《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》63
Advertisement
" Whoa......"
Hendery bener benar takjub melihat rumah Mark. Ia tau temannya ini sangat kaya raya, tapi melihat rumah Mark, Hendery tidak bisa membayangkan sekaya apa temannya itu.
" Kamar tamu ada di atas, sebelah kiri dari tangga." Jelas Mark sambil melangkahkan kakinya menuju tangga, sedangkan Hendery masih sibuk melihat isi rumah Mark.
Hendery pun berhenti pada sebuah figura foto yang cukup besar terpajang di ruang tengah.
" Mark dia siapa? Kukira kau tidak memiliki sepupu... apa ayah mu menikah lagi?"
Mark menghentikan langkahnya, ikut mentap objek yang menjadi atensi mereka berdua. Mark tersenyum sendu, itu adalah foto yang diambil saat ulang tahun Haechan. Beruntung mereka masih sempat mengambil foto bersama sebelum Johnny meninggalkan mereka.
" Uhm.... dia.... hanya kebarat jauh...." Jelas Mark dan kembali melangkahkan kakinya, mengabaikan Hendery yang dengan tidak sopannya masuk ke dapur dan menggeledah isi kulkas serta lemari penyimpanan makanan Mark.
Mark membuka pintu kamarnya, tidak begitu banyak yang berubah, tempat tidur, sofa bahkan boneka beruang besar Haechan masih ada disana.
Yak!
Mark berbalik, menatap ujung pintu ketika seseorang memanggilnya, di ujung pintu ia bisa melihat Haechan, berdiri bersandar pada pintu tersenyum lebar padanya seolah menyambut dirinya pulang, Mark tersenyum tipis, ketika sosok Haechan di depan matanya mulai menghilang.
" Hah... sepertinya aku harus cuci muka...."
Mark menaruh ranselnya, menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya. Perjalannya dari Amerika benar benar panjang dan melelahkan.
Yak! Minggir! aku juga mau cuci muka!
Mark mengangkat wajahnya cepat, menatap kiri dan kanan ketika mendengar suara Haechan, tapi tidak ada seorang pun disana, Mark tersenyum sendu menatap hanya pantulan dirinya yang ada di kaca, sedari tadi jantung Mark sudah sesak saat ia menginjakkan kakinya kerumah.
Saat membuka pintu rumah
Menaiki tangga
Semuanya....
Setiap langkah yang Mark ambil, mengingatkan dirinya pada Haechan.
Advertisement
Mark padahal sudah berjanji pada dirinya, untuk kuat dan tidak terpengaruh saat sampai di Korea, tapi nyatanya percuma saja, karena setiap sudut rumah ini menoreh pengalaman antara dirinya dan Haechan.
Mark tidak bisa lagi menahan air matanya, dari kamar mandi, Mark bisa menatap sofa yang selalu Haechan jadikan tempat tidur, di sana ia melihat Haechan yang tengah duduk bersantai di atas boneka beruangnya dan tersenyum padanya. Tangis Mark pun semakin pecah, karna semakin keras ia ingin melupakan Haechan, semakin kuat pula memori itu lengket di kepalanya.
Haechan-ah.... Kau dimana....
Aku sangat merindukan Mu....
Tangis Mark terduduk di lantai kamar mandi sambil memeluk kedua lututnya.
.
.
.
.
Sudah hampir satu minggu Mark berada di korea dan menyelesaikan urusan administrasi, Mark pun mulai berkuliah di SNU. Mark sangat senang karena ternyata Jeno juga berkuliah di sana. Jeno sedikit kaget saat tau Mark dan Haechan tidak bersama lagi, dan Mark pun tidak mendapat informasi apapun dari Jeno terkait Haechan.
" Hallo nak... bagaimana disana?"
" Baik ayah.... ayah sendiri baik kan?"
" Baik... ayah mungkin pulang 3 hari lagi tidak masalah kan? Kuliah mu aman? "
" Ia ayah santai saja... aku sekarang di kampus, lagi makan siang di kantin"
Mark dan Jehyun pun saling bercerita kesibukan mereka, sedari dulu Mark memang sering dan menyempatkan waktu untuk menghubungi ayahnya. Walaupun memiliki Hendery, tapi Mark tetap merasa kesepian, karena itu ia terus menghubungi ayahnya.
" Uhm... ayah..."
" Iya ?"
Mark sedikit ragu untuk menanyakan kepada Ayahnya. Haechan jelas jelas mengakhiri hubungan mereka dan secara tidak langsung Haechan menyuruh Mark untuk menjauh dan tidak menghubunginya lagi. Tapi Mark benar benear tidak kuat. Jika Mark memang tidak diizikan untuk bertemu lagi dengan Haechan, setidaknya Mark ingin tau bagaimana kabar pujaan hatinya itu.
" Kenapa Mark? Tanyakan saja...."
" Uhm... itu... apa ayah masih menghubunginya?"
Advertisement
" Nya? Siapa?"
" Haechan......"
.
.
.
" Tuan....Ada yang bisa saya bantu?"
Mark tersadar dari lamunannya, menatap heran perawat yang ada di depannya, melihat Mark yang sedikit kebingungan, perawat itu tersenyum tipis dan kembali mengulang kalimatnya
" Tadi saya bertanya... ada yang bisa saya bantu..."
" Oh... Maaf.... Ini...."
Mark juga tidak mengerti saat dirinya menanyakan Haechan pada ayahnya, Jaehyun hanya mengatakan nama rumah sakit dan memberikan intruksi pada Mark untuk memberikan kartu nama ayahnya pada perawat yang bekerja di sana.
" Oh... Tuan anaknya bapak Jaehyun?" Mark mengangguk kaku, ia masih berusaha mencerna apa yang mungkin dan akan terjadi.
Apa ayah menjadikannya pemilik rumah sakit ini?
Kenapa aksesnya harus pakai kartu nama Ayah?
" Mari saya antar..." Mark sedikit ragu, pasalnya kini perawat yang melayaninya berbeda ditambah ia yang membawa nampan yang berisika obat.
Mark terpaksa mengikuti langkah kaki perawat itu. Selama perjalanan tidak sedikit pun terbesit di pikiran Mark kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, hingga perawat membawa Mark ke lorong yang bertuliskan Ruang Rawat Inap VVIP
Mark masih mencoba berfikir positif, mungkin saja Haechan bekerja atau bertugas menjaga kamar disana, walaupun sebenarnya kakinya sudah berat melangkah. Disaat Mark yang masih menunduk mengikuti langkah kaki perawat itu, tiba tiba saja beberapa perawat berlari diikuti seorang dokter, bahkan perawat yang mengantarkan Mark tadi ikut berlari menuju ruangan yang berada di ujung lorong.
Mark pun sedikit tergesa mengikuti langkah kaki perawat itu, dan ketika ia sampai di ujung pintu jantungnya seolah berhenti berdetak. Dari sana ia bisa melihat Haechah yang mengerang kesakitan, dan perawat lainnnya berusaha membawa kembali kesadarannya.
Suara tangisan dan erangan itu, Mark bisa mendengarnya dan itu sangat nyata. Mark masih bisa melihat wajah pucat Haechan yang menahan sakit dengan air matanya yang mengalir di kedua pipinya, tangannya menjambak kuat rambutnya menyalurkan rasa sakit itu.
Potret itu, mengingatkan Mark pada papinya.
Mark terduduk, lututnya benar benar goyah, bahkan kini Mark sudah bernafas, lehernya seperti dicekik dan kepalanya pening. Perlahan Mark bisa mendengar Haechan yang mulai tenang, sepertinya ia baru saja diberikan obat bius.
" Tuan... Tuan... Kau tak apa?"
Seorang suster menyadarkan Mark yang hampir saja kehilangan kesadarannya. Mark hanya mengangguk lemah tapi kakinya masih sulit untuk digerakkan.
" Sini ku bantu..."
Perawat itu membatu Mark berdiri dan mendudukkannya di kursi tunggu yang berada di lorong.
"Aku ambilkan minum ya?"
Mark hanya mengangguk, Mark belum sepenuhnya sadar, masih terlihat seperti orang kebingungan. Tak lama kemudian perawat itu kembali membawakan Mark segelas air.
" Ini...."
Mark hanya menundukkan wajahnya, tidak merespon sedikitpun perawat yang ada di depannya. Perawat itu hanya bisa tersenyum sendu, menaruh gelas itu ketangan Mark, kemudian mengelus pelan pundak Mark sebelum meninggalkannya sendiri.
Apa yang terjadi padamu....
Apa kau meninggalkan ku karena hal ini?
Kenapa kau menderita sendiri....
Maafkan aku....
Karena berfikiran buruk padamu...
Tangis Mark dalam hati, membiarkan air matanya jatuh mengenai air yang ada digelas itu.
Advertisement
- In Serial195 Chapters
My Master Is A Tsundere
Rant Valo was an outcast in his village. His dream was to marry the village maiden, Zaria, and live a normal life.
8 1438 - In Serial1978 Chapters
The Great Thief
He had never invested in shares or bought a lottery ticket, and neither did he have any experience in the general business industry. Lu Li found that the only thing he could do was play games. Luckily he had experienced rebirth, and was one step ahead of everyone else. Luckily, games had been developing extremely quickly, and there were many people who had become rich through playing games. In his ‘past life’, he had spent countless nights awake, in grief and anguish. However, although all of this had been washed away, so what…? This life, he was determined to make a fierce counterattack against fate and stand at the very top!
8 5621 - In Serial16 Chapters
Eldritch Entity On A Journey Of Self-Discovery
Shold'ler has made a reality before. It was pretty messy, the physics didn't work properly, and his designs were just terrible. This place has flawless physics, a whole set of natural laws, and the most detailed everything he's ever seen. The air moves sometimes (but not all the time), the grass has layers underneath it, and the trees sometimes have things living in them. All things considered... it's depressingly good. What's he supposed to do here?
8 198 - In Serial15 Chapters
The Cheater
Have you ever thought about why life is unfair? Have you ever wanted to just do what you want but can't because of your position in life as the lowest and the ones at top mistreat those at the bottom. Follow the story of Edward a so called "cheater" and how he defies the unfair life given to him and takes his new life being given to him as he is taken to another world at his death and now is instructed to do what he wants in this new world witha little bit of deanger and death at every corner. What awaits him? either death or splendor will he live honestly or cheat his way to the top yet again? Cover art made by : Yang_God_of_Games_And_Power ps: if anyone is wondering~ I started to write this on other sites with a hut of editing and cutting some parts! So dun worry about it appearing somewhere~
8 161 - In Serial402 Chapters
Pokémon : An Unexpected Journey
Austin , a 15 year old Pokémon fan is frustrated with Ash's Journey in Black And White as he drifts off to sleep , something unexpected happens as he wakes up in the body of Ash the day he is supposed to start his journey .
8 2527 - In Serial17 Chapters
Reborn as a Dungeon Boss
If anyone were to take my actions, my feats, my influence on the world, and write them down as a story, there would be one point that needs to be raised before all else. This is not a song of redemption. This is not a tale of hope. This is not a parable of goodness. No. Mine is a warning of destruction. Slaughter. Death. For death brought me into this world...and death I shall bring to it. This will be my second attempt at writing a novel. For the fans of my first work, I'm sorry for disappearing for so long...life happened. I will continue that one at some point, but for now I want to try to get back into the groove of writing. Thank you for giving me a chance.
8 151

