《LOVENEMIES [END]》34 - Waktu-waktu Itu
Advertisement
Saat makan malam, terlihat jelas bahwa Bae Sooji tidak bersemangat. Baik Kim Myungsoo maupun Oh Sehun tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu dan tidak bisa menghibur gadis itu. Myungsoo berpikir untuk menyuruh Sooji minum sedikit, tapi dia membatalkan niatnya karena ada Sehun diantara mereka.
Setelah kembali ke asramanya di malam hari, Myungsoo mengirim sms pada Kim Jongin.
Siapa Choi Minho?
Teman sekelas SMA-ku. Kenapa kau bertanya?
Apa bosku menyebutkan namanya padamu?
Dia datang ke UNK.
Kenapa?
Aku tidak tahu.
Biar kutanya.
Jongin menghubungi beberapa teman lamanya sebelum akhirnya mengetahui apa yang sedang terjadi. Dia dengan cepat mengirim pesan pada Myungsoo.
Choi Minho datang ke UNK untuk kompetisi pidato Bahasa Inggris. Final Nasional akan diadakan di kampus kita tahun ini. Aku lupa bahwa Bahasa Inggris Choi Minho benar-benar bagus.
Hm.
Kim Myungsoo memeriksa jadwal kompetisi pidato Bahasa Inggris. Babak final akan berlangsung pada pagi hari tiga hari dari sekarang. Itu artinya, pria yang bernama Choi Minho itu akan tiba di UNK paling lambat lusa.
Sooji sepertinya tidak akan memulai kontak dengan Minho. Masalahnya sekarang adalah apa pria itu akan mengganggu Sooji atau tidak.
Myungsoo duduk di kursi dengan kaki bersila, tenggelam dalam pikirannya sambil memegang dagunya. Dengan mata yang sedikit menyipit dan gerakannya yang tanpa sadar sedang menggosok bibirnya dengan jari-jarinya yang ramping, hal itu membuatnya tampak seperti orang mesum.
Nam Woohyun berjalan ke dalam ruangan dan melihat pemandangan ini. Image Kim Myungsoo sebagai "CEO yang terobsesi dengan BDSM" – seperti karakter Christian Grey dalam film "Fifty Shades of Grey" –terpatri jelas dibenaknya. Hal ini bukan tanpa alasan — semua teman sekamar mereka sudah melihat borgol hitam yang disembunyikan di lemari pakaian Myungsoo. Pertama kali Myungsoo mengeluarkan borgol itu, semua orang kaget. Ckckck, jangan pernah menilai seseorang dari penampilannya!
Setelah mereka mengatasi keterkejutan mereka, mereka senang karena Kim Myungsoo ternyata normal. Kalau tidak, berdasarkan penampilan fisiknya saja, mudah sekali bagi Myungsoo untuk mengalahkan mereka bertiga!
Dua hari berikutnya, Myungsoo seperti singa yang berpatroli. Gerakannya sembunyi-sembunyi dan mencurigakan dan dia terus muncul di dekat tempat-tempat dimana Sooji belajar.
Hari pertama, dia tidak menemukan sesuatu yang tidak biasa.
Siang hari pada hari kedua... Heh, ini dia.
Myungsoo duduk di sepedanya dengan satu kaki di tanah. Lengannya disilangkan ketika dia mengamati pria yang berdiri di pintu masuk gedung fakultas Sooji.
Pria itu memiliki tinggi sekitar 1,75 m dan mengenakan kacamata perak. Penampilannya rapi dan memberi kesan seperti orang pintar.
Myungsoo tidak dapat menjelaskan kenapa dia memiliki perasaan yang kuat bahwa pria ini adalah Choi Minho yang Son Naeun bicarakan kemarin.
Setelah melihat Choi Minho, Myungsoo malah membayangkan Oh Sehun dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melengkungkan bibirnya dengan jijik. Gadis itu hanya memiliki satu selera dan seleranya sangat mengerikan.
Advertisement
"Kriiing" —— Lonceng yang mendakan bahwa kelas sudah berakhir berbunyi.
Pria yang diduga Myungsoo bernama Choi Minho itu membersihkan pakaiannya dan melirik ke arah pintu.
Bae Sooji saat ini sedang mendiskusikan apa yang harus ia makan untuk makan siangnya dengan Jung Soojung. "Bihun atau nasi? Tentu saja kita akan makan nasi. Aku ingin makan perut babi merah rebus dan ayam pedas dan juga—" Ketika mereka sampai di pintu masuk, Sooji mengangkat kepalanya dan tiba-tiba berhenti berbicara.
Soojung merasa sedikit aneh. Dia berbalik ke arah Sooji yang sedang menatap dan melihat seorang pria yang tampak rapi dan bersih.
Pria itu tersenyum pada mereka. Kemudian, dia memanggil,"Bae Sooji."
Soojung berjinjit ringan dan diam-diam bersandar di samping telinga Bae Sooji. Tindakan ini adalah tindakan yang sangat obsesif. Soojung tidak tahu apa yang terjadi belakangan ini, tapi dia senang bertingkah seperti ini. "Rajaku, kau masih memiliki penggemar yang lain."
Sooji sekarang lumayan terkenal setelah dia berpartisipasi dalam "Campus Idol". Gadis itu berhasil menarik sekelompok penggemar tak kenal takut yang tertarik dengan penampilannya dan ada banyak orang yang mencoba menjemputnya hari ini. Itu adalah pemandangan yang sudah biasa Soojung saksikan.
Namun, penggemar hari ini adalah...
Soojung merasa bahwa suasana di antara mereka berdua sedikit aneh. Dengan demikian, dia tidak lanjut berbicara dan diam-diam mengamati dari samping.
Setelah melihat Choi Minho, Sooji terdiam beberapa saat. Akhirnya, dia membuka mulutnya. "Kenapa kau di sini?"
"Aku ke kampusmu untuk berpartisipasi dalam kompetisi pidato."
"Oh. Kapan kau datang?"
"Belum lama."
Masih ada senyum tipis di wajah pria itu. Lembut, bersih dan tulus, siapa pun yang melihat senyum ini akan langsung merasa bahwa dia adalah seseorang yang baik hati. Sooji tiba-tiba teringat bahwa pria itu pernah tersenyum padanya dengan cara yang sama tiga tahun lalu.
Sooji merasa sedikit tidak nyaman dan menggaruk kepalanya, tidak tahu harus berkata apa. Pada saat itulah dia melihat Kim Myungsoo. Seperti seekor paus yang berenang santai di seberang lautan, pria itu bersepeda melewatinya dengan santai.
Sooji segera memanggilnya. "Hei, Kim Myungsoo."
Citttt—
Myungsoo segera mengerem dengan cepat. Dia berbalik untuk menatap gadis itu dengan satu alis terangkat.
Sooji mengedip padanya.
Soojung sangat terkesan dengan kedua insan itu. Lebah perlu menari di udara untuk berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Bae Sooji dan Kim Myungsoo, mereka bisa saling memahami dengan sempurna hanya dengan satu ekspresi. Terlebih lagi, komunikasi mereka sudah dikonversi sehingga penonton tidak bisa mengetahui apa yang sedang terjadi.
Dengan kedipan mata Sooji, Myungsoo memutar sepedanya. Dengan satu kaki di tanah, dia menatap Sooji dengan tajam sebelum melakukan hal yang sama pada Minho. Dia bertanya,"Tidak ada perkenalan?"
"Dia teman sekelasku di SMA, Choi Minho."
Advertisement
Choi Minho memandang Kim Myungsoo, matanya dengan cepat menyapu seluruh sosok Myungsoo. "Hai, aku Choi Minho."
"Aku Kim Myungsoo." Myungsoo merasa bahwa tatapan Minho tidak terlalu ramah, tapi dia tidak peduli.
Choi Minho adalah tamu dari jauh. Menjadi penduduk lokal, tidak bisa dimaafkan bagi Sooji untuk tidak mentraktirnya untuk makan setidaknya sekali. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk pergi ke Sky Yard.
Sooji memegangi sepedanya di sisi jalan ketika dia dan Myungsoo menunggu Minho untuk menyewa sepeda. Sedangkan Soojung, dia tidak membutuhkan sepedanya sendiri karena kursi belakang sepeda Sooji secara praktis sudah diberi label dengan namanya.
Sooji menatap Myungsoo dan tanpa suara mengucapkan sepatah kata padanya: Terima kasih.
Myungsoo mengangkat satu jari untuk memanggilnya.
Sooji berasumsi bahwa pria itu ingin mengatakan sesuatu padanya. Karena itu, dia membungkuk dan menghadap telinganya ke wajah Myungsoo.
Myungsoo mencubit pipinya seperti bagaimana dia akan mencubit sepotong adonan. Kemudian, dengan tangan masih di wajahnya, dia menggelengkan kepala Sooji ke kiri dan ke kanan.
Sooji jelas bisa mendengar gemuruh tawa lembut dari tenggorokan pria itu.
"Orang gila," ujar Sooji.
Setelah menyewa sepeda, Minho menegakkan tubuh dan berbalik tepat waktu untuk melihat pemandangan itu. Ekspresinya tampak suram.
Soojung menyaksikan interaksi Sooji dan Myungsoo. Untuk beberapa alasan yang tidak bisa dijelaskan, dia merasa bahwa kehadirannya tidak diperlukan di sini. Soojung tidak pernah sangat menantikan kedatangan Kim Jongin seperti yang dia lakukan sekarang. Dengan begitu, dia tidak akan menjadi satu-satunya obat nyamuk di tempat ini sekarang.
Seolah-olah Jongin mendengar panggilan Soojung, pria itu muncul dengan gagah berani sambil mengendarai sepeda putihnya. Dia berteriak dari jauh,"Bos, apa yang kita makan hari ini?"
Mereka berlima akhirnya berkumpul untuk makan siang. Setelah beberapa saat, Son Naeun juga ikut.
Hal itu tidak bisa dihentikan. Hanya mereka bertiga saja dari SMA mereka yang berhasil masuk UNK. Tidak bisa dimaafkan jika mereka dengan sengaja tidak mengajak salah satu dari mereka untuk mengadakan makan siang untuk Choi Minho.
Naeun melihat Minho saat gadis itu baru saja sampai di Sky Yard. Tidak jelas apa dia melakukan ini dengan sengaja, tetapi tepat di depan Myungsoo dan Sooji, dia menggerutu,"Choi Minho, teman macam apa kau ini? Kau langsung pergi mencari Sooji segera setelah turun dari pesawat dan kau bahkan tidak membalas pesanku."
"Aku sudah membalas pesanmu." Saat Minho berbicara, dia menuangkan secangkir air untuk Naeun.
Myungsoo langsung menuju pokok permasalahan. Dia tersenyum tipis dan berkata,"Mengucapkan hal-hal seperti itu, apa kau tidak takut membuatku cemburu?"
Naeun kaget. "Uhm, aku tidak bermaksud seperti itu! Dewa Es, tolong jangan berpikir berlebihan..."
Dengan lengan yang disilangkan, Myungsoo menyikut dagunya ke kursi di samping. "Aku hanya bercanda. Duduklah."
Naeun segera duduk. Setelah duduk, dia kesal pada dirinya sendiri karena begitu patuh. Rasanya seperti dia adalah pesuruh Myungsoo yang siap menerima perintah pria itu kapan saja.
Dari enam anak manusia itu, empat dari mereka adalah teman SMA. Duduk bersama seperti ini, secara tidak sadar, mereka berkumpul dan mulai mengenang masa lalu mereka.
Dari cerita mereka, Myungsoo mendengar banyak tentang Bae Sooji selama SMA.
Bagaimana gadis itu mengalihkan perhatian siswa lain selama masa belajar mandiri dengan makan mie instan secara diam-diam dan membuat semua orang juga ingin makan.
Bagaimana gadis itu memecahkan jendela ruang perlengkapan olahraga dan ditugaskan oleh guru untuk memperbaikinya. Saat siswa lain sedang mengikuti pelajaran, dia memalu jendela dengan berisik.
Bagaimana gadis itu memanjat dinding sekolah untuk membeli sate daging sebelum akhirnya dia mengirimkan sate daging ke seluruh kelas mereka. Setelah itu, semua orang memilihnya untuk menjadi ketua kelas.
Bagaimana gadis itu mencuri kelinci kepala sekolah.
Myungsoo sedang minum air. Setelah mendengar ini, dia langsung tersedak dan terbatuk-batuk beberapa saat sebelum menarik napas.
Kemudian, dia bertanya dengan ragu,"Kenapa kau mencuri kelinci?"
"Aku sudah mengatakannya berkali-kali — aku tidak mencurinya." Wajah Sooji dipenuhi dengan raut wajah yang kesal. "Kelinci itu lari sendiri. Kalau aku tidak mengambilnya, dia akan mati kedinginan. Aku hanya membawanya pulang. Saat cerita menyebar, entah bagaimana aku menjadi seorang pencuri kelinci."
Myungsoo hampir bisa membayangkan bagaimana rupa Sooji saat mengambil kelinci. Tidak, tidak hanya itu. Dia juga bisa membayangkan seperti apa dia saat melakukan berbagai kejahatan – seperti apa dia saat membeli sate daging, seperti apa dia saat makan mie instan secara sembunyi-sembunyi, seperti apa dia saat memalu jendela. Tidak peduli apa yang gadis itu lakukan, bagi Myungsoo, dia bisa dengan jelas memvisualisasikan itu semua.
Namun, itu adalah sesuatu yang hanya bisa dia bayangkan.
Itu adalah masa yang panjang dari masa muda mereka.
Tiba-tiba Myungsoo merasa sedikit jengkel.
Naeun menopang dagunya di tangannya dan mengamati semua orang sambil tersenyum. Dia berkomentar,"Hei, apa ada di antara kalian yang ingat apa nama panggilan Bae Sooji?"
Jongin ingin memotongnya. Namun, Naeun langsung menjawab pertanyaannya sendiri tanpa menunggu siapa pun untuk menjawab. "Panggilannya adalah 'Hulk'. Aku bertanya-tanya siapa yang membuat nama panggilan itu. Sooji jauh lebih kurus sekarang."
Myungsoo memandang Sooji. Dia bisa melihat bahwa gadis itu tampak kesal. Myungsoo mengangkat tangannya dan mengusap kepala Sooji. Dia tertawa. "Hulk? Hei, coba saja cari seseorang yang lebih tinggi darinya setinggi 20 cm. Sooji tidak akan pernah lebih dari seorang gadis kecil."
Awalnya, Sooji akan membalas Naeun. Setelah mendengar kata-kata Myungsoo, hatinya berdebar kencang.
Dia akan mati sebelum mengakuinya, tapi Sooji merasa sedikit tertarik pada Myungsoo untuk sesaat.
Advertisement
Bio Synthesis
Jake Steel is just your average gamer who on occasion, goes back to his favourite conquests to revel in the slaughter. Then one day life kind of gives him lemons and he decides he might as well get on with it. This isn't a story with some crazy thought out plot line originating from an unsuspecting dark past. Nope, this is just a story I'm weaving a day at a time to see how much creative crap my brain produces and if little old Jakey here can survive it. P.S: If you don't like it then feel free to throw a dollar coin at my face... via my paypal. P.P.S: If you do like it then I'll let you throw more coins at me. Whats a struggling Uni student to do? P.P.P.S: Definitely going to be course language in this story. Oh, and I don't own the cover photo or anything. Just a google images find.
8 68King given from God
Fifteen years ago, Earth awakened to magic. Millions reached out for their dreams, dimensional travel, reincarnation, cultivation towards godhood, superhero powers, game like support systems. There were many more who never had any interest in the fantastical, but thanks to the drive and effort they had for other things, they achieved much. Others yet, who desperately desired magic, failed even the first steps. It turned out, just like with everything mundane, nothing can be achieved without effort. Join Mathew, who for the first five years effortlessly learned the basics of psionics and fire magic. Then.. grew complacent, frustrated when he couldn't do the magic the way he wanted to, and over the next few years.. slowly forgot how to even light a cigarette or move a cup of tea over to himself. Now, mundane as could be, older and without education for everyday jobs.. he hopes to get back up, and maybe just once, for even few meters, to fly. After all, the greater the dream, the more crushing the expectations it makes you put on yourself. (cover is temporary until snow falls down)
8 101Changes
Changes is a collection of three stories that take place after the events of Edict. It would benefit the reader to read both Hy'Ruh-ha and Edict. Story one: The Monk and The Princess After a several months break from duty, Soletus, is asked to serve by the Patriarch as an escort to a conference the Brotherhood is attending. The only catch is he's acting as a second warden because someone wants him promoted. All he has to do is be at his best. However, his best is put to the test as he led surly men and then get whisked off to solve a disturbing plot with a determined and bored princess. Notice: Please note, that Soletus, aka main character is asexual. That is part of being a neth elf. This story delves into information about it neth and gets into the neth elf experience a few times in this story. You've been warned. Also note: As much as I didn't want to put it in this story, avoiding it was a futile effort on my part. There were things I needed to explain about Soletus and it's hard to write personal tales about character when avoiding talking about certain personal aspects of them. Story Two: The Sun and Stars - Summary and Date TBA
8 231The Wonderful World of Emmariel
Aurinus von Goldrute is the firstborn child of the Goldrute Family which rules over the Magic Kingdom as royalty. After his ignoble death in his previous world- Earth, he is reborn in a new world called Emmariel with his memories intact- even though he did not ask for it. Just after gaining consciousness, dozens of floating notification windows assault his vision leaving him utterly confused. It turns out he has been blessed by not only his circumstances but by the very world as well. So, he decides to leave his previous life behind and start anew or maybe not...?
8 425Sistema de reacción multiversal
Aquí elegiremos al azar una serie, anime, películas ,cómic, videojuego para que reaccionen a los demás en el futuro pondré más historia de reacción relacionada a esta pero sin más preámbulo empezamos
8 192PERYL ONESHOT (Meryl streep & Pierce brosnan)
This one shot story is for Peirce Brosnan and Meryl Streep only, feel free to send me an idea for the next update. 💙Plagiarism is a crime punishable by law.
8 175