《LOVENEMIES [END]》21 - Sebuah Kompetisi
Advertisement
Bae Sooji mendengar Kim Jongin mengaku ditindas. Hal itu membuatnya sontak tertawa. "Jangan mencoba mengabaikan tanggung jawabmu."
"Aku serius. Bos, hari ini di lapangan sepatu roda..."
Tata letak kampus UNK sedikit rumit. Ada beberapa area milik universitas yang bisa diakses oleh orang luar. Salah satunya adalah lapangan yang biasa digunakan untuk bermain sepatu roda. Lapangan itu adalah lapangan rekreasi dan penduduk sekitar sering pergi ke sana untuk berjalan-jalan atau berseluncur.
Beberapa klub UNK juga sering mengadakan kegiatan mereka di sana. Tidak perlu terlebih dahulu mendapatkan persetujuan universitas, yang membuat segalanya menjadi jauh lebih nyaman.
"Apa yang terjadi selanjutnya? Apa kalian bertanding?"
"Tidak, tapi kami hampir melakukannya. Aku tidak sengaja menabrak salah satu dari mereka dan mereka mulai mendorong dan memarahiku. Lalu kelompok kami mulai bertengkar."
"Lalu?"
"Dan akhirnya mereka menantang kami untuk bertanding."
"Sialan."
"Kami memutuskan untuk mengadakan pertandingan persahabatan. Tim yang kalah harus meminta maaf."
"Mm. Semuanya baik-baik saja selama kau baik-baik saja."
"Bos, aku sangat tersentuh dengan rasa perhatianmu."
Sooji tersenyum sebelum akhirnya melanjutkan,"Jangan lupa untuk mencuci kaus kaki pria itu saat kau pulang nanti."
Jongin terdiam. Ia tidak jadi tersentuh.
Pada malam hari, Sooji memastikan bahwa kaus kaki Myungsoo dengan aman dikirim ke tangan Jongin. Kemudian, dia menatap pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki dan bertanya,"Kau tidak dipukuli, 'kan?"
"TIdak. Tapi, Bos, mereka terlalu sombong. Lihat." Saat Jongin berbicara, dia memberikan ponselnya pada Sooji. "Mereka menyebarkan insiden ini ke internet dan mengunggahnya di Instagram. Mereka bahkan memposting ini di forum online sekolah dan kota kita. Dan yang lebih buruknya lagi, aku baru saja mencari informasi dan aku menemukan bahwa ada seseorang di klub mereka yang pernah memenangkan hadiah dalam kompetisi sepatu roda artistik sebelumnya. Klub kami akan hancur, Bos."
Sepatu roda artistik adalah olahraga yang memiliki kemiripan dengan seluncur indah, namun dalam olahraga ini, peserta menggunakan sepatu roda alih-alih sepatu es.
Sooji menggerakkan jarinya dan memperhatikan isi postingan di forum. Dia kemudian melakukan pencarian cepat terhadap informasi klub lawan. Dia merenungkan seluruh kejadian. Setelah tahu apa yang terjadi, ia menghela napas.
"Apa?"
"Bodoh, kalian sudah dijebak."
"Apa maksudmu?"
"Mereka adalah klub yang baru didirikan yang sangat membutuhkan publisitas. Mereka sengaja menemukan kesalahan kalian, memprovokasi kelompok kalian, menarik perhatian luas dan menyebarkan seluruh insiden ini. Semua ini tentang aksi publisitas. Mereka mencoba membuat klub mereka terkenal dengan menggunakan UNK. "
Merasa semuanya masuk akal, Jongin dan Sooji memutuskan untuk menelepon ketua klub untuk melaporkan kecurigaan Sooji.
Ketua klub juga menduga hal yang sama. Namun, masalahnya adalah bahwa terlepas dari apa itu aksi publisitas atau tidak, tidak mungkin mereka mundur di tengah jalan. Hanya ada dua pilihan sekarang — menang atau malu.
Advertisement
"Aku akan mencoba mendapatkan bantuan dari tim seluncur indah," kata ketua klub.
Sooji yang sedang mendengarkan di samping segera menggelengkan kepalanya. "Itu kesalahan besar."
Setelah memutuskan panggilannya dengan ketua klub, Jongin dengan lembut mengetuk lengan Sooji. "Bos, kau punya solusi, 'kan? Tolong bantu kami."
"Cuci kaus kakinya."
Sambil memutar kedua bola matanya, pria itu menjawab,"Ya, ya, ya, aku akan mencucinya."
Minggu malam tiba dan gosip itu menyebar seperti virus. Dalam satu malam, semua orang di universitas sudah tahu bahwa klub sepatu roda akan bertanding dengan sekelompok orang luar. Beberapa orang membuat komentar sarkastik sementara yang lain ada di dalamnya untuk bergosip. Ada juga yang menyarankan tips dan ide. Namun, mereka semua memiliki satu kesamaan — semuanya bersatu melawan musuh bersama agar tidak merusak nama baik UNK. Lagi pula, sebagai mahasiswa dan mahasiswi UNK, tidak ada yang mau melihat teman-teman mereka diintimidasi oleh orang lain.
Mereka harus menang!
Kompetisi ditetapkan pada hari berikutnya, Senin. Setelah mengetahui kejadian itu, komite UNK dengan cepat memberikan persetujuan khusus untuk menggunakan lapangan sepatu roda dari jam 5.30 sore sampai 6.30 sore. Dosan-dosen mengungkapkan keinginan tulus kampus mereka dan mengatakan bahwa mereka tidak dapat membantu lebih dari itu dan berharap bahwa para mahasiswa dan mahasiswi akan melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka.
Klub seluncur sepatu roda tidak pernah melakukan aktivitas sebesar ini sebelumnya. Ketua klub kewalahan dengan perlakuan khusus ini.
Sooji bergegas ke lapangan segera setelah pelajarannya berakhir. Ketika dia sampai di tempat itu, dia terkejut mendapati banyak orang disana.
Mayoritas dari mereka ada di sana untuk menonton pertandingan.
Kim Myungsoo juga ada di sana. Tasnya digantung di satu bahu dan ia mengenakan baju olahraga putih khasnya. Pria itu dengan santai bersandar di pagar kawat yang mengelilingi lapangan olahraga dan memandangi pemandangan itu.
Sooji tidak punya waktu untuk berurusan dengan Myungsoo. Dia berlari ke pusat masalah yang sebenarnya.
Myungsoo juga melihat Sooji. Melihat Sooji berjalan, dia langsung mengikuti gadis itu.
Sooji berdiri di samping ketua klub sepatu roda. Merasa prihatin, dia bertanya,"Ketua, sudah mulai?"
"Tidak, kami masih memutuskan siapa yang akan bertanding," jawab pria itu.
Sooji melirik orang yang berdiri di hadapan ketua klub. Ada sekitar lima atau enam orang dari kelompok lawan dan mereka semua adalah lelaki. Mereka dipimpin oleh pria berambut abu abu. Sooji bertanya kepada si Rambut Abu,"Jadi apa yang kita adu?"
"Apa lagi? Tentu saja atraksi sepatu roda."
"Kita tidak bisa melakukan atraksi sepatu roda karena tidak ada juri. Bagaimana kita tahu siapa yang menang? Untuk menentukan pemenang, kita perlu meningkatkan kesulitan atraksi yang dilakukan. Bagaimana jika seseorang terluka? Apa kau sudah membeli asuransi? Selain itu, salah satu dari kalian pernah memenangkan medali emas di olimpiade sebelumnya. Kalian datang untuk bertanding dengan kami yang melakukan ini hanya untuk hiburan, apa kalian gila?"
Advertisement
"Memangnya apa lagi yang bisa kita adu selain atraksi sepatu roda? "
Sooji dengan acuh tak acuh mengangkat bahu. "Kita bisa bersaing dengan kecepatan. Semua orang di sini bisa menjadi juri."
Mendengar kata-katanya, banyak orang di kerumunan mengangguk.
Si Rambut Abu terlihat geli. Dengan ekspresi yang sedikit mengejek, dia bertanya,"Gadis kecil, apa kau menganggapku bodoh? Kau sudah menyiapkan orang dalam, 'kan? Kau hanya menunggu kami untuk mengambil umpan."
Sooji menyilangkan tangannya. Dia menirukan ekspresi geli pria itu dan menjawab,"Kau juga tidak menganggap kami orang bodoh. Siapa yang memasang jebakan di sini? Semua orang di sini juga tahu." Ketika Sooji berbicara, dia mengambil ID mahasiswinya dan memberikannya pada pria itu. "Ini Kartu ID-ku. Lihatlah baik-baik. Cap basah di atasnya berbeda dari yang kau temukan pada ID palsu yang bisa kau dapatkan sembarangan. Jika kau tidak percaya padaku, kau dapat memverifikasinya di Kantor Urusan Akademik Kemahasiswaan."
Tindakannya mengejutkan si Rambut Abu. "Kau?"
"Ya, aku."
"Kau akan bertanding melawan kami?" Si Rambut Abu tidak percaya dan memastikan lagi.
"Kenapa? Apa aku tidak bisa ikut?" Sooji berbicara dan memandang ketua klub. "Ketua, apa aku bisa ikut kompetisi ini?"
"Ya... Ya..." Ketua klub merasa dirinya berkeringat sekarang.
Si Rambut Abu tidak puas. "Bagaimana bisa? Dengan bertanding denganmu, kami akan menang dengan tidak adil. Kami hanya akan bertanding dengan seorang pria."
"Heh," ejek Sooji. Tawanya arogan dan mendominasi. "Meskipun aku seorang gadis, kalian mungkin juga tidak bisa menang melawanku."
Si Rambut Abu mengerutkan kening dan hendak berbicara ketika seseorang di belakangnya melangkah maju. "Aku akan bertanding dengannya."
Sooji memandang si pembicara. Pria itu bertubuh kecokelatan. Dia mengenakan jaket merah dengan desain tengkorak dan kalung anjing, tampak seperti seorang rapper.
Dia berjalan di depan Sooji dan berkata, "Aku akan bertanding denganmu."
"Tentu."
"Yang kalah akan berlari telanjang."
Mendengar kata-katanya, para kerumunan berbisik-bisik. Banyak yang langsung keberatan, mengatakan bahwa Sooji menjadi pengganggu. Sejak awal, saat mengetahui bahwa seorang gadislah yang akan mewakili kampus mereka, kebanyakan dari mereka merasa bahwa mereka sudah pasti kalah. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, dengan membiarkan seorang gadis bertanding melawan seorang pria, bahkan jika mereka kalah, mereka tidak perlu terlalu malu. Klub sepatu roda pasti melakukan ini karena mereka merasa bahwa mereka pasti akan kalah dan ingin meminimalisir tingkat rasa malu mereka. Meskipun mengirim seorang gadis untuk mengacaukan segalanya bukanlah sesuatu yang bijak, tapi itu masih merupakan solusi yang sangat efektif.
Sebenarnya, bukan hanya mereka yang berpikir seperti itu. Si Rambut Abu juga memiliki pikiran yang sama persis.
Sejujurnya, bahkan ketua klub juga berpikir seperti itu.
Namun, syarat dari si Kepala Tengkorak ini telah memperburuk keadaan dan sekarang tidak mungkin bagi klub sepatu roda UNK untuk mundur.
Sooji tertegun sejenak. Dia dengan sungguh-sungguh menatap mata si Kepala Tengkorak,"Kau serius?"
"Tentu saja."
Sooji menunjuk ke arah pria itu. "Aku mengagumi keberanianmu. Baiklah, aku akan melakukan apa yang kau katakan. Yang kalah akan berlari telanjang."
Kerumunan itu menjadi gempar dan merasa iba pada Sooji.
"Nak, kau kehilangan akal sehatmu!" batin mereka.
Jongin hampir menangis. "Bos, kita tidak akan mungkin menang!"
Pada saat itu, sebuah suara berat terdengar dari kerumunan. "Aku akan melakukannya."
Para kerumunan melihat ke atas. Mereka bisa melihat Kim Myungsoo berdiri. Dia berjalan ke sisi Sooji dan berkata,"Aku yang akan bertanding sebagai gantinya. Pecundang akan berlari telanjang."
Whoa.
Para mahasiswa dan mahasiswi di sekitar mereka sekali lagi kebingungan. Bahkan seorang Kim Myungsoo sudah muncul! Dan dia juga ingin menggantikan seorang gadis dalam sebuah kompetisi! Apa hubungannya dengan gadis itu?
Berdasarkan banyak plot twist yang terjadi sejauh ini, ini yang paling menarik!
Sooji bahkan tidak menoleh. Dia meletakkan satu tangannya di dada Myungsoo, berhasil menghentikan langkah pria itu. "Tidak perlu. Siapkan saja ponselmu untuk merekam. Pria itu akan berlari telanjang."
Myungsoo terdengar jengkel. "Berhentilah bermain-main."
"Aku tidak bermain-main."
Myungsoo meraih pergelangan tangan gadis itu. "Apa kau lupa? Kau perlu melakukan apa yang kukatakan."
"Berdiri saja di samping dan awasi aku. Aku akan melakukan apa yang kau katakan besok. "
Wajah Kim Myungsoo sedikit suram. "Bae Sooji, kenapa kau keras kepala sekali?"
"Kim Myungsoo." Sooji berbalik untuk menatapnya. "Cukup dukung saja aku."
Para pendengar di sekeliling semuanya merasakan hati mereka berteriak-teriak. Kenapa ada pertengkaran sepasang kekasih di sini? Astaga, mereka saat ini seperti sedang menyaksikan drama romantis murahan yang sering ditayangkan di televisi.
Myungsoo akhirnya tidak dapat mengubah pikiran Sooji. Pria itu mundur dari kerumunan dan berdiri di samping Jongin. Dia berbisik pada pria itu,"Nanti, kalau dia kalah, aku akan menggendongnya dan lari. Kosongkan jalan untukku."
"Tenang saja!" Jongin mengacungkan jempolnya. Dia tiba-tiba merasa bahwa Myungsoo tidak seburuk itu.
Meskipun Myungsoo selalu bertengkar dengan bosnya, pria itu ternyata cukup bisa diandalkan pada saat-saat genting seperti ini.
"Aku bersedia mencuci kaus kakimu." Jongin berkata dengan tulus.
Myungsoo terdiam. "Aku tidak mau."
Advertisement
Sanguine Paradise
Micheal is a young guy in his late teens who just graduated from high school and now he honestly does not know what to do with himself. Sitting in his chair just relaxing and browsing the shit-show that was the internet, doing random stuff, he suddenly becomes oddly weary. The next moment he's fuck-knows-where and everything seems rather.... odd? He was rather confident in himself, that he usually didn't have a 360-degree field of vision, and that everything wasn't always so... gigantic. Something was really off... As if to confirm his thoughts, the very next second a series of prompts invaded his sight followed by a rather soothing voice. [Soul restoration - Completed!] [Welcome to Eve] [Status...... Species: Glade Mosquito.....] Slowly taking in everything laid out before him, Micheal responded with the most intelligent and sagely response possible. "Huh......." As such Micheal's unending search for power, adventure, and family begins. WARNING:This story features a protagonist with unconventional views and morals. In a world where only strength rules, concepts of good and evil become blurred as they fade to inutility. If you are looking for a goody-two-shoes, upholder of justice, and who goes around unconditionally saving any and all people in distress, this story is most likely not your cup of tea. It can also get pretty dark and sensual at times, you have been warned. Release schedule, Monday-Wednesday-Friday
8 139A door to the unknown
"I felt the power rush through my body like a bolt of lightning, it felt like I was finally waking up"Rose never felt at home. Like there was something missing. When she had to flee her home and go live with her aunt she had no idea what this would bring with it.She gets involved in mysterious murders around town and discovering why the weird girl in school looks at her in disgust.
8 93The Drop Sinister (DROPPED)
“Anise Tan’ae has terrible luck. Despite barely being of age, she is set to wed the province baron’s heir, settling down before her life can even begin. Running away, she is quickly killed by the ever-present dangers outside of her hometown.However, Anise’s luck is about to take a turn for the better.Reincarnated by a fallen goddess, Anise strikes out to Adventurer Academy in the hopes of standing with the heroes of old. However, AA is not a school for the weak or indebted, especially those who owe their servitude to the gods.” DROPPED
8 157Crazy
"Please, please let me go. I beg of you!" I pleaded with the unknown voice."Now you know I can't do that." The voice said, it's robotic sound angered me. "W-why?" Tears wouldn't stop sliding down my face. "Because you're the key to my happiness."[There are a lot of chapters, but they're all short.]
8 193Justice League : War of the Motherboxes
8 175The Scientist [winrina au; completed]
where in Yu Jimin fell inlove with her new and young instructor, Kim Minjeong, in her geomechanics class
8 92