《LOVENEMIES [END]》37 - Naik dan Turun
Advertisement
"Kesempatan" yang dibicarakan oleh Kim Myungsoo adalah Pelatih Kim berjanji untuk membiarkan Bae Sooji pergi ke tim seluncur cepat untuk mencoba. Jika Sooji tampil dengan baik, dia akan bisa masuk ke tim dan berlatih sebagai anggota tidak resmi terlebih dahulu. Begitu gadis itu mendaftar untuk sertifikasi atlet dan memperoleh kualifikasi atlet tingkat kedua atau lebih, Sooji akan dapat bergabung sebagai anggota resmi.
Sooji berlatih beberapa hari sebelumnya untuk uji coba. Dia tidak berani berlatih terlalu keras karena dia khawatir akan melatih dirinya sendiri secara berlebihan. Sudah cukup lama sejak terakhir kali dia diharuskan berolahraga dengan intens.
Dalam sekejap mata, itu sudah hari Jumat sekali lagi.
Sooji mengikuti Myungsoo ke sayap barat. Ini adalah kedua kalinya dia ke daerah ini. Saat sebelumnya dia di sini, dia bahkan bertingkah seperti bajingan pada Myungsoo. Sangat memalukan.
Tempat latihan untuk tim seluncur cepat berada di dekat tempat latihan Sehun dan tim seluncur indah. Myungsoo membawa Sooji ke pintu tempat latihan dan dengan santai menunjuk ke dalam. "Pergilah ke dalam. Katakan saja kau sedang mencari Pelatih Kim."
Sooji berdiri terpaku di tempat itu. Dia tampak sedikit ragu-ragu dan berbicara dengan terbata-bata,"Bagaimana kalau, ehm, kau masuk denganku untuk melihat-lihat?"
Myungsoo menunduk dan mengawasinya dengan tangan bersilang. Matanya tertuju pada gadis itu selama beberapa saat sebelum menaikkan sudut bibirnya. "Jadi... kau juga takut?"
Sooji berpikir ini bukan masalah ketakutannya. Dia hanya merasa bahwa kehadiran orang lain bisa memperkuat keberaniannya.
Sooji berdiri di sana dalam diam. Dari keragu-raguannya, Myungsoo bisa merasakan bahwa gadis itu sedang malu. Dia dengan santai mengusap kepala Sooji.
Sooji menganggap bahwa Myungsoo tidak mau menemaninya. Karena itu, dia menguatkan dirinya, berbalik dan melangkah ke tempat latihan.
Myungsoo merentangkan kakinya yang panjang dan mengikuti di belakangnya tanpa tergesa-gesa. Sosok Myungsoo tinggi dan langkahnya panjang, jadi apa yang menurut orang-orang adalah kecepatan berjalan normal, baginya itu adalah berjalan lambat dan santai.
Kim Yoojin saat ini mengawasi latihan tim seluncur cepat. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat seorang wanita muda berjalan ke tempat latihan. Gadis itu cukup cantik dengan rambut panjang bergelombangnya dikuncir kuda. Matanya besar dan wajah gadis itu masih mempertahankan sedikit lemak bayi di pipinya. Di belakang wanita muda itu ada Kim Myungsoo. Pria itu kini membuntuti di belakang gadis itu seperti anak anjing yang sangat besar.
Yoojin belum pernah melihat Myungsoo seperti ini sebelumnya. Merasakan betapa anehnya tingkah Myungsoo, dia tidak bisa menahan geli dan tertawa kecil.
Myungsoo melihat Yoojin dan melambai padanya. "Pelatih Kim."
Sooji berjalan dan membungkuk. Dia menyapa,"Halo, Pelatih Kim." Kemudian, dia berdiri tegak dan diam-diam mengamati Pelatih Kim.
Orang-orang mengatakan bahwa putra Pelatih Kim juga berada di universitas ini. Tapi, wanita itu terlihat tampak muda dan memiliki penampilan seperti seseorang yang berada di awal usia tiga puluhan. Rambut bob-nya yang rapi diwarnai cokelat tua. Dia memiliki kelopak mata tunggal yang kecil, bibir tipis dan pipi yang tirus.
Advertisement
Sama seperti Sooji yang mengamatinya, dia juga mengamati Sooji.
Saat Yoojin menyapu matanya pada Sooji dari kepala hingga kaki, senyum tipis muncul di wajahnya tanpa sadar.
Dari hanya tubuhnya saja, gadis itu memiliki postur tubuh yang baik. Proporsi tubuhnya sangat bagus dengan pinggang ramping dan kaki yang panjang. Terutama, kaki gadis itu lurus dan panjang, sempurna untuk seluncur cepat.
Yoojin membiarkan Sooji berganti pakaian yang sesuai dan mengganti sepatunya dengan sepasang sepatu seluncur dan membiarkan gadis itu menghangatkan tubuhnya terlebih dahulu.
Kemudian, sambil memegang stopwatch, dia menghitung kecepatan Sooji.
Pertama 500 meter. Sooji mendorong tubuhnya sekuat yang dia bisa. Ketika dia mencapai garis finish, dia diam-diam melirik Yoojin, hanya untuk melihat alis wanita itu berkerut kecil.
Jantung Sooji berdebar.
Selanjutnya adalah 1.000 meter dan 1.500 meter. Kerutan di dahi Yoojin semakin dalam.
Akhirnya, Sooji menghela napas secara perlahan.
Sooji juga tahu bahwa hasilnya tidak ideal. Gadis itu keluar dari arena es dan saat dia berada di sebelah Yoojin, dia berkata dengan suara kecil,"Aku belum berlatih untuk waktu yang lama."
"Sudah terlihat jelas," kata Kim Yoojin.
Sooji menjadi lebih sedih.
"Pergilah ganti pakaianmu terlebih dahulu. Kita akan memeriksa ototmu."
"Baik!"
Setelah pemeriksaan otot, Yoojin membalik buklet di tangannya. Sooji berdiri di samping. Seolah-olah dia sedang menunggu putusan hakim, dia merasa sangat gugup dan dia hanya bisa menarik napas secara perlahan dan pendek.
Pelatih Kim berhenti sejenak untuk mempertimbangkan kata-katanya sebelum membuka mulutnya. "Hm, penampilanmu tidak buruk."
"Terima kasih, Pelatih Kim."
"Tapi itu sudah terlalu lama sejak kau terakhir kali berlatih. Kinerja ototmu sudah menurun sangat banyak. Dibandingkan dengan atlet profesional, perbedaannya cukup besar. Apa kau mengerti apa yang kukatakan?"
"Aku... Aku akan bekerja keras!"
Yoojin menatap mata Sooji, matanya terbakar dengan ketulusan hati yang tulus. Tiba-tiba wanita itu mendapati dirinya tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Ia adalah seorang ibu, ketakutan terbesarnya adalah melihat ekspresi terluka dari buah hatinya.
Meski demikian, apa yang harus dikatakan tetap harus diucapkan. Yoojin menghela napas dan melanjutkan,"Kau mengatakan bahwa kau bersedia bekerja keras, tapi apa kau bisa menjamin bahwa upayamu akan membuahkan hasil? Bahkan jika hal itu terjadi, berapa lama? Olahraga es membutuhkan investasi finansial yang besar. Ini berarti bahwa timku menghadapi tekanan luar biasa untuk memiliki hasil untuk menunjukkan itu. Ini adalah sesuatu yang juga harus dilihat jelas oleh Kim Myungsoo, harapan yang dihadapi tim hoki es bahkan lebih tinggi. Kami tidak mampu menghabiskan waktu dan uang untuk... Bagaimana aku harus mengatakan ini? Seseorang yang kami tidak yakin akan seperti apa hasilnya di masa depan, apa kau mengerti?"
"Aku..."
Yoojin menutup bukletnya. "Aku tersentuh oleh hasratmu terhadap seluncur cepat. Tapi, aku sangat menyesal. Aku tidak bisa menerimamu ke dalam tim."
Sooji tidak tahu bagaimana dia berhasil keluar dari stadion es. Saat dia berjalan, dia melihat bayangannya di lantai. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia menemukan bahwa dia sudah berdiri di bawah matahari.
Advertisement
Terpesona oleh sinar matahari, dia menggosok matanya, menundukkan kepalanya dan terus berjalan.
Dia benar-benar tahu hal ini akan terjadi. Tetap saja, dia tidak bisa menahan perasaan kesal ketika menghadapi penolakan yang sebenarnya.
Sedih sekali sehingga dia merasa ingin menangis.
Myungsoo berdiri di sisinya. Dia menatap gadis itu. Kepala Sooji tertunduk dan Myungsoo hanya bisa melihat rambut hitam gadis itu yang mengkilat. Cara dia menundukkan kepalanya dengan lemah benar-benar membuatnya terlihat seperti ayam jantan yang kalah berkelahi.
Myungsoo merasa sedikit aneh. Biasanya, dia benci melihat Sooji berkeliaran dengan kesombongannya yang tak terkendali. Ketika gadis itu berjalan tegak dengan segala kesombongan yang dimilikinya, Myungsoo tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memiliki keinginan untuk membuat gadis itu menundukkan kepalanya. Tapi, sekarang, saat gadis itu benar-benar menundukkan kepalanya, dia menyadari bahwa dia tidak tega melihat Sooji seperti ini.
Myungsoo menggosok kepalanya dan merasa ingin menampar dirinya sendiri.
Keduanya berjalan seperti itu dalam diam, tak satu pun dari mereka yang memutuskan untuk membuka suara.
Ketika Sooji sedang mengambil sepedanya, Myungsoo tiba-tiba meraih lengannya. Dia berkata,"Tunggu di sini."
Sooji mengangkat kepalanya. "Ah?" Belum pulih dari pukulan penolakan dari Pelatih Kim, baik tindakan maupun reaksinya menjadi sedikit lambat.
"Tunggu aku di sini. Jangan pergi kemana-mana." Setelah berkata demikian, Myungsoo berbalik dan berlari kembali, masuk ke stadion es.
Pria itu berlari sangat cepat dan pergi dalam sekejap.
Sooji memegang kunci sepeda di tangannya. Dia menatap kosong ke arah sosok Myungsoo yang menghilang dan bergumam,"Apa yang dia lakukan?"
Meskipun dia bingung tentang apa yang terjadi, Sooji menunggu sesuai instruksi pria itu karena dia tidak punya rencana lain di sore hari.
Sekitar sepuluh menit kemudian, Myungsoo bergegas kembali.
Ada sedikit senyum di wajahnya saat dia berdiri di bawah sinar matahari dan mengawasi Sooji.
Sooji bingung. "Apa?"
Dia menyeringai. "Pergilah melapor besok."
Sooji tidak bisa menangkap apa yang sedang terjadi. "Melapor untuk apa?"
"Apa kau bodoh?" Myungsoo mendorong pelan kepala Sooji. "Tentu saja melapor untuk seluncur cepat."
"Kau yang bodoh. Bukankah Pelatih Kim sudah mengungkapkannya dengan jelas sebelumnya? Aku sudah ditolak!"
Myungsoo menyilangkan tangannya. "Aku baru saja kembali dari memohon padanya — dia berubah pikiran."
"...Benarkah?" Sooji hampir tidak bisa mempercayai telinganya. Suasana hatinya yang awalnya jatuh ke kedalaman lembah tiba-tiba melonjak. Jantungnya mulai berdebar kencang dan dia menelan ludahnya. Memikirkan hal ini, dia takut Myungsoo hanya bercanda dengannya. Karena itu, dia melemparkan tatapan was-was pada pria itu. "Kim Myungsoo, jangan bercanda denganku. Aku akan meledak tepat di depan matamu jika kau masih bercanda denganku tentang hal ini!"
"Aku tidak bercanda. Tapi, tim tidak akan bisa membiayaimu dan kalau kau tidak berhasil menjadi atlet tingkat kedua dalam waktu setengah tahun, kau perlu mengganti mereka untuk kerugian tersebut."
Tampilan kecurigaan masih melekat di wajah Sooji. "Aku masih belum percaya. Sebelumnya, Pelatih Kim sudah menolakku dengan jelas tanpa membiarkanku bernegosiasi. Apa yang sebenarnya kau katakan untuk membujuknya?"
Ekspresi Myungsoo sedikit misterius. "Aku membayar cukup besar untuk ini."
Sooji berjalan sedikit lebih dekat. Dia memeriksa,"Seperapa besar?"
Myungsoo meliriknya dari sisi matanya. Dia melihat bahwa mata gadis itu berkilau seperti mata seorang gadis kecil yang penasaran. Dia menyeringai dan mengangkat tangannya untuk mengetuk kepala Sooji. "Kau akan mati karena terkejut kalau aku mengatakannya."
Sooji segera melindungi kepalanya dengan tangannya. Mempertimbangkan bagaimana Myungsoo baru saja melakukan bantuan besar padanya, dia memutuskan untuk memaafkan pria itu tanpa ragu-ragu.
Lagi pula, suasana hatinya kini meningkat secara drastis. Dalam satu hari, dia mengalami kecemasan dan kegembiraan yang luar biasa — pasang surut ini lebih mengasyikkan dari pada mengendarai roller coaster. Begitulah hidup!
"Kim Myungsoo, aku benar-benar harus berterima kasih." Masih melindungi kepalanya, Sooji menatapnya berseri-seri.
Myungsoo mengangguk. "Kau benar-benar harus berterima kasih padaku."
"Aku akan mentraktirmu makan."
"Tulus sekali."
"Kau bisa memilih tempatnya!"
Myungsoo mengangkat bahu. "Kita adalah atlet. Makanan bukan prioritas kita."
"Eh?" Sooji mengetuk dagunya dengan jari saat dia mempertimbangkan apa lagi yang bisa dia lakukan. Pada akhirnya, dia berkata. "Katakan, apa yang kau inginkan?"
"Aku menginginkanmu—" Dia dengan sengaja menggantung kata-katanya dan berhenti sejenak. Akhirnya, dia melanjutkan,"Untuk terus menjadi pesuruhku."
"Kau... Kau..." Sooji marah sambil mengarahkan jarinya ke arah Myungsoo. Ekspresi kesadaran terlihat di wajahnya. "Bagus sekali, Kim Myungsoo! Jadi itu yang kau lakukan!"
Kim Myungsoo menatapnya dengan senyum menawan, wajahnya tampak polos.
Sooji mengangkat jari lain dan membentuk tangannya menjadi tanda V sebelum mengangkatnya. Kim Myungsoo sedikit bingung dengan apa yang sedang terjadi. Namun, dia menganggap tanda isyarat V itu sebagai pertanda baik.
Kemudian, sambil menyipitkan matanya, Sooji menarik jari telunjuknya perlahan sehingga hanya jari tengahnya yang berdiri.
"Pfft..." Myungsoo tertawa. Dia merentangkan lengannya, menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya untuk melingkari pergelangan tangan Bae Sooji dengan longgar dan menjabat tangan gadis itu. Dia bertanya, "Apa kau tahu apa artinya gerakanmu ini?" Dia bersandar sedikit lebih dekat dan menundukkan kepalanya. Dengan suara rendah, dia berbicara dengan langkah yang tidak terburu-buru,"Kau. Ingin. Tidur. Denganku."
Sooji menatap Myungsoo dengan tajam. Gadis itu kemudian berbalik dan berjalan pergi.
Tangannya masih memegang kunci sepeda.
Di tempat yang sama, kepala Myungsoo masih tertunduk dan tubuhnya bergetar dengan tawa yang tertahan.
Sinar matahari sore yang hangat menyinari bagian belakang telinganya. Di tempat paling sensitif pada kulitnya, ada semburat warna merah muda berwarna terang.
Advertisement
Beastmaster of the Ages
Even in his dreams, Li Tianming can’t stop himself from laughing! Why? Because, his family pets are all the Primordial Chaos Beasts of myth! That teeny weeny little chick over there is actually the Aeternal Infernal Phoenix that eats suns! His black cat is the Genesis Chaos Thunderfiend that refines worlds with its lightning. The cockroach, well, it’s the Myriad Worlds Deathless Beast that possesses trillions of undying clones… Followed by his menagerie of pets, Li Tianming begins his ascension to become the number one beastmaster of the ages. He journeys across the many worlds, only one thing remaining constant. No one is ever ready for the likes of his pets! After all, who’s ever prepared to fight a chicken and its fellows…
8 612Hiraeth: Promise of the World
On a rainy night, a young woman is transported to the enchanting world of Sol'h'meyr. Thrilled to be freed from the shackles of monetary survival and societal expectations on Earth, she embraces her newfound existence and magical powers bestowed. But the rose-tinted fantasy life she always dreamed of turns out to be a stark reality that poses to kill her if she doesn't adapt and let go of her past. Essairyn battles both cripping nostalgia and imminent danger in her journey from the Spirit and Demon Forest to the human realm of As'pyze. Disillusionment leading to anger has erupted into violence across the deceptively peaceful land. New friends and allies gather by her side, but tragedy and betrayal lurk closer than she realizes. Hiraeth is the idyllic beginning tainted with dark shadows in the epic fantasy series, Singularity Cycle. [ – Now Completed with upcoming minor revisions before second book – ] + complex character relationships and growth + realistic quirky magic system + unique mythical creatures + deeply developed world lore + evocative writing style + cute sassy fox sidekick - Original Book Cover Art by Chryiss Rewritten final version of formerly named Canaan series and first book, My World to Live. After a long wait and major changes, the first book in the series is retitled Hiraeth: Promise of the World. Thank you to all readers that joined me since I began posting this story two years ago. Your support is what motivated me to never give up my dreams. [ Major Tags: Action, Adventure, Drama, Fantasy, Mystery, Psychological, Romance, Tragedy, Female Lead, Grimdark, High Fantasy, Magic, Mythos, Portal Fantasy, Isekai, Progression, Reincarnation, Secret Identity, Strong Lead, Epic Fantasy, Spirits, Demons, Monsters, Fairies, Dragons, Kingdom, Parallel Dimension, Mage, Knight, Royalty, Philosophy, Friendship, Slow Burn, Mythical. + Major Tags not in Book 1 but later in Series: Supernatual, Science Fiction, Ruling Class, School Life, Time Travel, War and Military, Vampires, Dimensional Travel. Minor Tags: Comedy, Horror, Artificial Intelligence, Cyberpunk, Dungeon, Dystopia, Loop, Steampunk, Virtual Reality, Villainous Lead. ] Additional Notes: The series, Singularity Cycle, is a passion project dating back to 2016. The original version of the first book was published on RR in 2019 and has since seen multiple revisions based on reader feedback with this one as the final and official fourth version before the second book. While the entire series story has undergone major changes in the last year, all books have been planned since the beginning of writing. It is also my second wish to eventually make this story into a webcomic, either by myself or with a team if possible. Thank you for taking this journey with me, and enjoy reading! ( You can alternatively read books in the series as standalone fictions, but they connect to one another though a running theme and mystery that evolves and progresses with the main character. ) Alternate Blurb for the Singularity Cycle series: Essairyn had never felt truly alive on Earth. It felt like something was missing ever since she was born, but even after nearly 20 years of mundane living, she could never pinpoint what this or the emptiness in her heart was. Suddenly, she awakens in a grandiose, primordial forest and encounters mythical creatures beyond her restless imagination in a parallel world called Sol'h'meyr. She befriends, in particular, a sassy fox-spirit named Akari who reincarnated after three millennia. Essairyn is gifted with abnormal magic, and Akari is being chased by those of her dark past. Together, they set out on an adventure in a world more dangerous than its beautiful facade could hide. Finding new friends along a path riddled with tragedy, Essairyn must learn who to trust as deceit and betrayal lie behind kindly faces. Life in this deceptively promising world slowly spirals down a path of no return. This is not a game, but cruel reality. Her simple adventure became the modest beginnings in a chain of disruptions that tore even the dimensional fabric of time and space. No one, not even Essairyn, was who she thought they were. And not even the fickle gods could change the time-worn destiny of the universes... A single promise shook eternity’s existence.
8 142Runic System
A world that runs with the power of runes. Cultivation to immortality is possible. Legends are possible. A world of martial arts, where survival of the fittest is supreme. EPUB AND PDF FOR THE FIRST VOLUME CAN NOW BE FOUND FOR FREE IN THE LINKS BELOW. shorturl.at/etGIX EPUB shorturl.at/ciFTW PDF (image resolution is worse due to the smaller file size.) Release schedule. (MAY VARY) SUNDAY - chapter 3300~ words average Monday (rare) Wednesday (rare)
8 103Moonlit sky
"Darkness is my greatest ally, moon is my brother and stars are my sisters. I walk across this ruins to win a bet, a bet with God."This is not another reincarnation story! Almost... Currently busy working and will upload every chapter i finish on sundays!
8 143The New Zeitgeist
Awana was the ruler of the sky, the God of clouds and weather before almost all of his power and divinity were stripped away and his body forced into an unending slumber. It was not until millenniums later when a tribe of elves who worshipped him in the ancient past awoke him. He was awakened into a new era where ten gods who also stripped away the divinity from other gods like him abuse their powers. They ruled the world with tyranny; only keeping some kingdoms and mortals who worship them safe while marginalizing others. As it turned out, Awana still has a sliver of his previous powers. Now filled with thoughts of anger and revenge, he plans to create a kingdom of heretics cast away by the gods, revive other fallen gods like him to join forces, and finally kill all of the ruling gods. Kingdom Building (a Floating kingdom in the skies and a diverse population) Author's Note: Grammar might be messy. Yes, I am a non-native speaker but I'm not trying to use that as an excuse. I am going to try to improve. Also, I am currently in University so there are times where I might be gone for an extended period of time and other times where I am quite free and able to write chapters. Cover Art from https://www.deviantart.com/kvacm/art/God-Of-Thunder-727825324. If you are the artist and wishes to remove it, please contact me.
8 79Souls of Red
As the sun begins to fade from existence, five protectors are chosen. Their unique blood type is thought to help the Earth regain its strength. Aryn, a prominent surgeon, is unaware of the fateful gift that flows in her. She carries the same blood type as the chosen ones. Hidden truths start appearing, when a letter is sent from her parents, who abandoned her at a young age. Aryn becomes imprisoned by the black words in the letter, and falls into the memories of the past. While Aryn tries to gather the missing clues, more mysteries emerge. After treating an eccentric patient, he presents Aryn with more questions than answers. Aware of the doctor's hidden identity, Louis sends her upon a journey toward her darkest days and deepest truths. Aryn's journey begins with the gift of a strange and life-altering book. Aptly titled 'Rules of Death', it doesn't stop with the exposure of her own identity. The book holds knowledge and power Aryn can only begin to understand. She then realizes the importance of her task: guarding all the manuscript dares to tell. Envious eyes and inquisitive minds threaten everything she's determined to defend. In order to preserve the power of the protectors, Aryn must carry the secrets of the book to the grave. Will she keep the book's mysteries to herself, or will Aryn's secret become a world undoing ?~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~•Highest Ranks•#6 In Mystery, on 13/10/2020•Awards•- 1st place winner in the discovery awards - 2nd place winner in the pantheon awards- Honorable Mention- The Shimmer Awards (2020)
8 97