《LOVENEMIES [END]》30 - Ruangan Musik Bagian 2
Advertisement
Kim Myungsoo merasa ada yang tidak beres dan langsung membuka matanya. Ia melihat Bae Sooji kini memegang borgol hitam. Salah satu pergelangan tangannya sudah dibelenggu sementara pergelangan tangannya yang lain saat ini sudah–
Tanpa berpikir, Myungsoo langsung menyentakkan tangannya.
Bagaimana bisa Sooji membiarkan mangsanya yang hampir berhasil ia tangkap pergi begitu saja? Sooji mengencangkan cengkeramannya dengan cepat. "Berhenti bergerak!"
Kim Myungsoo tentu saja tidak mematuhi kata-katanya. Dia mencoba membebaskan lengannya dari genggaman gadis itu dengan panik. Mungkin karena kekuatan besar yang tak terduga yang ia gunakan untuk melakukannya, Sooji lengah. Gadis itu tertarik ke depan bersamaan dengan borgol dan nyaris terjatuh ke tubuh Myungsoo.
Sooji sedikit panik. Dia dengan erat mencengkeram borgol itu dengan satu tangan sambil menggunakan tangannya yang lain untuk merebut kembali pergelangan tangan Myungsoo yang lepas. Sayangnya, lengan Myungsoo jauh lebih panjang dari lengannya. Dengan hanya mengangkat lengannya sedikit ke samping, Myungsoo membuat Sooji kesulitan untuk melakukan hal itu. Tidak peduli seberapa keras gadis itu mencoba, dia hanya bisa meraih lengan Myungsoo. Sooji bahkan tidak mampu untuk menggerakkan lengan pria itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Myungsoo bertanya sambil mengerutkan dahinya.
"Bekerja samalah sedikit!" Sooji masih berusaha untuk mencapai tujuannya.
Sooji terus meraih lengan Myungsoo tanpa henti, menyebabkan tubuh mereka saling menekan dan bergesekan. Myungsoo kini bisa merasakan kelembutan anggota tubuh gadis itu dan betapa rapuhnya dia. Dia takut menyakiti Sooji dan tidak berani melakukan terlalu banyak perlawanan fisik. Dia hanya menggunakan kekuatan secukupnya untuk menghindari gadis itu. Semakin dia mengelak, semakin kuat gadis itu meraihnya — sampai hampir seluruh tubuh Sooji tergeletak di tubuh Myungsoo.
Ditekan bersamaan seperti ini, Myungsoo bisa mencium aroma samar dari tubuh Sooji. Aromanya lembut, khas seorang gadis.
Myungsoo merasa sedikit linglung.
Mengambil keuntungan dari hal itu, Sooji dengan cepat menerkam dan menekan Myungsoo.
Kemudian, sebelum Myungsoo bisa mendapatkan kembali akal sehatnya, Sooji membelenggu tangannya yang lain dengan kecepatan kilat.
Myungsoo berbaring di lantai dan menatapnya. Gadis itu mengangkangi tubuhnya. Karena kegembiraan, wajah Sooji memerah dan matanya berbinar.
Dia melihat Myungsoo mengawasinya. Sooji mengedip padanya, senyum kecil tersungging di bibir gadis itu.
Pikiran Myungsoo sedikit kacau. Dia mengalihkan pandangannya untuk menghindari wajah gadis itu dan mencoba menggerakkan tangannya. Pria itu menyadari bahwa dirinya benar-benar terjebak.
Myungsoo mencoba membebaskan diri tapi tidak bisa melakukannya.
Borgol yang terkutuk itu ternyata cukup kuat.
Advertisement
Myungsoo mengerutkan alisnya. "Apa yang sebenarnya kau lakukan?"
Sooji bangkit dari tubuhnya. Dengan nada mencela, dia berkata,"Kim Myungsoo, kau yang memaksaku untuk menggunakan jalan yang berbahaya ini."
Myungsoo ingin duduk, tapi Sooji segera menekan kakinya. "Jangan bergerak!"
Melalui lapisan kain celananya, Myungsoo dengan jelas bisa merasakan bentuk jari-jari Sooji dan kehangatan tangan gadis itu.
Pria itu bingung dan merasakan sesuatu melonjak dalam dirinya. Perasaan itu tidak nyaman. Dia menghembuskan napas dengan lembut dan mengendurkan tubuhnya. Masih berbaring di lantai, dia menatap Sooji. "Katakan saja. Apa yang sedang kau lakukan?"
Sooji menyangga ponselnya di ambang jendela dan mengarahkannya ke arah mereka.
Myungsoo berpikir bahwa gadis yang benar-benar tak tahu malu ini bahkan ingin membuat sebuah rekaman.
Kemudian, Sooji mengeluarkan banyak benda dari tasnya dan menyusunnya di lantai: pisau bedah, gulungan kain kasa dan penyeka alkohol...
Jantung Kim Myungsoo berdetak kencang.
Sooji mengambil pisau bedah dan memutarnya dengan mudah, tindakannya tampak cekatan.
Myungsoo tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mendengus. "Apa ini yang kau pelajari dalam pelajaran anatomi? Akrobatik?"
"Hentikan omong kosongmu." Sooji terus memutar-mutar pisau bedah dan memberinya seringai menyeramkan. "Memang, nilai anatomiku bukan yang terbaik. Profesor menyuruhku untuk lebih banyak melatih keterampilan membedahku. Karena itu, kau keberatan jika aku berlatih denganmu?"
Myungsoo tidak berbicara. Dia memperhatikan wajah gadis itu tanpa ekspresi.
"Hmm, dimana aku harus mulai?" Sooji sengaja berkata demikian. Dia mengulurkan tangannya dan menepuk wajah Kim Myungsoo. "Wajahmu cukup menarik. Sayang sekali kalau ada yang memotongnya."
Myungsoo menatapnya. Dengan suara rendah, dia bertanya,"Jadi, menurutmu aku tampan?"
Sooji sedikit bingung. Dia menunjuk pada Myungsoo. "Aku pandai memilih poin-poin penting." Saat gadis itu berbicara, dia perlahan mengamati tubuh Myungsoo dari atas ke bawah.
Akhirnya, tatapannya berhenti di antara kakinya. Dia memegang dagunya dan memeriksanya.
Myungsoo yakin bahwa Sooji tidak memiliki niat seperti itu. Namun, tatapannya yang polos dan terang-terangan membuat Myungsoo menahan napasnya semakin dalam.
Masih mengutak-atik pisau bedah, Bae Sooji berkata,"Biarkan aku memberimu prosedur sterilisasi kecil." Setelah berbicara, dia mengintip ekspresi Myungsoo dengan sembunyi-sembunyi.
Myungsoo juga menatapnya. Ketika Sooji meliriknya, Myungsoo samar-samar menyipitkan matanya. Tatapan Myungsoo mendarat di wajah gadis itu.
"Berhenti bermain-main," katanya. Nada suaranya suram.
Sooji merasa ekspresi pria itu sedikit aneh. Namun, Sooji jelas tidak takut. Gadis itu sedikit kecewa dan pada saat yang sama, sedikit ragu. Dia memastikan,"Kau benar-benar tidak takut? Aku akan mengebirimu."
Advertisement
Jika ada orang lain yang tiba-tiba melakukan ini pada Myungsoo, pria itu mungkin akan benar-benar ketakutan. Namun, dia tidak takut pada Sooji. Itu karena dia mengerti Sooji dan orang seperti apa gadis itu. Sooji adalah seseorang yang tahu garis apa yang tidak bisa dilintasi.
Myungsoo memiliki keyakinan pada karakter Sooji karena ia sudah lama mengenal gadis itu.
Dada Myungsoo naik dan turun di setiap helaan napasnya. Dia mengulangi,"Aku akan mengatakannya sekali lagi: berhenti bermain-main. Kalau tidak, kau harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi."
Sooji tidak takut pada ancamannya. Namun, dia saat ini terjebak dalam dilema yang parah. Sooji awalnya hanya ingin membuat Myungsoo ketakutan. Dia bahkan membeli alat peraga pisau bedah online untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Meskipun terlihat sangat realistis, pisau bedah itu bahkan tidak mampu memotong apel.
Pisau bedah itu palsu, tapi terlihat nyata. Sooji merasa aktingnya sangat meyakinkan. Jika itu orang lain, setelah diancam bahwa alat kelamin mereka akan dipotong, bukankah mereka sudah mengompol dan minta ampun sekarang? Lebih baik bagi mereka untuk aman dari pada menyesal di kemudian hari!
Namun, Myungsoo adalah pengecualian. Myungsoo mengawasinya lekat-lekat, seolah-olah pria itu menunggu pisau itu jatuh.
Mungkinkah dia tidak takut karena dia tidak memiliki alat kelamin?
Ini tidak bisa dibiarkan. Sooji menolak untuk percaya bahwa dia tidak bisa menakuti pria itu.
Sooji menguatkan tekadnya dan berpura-pura bahwa dia akan melepas celana Myungsoo. Dia mendorong jaket olahraga bersama dengan kaos yang dikenakan pria itu di dalam jaketnya. Dia bisa melihat perut bagian bawah Kim Myungsoo.
Perutnya yang rata tidak memiliki sedikit pun lemak. Karena bertahun-tahun tidak melihat matahari, kulitnya tampak putih. Tubuhnya tegang karena saraf dan perutnya tampak kencang.
Oho, jadi sebenarnya dia gugup.
Sooji sedikit gembira. Dia bersiul dan terkikik. "Hei, kau memiliki bentuk tubuh yang cukup bagus!"
Selain merasa tidak tenang, Myungsoo merasa sedikit... terangsang. Ketertarikan ini terjadi secara alami dan dia tidak punya cara untuk menghentikan perasaan itu. Merasa bahwa situasinya kini berada di luar kendali, Myungsoo memejamkan matanya tanpa daya untuk beberapa saat. Myungsoo memberinya peringatan terakhir. "Berhentilah bermain-main."
Sooji berpikir bahwa Myungsoo masih berpura-pura meskipun dalam hati pria itu mati ketakutan. Sooji menelusuri jari-jarinya di tepi celana olahraga dan berpura-pura bahwa dia akan melepas celana Myungsoo. Dia mengamati ekspresi pria itu dengan senyum nakal.
Jari-jari lembut dan halus dari seorang gadis kini dengan hati-hati menyentuh perutnya. Dahi Myungsoo dipenuhi keringat. Dadanya mulai bergetar dalam-dalam saat dia menarik napas dengan keras. Dia menyadari bahwa Sooji sedang menatapnya dan juga jakunnya. Dia berbicara dengan serak,"Kau..."
Sooji merasa ekspresi Myungsoo menjadi sangat aneh. Bingung, gadis itu mundur, melepaskan pandangannya dari Myungsoo dan melompat kaget. "AH!"
Sooji menyentak dan langsung melemparkan pisau bedah.
Di antara kaki Myungsoo, kini ada tonjolan kecil seperti bukit.
Sooji tidak bisa percaya bahwa dalam kondisi tegang seperti ini, dia masih bisa... Eh?
"Kau..." Wajah Sooji memanas karena malu. Pikirannya berantakan dan dia kehilangan kata-kata.
Kemudian, dia tersadar bahwa dia sepertinya pernah mendengar bahwa ketika pria ingin buang air kecil, daerah "itu" akan membesar. Jadi, dia mengarahkan jarinya pada Myungsoo dan bertanya dengan nada yang tidak pasti,"Kau... Kau akan buang air kecil karena ketakutan, 'kan?"
Sooji merasa ada sesuatu yang aneh dengan ekspresi pria itu. Karena situasinya tampak berbahaya, Sooji dengan cepat mengepak barang-barangnya sebelum kemudian mengambil kunci dan melemparkannya ke lantai. "Pergilah ke toilet sendiri, aku pergi dulu, sampai jumpa!"
Sooji segera berlari keluar dari ruangan tersebut.
Myungsoo terus berbaring di lantai sebentar. Hanya setelah tubuhnya sedikit lebih tenang, dia duduk untuk mengambil kunci dan kemudian membuka borgol.
Setelah itu, dia duduk di lantai dengan linglung.
Setelah duduk dalam keadaan linglung selama beberapa waktu, dia melirik jam tangannya dan menyadari bahwa dia masih harus berlatih di sore hari. Maka dari itu, dia mulai berkemas untuk pergi.
Saat berkemas, dia melihat ponsel Sooji tertinggal di ambang jendela. Ponselnya masih terus merekam.
Myungsoo mengangkat ponsel, keluar dari aplikasi kamera dan menghapus video yang direkam. Setelah melakukannya, dia baru saja akan mengunci layar ketika sebuah pesan masuk.
Jika itu adalah orang lain, Myungsoo pasti tidak akan melihat pesan masuk itu. Namun, nama pengirimnya adalah "Oh Sehun".
Ini adalah sesuatu yang perlu dia lihat.
Setiap kali Myungsoo menemukan sesuatu yang berhubungan dengan Sooji dan Sehun, dasar moral Kim Myungsoo akan mencapai titik yang paling rendah. Dia bahkan sama sekali tidak ragu untuk mengintip pesan pribadi mereka.
Apa yang kau lakukan?
Alis Myungsoo terangkat. Dia membantu Sooji untuk membalas pesannya.
Aku baru saja berhasil membuat Kim Myungsoo mengeras.
P.s: Hari ini upload 2 part karna part sebelumnya pendek ;)
Advertisement
- In Serial13 Chapters
Aevitas — I am not an NPC [R]
This story follows a 19-year-old male by the name of Tobias (Tobi) Donlan. Having found himself trapped in a Virtual Reality Game through no fault of his own, Tobi can only accept his circumstances and wait for the day he is released. As time passes in the Virtual world however, Tobi begins to take on a new look at life and begins to question his own sense of reality. As time continues to pass, Tobi finds that he cares less for reality and the more for Aevitas. When the day comes that he can return to the real world, will he even want to? Will he even have a choice? Follow Tobi as he experiences his second life inside Aevitas; a virtual reality game that claims anything is possible. Note: This story is, in part, based on another story by the same name and author. It is not, however, the same story and the original was discontinued due to various 'complications'. While marked with warning for profanity and sexual content, it is extremely mild, uncommon to the point of near-non-existence and lacks any detailed descriptions. In some cases it is litte more than inuendo's or vague references. Updates will be weekly: Saturday.
8 159 - In Serial28 Chapters
Core Chronicles
Core Chronicles is a series of interrelated stories, including in-depth major story arcs and shorter side stories about Cores and those affected by them through direct and indirect means. The first arc is planned to be Dungeon Core with City Building elements in an Urban Fantasy setting. It will mainly follow one main character's point of view, but on occasion, the POV may shift to side characters to give more information about what is happening in the wider world. The stories will also examine how the world changes with the introduction of magic and its various purposes. The System will be between soft and crunchy, with discrete levels and stats for characteristics and skills. But, for example, the health statistic will be a less clear indicator rather than a distinct stat.
8 173 - In Serial46 Chapters
The Hereafter
All life must come to an end. Landon recognized and affirmed this notion. Yet, Landon somehow dared defy this sentiment. Landon's bestowed with another life as Wryn Radcliffe. Hate or love for his new life was inconsequent. Landon no longer exists, and that is why Wryn Radcliffe must live. Wryn must find his purpose in a new world of mystery and magic. Wryn will convene challenges making him question his existence. But that is why he must find his resolve through the chaos that is his hereafter. ********************************** If you have any questions, let me know! Either dm me through RR or Discord (ChickenChief#1705). I hope you guys enjoy the story! ********************************** Updates will occur every Monday and Friday at 10:00 PM EST.
8 187 - In Serial179 Chapters
Modern Phantasia: siVisPride (Original!Urban Fantasy, Survival Thriller)
Updates Thursdays! Reader Beware: Original!Urban Fantasy, Survival Thriller, Harsh Progression. Constant Struggle, not Weak-to-Strong. This is a reality eerily like our own. This is a reality that's complicated further by fantasy. Contemporary times have finally ended, and the Phantasia era has begun. Due to the cosmic, reality warping Shift Noumena, life as we once knew it is now defined by things we once thought were fantastical. Instead of monsters, we have the Nulgarrt. Instead of ancient, hidden cities--Terminsys Cities are what's left after celestial space waves broke reality, once people's home towns. And what they got instead of magic? siVis. Enlightenment that reveals far too much, all at once. Forced to figure out a way to survive against what-once-was fictional tropes and plots. Living during confusing, turbulent when not only life never made sense, but is falling apart. Growing through out all of this, and growing to become just as weird. This is the story of those youths, not another heroic tale.
8 775 - In Serial23 Chapters
The Duesphage
This is a story about a guy that was made by the "one true god". I am the only one of my kind, I am a being made to help those that need it, end those that deserve it, I am chaos, I am destruction, I am salvation, I.. am... a DuesphageWatch our mc who knows almost nothing and has no common sense be sent to a different world![Warning: tagged mature for : gore, violence, colorful words, grammatical errors and inconsistent updates]________________________Uhhh hey guys, this is my first try on a fiction and I am doing this to better my grammar so dont hold back and go full grammar nazi xD
8 113 - In Serial19 Chapters
Darlentina | Darna x Valentina
This story is inspired to the original Darna fiction this year 2022. Narda and Regina's chemistry is undeniable, so what if Darna and Valentina were lovers.In this lifetime a love between a Hero and a Villain will happen.This is Darna's untold story...
8 97

