《LOVENEMIES [END]》18 - Pertemuan yang Kebetulan
Advertisement
Bae Sooji berjalan ke ruangan yang penuh dengan musik. Bahkan sebagai pendengar biasa, dia bisa tahu bahwa musik ini kemungkinan dimainkan dengan biola. Lagu itu terdengar merdu namun bisa membangkitkan gairah.
Pintu yang mengarah keluar dari ruangan itu tidak sepenuhnya tertutup dan alunan musik mengalir keluar dari sana.
Terpesona oleh musik, Sooji tanpa sadar mendorong pintu itu dan berjalan masuk.
Di depan pintu, tampak hamparan es yang luas dan rata. Di atas es putih, ada sosok yang sedang menari.
Ah, tidak, berseluncur.
Mengenakan pakaian latihan hitam polos, anggota tubuhnya tampak ramping tapi kuat. Mengikuti tempo musik, ia meluncur di atas es — berputar, melompat dan melonjak. Setiap kali dia mendarat, gesekan sepatu rodanya ke es menciptakan serutan es.
Sooji tidak tahu apa itu disebabkan oleh sepatu es atau tidak, tetapi setiap gerakannya sangat anggun. Seolah-olah sosok itu adalah kupu-kupu hitam yang melayang di tepi sungai di tengah-tengah lembah gunung.
Sooji terpesona oleh penampilan yang menenangkan ini. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengambil beberapa langkah ke depan dan mencari pandangan yang lebih jelas dari wajah peseluncur.
Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dan menghentikannya. "Kau yang di sana, boleh aku tahu siapa yang kau cari?"
Sooji menghentikan langkahnya. Dia melihat ada beberapa orang di gelanggang es. Beberapa duduk, sementara yang lain berdiri. Beberapa mengenakan pakaian biasa, sementara beberapa mengenakan pakaian latihan.
Orang yang berbicara adalah seorang wanita paruh baya berambut panjang yang mengenakan baju olahraga. Melihat bagaimana Sooji tidak menjawabnya, dia menambahkan,"Kami sedang berlatih." Kata-katanya menyiratkan bahwa Sooji harus segera pergi jika dia tidak punya urusan di sana.
Sooji menggaruk kepalanya. "Ah, maaf."
Dia mengalihkan pandangannya dan hendak berbalik pergi.
Pada saat itu, sosok yang sedang berada di es tiba-tiba menghentikan kegiatannya. Sosok itu dengan mudah mengubah arah dan meluncur ke arah Sooji dengan sepatu seluncurnya.
Sooji sejenak terkejut, tetapi segera diikuti dengan senyum. "Kau?"
Advertisement
Sosok itu adalah pria muda yang Sooji temui secara tidak sengaja di restoran saat ia sedang makan bersama Jongin dan Soojung tempo lalu. Sooji tidak berpikir bahwa dia akan bertemu dengan pria itu lagi.
Berbalik dengan pakaian hitamnya, kulit pria itu putih seperti salju. Baru saja berolahraga, ada rona merah sehat di lekuk lembut pipinya. Pinggiran pipinya basah oleh keringat.
Pria itu tidak menjawab dan hanya tersenyum.
Dengan senyuman itu, lesung pipi muncul di sisi kiri wajahnya, membuatnya tampak menggemaskan.
Hal itu membuat Sooji juga ikut tersenyum. Sooji baru saja akan membuka suara ketika ia merasa seseorang menepuk pundaknya.
Tepukan itu cukup kuat, membuat seluruh bahunya menjadi sangat berat.
Sooji penasaran siapa yang menepuk bahunya cukup kuat. Setelah menoleh ke belakang, ia bisa melihat wajah tampan Kim Myungsoo.
Alis Myungsoo sedikit terangkat. Matanya yang hitam legam menatap Sooji dengan penasaran. "Apa yang sedang kau lakukan?"
Diinterogasi oleh Myungsoo sementara pundaknya masih dicengkram kuat oleh pria itu membuat Sooji sangat kesal. "Apa pedulimu?!" Ketika gadis itu berbicara, dia mencoba melepaskan tangan Myungsoo dari bahunya. Namun, bajingan itu terlalu kuat dan dia tidak dapat membebaskan dirinya tidak peduli seberapa keras dia berusaha.
"Bae Sooji, kau sudah dewasa." Nada bicara Myungsoo terdengar sedikit aneh. "Apa tidak cukup bagimu untuk membuat masalah? Kau sekarang bahkan pergi untuk mengganggu anak-anak kecil dari tim seluncur indah."
"Kim Myungsoo, hentikan omong kosongmu."
Tangan pria itu masih berada di atas bahu Sooji. Ia lalu mengarahkan Sooji ke pintu. "Jangan ganggu latihan mereka." Myungsoo memandang ke arah beberapa orang yang berkumpul di sisi gelanggang es dan berbicara kepada salah satu dari mereka,"Maaf, Pelatih Ji, karena sudah mengganggu kalian."
"Tidak apa-apa." Wanita yang sempat berbicara pada Soojilah yang menjawab, sedangkan Pelatih Ji hanya menganggukkan kepalanya.
Sooji kembali didorong oleh Myungsoo. Gadis itu berulang kali mencoba untuk melepaskan diri, namun gagal. Ketika mereka berdua akan keluar dari tempat itu, dia mendengar seorang pria berbicara dari belakang. "Aku bukan anak kecil."
Advertisement
Ah, pria dari restoran itu. Suaranya mirip dengan tatapannya, lembut dan jernih seperti aliran mata air.
Sooji memutar kepalanya dan mencoba menjawab. Namun, sebelum dia bisa menatap si pria, dia kembali didorong keluar melewati pintu oleh Myungsoo.
"Kim Myungsoo, kau bajingan." Sooji menggeram.
Mendengar penghinaan yang keluar dari mulut Sooji, Myungsoo entah kenapa merasa sangat bersemangat. Dia bahkan tidak seperti ini ketika dia mendapatkan medali emas di kompetisi hoki es.
Mereka berdua keluar dari tempat latihan begitu saja. Sooji tiba-tiba meraih pergelangan tangan Myungsoo yang masih di bahunya. Gadis itu menarik lengan Myungsoo ke bawah, berpikir untuk melakukan lemparan bahu.
Sooji sudah menggunakan metode ini untuk berhasil membanting Jongin dan Kepala Sekolah Bae sebelumnya. Kunci dalam melakukan metode ini adalah kau harus cepat saat pihak yang lain lengah.
Sayangnya, Myungsoo bukanlah pria lemah seperti Jongin atau pria paruh baya seperti Kepala Sekolah Bae. Reaksi pria itu cepat — saat Sooji menyentuh pergelangan tangan Myungsoo, dia segera tahu apa yang akan gadis itu lakukan. Oleh karena itu, Myungsoo langsung menyentaknya sebelum akhirnya dengan mudah memutar lengannya untuk melingkari leher Sooji. Keadaan berbalik dan Sooji malah menjadi orang yang terperangkap di lengannya.
Sooji kini tampak seperti tahanan. Dia merasa bahwa martabatnya benar-benar hilang pada saat itu juga. Yang membuat Sooji merasa lebih buruk adalah dia dipaksa bersandar pada dada bidang Myungsoo. Bahu dan punggung pria itu menempel erat di dadanya. Sooji bisa merasakan naik turunnya setiap napas yang diambil pria itu. Myungsoo juga jauh lebih tinggi darinya. Pria itu kini sepenuhnya mendominasi dirinya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Myungsoo tertawa. Sooji bisa melihatnya tersenyum simpul.
Sooji kemudian mengayunkan kepalanya ke belakang, berharap ia bisa memukul kepala Myungsoo dengan kepalanya. Namun, pria itu dengan cepat mengangkat tangannya yang satu dan dengan kuat meletakkan tangannya di atas kepala Sooji. Dia bahkan mengacak-acak rambut Sooji sebelum mengeluarkan tawa. Tawa yang terdengar menjengkelkan di telinga Sooji. Ingin membuat gadis itu jijik, Myungsoo sengaja menggunakan suara yang mendayu dan sangat murahan dan berkata,"Nakal."
Kulit kepala Sooji kesemutan. Dia dengan marah berkata,"Kim Myungsoo, lepaskan aku."
Myungsoo melihat Sooji berusaha melepaskan diri darinya. Gadis itu kini tampak seperti kelinci hitam kecil yang jatuh ke perangkap. Ia panik dan tak berdaya. Gelombang kegembiraan muncul di dalam diri Myungsoo. Ia menyeringai. "Memohonlah padaku."
Sooji menggertakkan giginya. "Kim Myungsoo, jangan memaksaku untuk menggunakan kekerasan."
"Lakukan saja. Aku ingin tahu apa yang kau lakukan."
"Aku akan mengulanginya sekali lagi. Lepaskan. Aku."
"Memohonlah."
Sooji menutup matanya dan mengambil napas dalam-dalam. Gadis itu kemudian tiba-tiba membuka matanya, lalu secara membabi buta menginjak kedua kaki Myungsoo.
Seluruh tubuh pria itu bergidik, merasa nyeri.
"Rasakan itu!" ujar Sooji, sebelum akhirnya lari meninggalkan Myungsoo.
Sedangkan Myungsoo... Pria itu hanya bisa mengaduh kesakitan sambil memegangi kakinya. Setelah mendapatkan kesadarannya kembali, barulah dia mengejar gadis itu.
Advertisement
Cent Five
Cent five follows a grinder working day and night in an in-game mine. Things take a turn when he discovers a full-body golden armor giving him a chance to play.
8 156Day-to-Day Kindred
Wailing; destructive creatures that threaten humanities lifestyle and progress, and Venators; warriors trained to take them out for good. Julia wanted to be one ever since she was young, Harley’s been training for this her whole life, Wess needs to prove herself right, Sola doesn’t know what she wants, and Essex plans to finish the Wailing Conflict once and for all. It’s a rough industry for those unprepared for its dangers, but united as a team, our Venators-in-training will face the hardships of conflict, and come out stronger together. The Wailing won’t just sit still… So, care to join me on this intrepid adventure?
8 78Hidden
The girl was not the world's best fighter, nor the world's best killer. She was however the world's best assassin, due to her unthreatening atmosphere that allowed her to draw close to anyone without suspicion she had a 100% hit rate. One day the girl and her classmates were summoned to another world, what will happen when the world's best assassin hides in plain sight.
8 113The wonderful and terrifying world in Mason’s mind
Watch as Mason goes on a quest to destroy everything only to destroy himself.
8 172Paa hi liya!
Sanam puri one of the famous YouTuber of India met a girl through instragram (fan account) with whom he got very much attach, but worst thing was that except her nick name "anu" she had told nothing about her to sanam. What will happen when anu will come in front of sanam? Will he recognise her? Stay tuned to know what will happen next.
8 135"ᴊᴏɴɢsᴇᴏɴɢɪᴇ's sᴛᴏʀɪᴇs"
ᴊᴀʏ x ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
8 209