《LOVENEMIES [END]》12 - Teman Sekelas Lama
Advertisement
Bae Sooji dibawa ke ruang konferensi di lantai tiga.
Manajer Lee mendorong pintu hingga terbuka dan mengisyaratkan gadis itu untuk masuk. Sooji merasa ada yang aneh dengan situasi ini, tetapi sebelum dia bisa memahami apa yang sedang terjadi, Manajer Lee mencolek bahunya, membuat Sooji sontak menoleh ke arahnya.
"Aku baru ingat kalau aku masih ada urusan. Aku harus pergi. Kalian berdua mengobrollah dengan baik." Saat berkata demikian, Manajer Lee bahkan tidak memberi Sooji kesempatan untuk membalas ucapannya. Pria itu langsung pergi begitu saja.
"Hei..." Sooji bingung.
Dia berbalik dan menyapu matanya ke seluruh penjuru ruang konferensi.
Ruangan itu berbentuk persegi dan agak besar. Dengan perabotan yang tidak terlalu banyak, ruangan itu terasa sangat luas. Di tengah ruangan tersebut ada meja konferensi dan di ujung meja itu ada jendela Perancis. Tirai abu-abu ditarik terbuka dan melalui jendela tersebut, kalian bisa melihat pemandangan dari luar dimana banyak pohon dan juga pejalan kaki.
Di depan jendela Perancis ada kursi eksekutif berwarna hitam. Seorang pria kini duduk di kursi itu.
Sosok itu duduk menghadap jendela Perancis, membelakangi Sooji.
"Hai," sapa Sooji.
Kursi itu perlahan berbalik sebelum akhirnya menghadapnya.
Pria itu mengenakan pakaian olahraga putih dan memiliki potongan rambut pendek dengan poni depannya. Ketika dia kembali menghadap sinar matahari yang bersinar dari jendela, wajahnya tidak bisa dilihat dengan jelas. Namun, Sooji menatapnya lekat dan tertegun sejenak. Dia berpikir bahwa pria ini sangat tampan.
Wajah pria itu putih dengan fitur yang simetris. Dia juga memiliki tatapan mata yang tajam serta hidung yang mancung.
Pria itu duduk di sana dengan tenang sementara berjemur di bawah sinar matahari.
Tak mendapat balasan, Sooji kembali mengulangi sapaannya,"Hai."
Pria itu hanya menjawab sapaannya dengan gumaman kecil. Dengan nada yang tidak tergesa-gesa, dia bertanya,"Kau asisten baruku?" Suaranya sangat dalam, dan entah kenapa, Sooji sangat menyukai suara berat pria itu.
Sadar bahwa kini ia tampak seperti orang bodoh, Sooji segera mengangguk.
"Kulitmu benar-benar gelap," ujar pria itu.
Bae Sooji sedikit malu dan buru-buru menjelaskan,"Aku baru saja kembali dari pelatihan militer. Aku akan lebih putih dalam beberapa hari, sungguh!"
Pria itu tidak berkomentar lagi dan malah bangkit dan berjalan ke arahnya.
Ketika pria itu berdiri, Sooji menyadari bahwa orang ini sangat tinggi. Pria itu mengambil langkah lambat dengan tangannya yang digenggamnya di belakang punggungnya. Entah kenapa, Sooji merasa terintimidasi dengan sosok sang pria.
Advertisement
Sooji mulai merasa gugup. Dia menegakkan pundaknya, menelan ludahnya dan menatap pria itu.
Pria itu berjalan semakin dekat. Sooji sudah bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas.
Kemudian, Sooji tiba-tiba merasa ada yang aneh. "Orang ini tampak sangat tidak asing!" batinnya.
Alisnya yang miring, hidungnya dan sepasang mata yang berbentuk seperti almond dengan lipatan kelopak mata ganda. Sepasang mata itu dibingkai oleh bulu mata panjang dan tebal yang begitu gelap. Ah, Sooji pernah menggambarkan seseorang dengan cara ini sebelumnya, tapi siapa?
Rasanya sosok itu sangat dekat dengan ingatannya! Sooji sedikit gelisah. Mata gadis itu melesat dan dia melihat bahwa di sebelah kanan jembatan hidung pria itu, ada tahi lalat cokelat muda mungil, seperti bintang kecil yang melindungi matanya yang seperti bulan.
Ah!
Dia langsung teringat dan berkata,"Kim Myungsoo! Kau Kim Myungsoo, 'kan?!"
Kim Myungsoo memiringkan kepalanya dan dengan sengaja menatapnya dengan tatapan bingung. "Kau...?"
"Aku Bae Sooji! Bae Sooji! Kau lupa?" Sooji sama sekali tidak berharap bertemu Kim Myungsoo di sini. Dia cukup terkejut tetapi juga senang. Bagaimanapun, pria ini adalah teman sekelas lamanya.
"Bae Sooji."
"Benar, aku Bae Sooji. Apa kau tidak mengingatku?"
"Ya. Trauma masa kecilku. "
"Eh?"
Sooji tidak terlalu mendengar perkataan Myungsoo barusan karena pria itu berkata dengan sangat kecil, malah lebih terdengar seperti lirihan.
"Berkat penjagaanmu, aku tidak bisa menghabiskan satu sen dari uang sakuku selama enam tahun sekolah dasar."
Bae Sooji merasa canggung. Dia melambaikan tangannya. "Kau terlalu memujiku..."
Myungsoo meneliti gadis itu lagi. Dia bertanya dengan ragu,"Bagaimana kulitmu bisa menjadi begitu gelap?"
"Aku sudah mengatakannya padamu. Aku baru saja kembali dari pelatihan militer. Kenapa kau tidak percaya padaku? Eh, tunggu!" Wajah Sooji berubah. "Kita berdua berada di tingkat yang sama. Kau seharusnya juga mengikuti pelatihan militer. Kenapa kulitmu tidak gelap? Ini tidak masuk akal."
"Oh, aku melompat kelas. Aku berada di tingkat kedua tahun ini," jawab Myungsoo santai.
Sooji iri. Myungsoo selalu jauh lebih hebat dari pada dirinya, baik itu saat mereka kecil maupun sekarang. Pria itu bagaikan kuda berharga yang akan selalu berlari lebih cepat dibandingkan yang lainnya
"Selamat." Sooji menggigit bibirnya. Nada suaranya sedikit lemah. "Kau masih bermain hoki es? Aku mendengar Manajer Lee menyebutkan bahwa kau adalah pemain inti dari tim sekolah."
Advertisement
"Hm. Mereka khawatir bahwa aku memiliki terlalu banyak beban dipundakku dan karenanya mereka mempekerjakan seorang asisten untukku. Aku tidak tahu bahwa asistenku adalah kau."
Kalimat ini secara tidak langsung mengingatkan Sooji bahwa dia ada di sini untuk menjadi asisten seorang Kim Myungsoo.
Myungsoo adalah mantan pesuruhnya. Saat mereka kecil, ketika Sooji menunjuk ke arah timur, pria itu bahkan tidak berani pergi kearah berlawanan. Dia bahkan lebih patuh dari Jongin.
Dan sekarang, gilirannya untuk menjadi pesuruh Kim Myungsoo.
Takhtanya telah jatuh!
Waktu benar-benar telah berubah. Sooji merasa sedikit sedih. Dia tidak bisa menerima kenyataan ini.
Myungsoo mengagumi ekspresinya dari samping. Bibirnya mencibir, menampakkan senyuman tipis sebelum kembali ke wajah seriusnya.
Sooji bersedia menjadi asisten siapa pun. Satu-satunya pengecualian adalah Kim Myungsoo. Bagaimana bisa dia menjadi pesuruh orang yang dulu adalah pesuruhnya? "Aku tidak bisa menerima pekerjaan ini lagi. Aku baru ingat bahwa aku harus belajar dengan baik. Aku bermaksud menempuh jalur akademis nanti," bohongnya
"Tentu, cukup bayar biaya pemutusan kontrak."
"Biaya pemutusan apa?" tanya Sooji kebingungan.
Myungsoo menunjuk pada kontrak yang Sooji pegang. "Lihat sendiri."
Kontrak itu memiliki dua salinan. Setelah Sooji menandatanganinya tadi, Manajer Lee memberikan satu salinan kontrak padanya. Sooji membuka salinan kontrak itu dan membaca bagian pemutusan hubungan kerja. Disitu tertulis bahwa jika dia berhenti secara mendadak, maka dia harus membayar biaya pemutusan kontrak sebesar 100.000 won. Dia juga harus mengganti kerugian yang timbul atas kepergiannya. Dia bisa tidak membayar biaya pemutusan kontrak jika dia memberikan pemberitahuan pengunduran dirinya satu bulan sebelumnya.
Ini berarti bahwa jika dia ingin mengundurkan diri, dia hanya bisa pergi satu bulan ke depan.
Baik! Sebulan lagi. Sooji hanya akan tersenyum dan menanggung kesialannya!
"Tugasmu secara resmi di mulai besok," ujar Myungsoo.
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Kau harus melakukan apa pun yang aku minta," kata Kim Myungsoo. Pria itu diam-diam melanjutkan kalimatnya tadi dalam hatinya. "Sama seperti bagaimana kau memperlakukanku ketika kita kecil dulu."
Sooji merasa bahwa cara bicara Myungsoo saat ini sangat mengesalkan, seolah-olah pria itu meminta pukulannya.
Namun, pria itu benar-benar tinggi sekarang. Dia benar-benar berbeda dari dirinya di masa lalu. Sooji tidak yakin bisa mengalahkan dirinya sekarang.
Myungsoo mengambil ranselnya yang tergantung di kursi, menyampirkannya di atas bahu dan menyelipkan tangannya ke sakunya. "Aku pergi."
"Kau mau pergi kemana?"
"Tentu saja ke kelasku."
Sooji melihat jam tangannya dan memang sudah saatnya mereka memasuki kelas. Dia membuntuti pria itu dan dengan masam berkata,"Kalian para atlet juga mengikuti pelajaran?"
"Aku bukan sekedar atlet."
"Oh? Berapa nilai yang kau dapatkan saat ujian masuk universitas?"
Dengan satu tangannya berada di kenop pintu, Kim Myungsoo melirik ke arahnya. "Kau ingin tahu?"
Myungsoo menunjukkan senyumannya yang menyeramkan, menyebabkan Sooji bergidik ngeri. Gadis itu dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, aku tidak ingin tahu. Aku tidak akan memberimu kesempatan untuk pamer."
Keduanya keluar dari ruangan tersebut. Myungsoo melangkah ke tangga dan Sooji mengikutinya dari belakang. Gadis itu kini persis seperti ekor kecil Myungsoo. "Kenapa kau kuliah di UNK?" tanya Sooji basa-basi, tak terlalu penasaran sebenarnya.
Tanpa menoleh, ia menjawab,"Ada tim hoki es di UNK."
Pria ini... Dia tidak hanya tampan, tetapi juga unggul dalam bidang akademik sambil melakukan hal-hal yang dia sukai. Hal ini membuat Sooji semakin iri.
Setelah mereka keluar dari gelanggang es, Myungsoo menatap deretan sepeda untuk menemukan sepedanya sendiri. Setelah menemukan sepedanya, ia segera menarik sepedanya ke luar.
"Kau mengambil jurusan apa?" tanya gadis itu lagi.
"Astronomi. Kau?"
"Aku... Aku di Fakultas Sekolah Ilmu Pertanian."
"Jurusan apa?"
Sooji tampak ragu sebelum akhirnya menjawab,"Ilmu kedokteran hewan." Gadis itu mengangkat kepalanya untuk melihat langit dan berkata dengan lembut. Suaranya sangat kecil, seperti dengungan nyamuk.
Sayangnya, Myungsoo mendengar kata-katanya dengan sangat jelas dan tertawa kecil.
Sooji bisa merasakan telinganya memanas. Dia sedikit malu.
Myungsoo menaiki sepedanya. Dengan satu kaki di tanah dan satu kaki lagi di pedal sepeda, dia bertanya,"Apa kau ingin menumpang?"
"Tentu." Sooji menerima niat baiknya. Dia berjalan ke kursi belakang sepeda.
Baru saja akan mendudukkan bokongnya, pada saat yang tepat, Myungsoo menjalankan sepedanya. Pria itu menggerakkan sepedanya dengan cepat, membuat Sooji mendaratkan bokongnya di tanah.
"Dalam mimpimu," ujar Myungsoo.
Myungsoo dengan santai mengendarai sepedanya sambil tertawa puas.
Sooji menyaksikan sosok itu perlahan menghilang dari kejauhan sambil memikirkan bocah kecil, manis dan lemah dalam ingatannya. Ia tidak menyangka bahwa kedua sosok itu adalah orang yang sama.
Bagaimana bisa anak yang sangat baik tumbuh menjadi begitu jahat?
"Anjing kecil, kau sudah berubah," lirihnya kemudian sambil menggosok bokongnya.
Advertisement
World of Telduria
The world of Telduria is filled with dangers and opportunities. The world is made up of numerous factions, kingdoms and alliances. Most of the time there is relative peace but every now and then wars and skirmishes breaks out. There is a council of nations which tried to mediate peace between the nations. Each nation is represented along with the guilds which span the world.The guilds have an invested interest in keeping the peace due to how they work across the borders. The different nations make up half of the council while the guilds make up the second half. The balance in the world is on a life's edge. A powder keg waiting to blow, but no one dares to make the first move.After the formation of the adventures guild and the mercenary guild most nations dissolved their militarises and instead the army is more of a policing force than an offensive one while the guilds hunt down dangerous creatures and monsters that appears in the world.The nations have changed their ways from war to one of assassination, espionage, economics and diplomacy. World leaders don't tend to survive very long if they don't have guards with them at all times. While officially there is no assassin's guild or thieves guild they do sure exist and are thriving like never before in the current political climate. That and the other guilds don't stop them since they also hire their services from time to time.The various temples and religions have no official power part from some nations which are based around a belief. In actuality though they have considerable powers since they control the masses just as well as the rulers themselves. Get on their bad side and you might just find an assassin coming for you. A young woman gets thrown into this grimdark world from our own. Will she survive the curveball that gets thrown in her face as she changes into something else? Map created by Maximeplasse This fiction is based on my play-per-post RP that I've run before but with my own take on summoned characters and dungeon settings. At certain points I'll also allow reader decisions if the story gets popular enough. xD It's unrelated to the D&D Theron setting; Telduria I just liked the name and the map when I started up the RP back in the day.
8 192Shadow of Steel
Purple. Persecuted. Poisoned. Saya was a poor teenager raising her family on a farm. She knowingly poisoned herself by choosing the dangerous job of picking Malvaos, mysterious purple fruits. The greater the danger, the better the pay. Picking Malvaos for five years turned her purple. Ever since she got her hands on a broken purple staff, weirder and stranger things have happened. So much happened that she questioned if things would ever go back to normal again. She journeyed back to her hometown, Steel, Michigan, where nothing was the same. Adding to the mess that the new human inhabitants created, the Orcs were trying to take over the town. There was no way to turn it back to how it was but she was determined to fight for Steel, for humankind. Being purple isolated and hardened her but it gave her extra power. With the help of a Tengu, new friends, suspicious elves, and naughty fairies, she would learn how to use her powers to battle the Orcs. Unintentionally, it's like "Percy Jackson" meets "Stranger Things."
8 199Roalacia: FateBreaker
“Listen properly goddess since you're asking for a synopsis, here I go...” Witness the epic fantasy journey of Roa, the former ruler of Stygia who reigned for about 108 years and ultimately stepped down to prevent the looming civil war of his country. For some reason, He pulled a absurd stunt of faking his death to finally disappear from the face of the world and started a new journey. “Nah this won’t do, the synopsis is so cliche Roa. Where is the fanservice?! The harem and lewd stuff?! those are what the readers are looking for.” Oh freaking c’mon! They will get there as they read so shut it you perverted goddess. In any case, this isn't your generic dense protagonist story. They will know my life story and how I will destroy fate and single handedly…” ...Destroy the world. “So more lewds?!” “NO!” ----- There will be no updates for a while. I will revisit this story when I have the time and ideas.
8 171Noctoseismology
Doctor Roxanne Updyke was isekai'd earlier today. She finds herself in a world of noble heroes and wicked villains, wielding great powers against each other in the never-ending war for justice. An ordinary person would be advised to run for cover. Doctor Roxanne Updyke, however, is a mad scientist and an experienced bounty hunter, from a world of powers more subtle but no less dangerous. The greatest danger isn't the fights between heroes and villains, it's that she'll find something she's unwilling to leave behind when her job is done.
8 112The Rebirth of a Emperor
An Emperor reaches the end of his days, exiled and living in misery in a faraway land together with his entire dynasty and some friends from his time of rule. He regrets never being able to return to his beloved country and wonders if he made the right choice by leaving his throne to avoid a massive conflict but tries to comfort himself knowing many lives were spared. As he dies however, visions of a strange future appear as if to answer his doubt, making him shed tears of remorse, for his country's fate is not a good one after him, making his end truly a miserable one. However unexpectedly, his eyes open again to a place never seen before to a people he had no recollection of, in the embrace of a woman he at first has no idea of who it was. This strange, absurd situation quickly makes him realise what just happened, he does not know how he came to grasp the situation, but something made him understand this: This isnt his world and there is no turning back, no way to see his homeland again nor his family. In this horrible realisation, he cried, much like the infant he was now, marking his rebirth to this new world, which he saw as a punishment from God for his actions. ----------- Note from author: this story is the first i ever published, so please, to anyone who takes an interest in it, have a bit of patience with me and if you can, give me a bit of good old criticism. For now i will publish small chapters for i am not very confident in this, but as i write more and gain some experience i will release longer and better ones. Also English isn't my mother language so any advice or correction is welcomed.
8 87Ask or dare the pup star crew
Ask or dare the pup star crew
8 135