《LOVENEMIES [END]》7 - Kegiatan Musim Dingin
Advertisement
Baik Bae Sooji maupun Kim Myungsoo, keduanya akhirnya mendaftar untuk kelas seluncur es. Namun, mereka berpisah setelah beberapa pelajaran. Di bawah saran klub seluncur es, Sooji pergi untuk belajar seluncur cepat. Sedangkan Myungsoo, ia menarik perhatian seorang pelatih dari klub hoki es dan akhirnya diseret untuk belajar hoki es.
Karena kedua kegiatan itu masih melibatkan olahraga, orang tua mereka tidak terlalu terlibat pada olahraga yang mereka ikuti.
Tak terasa ini sudah hampir akhir masa sekolah.
Sooji pergi mengunjungi kakeknya dan dia menagih janji kakeknya untuk membawanya ke Disneyland jika dia memiliki nilai tertinggi di kelas.
Untuk mencapai mimpinya pergi ke Disneyland, Sooji mengerahkan keterampilan yang ia kuasai — menindas Myungsoo, apa lagi memangnya? Dia memberi tahu Myungsoo, jika bocah itu mencetak nilai sempurna di semua mata pelajarannya, Sooji akan mengisi kotak pensilnya dengan cacing. Akan ada satu cacing untuk setiap hari dan cacingnya akan berbeda pula setiap hari.
Di bawah ancaman ini, Myungsoo sengaja menjawab pertanyaan matematika dengan salah dan menghasilkan skor 98.
Namun tetap saja hal itu masih membuat Myungsoo menjadi juara satu di kelasnya.
Sooji sedikit sedih karenanya.
Ibunya mengatakan kepadanya bahwa dia perlu menenangkan diri.
Sooji berpikir bahwa ini masuk akal. Sejak hari itu, dia mulai memakan kenari setiap hari. Ya, dia perlu meningkatkan kekuatan otaknya. Bukankah kenari bisa meningkatkan kinerja otak seseorang?
Selama liburan musim dingin, baik Sooji dan Myungsoo mendaftar untuk program sukarela bagi siswa sekolah dasar yang diselenggarakan oleh klub komunitas pemandu kaum muda di sekolahnya.
Mereka semua ditugaskan ke berbagai tempat menarik untuk menjadi pemandu gratis bagi wisatawan. Sooji dan Myungsoo dikirim ke bagian tempat yang menampilkan medan perang di barat kota. Di sana banyak terdapat artefak yang digali dan benda-benda bersejarah yang diatur sedemikian rupa untuk membuat tempat itu tampak nyata.
Sayangnya, tampaknya tidak banyak orang yang tertarik untuk berkeliling untuk melihat sisa-sisa medan perang di zaman yang damai ini.
Advertisement
Untuk meningkatkan antusiasme para siswa dan siswi, penyelenggara kegiatan menyuruh mereka untuk meminta potongan tiket wisatawan. Setiap tiga potongan tiket tersebut dapat ditukar dengan bunga merah dan bunga merah tersebut dapat ditukar dengan berbagai hadiah seperti tas sekolah, alat tulis, mainan, dll.
Ada empat pemandu muda yang bertugas di bagian medan perang, termasuk Myungsoo dan Sooji. Namun, tempat itu tidak memiliki cukup turis untuk mereka.
Merasa bahwa ia perlu berusaha lebih keras, Sooji memiliki ide.
Setelah melihat pengunjung masuk, dia akan langsung menuju kearah mereka, mengedipkan matanya yang besar dan dengan polos bertanya: Kakak, bisakah aku memandumu di tempat ini? Gratis!
Siapa yang bisa mengatakan tidak jika mereka melihat wajah Sooji yang begitu menggemaskan?
Dan kemudian, dengan linglung, kelompok pengunjung itu akan dibawa pergi oleh Sooji.
Sejarah tentang medan perang agak membosankan. Sooji tidak menghafalnya dengan benar saat menjalani pelatihan. Ketika Sooji terus mengoceh, dia lupa apa yang terjadi selanjutnya dan pikirannya menjadi kosong.
Tidak apa-apa. Tidak perlu khawatir. Percaya diri adalah kuncinya!
Oleh karena itu, Sooji hanya diam sebentar sebelum melanjutkan ocehannya dan dengan lembut ia mulai membual.
Semua turis itu mendengarkan ocehan Sooji dengan seksama. Sebelum pergi, mereka memberikan potongan tiket mereka pada Sooji.
Kepala Sekolah Bae berdiri di pintu masuk. Dia menghentikan turis dan dengan tenang bertanya, "Bagaimana menurut kalian pemandu itu?"
Turis itu menatap Kepala Sekolah Bae dengan ekspresi bingung. "Dia mengatakan bahwa ini adalah medan perang dimana Ultraman dan Godzilla melakukan pertarungan."
Kepala Sekolah Bae merasa sangat malu sehingga dia ingin menghilang dari tempat ini sekarang juga. Namun, Kepala Sekolah Bae bertanya lagi kepada mereka dengan sedikit bingung. "Kenapa kalian memberinya potongan tiket kalau begitu?"
Para turis tersenyum. "Dia sangat manis!"
Bae Sooji mendapatkan potongan tiket lagi. Dia kemudian keluar untuk melihat kedatangan turis yang lain. Turis selanjutnya adalah seorang wanita muda. Di sisi wanita muda tersebut, ada dua anak lelaki yang berebut untuk menjadi pemandunya.
Advertisement
Kim Myungsoo berdiri di belakang meja, diam-diam menatap mereka.
Dia tampak sedikit kesepian.
Sooji merasakan sesuatu melonjak di hatinya. Perasaan yang mengatakan bahwa Myungsoo ada dibawah bimbingannya. Dia merasa bertanggung jawab atas bocah itu. Dia kemudian berjalan dan meraih tangan Myungsoo, membawanya ke hadapan wanita muda itu.
Kedua bocah lainnya masih bersaing. Yang satu berkata,"Bibi, aku sudah menghafal segalanya dengan sangat baik, pilih aku", sementara yang satunya lagi berkata,"Bibi, aku pernah memenangkan kompetisi pidato sebelumnya, pilih aku, pilih aku".
Sooji membuka mulutnya dan dalam suaranya yang lembut, ia mulai berbicara. "Halo, Kakak."
Dua kata ini langsung membuat hati si turis wanita meleleh.
Turis wanita itu memandang Sooji sambil tersenyum. "Kenapa kau memanggilku kakak?"
"Kakak masih sangat muda, aku tidak mungkin memanggil kakak dengan sebutan bibi."
Turis wanita itu tersenyum kecil mendengar penuturan Sooji.
"Anak siapa ini? Dia benar-benar menggemaskan!" batinnya.
Sooji menarik tangan Myungsoo dan berkata,"Kakak, nama bocah ini Kim Myungsoo. Kami menjadi sukarelawan sebagai pemandu wisata gratis. Myungsoo belum memandu siapapun sama sekali hari ini! Bisakah kakak membiarkannya membimbing? Kumohon!" Ia mulai melipat tangannya di depan dadanya.
Turis wanita itu memandang Myungsoo. Ya ampun, bocah juga tidak kalah menggemaskan!
"Kau juga bisa memanggilku Kakak," ujarnya pada Kim Myungsoo.
Myungsoo sedikit malu. Dia dengan lembut memanggil,"Kakak."
Dan kemudian dia menyambut turis pertamanya hari itu.
Setelah itu, para wisatawan dimonopoli oleh Bae Sooji dan Kim Myungsoo. Relawan lain dalam kelompok yang sama diam-diam menggerutu dalam hati tetapi tidak berani menyuarakan kemarahan mereka.
Pada akhir kegiatan, Sooji memperoleh 7 bunga merah sementara Myungsoo memperoleh 6 bunga merah. Sooji mengambil semua 13 bunga merah dari gurunya. Untuk dirinya sendiri, Sooji menukar mainan Winnie the Pooh sementara untuk Kim Myungsoo, dia menukarkannya dengan penghapus.
Kim Myungsoo memandangi penghapus di tangannya. Seharusnya dia tidak perlu merasa tersentuh dengan bantuan Sooji sebelumnya.
Advertisement
Andur's Oneshot collection
This is just a Oneshot Collection with story ideas. I'll add stories when I get the inspiration. Eventually, I'll turn them into full stories. ——————————————————————————————— Reading Order of the Multiverse-Books ——————————————————————————————— Author's Comment: I was asked about reading my work on other sites. The answer is simple: Currently I am not active in any other networks than royalroadl.com. Only here, I correct mistakes and errors. If you read it anywhere else and have to pay for it, or have to deal with an annoying amount of advertisement, You Are Being Betrayed. You would do good if you make other people in that network aware of it. This is a free project of mine for the purpose of having fun. And if people try to make money with it you shouldn't bother visiting their website. The only one whom I actually allowed to have my work on his website is Armaell who invested the time to compile them into pdf. (http://armaell-library.net/author/andur) ———————————————————————————————
8 199Genius has an Infinite Capacity
Alevier is a student of Magic, aspiring to become an Archmage: someone who is able to summon powers untold - split the mountains and shake the earth. But, one problem stood in his way: his utter lack of talent. And no matter how hard he worked, he could never fill the gap between him and his peers. But could that really stop someone in a world where wonders could come true, and magic was omnipresent?After a particularly traumatic incident, he finally obtained the magical powers he had yearned for, along with a strange grimoire from an ancient being. It seemed that fate had great things in store for him. That or an irresponsible creditor had dumped his responsibilities onto him. Perhaps it was preordained that one must pay a price to gain something. Geniuses have infinite potential, and Alevier has just stepped into the realm of geniuses. But he is yet to discover what pains he must bear, for creatures so terrifying that they could kill him with a single glance are now out for him. But the game is not over, yet. Cover by ValetheHowl, he is an awesome person. Discord Link
8 157The Waterborne - Blasphemous Series
Gamelit / LITRPG Elements are common in this novel. Some say a single action can't change anything. But what if you add another action? And another one? At one point, you would have to agree that a single action can change a person's life. When a young woman is plagued by a mental illness, only a benevolent god can give her a deal worth taking. Living again in another world where underwater monsters, rebellious factions and ancient artefacts are common place, we will have to see, just how much a single action can change things. Updated M - W - S (During the editing / rewriting process, updates are postponed.) This novel is a part of the Blasphemous Series, which can be read in any order, I recommend new readers start with this novel.
8 63Reversing Supernova
In a blink of an eye, she found herself waking up as May Ling, a denizen of Planet Er-na, with no idea how she got there.To make things worse, she had absolutely zero clue of who this May Ling supposed to be.Saddled with a defective body and memory as holey as Swiss cheese, the Earth-native resolved to find a way home. If that meant borrowing this May Ling's body like a wraith wearing a corpse's skin, then so be it.However, she would soon realize that May Ling's life was not as mundane as she had initially predicted and her miscalculation might cost her everything.
8 225Cascadia
Corvayne, a warrior exiled from his desert village, ends up in the backwater colony city Cascadia. He meets a strange girl, jumps through a portal to another world, and starts a journey to protect her and discover the secrets and treasures waiting in the mysterious rifts they call 'Towers'. Follow Corvayne as he fights throngs of monsters and explores totally-not-Seattle with Wick, his foul mouthed girlfriend. Along the way Corvayne will accumulate a rotating party of friends and misfits, journey into through dungeons full of dangers and loot, and learn to use a bevy of strange powers as he faces threats inside the mysterious 'Towers' and through the city of Cascadia, which hosts secrets of it's own, all while trying to unravel his tangled past. Updates: Mondays + Whenever I feel like it. ****************** This story features: -A cast who are mostly good friends and mostly good people, despite exploring weird and dangerous worlds. -A mix of dungeons, dragons, and exploring the pine scented city of Cascadia. -Very light LitRPG elements that slowly seep into the story. Learning the system is a challenge that takes the characters a long time. -A strange universe with a mix of both standard magic and powers that twist reality itself. Some wizards know how to cast fireball, but a few can curse someone to be lost for eons. -No explicit sex scenes. Warning is for implied sex scenes and some nudity. -Lots of blood, mostly monster blood. -A long planned story and long character arcs. I have the ending in mind as I write. -Single character PoV, with plans to add bonus chapters for other characters. [A winner of the Royal Road Writathon challenge.]
8 239Pinky Promise Kisses (Jevon)
(Jevon)Jake wanted to feel loved. But more then anything he just wanted to be seen by the boy of his dreams, Devon Evans.But what would it be a dream come true?(Based on the Chucky Series)December 22 2021-
8 153