《LOVENEMIES [END]》38 - Tingkat Kesulitan: Sulit
Advertisement
Baru pada hari berikutnya, ketika Bae Sooji melapor ke sayap barat dan mendapatkan sepatu seluncur es, hatinya yang sangat tegang akhirnya menjadi lebih santai.
Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan.
Pada saat yang sama, rasa ingin tahunya terguncang.
"Pelatih Kim, boleh aku tahu kenapa kau berubah pikiran?" Sooji tidak bisa menahan rasa ingin tahunya dan bertanya dengan tenang.
"Dari pada membuang energi untuk merenungkan hal itu, kenapa kau tidak berusaha untuk memikirkan bagaimana caranya mengembalikan otot-ototmu dalam waktu yang singkat?" Pelatih Kim menunjuk ke tumpukan barang yang dipegang Sooji. Dia mengetuk kotak yang diatasnya terdapat sepasang sepatu seluncur. "Sepasang sepatu seluncur ini harganya 4.800 won."
Sooji tahu harga sepatu itu. Dia juga memiliki sepatu seperti itu dan biasanya dia akan membawa sepatunya sendiri ke gelanggang es untuk pamer. Tapi, dia sudah menggunakan sepasang sepatu seluncur itu untuk waktu yang lama dan sudah waktunya untuk mengganti dengan yang baru.
Ini adalah kelemahan terbesar dari olahraga es, terlalu banyak uang yang dibutuhkan. Seluncur cepat sudah dianggap paling murah dibandingkan yang lain. Misalnya, seluncur indah Oh Sehun mengharuskannya untuk memiliki tim sendiri dan melibatkan orang-orang untuk merancang pakaiannya secara khusus dan membuat koreografinya. Selanjutnya, melihat pada Kim Myungsoo yang melakukan hoki es selama bertahun-tahun, dia sudah bisa membayar biaya kuliahnya, hanya dari biaya peralatannya dan biaya pelatihnya saja. Selain itu, dia akan pergi ke luar negeri untuk pelatihan setiap tahun dengan Kanada yang akan menjadi negara yang paling sering dia kunjungi.
Jika orang tersebut tidak berasal dari keluarga kaya, tidak ada yang mau membakar uang mereka seperti itu.
"Pelatih Kim, aku tidak akan mengecewakanmu." Setelah berkata demikian, Sooji pergi untuk menyimpan barang-barangnya. Dia tidak akan berseluncur untuk sementara waktu. Sore ini, dia akan melatih otot-ototnya dan keseimbangannya.
Ada beberapa orang di tempat latihan itu dan hampir semuanya adalah atlet. Sementara Sooji berlatih, dia bisa merasakan tatapan jijik yang dilemparkan padanya dari segala arah.
"Katakan, apa cara tercepat untuk mendapatkan otot?" Saat makan siang, Sooji bertanya pada Myungsoo. Dia menghela napas panjang. "Aku tidak percaya bahwa aku mengatakan ini, tapi aku sebenarnya sedikit merindukan nama panggilanku 'Hulk'."
Myungsoo menunjuk ke nampan makan siang Sooji. "Kau menanyakan ini padaku sambil makan daging babi asam manis dan daging babi merah rebus?"
Advertisement
"Ah, aku terlalu lelah hingga menjadi lupa." Melihat makanan di piringnya, Sooji merasa sedikit enggan memikirkan makanan lezat yang harus berpisah dengannya. Dia bertanya,"Aku bahkan tidak boleh memakan babi merah rebus? Sebelumnya, aku bisa makan daging babi merah rebus saat aku masih melakukan seluncur cepat."
"Pada tahap ini, itu tidak cocok untukmu. Karena kau sudah lama tidak berseluncur."
"Oh, baiklah." Sooji menarik napas dalam-dalam dan memperkuat tekadnya. "Ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Aku akan menganggapnya sebagai perpisahan resmi." Sambil mengatakan ini, dia merentangkan sumpitnya ke arah babi merah rebus.
Dengan cepat, Myungsoo menggunakan sumpitnya untuk mencegat dan menutup sumpit Bae Sooji.
"Bukan perpisahan, tapi pemakaman." Myungsoo menyapu semua babi merah rebus milik Sooji ke piringnya sendiri.
Sedangkan untuk babi asam manis Sooji, Myungsoo membuangnya ke tempat sampah.
Sooji menatap Myungsoo dengan kecewa.
Myungsoo menyadari bahwa gadis itu sangat jengkel. Mata Sooji kini berkilau dan itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Myungsoo memegang dahinya. Akhir-akhir ini, dia terus merasa bahwa Sooji tampak menggemaskan. Pasti ada yang salah dengan otaknya.
Baiklah kalau begitu. Jika ini masalahnya, dia harus mengakuinya.
Myungsoo kembali ke kios-kios kantin dan membantu Sooji untuk membeli satu set makanan baru. Ketika dia kembali, dia melihat Sooji menatap kosong pada daging babi merah rebus pada nampan Myungsoo, tetap gadis itu tidak menyentuh sumpit sama sekali.
Myungsoo menggerakkan jarinya di atas daging babi merah rebus dan daging babi asam manis yang ada di nampannya. Dia menghitung daging itu sepotong demi sepotong. Setelah Myungsoo selesai, dia menyimpulkan,"Bagus, tidak ada daging yang hilang."
Sooji tidak akan membiarkan Myungsoo menyiksanya. Sooji menunjuk ke babi merah rebus itu dan berkata,"Sebenarnya, aku sudah menjilat setiap bagian dari babi ini."
Myungsoo baru saja menikmati daging babi merah rebusnya dan dia tidak peduli. Ketika selesai, dia bahkan mengulurkan lidahnya untuk menjilat sudut bibirnya. Dia menyeringai, jelas sekali pria itu mencoba untuk memprovokasi Sooji.
"Aku masih tidak mengerti satu hal," kata Sooji.
"Oh?"
"Bagaimana kau bisa hidup sampai sekarang tanpa dipukuli sampai mati?"
"Aku selalu memiliki keyakinan kuat."
"Oh?"
"Bahwa jika seorang Bae Sooji bisa melakukannya, aku juga bisa."
Kim Myungsoo, 1 poin.
Setelah makan siang, Myungsoo memberitahu Sooji,"Penampilanmu hari ini tidak terlalu buruk. Aku punya hadiah untukmu."
Advertisement
Sooji tidak bisa mempercayai kata-kata Myungsoo.
Benar saja, pria itu tidak mengecewakannya, Kim Myungsoo membelikannya alpukat.
Alpukat!
Dengan rasanya yang eksotis, Sooji selalu bertanya-tanya tentang metode memalukan yang digunakan alpukat untuk menyamarkan diri mereka sehingga diklasifikasikan sebagai buah.
"Kau bisa menelan makanan berlemak. Tapi, 'lemak superior' yang memenuhimu lebih disukai oleh tubuhmu. " Myungsoo kemudian memberikan alpukat itu pada Sooji.
Sooji sedikit tidak mau menerima alpukat itu. "Aku pikir aku tidak layak mendapatkan "lemak superior" ini. Aku akan makan lemak dengan kualitas yang lebih rendah."
"Keberatanmu tidak valid." Melihat bagaimana wajah Sooji mengerut karena keengganannya sendiri, Myungsoo mengambil tangan Sooji dan memasukkan alpukat ke dalam tangan gadis itu.
Tangan Sooji jauh lebih kecil dari tangannya. Kulit di punggung tangannya lembut dan halus. Ketika Myungsoo memegangnya, sensasi itu membuatnya sedikit enggan untuk melepaskan tangan gadis itu. Ketika pria itu melepaskannya, ujung ibu jarinya tanpa sadar berlama-lama sejenak di daerah antara ibu jari dan jari telunjuk gadis itu.
Perhatian Sooji tertuju pada alpukat. Rasa jijik terlihat jelas di wajahnya.
Kim Myungsoo berkata,"Minggu depan dan seterusnya, kau akan ikut denganku untuk latihan tambahan."
Sepanjang minggu berikutnya, Sooji mematuhi ramuan diet yang ditetapkan oleh Myungsoo dan mengikuti pria itu untuk latihan tambahan. Setiap hari, Sooji akan berakhir kelelahan seperti seekor anjing. Tidak peduli selelah apa fisik tubuhnya, Myungsoo tampaknya sangat ingin mengurangi semangat Sooji.
Suatu ketika, mereka berdua berada di lapangan olahraga dan menaiki tangga ke samping. Latihan ini sangat bagus untuk melatih otot-otot kaki. Sooji berjalan lambat dan bukannya memotivasi atau menghiburnya, Myungsoo mengeluarkan sate babi merah rebus dan melambaikannya di depan Sooji. Dia mengejek,"Kau harus lebih cepat jika kau mau memakan ini."
Sooji marah. Apa Myungsoo sedang memperlakukannya seperti seekor anjing yang sedang dibawa jalan-jalan? Dia menggertakkan giginya dan menatapnya tajam. "Kim Myungsoo, aku akan membunuhmu hari ini."
Myungsoo berbalik dan berlari.
Sooji mengejarnya.
Mereka berdua berlari menuruni dudukan dan melintasi tanjakan. Ketika Myungsoo berlari di atas rumput, Sooji mengulurkan tangannya dan meraih pria itu. Myungsoo terjatuh ke tanah, membuat Sooji juga jatuh bersama pria itu di atas rumput.
Sooji menyadari dirinya kini mengangkangi tubuh Myungsoo. Sooji mengambil kesempatan itu untuk meraih leher pria itu. "Apa kau masih berani memperlakukanku seperti itu?"
Myungsoo terengah-engah. Dia berbaring di tanah dan menatap gadis itu. "Tidak."
Sooji tidak menyangka Myungsoo akan menyerah begitu cepat. Dia menarik tangannya sendiri dan berniat untuk berdiri. Detik berikutnya, Myungsoo tiba-tiba memutar tubuhnya. Dalam satu gerakan halus, dia memutar posisi mereka dan Myungsoo kini menjadi orang yang berada di atasnya.
Sooji berbaring di rumput. Salah satu lengan Myungsoo ditekuk dan disandarkan di sebelah telinga Sooji. Dia menyelimuti gadis itu dengan tubuhnya.
Sooji mendorongnya. "Apa yang sedang kau lakukan?"
Myungsoo menggunakan tangannya yang lain untuk mengacak-acak rambut Sooji. Lalu, telapak tangannya masih menempel di kepala Sooji saat dia membungkuk dan menatap gadis itu.
Sooji merasa bahwa suasananya sedikit aneh.
Myungsoo tiba-tiba menundukkan kepalanya. Terkejut, tubuh Sooji menegang dan dia menutup matanya dengan cepat.
Keduanya semakin dekat dan semakin dekat. Mereka begitu dekat sehingga sepertinya dada mereka akan bersentuhan saat Sooji menarik napas dan dadanya naik. Sooji berusaha untuk melepaskan dirinya. "Hei!"
"Jangan bergerak." Myungsoo terus menekan Sooji dan menundukkan kepalanya lebih dekat pada Sooji.
Bibir Myungsoo hampir menyentuh jembatan hidungnya. Pada jarak sedekat ini, pria itu berhenti selama beberapa detik. Lalu, dia berkomentar,"Masih di sini?" Saat Myungsoo berbicara, dia dengan santai menekan titik di kepala Sooji dengan ujung jari-jarinya.
Ada bekas luka di sana. Tersembunyi di bawah rambutnya, biasanya luka itu tidak bisa dilihat. Bekas luka itu adalah hasil dari Sooji bermain dengan cabang-cabang pohon ketika dia masih kecil. Pada saat itu, Sooji berlumuran darah dan itu membuatnya tampak seperti dirinya sudah melukai kepalanya, membuat semua orang terkejut.
Selama insiden itu, Myungsoo membuntuti di belakangnya dan membantu mengambil cabang-cabang pohon. Dia juga tidak tahu kenapa mereka mengumpulkan ranting-ranting pohon setelah masalah itu terjadi.
Setelah melihat bekas luka itu, Myungsoo melepaskan Sooji. Keduanya berdiri dan mendapati semua orang di dekat mereka menatap mereka.
Sooji menyentuh hidungnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia berbalik dan berjalan pergi.
Myungsoo mengikuti di belakang dengan santai. Setelah berjalan beberapa saat, dia tiba-tiba mengeluarkan tawa.
Sooji memutar kepalanya dan menatap Myungsoo. "Apa yang kau tertawakan?"
"Baiklah. Aku akan mengatakannya." Myungsoo menundukkan kepalanya, tatapannya yang jernih mendarat dengan jelas di wajah gadis itu. "Kau tidak mungkin berpikir bahwa aku akan menciummu, 'kan?"
"Gila," ujar Sooji kesal.
Advertisement
The Blessed Child
The Ravine. A wide gap which tore through the plains of Maur several thousand years ago and has acted as a boundary between the countries of Solar and Tyne. It has been a place of mystery, fear, and to many- a place of potential treasure. Many adventurers have braved its walls and climbed into the maw in hopes of finding glorious rewards, only to never be heard from again. A young boy, the son of a nobody adventurer, decides that the stories aren't quite enough and wishes to see them for himself. Carrying nothing but a few supplies and his imagination, he descends into the black. But what will he find beneath the surface? Will there be beautiful flowing waters and lush greenery? Crystals worth thousands? Or will it all just be a hoax, a lie, and will he find nothing but stone and darkness. Disclaimer: Not a Necromancy Story.New Chapters/Updates posted on Saturdays. [Author's Note, 5 June 2022: Early Chapters are undergoing revisions. New Chapter releases are on hold until complete. Thank you for your patience.]
8 220Apex Legend in Another World [Litrpg/Dungeons]
Pretty much your typical cliche 'Another World' type novel but with Apex Legend. A gamer named Sammy Rwen accidentally blew herself up and reincarnated into another world with a System. This is a world of Adventuring and Dungeons. I don’t own anything related to Apex Legend, this is a fanfiction created by me. I also don't own anything I reference in the story.
8 206I am succubus' favorite food
Arseny's father is considered a monster by all who know him, but no one knows that his greatest achievement was to impregnate a succubus that caused Arseny to have a genetic inheritance that will lead him to be persecuted by everyone in the demon world "Arseny make a contract with us. We will give you the greatest pleasure of all, as well as the protection and guidance of all succubus"
8 134The best mistake I ever made
Sometimes true love exits, but maybe your just not looking hard enough.The same old stupid dumb old motto. I just hate it. ok so maybe i hate just about everything but i hate love the most. love? really? is love really gonna take my problems away? anyway my name is maddie manchester. i live in swellview with my uncle ray. yes my parents left me when i was very little. now don't get me wrong uncle ray is the best uncle in the world! he's also the towns superhero captain man. when i was younger i told my uncle i would be his sidekick and he always said yes. ha i fell for that! on my 13th birthday uncle ray hired henry hart to be his side kick! that day i always hated henry. but when one day he saves me. yeah lets just say i fell for him..And once we found out the truth there was no stepping back.
8 146Her Innocent Love
He is definition of perfectionShe is definition of innocentHe is mature and responsibility She is childish and had a don't care policy He have complete familyShe is orphan He is genius She is averageThey both are totally different and opposite from each other but that doesn't been a barrier for her to fall in love with him. She was in love with him before she meet him while for him she is just a distraction.This is very cute romantic love story of Divya and Arjun.It is unedited version(Start : 14/2/2021)(End : 15/4/2021)
8 62Inso's Law: The Other Protagonist
✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧life for shin aera was supposed to only be comprised of two things: her, being a complete perfectionist due to the upbringing of her childhood, and her very loyal best friend, ham dan-i.therefore, when the universe suddenly took a turn and threw both girls into an unknown world filled with ethereal people who claimed to be part of their mundane lives, shin area simply didn't know how to say no.✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧[inso's law x female!oc][reverse harem x female!oc][warning: book will contain mentions of anxiety]
8 128