yang baik, entah kenapa cuaca — entah itu langit cerah atau mendung — semuanya terasa sempurna bagi Myungsoo.
Setelah melihat pemandangan untuk sementara waktu, kelopak mata Myungsoo mulai terasa sedikit berat. Dia menarik pandangannya dan memandang Sooji yang ada di sampingnya.
Wajah gadis itu menghadap ke samping dan napasnya seperti tertidur.
Myungsoo mengelus poninya, tapi gadis itu tidak menanggapi.
Myungsoo mencubit pipinya, tapi gadis itu masih tidak menanggapi.
Myungsoo menggerakkan tangannya ke bawah mengikuti lekukan siku Bae Sooji. Akhirnya, dia menggenggam tangan Sooji.
Setelah menggenggam tangannya, dia mulai membolak-balikkan tangan Sooji di telapak tangannya. Dia memainkannya dengan meremas telapak tangannya dan menjepit jari-jarinya. Langsing dan indah, tangan seorang gadis memang berbeda. Tangan Sooji sangat lembut dan dia tidak berani menggunakan terlalu banyak kekuatan karena takut akan menyakiti gadis itu.
Setelah bermain sebentar, Myungsoo tiba-tiba menundukkan kepalanya dan menarik tangan Sooji ke samping mulutnya. Saat tangan gadis itu berada tepat di depan bibirnya, Myungsoo menangkap jari telunjuk Sooji dan menggigitnya dengan lembut.
Advertisement
The Madoka in Mexico Series, by Thedude3445
The long-running Madoka Magica parody series is finally on Royal Road! From "Once Upon a Time in Madoka" to "My Big Fat Madoka Wedding," from "Kuttsukiboshi x Madoka Magica" to "Caribbean Rim," explore the adventures of the meguca girls in Mexico as they try to bring peace and justice to the world with magical girl action and frequent fourth wall breaks. Read it. You know you want to. It's only a matter of time before I win.
8 109Female Protagonist Is A Blackened Villainess (GL)
It's not a good thing to cross into Long Aotian's world. Kindly snatched a cute girl who is easy to blacken out from the male protagonist. She thought that she would not be blackened into a villain by protecting her, but unexpectedly formed a more terrifying attribute than blackening.
8 278Tale of Ramiel (Completed)
Ramiel got transported into an other world by accident.Things didn't go well for him.But one night, at the time where he wanted to close his eyes for good.A woman appeared and gave him hope.With that hope, he continued on living...
8 244Secondary Reincarnation: Awakened Gods - A D&D Inspired Isekai
[Rewrite of This Story: Of Dragons and Gods: A DnD Inspired Reincarnation Story] Dying from a gunshot wound, Samuel Tazuth finds himself before a mysterious goddess. She claims he has saved her life on Earth, and as a reward, she offers to reincarnate him as a baby on Arcadia, a fantasy planet filled with monsters and magic. He agrees, but what he doesn’t realize is that the goddess’ intentions run far deeper than mere gratitude. She has sent him to Arcadia for her own agenda, and what Samuel will soon discover is that the power which lies dormant inside himself will draw the entire planet to war, creating a conflict that will awaken the very gods themselves. Isekai with D&D elements. This is a work in progress, subject to edits, possibly major, though hopefully not. Any feedback regarding plot, characterization and continuity is greatly appreciated! Will include an OP MC, power levels, spell casting, magic academy, adventuring, dungeons, fighting monsters, romance. Suggestions welcome. Tagged with sexual content for the sporadic sexual scenes. Will be vanilla but graphic.
8 85An Apprentice's Adventure
Marvin was destined to be a farmer like his entire family before him, but the sparks of dreams flicker within his eyes. Jumping at the chance to leave his house he journeys towards the Elasarin Magic Academy the best place to train young magic users. Unfortunately for him the academy only takes the noble or best and to add to his problems it is on the other side of the Empire. Join him on his journey to the city of Elasarin and to his journey to be such a promising apprentice that they will have no choice but to accept him.
8 123A Guide To The Egos: Jacksepticeye
Famous YouTuber jacksepticeye is not a stranger to playing characters on his channel. It's something he does frequently--but some of his characters have gained a certain level of popularity above the others.So what would happen if you happened upon one of these egos? How would the interaction turn out?This guide has the information you need should you ever cross paths with one of the egos!Warning: The information in this guide will only help you if you know how to defend yourself (if you need to, of course). The information alone is not enough to protect you.
8 192