《mine and my destiny (minyoon)》Secret

Advertisement

Sebuah taxi berhenti di depan Mansion megah menampakkan seorang pria muda keluar dari sana. Min Yoongi memasuki Mansion setelah para pengawal membuka gerbang besar tersebut. Ini bahkan sudah hampir tengah malam tetapi si muda Min masih berada di luar rumah. Pertunangannya dengan si tampan Park Jimin berlangsung 2 minggu yang lalu, merubah kehidupan Yoongi hingga 120 derajat. Dimulai dari tempat tinggal dimana Jimin mengharuskan mereka untuk tinggal bersama di Mansion milik si bos besar hingga antar jemput ke university jika dia tidak sibuk.

Awalnya Yoongi kesulitan Karna ini pertama kalinya dia tidur bersama dengan orang lain terlebih itu adalah Park Jimin kekasih hatinya.

Tetapi Jimin tidak melarang jikalau Yoongi ingin menginap di rumah Taehyung. Dia tidak ingin mengekang kekasihnya seperti seekor burung di dalam sangkar mas walaupun dia ingin.

Para maid menyambutnya dengan sedikit terkejut, Karna bos mereka bilang kalau Yoongi akan menginap di rumah lamanya. Tapi sekarang sang tuan muda berada tepat di hadapan mereka .

"Ada apa dengan wajah terkejut mu itu Rose" tanya Yoongi heran.

"K-kami pikir tuan muda tidak tidur di sini, Sajangnim bilang tuan muda akan menginap di rumah lama." Jawab maid tersebut. Ya itu memang benar, tetapi dia berubah pikiran ingin bermanja ria dengan kekasihnya.

"Aku akan mengabari Sajangnim kalau tuan muda ada dirumah" maid.

"Dia tidak di rumah? Kemana dia tengah malam begini?" Tanya Yoongi lagi.

Sang maid gugup di hadapannya hendak mengatakan sebenarnya atau sedikit berbohong. Melihat hal itu Yoongi semakin curiga kemudian berusaha menghilangkannya.

"Aku akan naik ke atas, jangan beritahu kekasih ku kalau aku ada di sini, mengerti?"

Para maid mengangguk cepat sedikit takut merasakan aura dingin kekasih majikan mereka itu.

~~~~~~

"SIALAN!!!" maki seorang pria yang menahan kesakitan akibat luka tembak di bahu kirinya. Berusaha berlari meninggalkan gudang kosong menghindari lukanya semakin parah.

"Bos kau okay? Masuklah". Kata seorang pria tampan membuka pintu mobil untuk sang bos kemudian melaju kencang meninggalkan tempat itu.

"Kenapa bisa kau tertembak? Kemana para bawahan brengsek mu itu" kata pria tampan itu mari kita sebut jung Hoseok tangan kanan sekaligus hyung kepercayaannya.

"Aku juga tidak tau hyung, kami tiba-tiba diserang aku tidak menyangka para brengsek itu akan menghianati kita" jawab pria itu Park Jimin. Jung hanya mendengus mendengarnya memperlihatkan raut tidak sukanya melihat luka di bahu sang bos. Dia adalah orang yang paling tidak suka melihat Park Jimin terluka. Bukan hanya dia sebenarnya masih banyak orang kepercayaan Jimin lain yang tidak akan senang mendengar hal ini terutama keluarganya.

Advertisement

Mobil mereka memasuki Mansion kemudian masuk ke dalam rumah di sambut terkejut oleh para bawahannya melihat keadaan bos besar mereka. Jimin memasuki kamar besarnya tanpa menyadari ada orang lain juga berada disana siapa lagi kalau bukan sang kekasih Min Yoongi. Jimin membuka jas hitamnya pelan berusaha mengurangi sakit di bahu kirinya.

"Argh..!! Sial kenapa aku bisa lengah? Penghianat sialan ku habisi kau nanti" maki Jimin sambil membuka seluruh pakaian atasnya. Yoongi yang berada di dalam kamar mandi mengernyit heran mendengar suara kesakitan dari luar kemudian melangkahkan kakinya cepat. Melihat keadaan si tampan Park Yoongi berlari cepat menghampiri.

"Apa ini" tanya Yoongi cemas. Jimin yang tidak menyadari kekasihnya ada di sini terkejut bukan main apalagi melihat wajah cemas kekasihnya.

"Sa-sayang kau disini? Kenapa tidak memberitahu ku? Aku kan bi-"

Ucapannya berhenti melihat Yoongi berjalan cepat menuju tas ransel yang terletak di ujung sofa. Dia baru menyadari ternyata ransel serta jaket kesayangannya terletak disana. Yoongi mengambil botol alholol serta kapas kemudian mengobati luka di bahu sang kekasih tanpa mengeluarkan kata sedikitpun.

"Sayang!!" Jimin

Karna tak kunjung menjawab Jimin menarik tangan Yoongi yang masih sibuk membalut perban disana. Yoongi menatap dingin mata Jimin kemudian melepaskan tangannya dari Jimin meneruskan kegiatan membalut luka pria itu.

"Aku harap kau memberi alasan yang akurat untuk yang satu ini, aku tidak ingin alasan yang sama seperti waktu itu" kata Yoongi datar.

Yoongi melipat kedua tangan di dada menunggu alasan sang kekasih perihal luka serius di bahu kirinya. Tak ingin mendengar alasan yang sama seperti waktu itu dimana Jimin pulang dalam keadaan luka di lengan. Jimin hanya bilang itu peluru melesat ntah dari mana berusaha menyakinkan Yoongi agar percaya. Tapi tidak untuk yang satu ini,

"Jadi??" Yoongi

"Aku juga tidak tahu, tiba-tiba ada yang menembak ntah dari mana sehingga aku mendapat luka ini" Jimin berusaha meyakinkan sang kekasih.

Karna tidak terima dengan jawaban Jimin yang tidak masuk akal, Yoongi berdiri mengambil jaket serta ranselnya kemudian berjalan menuju pintu kamar tapi,

SREET!!! Jimin lebih dulu menariknya menggendong paksa Karna Yoongi berontak brutal berusaha melepaskan diri.

"Lepas Park" Yoongi berusaha melepaskan diri

"Ini sudah malam menginap lah hmm??" bujuk Jimin. Dia tau dia salah membohongi sang kekasih terus-menerus mengenai rahasia pekerjaannya. Dia hanya tak ingin Yoongi terlibat kesana cukup hanya dia itu saja. Apa dia salah??

Advertisement

Jimin menahan Yoongi dipangkuannya tidak melepaskannya sedikitpun masih berusaha membujuk. Yoongi membuang muka kesamping berusaha menghindari tatapan memelas Jimin tak ingin tergoda seperti yang kemarin.

"Aku akan tinggal kalau kalau mengatakan yang sebenarnya" Yoongi

"Ini urusanku Yoongi kau tak perlu ikut campur, ku mohon" Jimin

Hati Yoongi sakit mendengarnya, bukankah mereka sudah terikat yang artinya kesakitan Jimin juga kesakitannya begitu juga tentang kabahagiaan. Tapi apa ini? Bukan urusannya katanya? Yoongi semakin memberontak dipangkuan Jimin berusaha tidak menyentuh luka sang kekasih.

"Yoongi please!!!" Jimin

"Hubungan ini tidak ada artinya untukmu kan" Yoongi

"Apa maksudmu?" Jimin

"Aku ingin mengetahui Tentangmu lebih dalam tapi kau selalu menutupinya dari ku. Kau anggap aku hanya pajangan? Begitu?

Kalau begitu kenapa harus bertunangan Park?"

"YOONGI!! APA YANG KAU KATAKAN HAH?" Tanpa sadar Jimin meninggikan suara tapi hal itu tidak membuat Yoongi takut sedikitpun.

"Kau ingin berpisah" Yoongi

"DIAM YOONGI" kata Jimin dengan geraman tertahan. Kata perpisahan dari Yoongi membuat kepalanya seakan berputar. Membawa wajah Yoongi mendekat kemudian mencium bibirnya berusaha mendiamkan Yoongi mengatakan hal menyakitkan lainnya. Yoongi berontak disana berusaha melepaskan bibir Jimin dari bibirnya. Tapi sepertinya kekuatannya bukan lah apa-apa dibandingkan Park Jimin. Jimin bahkan sudah merebahkan tubuh Yoongi di kasur besarnya menahan tangan di kedua sisi kepala Yoongi tanpa melepaskan bibirnya. Jimin kalap kata perpisahan tidak pernah terlintas di pikirannya sedikitpun. Dia sangat mencintai Yoongi, pria yang membawa hati sejak dulu.

Jimin tidak melepaskan ciuman mereka dari tadi ini bahkan hampir 10 menit. Yoongi berusaha bernafas melalui hidung. Yoongi sudah tidak tahan kemudian menggigit bibir Jimin berusaha menghentikan ciuman liar mereka.

"Argh" teriak Jimin pelan melepaskan bibir Yoongi sedikit merasa sakit di sudut bibirnya.

Yoongi berusaha mengambil nafas panjang bahkan jantungnya berdebar kencang.

"Sekali lagi kau mengatakan itu jangan harap kau bisa keluar dari rumah ini" kata Jimin penuh peringatan.

Yoongi tidak membalas ucapannya Jimin, masih berusaha mengambil nafas mengisi

paru-parunya.

Setelah merasa tenang, Yoongi menatap angkuh mata Jimin yang masih menindihnya tanpa takut sedikitpun. Melihat tatapan Yoongi Jimin menutup mata sedikit merasa bersalah memperlakukan kekasihnya seperti ini.

Mendekatkan wajahnya pada Yoongi kemudian menyatukan kening mereka dan berkata,

"Maafkan aku, sayang. Aku pasti akan akan mengatakannya padamu. Tapi tidak sekarang. Mengertilah hm??" Kata Jimin sambil menelusupkan wajahnya ke ceruk leher Yoongi berusaha menghirup oksigen dalam-dalam disana kemudian melepaskan kedua tangan Yoongi. Merasa luluh atas jawaban Jimin, Yoongi membawa tangannya memeluk kepala Jimin dan mengusap punggung kekar sang kekasih.

Jimin mengangkat kepalanya, memandang Yoongi lama kemudian mencium bibirnya. Tidak seperti tadi kali ini Yoongi membalas ciuman Jimin tapi tidak lama Karna Yoongi melepaskan diri lebih dulu. Jimin mengernyit tidak suka,

"Maafkan aku, biarkan aku mengobatinya hm" kata Yoongi sambil menyentuh bibir Jimin yang terluka akibat gigitannya. Jimin bangkit dari sana membiarkan Yoongi duduk dipangkuannya sambil mengobati bibir tebalnya.

"Jangan pergi" kata Jimin seperti anak merengek pada ibunya.

Yoongi mengangguk, kemudian menjauhkan alat P3k dari mereka. Susah payah Yoongi melakukannya Karna Jimin memeluk pinggangnya erat. Yoongi menyentuh pipi Jimin kemudian memberi ciuman di keningnya.

"Aku akan menunggu penjelasan mu besok" kata Yoongi. Jimin hanya bergumam membawa Yoongi untuk tidur lalu menariknya ke dalam pelukan hangatnya. Yoongi membalas pelukan pria tercintanya dengan lembut agar tidak melukai bahu Jimin. Sekarang Yoongi menyesal telah mengatakan hal bodoh dari mulutnya. Dia sangat mencintai Park Jimin kekasihnya tak pernah terlintas kata-kata itu bisa keluar dari mulut manisnya.

Yoongi bergumam meminta maaf pada Jimin atas perkataannya tadi, Jimin tidak menjawab tetapi semakin mempererat pelukannya. Yoongi hanya berdoa semoga Jimin tidak benar-benar mengurungnya di Mansion besar ini. Kadang Yoongi tidak bisa menebak Jimin yang penuh dengan rahasia. Mari lupakan sejenak dia harus tidur untuk menyambut hari esok yang penuh teka-teki.

Next??!!

    people are reading<mine and my destiny (minyoon)>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click