《LOVENEMIES [END]》8 - Jadi, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Advertisement
Dalam ingatan Bae Sooji, masa kecilnya sangat terkait dengan seseorang yang bernama Kim Myungsoo. Semua ingatannya pada tahun-tahun ia di sekolah dasar ditandai dengan nama dan kehadiran Kim Myungsoo.
Jadi, apa yang terjadi selanjutnya?
Yang terjadi selanjutnya adalah...
Tahun keenam sekolah dasar, Sooji dan Myungsoo menghadapi dilema memilih sekolah menengah pertama mereka. Dua sekolah menengah pertama yang paling diincar para pelajar dan orang tua adalah Kirin Junior High School dan Jaeil Junior High School. Kedua sekolah tersebut memiliki kelebihan mereka sendiri dan setiap tahun, orang tua yang tak terhitung jumlahnya akan berbondong-bonding untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke dua sekolah ini.
Di antara kedua sekolah tersebut, Kirin Junior High School memiliki kegiatan dan program ekstrakurikuler yang lebih baik. Sekolah itu juga memiliki tim seluncur es terbaik di seluruh Kota Gwangju. Sooji dan Myungsoo berjanji untuk masuk ke Kirin Junior High School bersama. Sooji sudah pernah memenangkan juara untuk seluncur cepat sebelumnya. Bahkan meskipun dia tidak mengikuti ujian masuk sekolah menengah pertamanya dengan baik, dia tetap bisa masuk ke sekolah tersebut. Adapun Myungsoo, dia bahkan lebih tidak perlu khawatir lagi. Berdasarkan nilai-nilainya saja, dia adalah seseorang yang akan diperebutkan oleh kedua sekolah tersebut.
Selama liburan musim panas setelah lulus sekolah dasar, Sooji sangat senang. Ini karena kakeknya akhirnya membawanya ke Disneyland.
Meskipun dia tidak berhasil menjadi siswa dengan nilai tertinggi di kelasnya bahkan sekali pun dalam enam tahun sekolah dasar, kakeknya menyadari bahwa dia tidak akan menjadi lebih muda lagi dan tidak memiliki banyak waktu yang tersisa. Bagaimana jika hari dimana Sooji menjadi juara kelas tidak pernah datang? Lebih baik mereka pergi untuk menghindari penyesalan seumur hidup pria tua itu.
Selama liburan musim panas yang sama, Myungsoo pergi ke kamp pelatihan di luar negeri. Tidak ada berita dari bocah tampan itu selama dua bulan berturut-turut.
Sekolah akan dimulai pada bulan September dan Sooji secara resmi menjadi siswa sekolah menengah pertama. Dia sudah mengganti seragam lamanya ke seragam baru, tas sekolah baru dan alat tulis baru dan dia harus menempuh perjalanan setengah jam dengan kereta bawah tanah untuk sampai di sekolah barunya.
Advertisement
Kepala Sekolah Bae khawatir dengan putri kecilnya, maka dari itu dia memutuskan untuk mengantarkan Sooji di hari pertamanya sekolah di sekolah barunya.
Duo ayah dan anak itu berdiri di depan papan buletin, leher mereka memanjang untuk memeriksa daftar kelas. Mereka bergerak beriringan, membuat siapa saja bisa tahu dengan sekali pandangan bahwa mereka adalah ayah dan anak.
Hanya mereka berdua yang masih melihat papan buletin.
Penjaga keamanan mengingatkan mereka dengan ramah,"Tugas kelas dapat diperiksa secara online."
Kepala Sekolah Bae mengangguk. "Terima kasih. Aku tahu. Aku hanya melihat-lihat. Sudah ketemu?" Bagian terakhir dari kalimat itu diarahkan pada Sooji.
Bae Sooji menggelengkan kepalanya. "Tidak."
Dia mencari nama Kim Myungsoo.
Kepala Sekolah Bae berkata,"Mungkinkah dia tidak sekolah di sekolah ini?"
"Itu tidak mungkin!"
"Baiklah, baiklah. Kita akan memeriksa daftarnya lagi secara perlahan."
Mereka akhirnya memutuskan untuk memeriksa daftar tersebut sekali lagi, namun mereka juga masih tidak dapat menemukan nama Myungsoo.
Kepala Sekolah Bae menyadari bahwa Sooji tampak kesal dan ayah dari anak itu berusaha untuk menghiburnya,"Pergilah masuk ke kelasmu dulu. Ayah akan menelepon keluarga Myungsoo untuk bertanya."
Setelah membujuk putrinya untuk pergi, Kepala Sekolah Bae menelepon ibu Myungsoo.
"Halo, Kepala Sekolah Bae? Apa Bae Sooji sudah pergi ke sekolah?"
"Dia sudah ada di sekolah. Bagaimana dengan Myungsoo? "
"Myungsoo juga sudah tiba di sekolahnya. Sooji kelas berapa? Aku tidak melihat kalian berdua saat aku membawa Myungsoo untuk mendaftar ke sekolah barunya sebelumnya."
" Sooji ada di Kelas 1 A. Bagaimana dengan Myungsoo?"
Mendengar hal ini, Nyonya Kim tertawa," Myungsoo juga ada di Kelas 1 A. Sepertinya mereka ditakdirkan untuk menjadi teman sekelas lagi. Bagaimana kalau kita meminta guru untuk mengaturnya agar mereka bisa menjadi teman semeja lagi?"
Kepala Sekolah Bae merasa ada sesuatu yang salah. "Tunggu, tunggu sebentar. Myungsoo ada di Kirin Junior High School, 'kan?"
Advertisement
"Oh, Kirin Junior High School? Bukankah Sooji mengatakan bahwa dia ingin mendaftar di Jaeil Junior High School? Myungsoo berkata bahwa mereka berdua berjanji untuk mendaftar di Jaeil Junior High School."
Kepala Sekolah Bae sontak terdiam. Pria itu sudah tahu apa yang terjadi. Anak bodoh itu...
Untuk mencegah putrinya merasa terlalu sedih, Kepala Sekolah Bae mengarang cerita. Ketika menjemput Sooji di sekolahnya pada sore hari, pria itu buru-buru mengatakan kebohongannya tanpa cacat,"Myungsoo awalnya berencana mendaftar di Kirin Junior High School. Tapi, Jaeil Junior High School ingin sekali mendapatkan siswa yang unggul. Maka dari itu mereka menawarkan kepada orang tuanya 100.000 won dan mereka setuju untuk mendaftarkannya di sana. Myungsoo terlalu malu untuk memberitahumu. Ini seharusnya menjadi rahasia. Berpura-puralah tidak tahu apa-apa, mengerti?"
Sooji dapat menerima bagaimana ini terjadi, maka dari itu berkata,"Aku tidak tahu Myungsoo seberharga itu. Bagaimana denganku? Jika aku mendaftar ke Jaeil JuniorHigh School, berapa banyak yang akan mereka berikan kepadaku?"
"Kau bisa diibaratkan sebagai buah apel yang dijual secara besar-besaran pada setiap akhir musim. Hampir tidak berharga sama sekali. Jangan membuat masalah dan tetaplah di Kirin Junior High School."
Mendengar ucapan ayahnya, gadis itu menggembungkan pipinya.
Melihat putrinya, Kepala Sekolah Bae berpikir bahwa putrinya yang berharga sangat menggemaskan bahkan ketika ia sedang marah. Pria itu bertanya-tanya bajingan mana yang cukup beruntung untuk menikahi putrinya di masa depan. Memikirkannya saja, sudah membuatnya sedih.
Meskipun Kepala Sekolah Bae memahami keinginan Myungsoo untuk membebaskan dirinya dari Sooji, pria itu tidak dapat memaafkan Myungsoo karena membohongi putrinya. Pada saat yang sama, Kepala Sekolah Bae berpikir bahwa karena Kim Myungsoo sudah meremehkan putrinya, Sooji juga tidak perlu tetap berhubungan dengan orang sepertinya. Bagaimanapun, Sooji tidak seharusnya mempedulikan Myungsoo yang tidak memperlakukannya dengan hangat.
Karenanya, Kepala Sekolah Bae memasukkan nomor rumah Myungsoo ke dalam daftar hitam.
Sooji saat itu baru saja pulang dan ingin menelepon Myungsoo, tetapi panggilannya tidak berhasil. Dia akhirnya bertanya pada ayahnya.
"Myungsoo tinggal di sekolahnya sekarang. Mereka memutuskan saluran telepon rumah mereka karena itu tidak perlu. Lagi pula, tidak ada yang masih menggunakan telepon rumah. Semua orang menggunakan ponsel sekarang. "
Sooji mengangguk mengerti. Setelah itu, gadis itu menulis beberapa surat untuk Myungsoo tetapi dia tidak menerima balasan sama sekali. Antusiasmenya untuk menghubungi Myungsoo berangsur-angsur menjadi hilang.
Karena itu, setiap kali ada yang bertanya "apa yang terjadi selanjutnya", satu-satunya jawaban adalah — tidak ada kata selanjutnya.
Ayah Sooji berkata, dalam hidup, setiap orang memiliki jalannya sendiri untuk berjalan. Terkadang, kau mungkin merasa dekat dengan orang lain dan membuat kenangan indah bersama. Namun, tidak selamanya kau bisa bersama dengan orang itu.
Penyesalan yang sekarang kau rasakan hanyalah akibat dari kau tidak terbiasa dengan hal itu.
Tapi tidak apa-apa, tenang saja. Jangan berhenti bergerak dan kau akan bertemu dengan orang baru. Tawa dan sukacita baru akan muncul lagi untuk mencerahkan duniamu.
Sedangkan untuk orang-orang yang pernah singgah dihidupmu, biarkan mereka hidup dalam ingatanmu. Sama seperti foto-foto lama di album foto, kau dapat dengan santai membawanya keluar untuk melihat foto tersebut sekali-sekali ketika kau senggang. Setelah selesai, cukup simpan album foto itu dan lanjutkan apa yang kau lakukan sebelumnya.
Di Kirin Junior High School, Sooji menjalin pertemanan baru dan menjalani kehidupan baru. Selama enam tahun di sekolah menengah, dia tidak pernah melihat Myungsoo sekali pun.
Dia berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Myungsoo lagi dalam hidupnya.
Advertisement
-
Aureate (LitRPG Portal Fantasy)
In the Continent, it is a time of change. The Continental System weakens; the dungeons start to crack. The status quo of the past hundreds of years is set to burst as hidden forces make their move. And deep in the bowels of the world, ancient powers thought long dead slumber no more. Alex doesn't know where he fits into all of this, but he needs to figure out fast. After all, he has just been dumped into this new world. Oh, and he's some kind of chosen one, apparently. But by the sound of it, that doesn't make him the hero of the story.
8 109 -
AK - The Alchemy Kingdom
Karl always wanted to be a Mage. He was born in the Serion Kingdom, a fully pledged magic Kingdom. Seems like a perfect match, right? Unfortunately, no. He's just a commoner, working endlessly to maintaining the lifestyle of Mages. On his 15th birthday, his last chance to escape from a miserable life was destroyed when he was deemed to have no magic potential. For thousands of Serion's citizens that would be the end of their dreams. But how could this story be any fun, ending like that? Follow Karl and his friends while they tried to fight against the Kingdom's oppression. Will the system bend them to submission or will they break the chains of destiny? Spoiler alert: After thousands of years, an ancient Magic system will be reborn in the small Caiset village. What should you expect? - Kingdom Building: For sure! The heavy lifting will come later, I promise! Foundation is important, please be patient; - Epic battles: A Kingdom is not built without war and conflict. Who doesn't like good fights? Let's bring some excitement to this novel!; - Multiple leading characters: Karl convinced them to get on the bus, but this is a very long trip and everyone will need to drive a little; - Scientific Magic System: Especially Alchemy! I'm in no way trying to take the fantasy out of Magic. I just feel like trying to do something more logical. I'll probably stumble on a fine line, but I’m counting on you to keep me on track!; - World Building: I’m using some basic concepts from traditional Fantasy Worlds and trying to add some nice touches to make it unique; - Fun?: I'll try to insert some humor into the story, but that’s an experience we will go through together. Other points I find important: Alchemy is mostly crafting magic tools, but it will go a little further down the road. Even if you don't like crafting, weapon enhancing and whatnot, don’t give up on the novel. You might be surprised about Alchemy's reach later. Also, other types of Magic will play an important role here, just not the leading role. ......... Check out my two spin-off novels, Merchant Queen and Harbinger of Death! Both are independent novels, but with the same world setting... Maybe some crossover later... Either way, you can check them to get additional information on worldbuilding and hidden plots... Please leave a comment! If you want to help me more, support me on Patreon. I'm always trying to come up with new ways for you to participate in this journey. New Chapters on Monday, Wednesday, Friday and Saturday!
8 148 -
Natsu x Lucy (smut included)
Please ignore my pitiful vocabulary enjoy, anyway ^^(thanks so very much for all the views, comments etc TwT<3)
8 103 -
The Humanity Initiative (discontinued)
Virtual gaming has been around for ages. Many live their entire lives online, not caring about what’s left of the real world. The few who do, fear nuclear annihilation. The risk of an unfortunate chain reaction is too large to ignore, but as of now, prevention is impossible. Humanity, in its biological form, would never survive as it is. That’s why the UN has its full focus on “The Humanity Initiative”. The field of genetics shows promising results, but are years from ready. If bombs were to fly tomorrow, something must survive. Recent VR technology has a potential candidate for that something.Farah Al Farzha never plays online, she loathes the very idea of it. She is in love with reality, and competitive fencing is her way to prove it. But when she reluctantly went online, she couldn’t exit, or at least a copy of her consciousness couldn’t.Human, but juridically speaking no more, Farah struggles in a game that would’ve been illegal. To her only consolation, the game is modeled after reality, a place foreign to the gaming brats around her. But what demands do the UN put on potential ‘human’ survivor candidates, and how will natural selection be replaced, when reality is no more? _______________________________________________________________________
8 244 -
AMARANTHINE: BEYOND THE EVERLASTING
The world in turmoil. everything out of sense as she is just a plain-looking ordinary girl."This is beyond my capabilities.." Don't worry. 'Death' choose her and that's the end of her 'ordinary' San Roel, a teenage girl living in an ordinary world. she will meet her trials to extend her ability, transmigrated to another world, searching for her answer, meeting another creature and culture beyond her ordinary. who will lose first? her original identity or her purpose?something that lies ahead, keep hidden and untouchable, something that eternal. should she go under or above? is there a situation worse than this? should she failed, what penalties waiting for her?.story original by NIEcover; the original photo was taken by NIE and design by NIE.
8 105 -
My Innocent Flower ( Jasper Hale x Maleoc)
Bella has a brother though no one knew about him; only because he had been in the hospital because of his asthma(it's really bad and he needs to have an air tank with him constantly). Bella doesn't like talking about him and brining him up what so ever. So what happens when he comes to forks Washington to be with his dad and sister that doesn't like him. I obviously don't own the twilight series all rights reserved to the rightful owners
8 283