《LOVENEMIES [END]》43 - Membayar Kembali
Advertisement
Ketika makan malam tiba, mereka bertiga sekali lagi berkumpul bersama. Bae Sooji dan Kim Myungsoo berbagi kartu makan. Saat mereka berdua pergi untuk membeli makanan mereka, Oh Sehun tertinggal di belakang.
Myungsoo sedikit kesal.
Mereka duduk setelah membeli makanan mereka. Sehun dan Sooji mengobrol sementara Myungsoo duduk di samping, menelusuri ponselnya dengan kepala menunduk. Saat pria itu sedang asik dengan kegiatannya tersebut, dia menyendengkan telinganya untuk mendengarkan obrolan mereka yang tidak berarti.
"Bagaimana latihanmu hari ini?" tanya Sehun
"Masih baik-baik saja. Tapi aku dimarahi oleh pelatih di depan semua orang. Aku hampir mati karena ketakutan," jawab Sooji.
"Aku juga diceramahi oleh pelatihku."
"Ah?" Sooji terkejut. "Apa yang dia katakan padamu?"
"Pikiranku tidak fokus dan hal itu bisa dilihat dari hasil latihanku."
Sooji mengangguk. "Sepertinya semua pelatih itu sama."
Mm, jika seseorang seperti Sehun bisa dimarahi, itu artinya bukan masaah besar jika orang seperti Sooji juga dimarahi. Dia secara tidak sadar sedikit lega dengan fakta ini.
Sooji menyadari bahwa Sehun terlihat khawatir. Mengira bahwa dia tidak terbiasa dengan ceramah sang pelatih karena dia adalah anak yang baik yang jarang dimarahi, Sooji mencoba menghiburnya,"Semua pelatih suka meledakkan sesuatu di luar proporsi. Jangan di ambil hati."
Sehun menghela napas. Dia berbicara dengan suara lembut,"Aku hanya khawatir aku akan terus tumbuh lebih tinggi lagi."
Ini adalah topik yang sangat menyedihkan.
Myungsoo awalnya ingin melihat apa ada yang masih mengutuk Sooji di internet. Setelah browsing melalui forum, dia melihat ada seuah thread diskusi yang sangat bermakna sebagai ganti dari artikel sebelumnya. Di dalam thread itu, penulis mengatakan bahwa mereka bertiga tampak seperti keluarga yang sedang berkumpul untuk makan, dimana Myungsoo dan Sooji menjadi orang tua Sehun.
Penemuan thread ini membuat suasana hati Myungsoo menjadi luar biasa membaik. Setelah meletakkan ponselnya, Myungsoo merasa bahwa Sehun tidak terlihat mengesalkan seperti biasanya. Myungsoo mulai memandangi Sehun seperti seorang ayah yang sedang menatap putra kesayangannya.
Merasa sedikit tidak nyaman dengan tatapan itu, Sehun menundukkan kepalanya dan diam-diam memakan makanannya.
Suasana menjadi hening dan canggung selama mereka menghabiskan makanan mereka. Saat mereka meninggalkan kantin setelah mereka selesai makan, Sooji berkata pada Myungsoo,"Aku pasti akan mengembalikan uangmu."
"Santai saja."
Sehun menepuk pundah Sooji diam-diam. Pria itu berkata,"Aku masih punya uang."
Mendengar perkataan Sehun, Myungsoo diam-diam memutar matanya. Memangnya apa urusannya dengannya?
Myungsoo kini memiliki keinginan untuk memasukkan anak yang tidak berbakti itu ke tempat sampah.
Untungnya Sooji melambaikan tangannya dan menolaknya. "Tidak apa-apa, aku punya rencana. Ayahku sedikit keras tetapi aku tidak kekurangan orang-orang yang mencintaiku. Aku akan mencari sponsor."
Advertisement
Penasaran, baik Myungsoo dan Sehun menatapnya dengan rasa ingin tahu.
Tepat di depan mereka berdua, Sooji menelepon empat kakek-neneknya. Isi dari keempat panggilan itu pada dasarnya sama, yaitu untuk memberi tahu mereka bahwa cucu mereka yang berharga sudah memutuskan untuk kembali berseluncur cepat. Satu-satunya masalah adalah bahwa dia membutuhkan uang dan membutuhkan orang untuk mensponsorinya. Dia sudah memutuskan untuk mengumpulkan dana dalam bentuk kompetisi. Orang yang mensponsorinya dengan jumlah tertinggi adalah orang yang akan dia ucapkan terima kasih saat dia memenangkan sebuah kompetisi dan akan diwawancarai di masa depan.
Myungsoo hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat bagaimana penipuan ulung terjadi dihadapannya.
Mata Sehun hampir keluar dari tempatnya. Setelah Sooji mengakhiri panggilanya, Sehun menunjuk ke ponsel gadis itu dan bertanya,"Apa itu benar-benar berhasil?"
Sooji mengangguk. "Aku pikir tidak akan ada masalah."
Tapi, semuanya tidak berakhir mulus seperti yang Sooji perkirakan karena faktanya itu adalah masalah yang sangat besar. Meskipun Sooji belum tentu memenangkan kompetisi di masa depan, namun para kakek dan nenek Sooji sangat gelisah memikirkan siapa yang akan menjadi orang pertama yang diucapkan Sooji dalam ucapan terima kasihnya. Masalahnya tidak lagi sesederhana mensponsori Sooji, keempat kakek dan neneknya saling memandang satu sama lain bak pesaing dalam sebuah kompetisi. Mereka akan bertengkar dengan pasangan mereka di rumah dan saat mereka bertemu dengan besan mereka di luar, mereka akan mencoba untuk secara diam-diam mengorek informasi tentang jumlah sponsor pihak lain sebelum akhirnya mencoba untuk menusuk lawan dari belakang.
Saat bersaing satu sama lain, keempat tetua itu mengingat instruksi Sooji untuk tidak membocorkan masalah ini.
Akhir-akhir ini, Kepala Sekolah Bae merasa ada sesuatu yang janggal. Selama ini para tetua keluarga sudah pensiun dalam damai di rumah. Tapi, kenapa mereka begitu pemarah akhir-akhir ini? Tidak hanya orang tuanya saja yang begitu, tapi mertuanya juga.
Ini hanya kecurigaan Kepala Sekolah Bae saja. Pria paruh baya itu kemudian mengetahui bahwa ibunya diam-diam pergi ke bank untuk mentransfer uang. Karena melibatkan jumlah yang sedikit besar, pegawai bank khawatir dan lalu menelepon anggota keluarga untuk memverifikasi nominal transfer.
Kepala Sekolah Bae segera bergegas ke bank. Saat dia melihat bahwa penerima uang yang dimaksud adalah Bae Sooji, dia marah besar. "Aku tahu itu! Anak nakal itu pasti menyebabkan masalah!"
Dia kemudian mengantar ibunya pulang ke rumah. Dalam perjalanan, Kepala Sekolah Bae menyuruh ibunya untuk menceritakan seluruh kejadian itu padanya.
Kemudian, Kepala Sekolah Bae menelepon Sooji. Ketika gadis itu mengangkat ponselnya, hal pertama yang Kepala Sekolah Bae lakukan adalah menghujaninya dengan kritik.
Advertisement
"Apa kau masih memiliki hati nurani? Tidak mudah bagi kakek dan nenekmu untuk mengumpulkan sejumlah tabungan pada usia mereka. Apakah kau tidak merasa bersalah dengan menipu mereka seperti itu? Apa kau pikir tidak ada yang bisa mengawasimu sekarang karena kau sudah masuk universitas? Tunggu saja, ayah akan segera menemuimu besok!"
"Ayah, aku tidak menipu mereka. Aku benar-benar bergabung dengan tim seluncur cepat sekolah dengan syarat aku harus membayar pengeluaranku sendiri terlebih dahulu," jelas Sooji.
"Lalu, kenapa kau tidak memberitahu ayah?"
"Aku khawatir ayah tidak akan mendukungku," Sooji merajuk."Karena beberapa ribu won, kau bahkan mengatakan bahwa aku diadopsi."
"Oho, ternyata kau masih ingat dengan kejadian tempo hari. Kenapa kau tidak mengingat kejadian positif yang lain?"
"Aku ingat dengan kejadian positif yang lain. Aku ingat saat ayah membawaku berseluncur untuk pertama kalinya. Pelatih mengatakan bahwa aku tahan banting seperti Nokia yang meskipun jatuh berulang kali tapi tidak akan rusak. Bahkan setelah kita pulang, ayah benar-benar marah karea merasa tersinggung dengan pelatihku."
"Huh." Kepala Sekolah Bae geli oleh kata-kata putri tunggalnya. Pria itu ingin tertawa, tapi dia menahan dirinya karena merasa sedikit malu. Setelah beberapa saat, Kepala Sekolah Bae tiba-tiba menghela napas berat. "Ayah pasti berutang budi padamu di kehidupan masa lalu ayah."
"Ayah, jangan bicara seperti itu. Saat aku mulai berpenghasilan di masa depan, dua orang pertama yang akan aku bayar adalah ayah dan ibu."
"Ya, ya. Berhentilah menjadi begitu melankolis. Ingatlah satu hal."
"Apa?"
"Uang ini dari ibumu dan ayah. Saat kau memenangkan kompetisi, kami harus menjadi orang yang pertama yang kau ucapkan terima kasih, mengerti?"
Tentu, memangnya apa sulitnya itu?
Setelah Sooji menerima uang yang ditransfer ayahnya, hal pertama yang dia lakukan adalah mencari Myungsoo.
Myungsoo baru saja meninggalkan kelas bersama dengan Woohyun dan teman-temannya setelah pelajaran berakhir. Pria tampan itu jauh lebih tinggi dari pada tema-temannya. Kau bisa menemukannya dengan mudah di tengah kerumunan. Melihat hujan turun saat mereka baru saja tiba di pintu masuk gedung, Myungsoo menunduk dan meraih payungnya. Tiba-tiba, Woohyun menunjuk ke jalan di kejauhan dan berseru,"Hei, rajamu ada di sini."
Myungsoo mengangkat kepalanya dan melihat Sooji memegang payung merah. Gadis itu berdiri di tengah hujan sambil menatapnya.
Myungsoo mengancingkan tasnya kembali tasnya dan menyampirkannya ke bahunya dengan cepat. Tak peduli dengan rintik hujan yang akan membasahinya, Myungsoo berlari ke arah Sooji.
Hujan musim dingin berputar-putar di semilir angin dan jatuh di tubuh, wajah dan kepala Kim Myungsoo.
Saat pria itu mendekatinya, Sooji mengangkat payung sedikit lebih tinggi untuk menyesuaikannya dengan tinggi badan pria itu.
Ketika Myungsoo merunduk di bawah payung Sooji, Myungsoo langsung menggeliat untuk mengambil payung dari tangan gadis itu tanpa mengedipkan mata. Tangannya mendekat ke punggung tangan Sooji saat Myungsoo meraih pegangan payung. Jika dilihat dari sudut manapun, Myungsoo terlihat seperti akan melingkarkan tangannya di tangan Sooji.
Telapak tangan Myungsoo terbakar dengan panas karena secara tidak sengaja menyentuh kulit yang lembut dan sensitif dari punggung tangan Sooji. Sooji langsung menarik tangannya dengan cepat.
Myungsoo mencengkeram payung dan sedikit menyesuaikan payung itu agar miring ke arah Sooji. Kemudian, dia menundukkan kepalanya untuk menatap Sooji dan bertanya,"Ada apa?"
Sooji menatapnya dan berseri-seri. "Aku datang ke sini untuk melunasi hutangku."
Dengan satu senyuman dari gadis itu, Myungsoo mendapati dirinya juga tersenyum. Pria itu tidak tahu kenapa dirinya tersenyum. Setiap kali Myungsoo melihat gadis ini berseri-seri, Myungsoo tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terinfeksi oleh kebahagiaan gadis itu.
Seolah-olah pria itu berada di bawah mantra. Mantra dari Bae Sooji.
Sooji mengambil ponselnya dan mentransfer uang itu pada Myungsoo.
Myungsoo tidak bertanya kenapa gadis itu datang untuk mencarinya meskipun gadis itu bisa mentransfer uang itu secara online. Dia berpikir bahwa Sooji mungkin ingin bertemu dengannya.
"Aku masih ingin mengucapkan terima kasih secara langsung. Kim Myungsoo, terima kasih," seru Sooji setelah mentransfer uang itu.
Myungsoo mengangkat alisnya dan bertanya,"Itu saja?"
"Tentu saja tidak. Biarkan aku berpikir, bagaimana aku bisa membalasmu..." Suara Sooji menghilang saat gadis itu tiba-tiba menggosok tangannya. Senyum misterius menyebar di wajahnya.
Ketika Myungsoo melihat senyumnya, perasaannya mulai tidak enak.
Myungsoo menyipitkan matanya dan mengamati wajah Sooji dengan saksama. Kemudian, saat tatapan pria itu bertemu dengan tatapan Sooji, dia dengan nada ragu-ragu, bertanya,"Kau tidak mungkin... berpikir untuk menjaminkan dirimu sendiri padaku, 'kan?"
Pertanyaan ini membuat Sooji sedikit bingung.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata,"Kim Myungsoo, sepertinya kau tidak tahu seleraku."
Kim Myungsoo berpikir, aku tahu.
Bae Sooji lalu melanjutkan,"Jangan khawatir, aku tidak akan mencakarkan cakar iblisku ke arahmu."
"Wow, terima kasih," batin Myungsoo.
Sooji kembali membuka suara,"Aku akui, kau cukup tampan. Tapi, pria yang dikejar oleh gadis-gadis lain yang tak terhitung jumlahnya bukanlah tipeku. Aku lebih suka pria imut yang lembut."
Kim Myungsoo berpikir,"Dulu aku juga terlihat putih dan lembut."
"Siapa yang mengira bahwa aku akan tumbuh menjadi begitu besar!" lanjutnya lagi dalam hati.
Advertisement
Eternal Chronicles: Vampire
In an age long past, when the the world was covered in ice and snow, there existed a tribe of hard willed people. In this tribe, there lived a young boy, Ulfvaldr. When a great calamity struck the tribe, sending them fleeing from their home, Ulfvaldr would find his life, his very existence, to have changed. He became the first vampire. Buried in a mound of snow for eons, Ulfvaldr would wake up in a world of green and vegetation, a world changed. His actions in the new age, would ultimately result in the trepidation of humanity, and the rise of the vampire race.Join Ulfvaldr in his journey, as the Chronicler tells the the story of the origin of vampirism, both their greatest moments, as well as their darkest age, right up to the contemporary day, through a series of books. Book 1 out now on Amazon and Smashwords for $2.99! The version uploaded here can be considered as a first draft, as I may want to publish the story, when its finished, and chapters may be taken down in the future.
8 176Greatest Xianxia Book
Hallo! Konnichuwa! This is greatest xianxia book read plez! Ching chong shang shing shung chang!!
8 199Vampire Villainess
When a dimensional parasite reincarnates into a new host after a bad sexual encounter, the monster gets more than they bargained for by becoming the villain of an otome game. ----- After her 'death' the vampire wakes up in the body of Aurelie dun Rhianon hal Rotthfuss zer Aventide, the villainess of 'Serenade Of The Doves' an 18+ otoge she had recently completed, and hijacked her body a day after the events of the game begins. 'What bullshit is this?! The female lead is as interesting as a limp noodle! She's even succeeded in balancing all the affairs with the capture targets?! I don't know if I should be impressed or disgusted at her time management skills.' Watch as an immortal monster tries their hardest to not get embroiled in the love affairs of the holy maiden, and squeeze as many ass cheeks as she can in 'Vampire Villainess!' ----- Release: Whenever I don't feel like shit
8 187Alter [ENG]
Ten years ago, Dawn of Darkness shook the world, sending bloodthirsty creatures from another world through portals to Earth. Newly awakened hunters opposed them, thanks to gaining the power to control magic and abilities beyond the boundaries of the average human. In present day Akally, a red-haired young man, is one of the awakened endowed with the ability to heal injuries, strengthen allies and... resurrect the dead. [The story is a translation of my original work done by me. English is my second language, therefore I will appreciate if you tell me about any mistakes you spot so I can learn from it and fix it. Thank you for understanding.]
8 73Life in a puppy pack (Sterek) (Boyxboy) (completed)
It's summer break, and Stiles is pack mom. The plan was to simply spend the summer in Dereks lake house, to relax and do some pack bonding. But things really don't go as planned when amnesia, kidnapping, proposals and a certain annoying uncle (not neccesarely in that order) decide to make this summer a little bit more interesting. THERE IS A LOT OF FLUFF IN THIS STORY (boyxboy) (sterek fic) I DO NOT OWN TEEN WOLF BUT IF I DID IT'D BE FREAKING AWESOME c:-
8 216A Force Of Love: A Star Wars Short Story
Sometimes to keep those you love from dying, you have to give up your own life. (An Episode IX Story)
8 106