《LOVENEMIES [END]》41 - Krisis PR
Advertisement
Pagi-pagi keesokan harinya, Kumpulan Informasi dan Gosip Kim Myungsoo memposting sebuah pesan yang panjang. Postingan itu berisi ringkasan singkat tentang alasannya menghapus foto itu. Kemudian, tibalah saatnya di puncak dari postingan itu.
Baru kemarin malam, 7 jam setelah insiden antara Kim Myungsoo dan Bae Sooji terjadi, pemilik akun itu menerima pesan dari banyak mahasiwa/i yang mengatakan bahwa mereka melihat Sooji sedang melakukan parade di jalanan dengan seorang pria. Mengapa mereka mengatakan bahwa itu adalah "parade"? Ya, itu karena mereka berdua memegang boneka mainan yang tak terhitung jumlahnya! Tidak mungkin bagi mereka untuk tidak menarik perhatian orang-orang bahkan jika mereka tidak bermaksud untuk melakukannya!
Postingan itu juga merilis foto Sooji dan Sehun yang sedang berjalan di kampus yang diam-diam diambil dari berbagai sudut dan lokasi. Dengan jumlah mainan yang mereka pegang, hal itu memang membuat mereka tampak mencolok. Foto terakhir menunjukkan Sooji yang sedang mengucapkan selamat tinggal pada Sehun di luar gedung asramanya. Seluruh tubuh gadis itu hampir ditutupi oleh boneka setelah Sehun menyerahkan kembali boneka-boneka itu padanya.
Di foto itu, mereka tampak saling memandang dengan senyum tipis di wajah mereka.
"Ini yang namanya cinta!" tulis si pemilik akun gosip.
Di akhir postingan itu, pemilik akun gosip bahkan menambahkan beberapa informasi tentang Sehun, tokoh utama pria dalam insiden ini. Sehun cukup terkenal di kalangan peseluncur dan sudah memenangkan banyak penghargaan. Mungkin karena dia adalah mahasiswa baru, maka dari itu dia tidak seterkenal Kim Myungsoo. Namun, hal itu sudah berubah dengan kejadian ini.
Terakhir, ada foto Sehun yang menerima penghargaan di atas panggung saat usianya menginjak 16 tahun. Di foto itu, dia belum pubertas. Lemak bayi tampak jelas di wajahnya dan alis serta matanya tampak bersih, halus dan lembut.
Kerumunan tukang gosip itu belum pulih dari permainan intens Sooji dan Myungsoo di lapangan olahraga kemarin sore. Melihat postingan baru ini, mereka menjadi semakin liar.
Apa-apaan ini! Berkencan dengan dua pria berbeda di hari yang sama? Dan kedua pria itu juga sangat tampan! Apa semua pria tampan belakangan ini memiliki penglihatan yang buruk? Kalau mereka tidak buta, kenapa mereka tertarik pada rayuan menjijikkan gadis itu? Kim Myungsoo dan Oh Sehun yang malang! Tolong bijaksanalah dan lihat betapa menjijikkan gadis bernama Bae Sooji itu!
---
Ketika Kim Myungsoo melihat gosip itu, dia sedang berada di dalam kelas.
Entah kenapa hari ini Nam Woohyun memutuskan untuk serius belajar. Karena itu, dia tidak melewati kelas atau tidak tertidur pagi ini. Dia bahkan mengambil inisiatif untuk duduk di sebelah Myungsoo, berniat untuk memperhatikan pelajaran di samping mahasiswa terpintar.
Sangat disayangkan bahwa setelah beberapa menit berkonsentrasi, konsentrasi Woohyun menjadi terganggu dan pria itu mulai mengutak-atik ponselnya.
Myungsoo sedang membuat catatan saat Nam Woohyun tiba-tiba mengetuk lengannya. Dia mencondongkan tubuh untuk menjauh dari gangguan Woohyun tapi pria itu terus menepuknya. Bingung, Myungsoo mengangkat kepalanya dan menoleh.
Mata Woohyun kini dipenuhi dengan rasa simpati. Dia menyerahkan ponselnya dan berbisik,"Teman, persiapkan dirimu."
Myungsoo mengambil ponsel dan menundukkan kepalanya untuk melihat layar.
Jari-jarinya mengusap layar dengan ringan. Matanya tampak serius dan wajahnya kini tidak berekspresi. Tapi, Woohyun bisa merasakan suasananya menegang.
Advertisement
Woohyun bahkan tidak berani mengintip wajah Myungsoo.
Ketika Myungsoo selesai membaca dan menyerahkan ponsel kembali pada Woohyun, Woohyun bisa mendengar Myungsoo menggertakkan giginya. Lalu, sambil mengambil ponselnya sendiri, Myungsoo tiba-tiba berdiri menuju ke pintu kelas mereka.
Myungsoo sedang duduk di baris ketiga. Di antaranya dan lorong, ada sosok Woohyun. Sekarang saat Myungsoo ingin pergi, mereka berdua menyebabkan keributan kecil yang menarik perhatian para mahasiswa/i di belakang. Itu membuat teman sekelas mereka mengalihkan perhatian mereka dari ceramah dosen.
Di depan, setelah ceramahnya terputus, profesor berambut putih itu mencari sumber keributan. Saat dia melihat bahwa itu adalah Kim Myungsoo, dia segera memaafkannya. Kim Myungsoo adalah siswa yang sangat baik dan dia pasti memiliki keadaan darurat untuk bertindak demikian.
Myungsoo dengan santai berjalan keluar kelas.
Ketika dia melangkah ke koridor, dia menghembuskan napas dengan keras.
Tapi, hal itu tidak cukup untuk melepaskan frustrasinya. Rasanya seperti ada simpul kusut yang kini membebani dadanya.
Dia berjalan keluar dari gedung kampusnya. Sambil memegang ponsel, dia mencari kontak Sooji dan menghubungi gadis itu.
Ponselnya nyaris hanya bordering sebanyak dua kali sebelum akhirnya Myungsoo menutup ponsel tanpa menunggu gadis itu mengangkatnya.
Apa yang akan Myungsoo katakan setelah meneleponnya? Myungsoo tertawa mengejek. Sebuah kebenaran kejam terbentang di hadapannya — dia bahkan tidak punya hak untuk menanyai gadis itu.
Sejak awal, Kim Myungsoo belum pernah memasuki dunia Bae Sooji.
Tidak, Myungsoo pernah melakukannya.
Bahkan lebih awal dari Choi Minho, lebih awal dari Oh Sehun.
Jika saja, pada saat itu...
Myungsoo menggelengkan kepalanya.
Hidup itu seperti serangkaian pertanyaan; setelah jawaban diberikan, tidak mungkin untuk mengubahnya. Tidak ada yang namanya "jika".
Meskipun Myungsoo memahami prinsip itu, hal itu tidak menghentikannya untuk bersikap melankolis.
Dengan tangan di sakunya, Myungsoo mengembara melintasi kampusnya tanpa tujuan seperti roh kesepian.
Dia menyiksa dirinya sendiri dengan memvisualisasikan adegan kencan Sooji dan Sehun. Ketika pria itu selesai, dia menyadari bahwa tidak peduli apa yang terjadi, Myungsoo tidak akan pernah mentolerir mereka berkencan.
Meskipun itu tampaknya tidak masuk akal, Myungsoo tidak peduli — dia tidak akan setuju.
Setelah memikirkan hal ini, Myungsoo pergi untuk membaca gosip itu dengan suasana yang lebih tenang.
Namun, saat dia terus membaca postingan itu, dia mulai merasa lebih tertekan lagi — karena isi komentar dipenuhi dengan kutukan yang ditujukan untuk Sooji.
Myungsoo tidak dapat melanjutkan kegiatan itu setelah beberapa saat. Bahkan jika itu hanya melalui internet, dia tidak bisa menerima Sooji dihina oleh orang lain seperti itu.
Kata-kata jahat itu seperti pisau. Tusuk demi tusuk, itu akan menyerang tempat paling rentan seseorang. Tidak peduli seberapa tebal kulit Sooji, dia hanyalah seorang gadis. Terlebih lagi, dia adalah seseorang yang sangat sadar akan citranya.
Myungsoo masih melakukan curah pendapat tentang bagaimana mengubah opini publik saat dia menerima pesan KakaoTalk Sooji.
Anjing Es, kenapa kau meneleponku? Apa kau tahu bahwa aku sekarang benar-benar terseret ke dalam lumpur karenamu?!
Maafkan aku.
Permintaan maaf Myungsoo datang terlalu cepat, membuat Sooji sedikit tidak terbiasa. Dan juga, dia merasa bahwa Myungsoo juga korban dari insiden ini. Bagaimanapun, di mata semua orang di kampus mereka, dia adalah pria yang sudah diselingkuhi.
Advertisement
Dimana kau sekarang?
Aku baru saja melewatkan kelas. Aku akan berlatih. Saat ini, hanya olahraga yang bisa menghilangkan kesengsaraanku.
Aku akan bergabung denganmu.
Jangan. Tidak perlu. Aku akan berada di stadion es. Kau tahu, lebih baik kita tidak saling bertemu dulu untuk sementara waktu.
Ayo kita makan siang bersama.
Hei...
Ajak Sehun juga.
???
---
Bae Sooji memang sudah didorong ke dalam jurang karena gosip itu. Saat dia terbangun, seluruh dunia mengutuknya karena menjadi tumpukan sampah yang berselingkuh dan bermain-main dengan hati dua orang tak bersalah pada saat yang sama.
Apa yang sebenarnya terjadi?!
Dan hal yang paling membuat frustrasi tentang seluruh kejadian ini adalah betapa tidak mungkinnya menjelaskan berbagai hal. Bahkan jika dia menjelaskannya, orang lain mungkin tidak mau mendengarkan.
Dia merasa sedikit lebih baik hanya setelah berseluncur di stadion es di sepanjang hari itu dan membuat dirinya basah oleh keringat.
Ketika dia mengakhiri pelatihan di sore hari, Myungsoo sebenarnya datang untuk menemuinya, bertekad untuk makan siang bersamanya dan Sehun.
Apa yang membuat Sooji lebih tidak percaya adalah bahwa Sehun juga memiliki pemikiran yang sama.
Itulah sebabnya mereka bertiga akhirnya berkumpul secara damai di kantin.
Ketika mereka pergi untuk membeli makanan, Myungsoo ingin memesankan set makan siang untuk Sooji. Dia mengambil kartu makan Sooji sementara Sooji mengambil kartu Kim Myungsoo untuk membantunya membeli makanan siang pria itu. Di tengah jalan, Sooji menyadari bahwa kartu Myungsoo kehabisan saldo. Sooji akhirnya meyuruh orang asing untuk mengisi ulang kartu pria itu sebelum mengembalikan uang kepada orang asing itu secara online.
Ini hanya selingan kecil.
Akhirnya, mereka bertiga duduk di meja yang sama untuk makan. Suasananya begitu santai dan alami sehingga seolah-olah mereka adalah keluarga yang bahagia.
Di kantin, semua orang yang mengikuti gosip segera tercengang oleh adegan ini.
Dan apa-apaan ini? Bagaimana mereka bisa duduk bersama begitu harmonis di saat seperti ini? Bukankah mereka terlalu berpikiran luas? Cukup luas hingga mampu mencakup Samudera Pasifik? Apa yang terjadi dengan alur cerita seorang pemeran utama wanita yang ketahuan berselingkuh? Dimana pergulatan dramatis yang akan terjadi ? Bukankah adegan ini terlalu damai?
Namun, ketiga protagonis yang terperangkap dalam badai gosip ini seolah-olah tampak tidak mendengar bisikan dari kerumunan di sekitarnya. Mereka bertiga tertawa dan mengobrol dengan riang selagi mereka makan.
Huh, dengan kejadian seperti ini, semua orang merasa sangat canggung.
Kerumunan canggung diam-diam mengambil foto dari adegan yang sedang berlangsung dan mengunggahnya ke forum. Awalnya, beberapa orang masih menunggu drama "Kim Myungsoo dan Oh Sehun membuat pemeran utama wanita marah setelah mengetahui kebenaran" untuk dimulai. Pada akhirnya, mereka disambut dengan adegan yang menunjukkan reuni yang begitu damai. Sial!
Karena itu, kecanggungan yang dirasakan oleh kerumunan yang langsung diunggah ke forum berhasil menyebabkan para penggosip yang masih dengan hangat memperdebatkan topik ini menjadi diam.
Setelah beberapa saat tenang, sebuah postingan baru muncul.
[Thread] Minta Bae Sooji menulis buku tentang cara memikat pria — aku mau membayar dengan harga selangit!
Sooji menjelajah forum untuk memeriksa arah diskusi itu dan mulai membaca postingan itu. Ketika dia membaca topik itu, dia tertawa.
Melihatnya tertawa, Myungsoo melengkungkan bibirnya dan bertanya,"Kenapa kau tertawa?"
Sooji tidak menjawab. Sebaliknya, dia mengunci layar ponselnya dan mengangkat kepalanya untuk melihat mereka berdua. Dia menghapus senyum dari wajahnya dan menatap mereka dengan ekspresi serius. "Aku benar-benar berterima kasih."
Myungsoo bersandar di kursinya. "Kau memang harus berterima kasih kepadaku."
Melihat kesombongan Myungsoo, Sooji tertawa dan melambaikan tangannya. "Katakan, apa yang kau inginkan?"
Myungsoo pura-pura mempertimbangkan pertanyaan itu sebentar. Akhirnya, dia mengangkat alis dan berkata,"Aku belum pernah memainkan mesin cakar."
Sooji baru saja akan berbicara ketika Sehun, takut Bae Sooji akan menjanjikan apa pun, menyela,"Aku akan pergi dengan kalian. Aku hebat dalam memainkan mesin cakar."
Myungsoo merasa bahwa kulit Sehun menjadi semakin tebal karena pengaruh Sooji. Dia berdiri. "Aku hanya bercanda. Hanya anak-anak yang suka menangkap boneka dari mesin cakar."
Ketika mereka bertiga meninggalkan kantin bersama, Sooji menukar kembali kartu makannya dengan Myungsoo. Dia memberitahunya,"Oh benar, saldo kartu makananmu habis."
"Hm."
Setelah kembali ke asramanya, Myungsoo memeriksa saldo rekening banknya dan duduk di kursi, tenggelam dalam pikirannya.
Woohyun berjalan ke dalam ruangan dan mendapati Myungsoo kini tampak seperti tugu saat pria itu memegangi dagunya dalam perenungan yang dalam. Dia mengelilingi Myungsoo dua kali sebelum Myungsoo memperhatikannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Myungsoo.
"Hei, apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Bae Sooji? Aku tidak lagi bisa mengerti apa yang terjadi."
"Jawab pertanyaanku dulu," ujar Myungsoo,
"Apa?"
"Apa ada pekerjaan yang bisa menghasilkan banyak uang dengan mudah dalam waktu singkat?"
Woohyun merenungkan pertanyaan Myungsoo sebentar dan memandang pria itu dengan ragu. "Eh, menjual tubuhmu?"
Wajah Myungsoo menjadi suram. Dia menambahkan,"Tanpa menjual tubuhku."
"Kalau benar-benar ada pekerjaan yang fantastis seperti itu, aku pasti sudah lama melakukannya." Woohyun menggelengkan kepalanya tanpa daya. Dia menyalakan laptopnya dan melihat-lihat forum. Setelah beberapa waktu, dia tiba-tiba memukul meja. "Oh, pekerjaan ini sangat cocok untukmu! Ayo, lihat ini!"
Myungsoo bergerak di belakangnya dengan rasa ingin tahu dan menatap layar laptop.
Woohyun menunjuk ke layar dan berkata,"Lihat di sini, Sekolah Seni sedang mencari model. Kau bisa memilih antara setengah telanjang atau benar-benar telanjang. Tentu saja bayarannya berbeda. Sekolah Seni, di situlah semua gadis seksi berada. Jadi, apa kau tergoda?" Woohyun menatap Myungsoo sambil menaik-naikkan alisnya.
Myungsoo tidak tertarik. "Apa ada sesuatu yang tidak mengharuskan aku membuka bajuku?"
"Memangnya apa yang salah dengan itu?" Woohyun membalikkan tubuhnya dan bersandar di belakang kursinya untuk memberi ceramah. "Ini untuk seni. Bagaimana kau bisa menyebutnya dengan telanjang? Terlebih lagi, kau akan menanggalkan pakaianmu untuk para gadis di Sekolah Seni — orang lain yang ingin melakukan hal yang sama tidak akan mendapatkan kesempatan!"
"Aku tidak ingin telanjang."
Woohyun sangat bingung. "Kenapa? Apa kau menjaga tubuhmu untuk Bae Sooji? Dia sudah berkencan dengan pria lain. Apa kau benar-benar tidak keberatan?"
"Aku bisa menjaga tubuhku untuknya," jawab Myungsoo tenang, membuat Woohyun tercengang,
Advertisement
- In Serial23 Chapters
Saga of Fallen Kings, Book I: The Revenant Prince
The Philosopher King once conquered the known world, his power seemingly unlimited and his armies inexhaustible. Since that time his might has slowly unravelled, and his once steadfast empire has begun to crack, splinter and devour itself. In the isolated Southern Realms, where even magic has abandoned them, none of that matters. For years it has been filled with warring kingdoms, where as many kings die to the blade as to old age, and constant battles tear apart the land. When one such kingdom invades its old enemy, the King and his heir, Prince Caden, are killed. Unable to accept the loss of his family Prince Arian is broken, and when the Philosopher King stretches out his hand in aid, Arian takes it without a second thought. When Caden wakes from death, he's different. His eyes and soul have changed, and he finds a world filled with friends who no longer trust he's even human. Suddenly thrust onto the throne and indebted to the Philosopher King, Caden has no choice but to keep going - he must finish what his father started, and try to survive the machinations of the figure who now owns his fealty. Meanwhile something beyond death stirs for him, desiring nothing more than to drag him back into its embrace. Author's Note: This story used to be known as "A King of his Own", but after some consideration I have decided to rebrand it. The first reason is that I was growing increasingly dissatisfied with the title. The second is that I have come increasingly to view this story as a 'saga' containing multiple 'books' rather than one long, continuous publication, and as I did so I realized that as I was quickly getting to a point in the story where I wanted the first 'book' to end. This doesn't mean I'm going back on the things I said below - they're just going to continue in the next book of the Saga of Fallen Kings. :) Also, be aware that I do plan to edit this at some point. Though I take care to squash out any obvious errors when I proof-read, and do simple edits in that process, at some point I'm almost certainly going to do large edits that might significantly change parts of the story. Old author's notes: This started as a completely random writing session. There was no purpose or direction, but as I kept typing an entire world began to form in my mind that I knew I had to write about. My plan is to turn this story into a veritable medieval fantasy epic that spans an entire world, follows multiple character and storylines, and takes place over many years. The story has quite a grounded, almost 'realistic' start, but many more fantastical elements will be introduced, expanded upon and become central to the narrative. I have ideas for this story that make me genuinely excited and I hope you enjoy my work as much as I enjoy writing it, and join me on what will hopefully become a truly massive fantasy epic. If you do enjoy this story please consider following, rating and leaving a review. I'm also happy to answer any questions or comments you have. (Cover image is an edited version of free stock art found: here.)
8 205 - In Serial7 Chapters
Steel Cities
guess im changing things around again
8 179 - In Serial24 Chapters
Chosen of Silver
In the lands of Neden, children with gates--birthmarks able to accept and hold the power of soulstones--are collected every five years, when they reach age fifteen to nineteen. It is nearly time for the newest cohort to be celebrated and then conscripted, and with that day looming, those whose lives are about to change wait impatiently for their destiny to arrive...or try to find a way to avoid it: Cal, a refugee from the nation of Caas, doesn’t want to go to Kellingherth to gain the powers of man, beast, or element, and he certainly doesn’t want to join the war efforts after that. The only things he’s dying for are a good drink, dance, and girl, in no particular order. His best friend Raff prefers his sweat to come from a hard day's training than an evening carousing and wishes Cal did, too. He wants to accomplish more with his life than becoming a simple palace sentry like his estranged father and will do whatever it takes to get there. And they are just two of many. When the tenuous peace of the realm is threatened by the arrival of an old enemy, these young chosen will likely be swept up in events rather than prevent them, but the future cannot be rushed or escaped, only experienced.
8 258 - In Serial8 Chapters
Viking Rune Smith
Ragnarok is coming. To save this world, I mastered the secret rune magic, crafted the most powerful weapons and armor ever devised, and enslaved every living soul to me. Now, all men serve me, and all women desire to bear my powerful offspring. I am the All-Father, the Rune Smith. The God King. The only one standing between the end times and life everlasting. But once, my name was Aaron, and I came from a world named Earth and an Alaskan village named Talkeetna. This is my saga.
8 134 - In Serial12 Chapters
The death ( Reapertale Fanfiction )
( Reapertale belong to renrink ! )
8 135 - In Serial23 Chapters
♡~Garrence One Shots~♡
A collection of one shots of my OTP: Garrence!~ Please feel free to request any ideas you have! My only rule is no lemons!
8 86

