《mine and my destiny (minyoon)》Possessive Park

Advertisement

Ruangan kecil itu terasa hening tanpa suara walaupun ada beberapa orang sedang melakukan pekerjaan mereka disana. Ruangan khusus untuk memeriksa kandungan ibu hamil tersebut terasa suram terlebih dokter yang sangat berhati-hati mengoleskan gel di atas perut buncit sang calon ibu.

Sang dokter sesekali melirik ke arah calon ayah yang tengah memandangnya tajam disana.

"Berhenti melihat dokter seperti itu!! Kau membuatnya takut!!" Tegur Yoongi sambil menyentuh telapak tangan sang pendamping.

Sang pendamping yang tak lain adalah Jimin mendengus keras membuat sang dokter semakin gugup.

"K-kandungan anda baik-baik saja tuan muda" katanya tidak bisa menyembunyikan suara nya yang gemetar.

"Benarkah??" Kata Yoongi tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.

Jimin yang mendengarnya kemudian mendekat berusaha memahami arti dari gambar yang terlihat di monitor tersebut.

Walau tidak mengerti tetapi dia tidak bisa menyembunyikan senyum bahagia walau hanya terlihat sekilas dari wajah tampannya.

Usia kandungan Yoongi yang sudah menginjak 5 bulan tersebut membuat siapapun

berjaga- jaga tak terkecuali para maid yang bekerja di rumah mereka.

Setelah kejadian beberapa bulan lalu yang menimpa sang calon ibu membuat Jimin tidak bisa meninggalkan Yoongi barang sebentar pun. Tak terkecuali saat dia pergi ke kantor, Jimin akan membawa Yoongi ikut bersamanya.

Yoongi juga tidak keberatan karena mood hamil membuat dia ingin selalu di samping jiminnya.

Jimin membuka pintu membantu Yoongi memasuki mobil lalu menutupnya begitupun juga dengan nya ikut memasuki mobil. Mobil mereka melaju perlahan meninggalkan halaman rumah sakit tempat Yoongi memeriksa kandungannya.

Belum lama melaju tiba-tiba Jimin menghentikan mobil mereka di sebuah taman yang cukup luas hingga membuat Yoongi keheranan.

"Kenapa berhenti?" Tanya Yoongi sambil memandang Jimin yang kini membuka seatbeltnya dilanjutkan membuka seatbelt Yoongi.

Sang dominant memandanginya dalam beberapa saat kemudian mencium bibir tipis miliknya dengan lembut. Yoongi yang mendapat serangan tiba-tiba refleks menjerit kecil tetapi tidak mendorong Jimin menjauhinya.

Tetapi ini membuat Yoongi semakin gelisah karena Jimin tidak berniat menghentikan ciuman mereka. Jangan bilang-

"Mmhh!!!" Gumam Yoongi berusaha mendorong Jimin tetapi tidak bisa karena Jimin kini berpindah menuju kursinya sambil menurunkan jok kursi secara perlahan.

"Apa yang kau lakukan" bisik Yoongi pelan takut orang-orang melihat kegiatan mereka.

Jimin tidak menjawabnya malah memberi ciuman singkat pada dagu kecilnya.

"Apakah efek orang hamil menjadi semakin cantik" tanya Jimin sambil menelusupkan wajahnya pada leher mulus pasangannya tersebut.

"Ahhh!!! Jimin stop!!!" Yoongi bahkan tidak bisa menyembunyikan desahannya karena kini Jimin mengisap lehernya lembut.

Jari-jari Jimin berusaha membuka kancing kemeja Yoongi. Astaga, Jimin pasti sudah gila karena menginginkan Yoongi saat ini.

Dengan sekuat tenaga Yoongi mendorong Jimin membuat sang dominant melepas ciumannya dari dada Yoongi.

Suara nafas bersahut-sahutan terdengar begitu jelas dari bibir Yoongi membuat Jimin tersenyum tampan.

"Ada apa dengan mu?" Tanya Yoongi masih berusaha menetralkan nafasnya.

"Jiminnn!!!" Panggil Yoongi kesal karena Jimin tidak menjawabnya malah semakin dalam memandanginya.

Jimin tertawa mendengar nada kesal dari orang yang dicintainya itu lantas menyentuh perut buncit Yoongi semakin membuat Yoongi kesal.

"Aku sangat mencintaimu Park Yoongi" kata Jimin dengan nada yang terdengar berat membuat Yoongi gelagapan.

Jangan bilang Jimin ingin bercinta sekarang? Di sini? Dan di dalam mobil?? NO!!! Yoongi tidak mau. Bagaimana Kalau ada yang melihat mereka? Tidak! tidak! Yoongi harus menghentikan Jimin sekarang!!!

"Tunggu sebentar!!" Yoongi menahan wajah Jimin yang berusaha menciumi telinganya.

Jimin memundurkan wajahnya dan Yoongi dapat melihat wajah seksi juga deru nafas Jimin terdengar berat disana.

"Jangan sekarang!! Kita sedang di luar sayang!! Yoongi berusaha membujuk Jimin.

Ayolah, Yoongi merasa tidak nyaman bercinta di dalam mobil selain tempatnya kecil juga Yoongi tidak bisa mendesah dengan puas karena takut menarik perhatian orang-orang disekitar taman.

Lagipula Jimin itu gila, dia akan melakukan foreplay lebih lama dari pada kegiatan inti.

Dan Yoongi harus menahan desahannya dalam waktu yang lama. Yoongi tidak mau!!

Advertisement

"Wae?? Kita tidak pernah melakukannya disini. Mungkin menyenangkan sayangku.."

Yoongi menggeleng brutal tidak menyetujui perkataan Jimin barusan membuat Sang dominant tertawa karena Yoongi terlihat menggemaskan.

Jimin melepas kancing baju Yoongi sambil menciumi tubuh mulus pasangannya itu dan meninggalkan banyak tanda disana.

Jangan lupakan nipple Yoongi kini tengah menggoda Jimin agar segera menghisapnya kuat.

Yoongi akhirnya tidak bisa menahan desahannya saat Jimin menghisap nipple merah mudanya. Bahkan kini dia menekan kepala Jimin agar semakin menghisapnya.

Kondisi Yoongi kini sudah dalam keadaan telanjang. Entah bagaimana cara Jimin melepas pakaiannya karena Yoongi tidak menyadarinya.

Kedua Kaki Yoongi kini mengangkang dengan telapak kakinya menyentuh dashboards mobil dan jangan lupakan kepala Jimin berada diantara kaki mulusnya.

"Ughhh Jimin!!" Desahan Yoongi membuat Jimin semakin cepat mengisap bagian bawah Yoongi dan tak lama kemudian mendapatkan pelepasan di dalam mulut sang dominant.

Jimin menelan habis sisa-sisa pelepasan sang submisiv kemudian naik menuju bibir manis Yoongi. Ciuman yang sedikit kasar membuat Yoongi refleks menarik rambut lebat Jimin berusaha mengingatkan Jimin kalau mereka sedang berada di dalam mobil.

Sang dominant menarik diri kemudian membuka celana bahannya membuat Yoongi menggigit bibir tipisnya sendiri berusaha menahan libidonya yang sudah di ubun-ubun.

Jimin memeluknya dan dengan pelan membalikkan posisi mereka membuat Yoongi kini berada diatas pangkuan Jimin.

Sungguh Yoongi tidak bisa menahan dirinya lagi. Jadi diangkatnya tubuhnya agar Jimin bisa memasukinya dengan mudah. Namun nyatanya Jimin malah beralih menciumi leher jenjangnya membuat Yoongi gemas ingin mencakar wajah tampan pasangannya itu.

"Jiminnnhh!!!"

Bisa Yoongi rasakan Jimin tengah tersenyum di perpotongan lehernya karena dirinya merengek seperti anak kecil.

"Astaga, sabar sayang. Yang ini lebih menarik!!" Kata Jimin sambil mengendusi leher Yoongi membuat si manis menjambak rambut Jimin dengan kesal.

Tetapi tak lama setelah itu Yoongi merasakan bokongnya terangkat dan,

"Akhh!!!"

Jimin memasukinya dengan pelan masih dengan mengendusi leher mulusnya.

Tubuh Yoongi refleks naik turun karena Jimin sendiri yang mengangkat serta menurunkan bokongnya.

Kini Yoongi yang membalas perbuatan Jimin tadi yaitu menggigit leher Jimin sedikit kuat.

Suara meringis terdengar dari bibir Jimin menandakan kalau Yoongi menggigitnya tidak main-main.

Yoongi yang kesal memang mengerikan.!

Bersyukurlah karena situasi saat ini sangatlah sepi karena hanya ada beberapa mobil yang melintas di jalan.

Tentu saja karena memang hari sudah mulai gelap dan matahari tengah berpulang pada rumahnya.

Adegan panas itu berlangsung tidak lama. Ya, kira-kira 15 menit pasangan itu mendapatkan pelepasan masing-masing.

Yoongi menyingkirkan keringat dari kening Jimin dan memberi ciuman singkat disana lantas berkata,

"Kau menyebalkan!!"

Membuat Jimin tertawa senang.

Kalau biasanya sesi percintaan mereka di akhiri dengan kata cinta berbeda saat ini karena Yoongi sangat kesal pada Jimin.

Jimin menciumi wajah kesal Yoongi membuat sang submisiv tertawa kegelian karena Jimin menggesek gesek hidungnya disana.

"Haha...Jimin berhenti haha..."

"Jangan marah lagi!! Hmm!!" Jimin berusaha membujuk Yoongi.

Kini gantian Yoongi yang tertawa melihat wajah memelas Jimin meminta belas kasihan darinya.

Yoongi mengganti posisi duduknya menjadi menyamping karena kelelahan menahan berat di perutnya. Menyandarkan diri pada dada kekar sang dominant otomatis membuat Jimin memeluk pinggangnya.

Jimin mengambil jas yang di lemparnya pada kursi untuk menutupi tubuh telanjang Yoongi agar tidak kedinginan.

" kalau kau memenuhi permintaanku mungkin aku tidak akan marah lagi" jawab Yoongi mengangkat kedua alisnya diikuti senyum smirk andalannya membuat Jimin mendesis.

Permintaan Yoongi bukanlah hal yang mudah untuk Jimin. Bukannya Jimin tidak mau membeli apapun tapi nyatanya permintaan pasangannya itu bukanlah soal materi tetapi hal yang akan membuat Jimin ingin membunuh orang lain.

Ditambah lagi Yoongi sekarang sedang hamil, permintaannya akan semakin menjadi lebih aneh lagi.

"Hal aneh apa lagi yang kau inginkan nyonya Park?" Tanya Jimin datar.

"Mmmm.... yang ini harus di kabulkan. Pokoknya harus!!!!" Rengek Yoongi tidak karuan.

Advertisement

Kata "harus" yang keluar dari mulut Yoongi membuat Jimin was-was diikuti penasaran yang mendalam. Apalagi kalau Yoongi akan mengatas namakan baby mereka agar Jimin mengabulkan permintaannya.

"Ini juga permintaan baby sayang"

Nah kan!!!!

Alasan itu membuat Jimin ingin membotaki kepala jung Hoseok sekarang juga karena sangking jengkelnya.

Poor Jung Hoseok!!!

"Katakan dulu mau apa??"

"Katakan iya duluuu" Yoongi membalas perkataan Jimin dengan cepat.

Astaga kenapa jadi begini sihh?? Tak ada yang mau mengalah.

Jimin menghelas nafas pasrah sambil memejamkan mata berusaha menyiapkan hatinya juga kepalanya atas permintaan calon ibu dari anaknya itu.

"Baiklah!!! Akan aku penuhi permintaan mu!"

Kata Jimin setengah hati.

Yoongi tersenyum lebar menampakkan

gigi- gigi kecilnya disana membuatnya semakin menggemaskan.

"Bagaimana kalau kita-

Jimin mengangguk menanti kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut manis kesayangannya itu.

Bahkan Yoongi terlihat gugup saat ini.

"Kalau kita lepaskan saja Kai, hmm....!!"

Raut wajah Jimin yang tadinya penasaran berubah datar seketika. Dia benci nama itu!!

Rahang tegasnya kini terlihat mengeras dan jangan lupakan sorot matanya menjadi menajam seperti bilah pisau seolah bisa menembus kepala Yoongi.

"Ta-tadi kau sudah berjanji akan-

"Kita pulang sekarang!!!" Datar sekali membuat Yoongi tidak bisa atau tidak ingin melanjutkan kata-katanya.

Sang dominant memasang kembali pakaian Yoongi tanpa merubah sedikitpun raut wajahnya. Dan Yoongi hanya bisa bungkam sambil berusaha mengartikan wajah mengeras kekasih hatinya itu.

Setelah membantu Yoongi memakaikan pakaiannya, Jimin melanjutkan perjalanan mereka tanpa ada pembicaraan. Benar-benar hening seperti mereka baru saja melakukan pertengkaran hebat padahal hanya karena satu nama dan itu membuat mood Jimin rusak parah.

••••••••

Jam dinding yang berukuran lumayan besar itu menunjukkan pukul 10 malam menandakan sebahagian orang sudah menjemput mimpi mereka masing-masing. Tetapi lain halnya dengan pemuda manis yang tengah berbadan dua tersebut yang dengan gelisah membolak-balikkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Semenjak kepulangan mereka dari taman tadi sore, Jimin tidak mengatakan apapun padanya. Terlebih saat makan malam Jimin hanya makan tanpa mengatakan apapun terkait pembicaraan mereka saat di dalam mobil tadi sore.

Hingga sekarang Jimin bahkan masih menyibukkan diri di ruang kerjanya tanpa ada niat menghampiri Yoongi yang masih belum tidur.

Karena tidak bisa menahan diri pada akhirnya Yoongi bangkit dari tempat tidur berjalan keluar dari kamar dan mendapati Bodyguard yang berjaga di depan pintu kamar mereka.

"Tuan perlu sesuatu?" Tanya Bodyguard itu.

Yoongi menggaruk kepalanya bingung karena tidak tau harus mengatakan apa padanya.

"Aku akan ke ruangan Jimin"

Sang Bodyguard mengikuti langkah pasangan majikannya itu berjalan pelan menuju ruang kerja Jimin.

Yoongi mengetuk pintu dengan ragu dan terdengar suara seseorang menyuruhnya agar masuk. Pemuda manis itu membuka pintu dengan pelan dan menemukan Jimin sedang duduk sambil mengetik sesuatu di atas keyboard laptop.

Jimin melihatnya sebentar kemudian melanjutkan kesibukannya yang tertunda. Dia sedikit terkejut karena mengira Yoongi sudah tertidur lelap.

"Kau sibuk?? Belum mengantuk?" Tanya Yoongi sambil melangkah menuju Jimin.

Jimin hanya bergumam menjawab perkataan Yoongi tanpa ada niat mengalihkan perhatiannya.

Karena merasa tidak memiliki cara lain Yoongi pada akhirnya melakukan hal yang pastinya akan menghambat kesibukan Jimin saat ini.

Dengan pelan Yoongi membungkuk melewati tangan kanan Jimin kemudian mendudukkan diri di atas pangkuan Jimin membuat Jimin refleks memegang pinggang Yoongi.

Si manis menyamankan posisinya disana berbeda dengan Jimin yang terdengar mendengus karena Yoongi mengganggu pekerjaannya.

"Kau marah?" Tanya Yoongi sambil menghirup aroma tubuh Jimin.

"Aniyo!!" Jawab Jimin datar kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

"Kenapa belum tidur? Harusnya ibu hamil sudah waktunya untuk tidur!!" Kata Jimin lagi.

"Aku tidak bisa tidur!! Anak mu minta di peluk oleh daddynya!!" Kata Yoongi sedikit manja.

Terdengar helaan nafas pelan dari bibir tebal Jimin membuat Yoongi menaikkan sebelah alisnya seakan tersinggung karena Jimin seperti tidak nyaman atas kedatangannya.

"Hah... sebaiknya aku kembali ke kamar" kata Yoongi pelan sekali sambil beranjak dari pangkuan Jimin menuju pintu keluar. Jimin bahkan tidak menghentikannya seakan benar kalau Yoongi benar-benar telah mengganggu kesibukannya.

Jimin?? Pria itu menatap lekat pintu yang sudah tertutup barusan lantas menutup laptop dengan keras sehingga menimbulkan suara nyaring. Memijat kepalanya pelan merasa bersalah karena terlalu bersikap berlebihan sehingga membuat kesayangannya kini merajuk.

"Harusnya aku membunuhmu sejak awal Kai sialan!!" Desis Jimin.

Karena tidak bisa lagi memfokuskan diri untuk melanjutkan pekerjaannya, Jimin memutuskan untuk tidur sekaligus melihat apakah Yoongi sudah tidur atau masih terjaga.

Krieett!!!

Suara pintu kamar yang Jimin buka menimbulkan bunyi membuat Jimin berhenti membuka pintu lebih lebar lagi karena takut mengganggu pria manisnya yang tampak nyaman bergelung dengan selimut.

Jimin menghampirinya, mengelus pelan pipi tembem Yoongi kemudian tersenyum karena Yoongi terlihat lebih imut dari sebelumnya. Mungkin ini karena Yoongi yang sedang hamil sehingga berat badan Yoongi bertambah.

Itu tidak masalah!! Jimin tetap menyukainya.

Karena Jimin terlalu mencintai pria itu apapun keadaannya.

Cukup tetap sehat tanpa ada luka sedikitpun sudah membuat Jimin bahagia.

Park Yoongi, kekasih hatinya pasangan hidupnya dan ibu dari anaknya.

Dan di kehidupan selanjutnya, Jimin akan tetap meminta pada Tuhan agar Yoongi tetap menjadi pasangan hidupnya lagi.

Jimin merebahkan diri di sebelah Yoongi dengan gerakan pelan tak ingin membuat Yoongi terbangun lantas menyentuh perut buncitnya dengan lembut sebelum kantuk menghampirinya dan akhirnya terlelap menyusul Yoongi.

•••••••

"Rose ayo kita keluar! Aku bosan di rumah. Sepertinya aku harus belanja untuk mengobati rasa bosanku!!" Gerutu Yoongi dengan wajah cemberut membuat Rose tersenyum gemas.

"Kalau begitu saya akan memberitahukan pada tuan kalau-

"Tidak perluuu!!!" Sahut Yoongi cepat

"Dia juga sepertinya tidak perduli!! Ayoo!!"

Maid muda itu tidak bisa berkata-kata lagi karena takut membuat mood majikannya rusak lantas mengekor mengikuti Yoongi memasuki kamar untuk mempersiapkan keperluannya.

Karena merasa sudah siap Yoongi keluar dari kamar diikuti Rose bersama seorang Bodyguard berjalan menuju pintu keluar dan memasuki mobil mewah untuk membawa mereka menuju pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Seoul.

Tidak memakan waktu lama karena jarak rumah ke sana tidak lah jauh. Mereka memasuki mall dan Rose yang senantiasa memperhatikan langkah Yoongi karena takut majikan nya itu tersandung sesuatu.

Sementara di dalam gedung pencakar langit dua orang manusia sedang sibuk melakukan pekerjaan mereka tanda ada pembicaraan yang berarti.

Lebih tepatnya yang lebih tua sibuk memperhatikan yang lebih muda terlihat menyibukkan diri tanpa ada niat melihatnya sebentar.

Suara ponsel berbunyi membuat yang lebih tua dengan cepat mengangkatnya dan,

"Kenapa tidak kau beritahu dari tadi?? Dasar bodoh!!" Maki pria itu yang tak lain Jung Hoseok membuat yang lebih muda mari kita sebut Park Jimin mengalihkan perhatiannya dari laptop yang senantiasa menemaninya sedari tadi.

"Pastikan tuan muda dalam keadaan baik-baik saja. Awas saja kalau sampai terjadi sesuatu!!"

Mendengar kata tuan muda membuat Jimin memandang Hoseok tajam seakan minta penjelasan.

"Mmm... Yoongi sedang berada di daerah pusat kota untuk berbelanja bersama-

"Kenapa tidak ada laporan padaku?" Tanya Jimin datar.

"Mereka bilang Yoongi-

Jimin berdiri tiba-tiba lantas berjalan cepat menuju kursi kerjanya mengambil jas dan memakainya berjalan cepat menuju pintu keluar. Jung Hoseok otomatis mengikuti langkah kakinya.

Yoongi pergi belanja di hari sore seperti ini bukanlah hal wajar untuk Jimin. Hati pria tampan itu tidak tenang takut terjadi apa-apa pada pasangan hidupnya itu.

Jimin tidak akan pernah lagi membiarkan Yoongi pergi sendirian tanpa dirinya. Kejadian beberapa bulan yang lalu akan menjadi pelajaran berharga untuk nya agar tetap berada di sekeliling Yoongi.

Jimin memasuki mobil dan memerintah supir untuk membawanya pada Yoongi. Begitupun dengan Hoseok membawa mobilnya sendiri mengikuti mobil Bos sekaligus sepupunya itu.

Kembali pada Yoongi yang kini sedang melihat barang-barang mahal yang terpampang elegan seakan menggodanya agar membeli barang tersebut.

"Aku mau itu!!" Tunjuk Yoongi pada tas kecil bermerek GUCCI membuat para pelayan toko cepat- cepat mengambil tindakan.

Ayolah, siapa yang tak kenal Park Yoongi?? Pasangan sah pengusaha konglomerat itu

tiba-tiba datang membuat manager toko bermerek GUCCI tersebut yang langsung turun tangan melayani segala permintaan Yoongi.

"Mmm!! Ini juga menarik!!" Bungkuskan untukku" tunjuk Yoongi lagi pada sebuah gelang emas putih polos namun elegan.

Karena terlalu asik memilih Yoongi bahkan tidak menyadari Jimin sudah memasuki toko tempatnya berbelanja membuat para pelayan toko terkejut untuk yang ke-2 kalinya. Jimin Memandang punggung sempit milik pasangannya itu kemudian memilih untuk duduk di sofa menunggu Yoongi selesai berbelanja.

Namun nyatanya Yoongi bahkan tidak berhenti memilih barang dan tetap melanjutkan kegiatannya. Kini pria manis itu tengah memilih beberapa pasang sepatu dan masih belum menyadari kehadiran Jimin disana.

Tak ingin menunggu lebih lama, Jimin memberi kode pada Hoseok. Hoseok yang entah mengapa bisa mengerti membisikkan sesuatu pada manager toko dan membuat sang manager kebingungan.

"Tuan muda kami meminta maaf

sebesar-besarnya karena toko kami akan segera tutup" kata sang manager toko dengan gugup.

Yoongi menaikkan alisnya heran dan melihat jam tangannya masih menunjukkan pukul 7 malam. Bukannya mall akan tutup pukul

10 malam?? Tetapi kenapa-

    people are reading<mine and my destiny (minyoon)>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click