《LOVENEMIES [END]》13 - Kebuntuan
Advertisement
Saat makan malam, Bae Sooji menceritakan kepada Kim Jongin dan Jung Soojung bagaimana dia bertemu teman sekolahnya di gelanggang es.
Di masa lalu, Sooji adalah orang yang memerintahnya. Sekarang setelah mereka bertemu lagi, Myungsoo bahkan tak bisa digapainya, melihat betapa suksesnya pria itu sekarang.
Terlebih lagi, Sooji yang biasa-biasa saja sekarang harus tunduk pada orang yang dulu menjadi pesuruhnya.
Jongin menggunakan ponselnya untuk menjelajahi situs web tim hoki es kampus mereka. "Bos, kita harus tahu posisi kita. Kim Myungsoo menjadi berita utama di situs web resmi tim hoki es."
Sooji menyandarkan kepalanya di satu tangan dan mengaduk sup telurnya dengan malas. Dengan lesu dia menjawab,"Sudah terlambat untuk mengatakan itu sekarang."
Soojung melihat foto Myungsoo di situs web dan berseru dengan kagum,"Orang ini terlihat sangat seksi."
Jongin menatapnya dengan tegas. "Teman, tolong jelaskan prioritasmu. Saat ini, dia adalah musuh bosku."
"Benar, benar. Kim Myungsoo itu terlihat sangat jelek!" Soojung dengan antusias mengangguk dan mengubah pendapatnya.
Pada saat itu, seorang gadis berjalan melewati meja mereka dengan nampan makan siang di tangan. Mendengar kata-kata Soojung, gadis itu mendengus,"Dasar buta."
Sooji dengan santai mengetuk meja dan mengarahkan pembicaraan kembali ke pokok utama. "Teman-teman, buatlah rencana. Myungsoo bersikap licik dan ingin membalas dendam padaku."
"Bos, tidak perlu takut. Kita semua adalah mahasiswa kedokteran. Setelah kita belajar kedokteran, kita bisa meracuninya."
"Kita bisa mempelajari anatomi dan membuatnya berdarah," ujar Soojung, memberi ide.
"Pelajari ilmu klinis dan kita bisa mematahkan kakinya," balas Jongin.
"Pelajari cara mengoperasi yang baik dan benar dan kita bisa mengebirinya."
"Pelajari penyakit dalam dan kita bisa berbohong padanya dan menyuruhnya membeli suplemen kesehatan."
Mendengar penuturan sahabat-sahabatnya, Sooji hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia menopang wajahnya dengan kedua tangannya. "Bagus. Setelah kalian pergi dan menguasai semua itu, tulangku sudah terlebih dahulu membeku. Saat kalian tiba di pemakamanku, bawakan makanan untukku. Jangan bakar dupa. Itu hanya akan mencemari lingkungan. Dan juga, tolong tulis ini di tulisan di batu nisanku: Aku punya dua sahabat. Salah satunya idiot. Begitu juga yang lainnya."
Advertisement
Kim Jongin menggosok wajahnya dan menundukkan kepalanya untuk melihat foto Kim Myungsoo lagi. Dia berkata,"Mengapa kita tidak menyelesaikannya dengan cara yang kasar tetapi sederhana? Hanya dengan satu pandangan, siapa pun bisa mengetahui bahwa pria ini hanyalah anak lelaki yang tampan. Cara apa menurut kalian yang sukses kulakukan jika aku ingin bertengkar dengannya?"
Sooji tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. Dia memiringkan kepalanya dan menatapnya. "Teman, apa kau tidak tahu olahraga hoki es itu seperti apa?"
Soojung mengangkat tangannya. "Aku tahu. Hoki es adalah olahraga yang melibatkan pertempuran."
"Itu tidak sekedar hanya bertarung. Kompetisi hoki es melibatkan benturan hebat antara tubuh para pemain. Untuk berpartisipasi, kondisi fisikmu harus seperti ini." Sooji berkata sambil mengangkat ibu jarinya. "Jangan tertipu oleh penampilannya yang tampan. Bajingan itu memiliki niat tersembunyi. Kampus kita secara khusus mengatur asisten untuknya — itu benar-benar hak istimewa yang hanya dinikmati oleh pemain inti yang penting. Jika kau bertengkar dengannya, aku akan membawa makanan di hari pemakamanmu."
"Apa yang harus kita lakukan? Bos, tidak mungkin aku hanya bisa melihatmu tanpa daya saat kau jatuh ke lubang neraka. "
"Masih terlalu dini untuk membicarakan tentang jatuh ke lubang neraka. Aku akan menerima semua yang terjadi terlebih dahulu." Sooji menghela napas panjang. "Aku tidak bisa sepenuhnya mengundurkan diri." Sooji menggeram ketika membayangkan bahwa ia akan menjadi pesuruh Myungsoo dalam sebulan. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa marah.
Sooji secara resmi menjalankan tugasnya pada hari berikutnya. Pekerjaannya dimulai di pagi hari dengan panggilan telepon jam 6.30 pagi.
Pada pukul 6.30 pagi, suara berat Myungsoo terdengar sangat bersemangat dan provokatif. Dia berkata,"Setiap pagi, aku sarapan pada jam 7 pagi tepat."
"Apa hubungannya denganku?" tanya Sooji, masih mengumpulkan nyawanya.
"Antarkan sarapanku."
Sooji melirik ponselnya dengan kesal sambil menggerutu. "Menyebalkan."
Advertisement
"Asistenku." Sooji bisa merasakan Myungsoo sedang tersenyum di seberang telepon, membuat pria itu semakin menjengkelkan. "Kau tidak patuh pada hari pertamamu."
" Myungsoo, kau melakukan ini dengan sengaja, 'kan?"
"Aku harus makan nasi untuk sarapan di pagi hari. Dengan membantuku membeli sarapan, kau menghemat waktuku setidaknya 15 menit. Itulah tujuan sekolah mempekerjakanmu."
Sooji menggertakkan giginya. "Kim Myungsoo, aku akan mentolerirmu selama sebulan. Setelah itu, aku akan memberi tahumu siapa bosnya sebenarnya."
Myungsoo benar-benar tidak tergerak oleh ancaman itu. Dia kembali berujar,"Aku ingin makan telur rebus, daging sapi, roti kukus diisi dengan daging dan juga bihun..." Myungsoo menyebutkan semua makanan yang bisa diingat oleh kepalanya.
Sooji sangat marah,"Apa kau pikir kau memesan dari restoran?!"
"Dan juga susu segar. Dua porsi. Cepat, kalau tidak, susunya akan terjual habis."
"Tunggu."
"Aku akan menunggumu di pintu keluar utara di lapangan olahraga timur."
Panggilan terputus. Sooji turun dari ranjangnya dengan malas. Tadi, saat Myungsoo sibuk menyebutkan pesanannya, gadis itu terlalu pusing untuk mencatat pesanannya dan hanya ingat susu segar yang pria itu sebutkan sebelum pria itu memutus panggilannya. Karena itu, Sooji dengan santai membeli beberapa makanan asal di kantin.
Setelah itu, dia membawa sarapan Myungsoo ke pintu keluar utara lapangan olahraga timur. Dengan hanya satu lirikan saja, dia bisa menemukan Myungsoo. Pria itu mengenakan baju olahraga dan sepatu olahraga putih dan mengenakan ikat kepala biru. Lengan bajunya ia lipat, membuat otot-ototnya terekspos. Sooji meneguk salivanya. Pria itu kini bersandar santai ke pohon yang tumbuh di pintu masuk lapangan olahraga. Ia menatap Sooji dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca.
Sooji berjalan kearahnya, suasana hatinya masih sangat buruk karena ia baru saja bangun. Dia berseru,"Hei."
Myungsoo mengangkat kepalanya dan menatapnya.
Wajahnya memerah. Tampaknya pria itu baru selesai berolahraga.
"Kau terlambat 5 menit."
"Kim Myungsoo, aku memperingatkanmu. Sebagai manusia, kau perlu tahu kapan harus berhenti sebelum melangkah terlalu jauh. Kalau tidak, aku akan mengirimkan karangan bunga kepadamu setahun dari sekarang." Setelah mengatakan ini, dia menyerahkan kantungan berwarna putih pada pria itu. "Ini makanan anjingmu."
Myungsoo tidak marah dengan perkataan Sooji. Ia mengambil sarapan dari tangan gadis itu. Myungsoo sedikit haus setelah menyelesaikan larinya. Ia langsung meminum susu yang dibawa Sooji.
Melihatnya minum, Sooji tiba-tiba menyeringai jahat. "Minumlah dengan cepat selagi hangat. Aku memerah susu itu sendiri."
Myungsoo sontak memuntahkan susu itu.
Dia menyeka cairan putih di sudut mulutnya dan menatap Sooji tanpa ekspresi sebelum menggertakkan giginya.
Sooji meluruskan lehernya dan menatapnya dan tersenyum miring.
Myungsoo juga melakukan hal yang sama, sebelum pria itu akhirnya membuka mulutnya.
"Dasar orang aneh berkulit gelap."
"Anjing kecil."
Advertisement
Paranoid Mage
Attention Amazon: ID: PRI-PSCSXB97WPG Now on Book Two! Check the Volumes selector to make sure you start at the right place! Book One: Paranoid Mage Buy on Amazon! Callum had seen things all his life. There are monsters and beasts living among people, but he learned very early not to admit such things, not if he didn’t want people to think him crazy. It turns out that the supernatural is real, but at thirty Callum has no desire to be part of that secret. Not that he has a choice when it turns out he is a mage, albeit one that hasn’t cast any spells in all his life. There are requirements, duties, and education that the powers that be insist he be subject to. To hell with that. Book Two: Renegade Mage Buy on Amazon! After escaping from the Guild of Arcane Regulation and the Bureau of Secret Enforcement, Callum has lost his greatest protection: his obscurity. Now the powers that be know who he is, and hiding is harder than ever. Nor is hiding a plan, just a reaction. Now Callum is forced to decide how he wants to approach the supernatural world, and how he’s going to keep himself secure when the apparatus of government is arrayed against him. Even if he wanted to live as a mage, that bridge has been thoroughly burned, and even if he wanted to live as a normal person, he is far too deep to close his eyes to what he’s seen. He has to make his own terms. Paranoid Mage is an urban fantasy but it goes rather sideways from the normal stuff fairly quickly. Chapters are Fridays, 5PM EST, with approximately 5,000 words per chapter. Join our Discord!
8 176Hero Delivery
Is your world about to die?The all-consuming chaos coming to destroy your world?Demon King winning?Why not summon a Hero?Heroes come from another world and are ready to solve your world's problems. Each one comes with their own powers that, as long as they are nurtured, can be used to save your world (or at the very least, improve life!).Choose from one of our own popular delivery services: isekai, transmigration, reincarnation, or custom summon them. Hero Delivery is here for you. Warning: Treat your Heroes right. Join us and follow the story of the one responsible for delivering quality Heroes to worlds in peril. Journey with us to learn all there is to know about delivering Heroes to another world. [participant in the Royal Road Writathon challenge]
8 153A Dungeon Core
So I died, and then I was allowed to live again. Apparantly though, gods don't really understand what 'live' means because I am now a crystal in a cave, A Dungeon Core. Whatever, I don't really mind. A Core is immortal, at least as long as it isn't killed- and that means I have an infinite amount of time to restore my old body. So I will dig in, build my defenses, and dedicate myself to recovering my body and giving it the power of the Core I have become. But it doesn't seem like I will be left alone by the world around me...
8 62A new horizon
Trevor committed suicide to end his sufferings and pain. Only to realize that he got transmigrated to another world and the first thing he saw after opening his eyes was a woman lying dead beside him. "Dear God, do you want me to go through another suicide again? Do you hate me so much?" Trevor said as he thought he would be accused of murder. But soon he realized that the world he was in had different rules. Take a walk with Trevor, as he rises above everyone else and takes control of his own destiny. -------This is a [Game of Thrones] X [Star Wars] fan-fic. It will be a little slow burn but I will try to go through all the lore and stories of both the books. Hope you will enjoy it. Sorry - I am still trying to make the conversation parts more acceptable and funny so bear me with this.
8.18 175Can A Random Dude From A Village Defeat An Overpowered Demon Lord
The lives of two best friends unfortunately ended one sudden day just because of a simple mistake of a certain someone but because of that they find themselves in a new world slowly regaining their memories of their past lives. Due to the cruel reality of the world an event reshapes their entire lives as we follow them through their adventures
8 134InstaFamous
Every click counts. Remember that. Everything you post on the internet may be deleted, but once someone sees it, there's no turning back. Take Gigi Vloski, your typical weird teenager, aka me, for example. Everything is normal, or as normal as it could ever be. There's the annoying 'ex best friend turned to mortal enemy'. There's my freakiest brother who calls pranking a type of affection. And then there's the stepmother who loves my brother so much she never listens to me. But my life takes a turn with just an unexpected click. A click that changed me and my whole world forever. • • • •"Your video got a million hits!" He yelled, making my eardrums burst. I gave him a puzzled look. He facepalmed. "You got a million hits on YouTube!" he said with a hopeful look, hoping I would know the thing I really don't know. "Not ringing any bells." I muttered and shook my head.• • • •all rights reserved 2013-2014.
8 182