《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》56

Advertisement

Mark menatap kesal Haechan yang tengah duduk kegirangan menonton salah satu acara music show di tv. Mark tidak mengerti kenapa Haechan begitu mengidola idola kan boy grup yang tengah bernyanyi dan menari di tv sana. Haechan bahkan sampai berteriak kesetanan karenanya.

Mark akui memang pria pria yang ada di tv itu sangat memikat siapun, belum lagi saat mereka menari dan menyanyi. Tapi tetap saja bagi Mark, Haechan terlalu memuja mereka.

" KYAAAAA LEE MINHYUUNG!"

Mark memutar matanya malas ketika Haechan menyoraki salah satu personil boy grup NCT itu. Mark akui pria yang sering sering disebut sebagai suami bagi Haechan itu memang tampan, tapi menurut Mark, dia lebih tampan dari pria bernama Lee Minhyung itu

" Kemana?" Tanya Haechan kala Mark berdiri dari sofa

" Tidur! Sana tonton saja suami mu yang tampan itu!" Kesal Mark

" Whoa.. akhirnya kau mengakui ketampanan lee minhyung ku?"

" Ck.. memangnya apa sih bagusnya dia?"

" Banyak! Tampan... baik hati... rajin ibadah... bisa nyanyi... ngerap... main gitar... bikin lagu... dance... semua!"

Mark memanyunkan bibirnya, Haechan selalu saja membanding bandingkan dirinya dengan pria bernama Lee Minhyung itu dan Mark bersumpah jika ia bertemu dengan pria itu, ia akan menghajarnya.

" Tapi... ada satu kekurangannya"

" Apa?" Tanya Mark seolah tidak peduli

" Dia tidak bisa memiliki ku seperti kau... " Senyum Haechan

" Heol... gombal... udah lah aku mau kekamar dulu"

" Ih.. temenin echan bentar lagi kok..."

" Aku mau belajar sayang... sekalian mau ngurusin itu proposal selingkuhan kamu si felix"

" Arrghh.."

Mark mengerang kesakitan bahkan terduduk ke lantai kala Haechan menyikut perutnya cukup kuat

" Ck! Jangan gitu lah! Aku ngga ada apa apa dengan Felix!"

" iya iya..." Mark menyeringit menahan sakit masih memegang perutnya

" Kau tak apa?"

Advertisement

Tanya Haechan khawatir pasalnya Mark masih terduduk memegangi perutnya dan mengerang kesakitan. Haechan tau tadi ia menyikut perut Mark cuku kuat, tapi seharusnya Mark tidak akan mengerang kesakitan seperti itu.

Haechan pun dengan cepat menyingsingkan baju Mark, dan ia benar benar terkejut ketika melihat perut dan dada Mark dipenuhi lebab dan ruam.

" Mark! Ini kenapa?!" Tanya Haechan panik

" Uhmmm itu...."

Mark kesusahan menjawab pasalnya tadi Haechan mengenai bekas luka lebamnya yang baru saja ia dapat kemarin, sehingga rasanya masih ngilu ketika disentuh, apa lagi disikut seperti itu. Haechan pun berdecak kesal, dengan mata berkaca kaca dan berlari meninggalkan ruang tv.

" Argh... Haechan-ah!"

Teriak Mark dari ruang tv, ia ingin mengejar Haechan, tapi ngilu di perutnya benar benar sakit membuatnya kesusahan untuk berdiri. Tak lama kemudian Haechan kembali dengan baskom kecil berisikan air hangat dan handuk.

" Buka bajumu!" Perintah Haechan dengan mata berkaca-kaca

" Haechan-ah..."

" Ku bilang buka!" Bentak Haechan dan air mata itu mengalir begitu saja.

Mark pun pasrah dan membuka kaos nya. Haechan bersimpuh di depan Mark, membasi handuk dengan air panas, meremas airnya dan mulai mengompresi luka lebam di tubuh Mark.

" Shhh..." Mark berdesis menahan sakit kala hawa panas mengenai lukanya

" Sakit?"

Tanya Haechan khawatir sambil menghentikan kegiatannya, sambil menyeringit menahan sakit Mark mengangguk pelan.

Haechan pun kembali mengompresi luka lebam Mark secara perlahan. Melihat Haechan yang terisak mengobatinya membuat Mark sedikit kasian.

" Haechan-ah....maaf"

" Diam!" Kesal Haechan masih terisak

" Aku baik baik saja kok... ak-aarghh"

Mark mengerang kesakitan pasalnya Haechan sedikit menekan handuk itu pada lukanya.

" Ku bilang diam! Aku sedang marah padamu!"

Mark pun mengalah memilih untuk diam. Haechan kembali sibuk mengompresi luka Mark sambil beberapa kali mengusap air matanya. Kemudian setelah dirasa cukup, Haechan kembali berlari dari ruang tv, dan kembali membawa kotak P3K. Haechan mengolesi luka Mark dengan salap dan setelah itu menutupnya dengan perban.

Advertisement

Mark hanya diam selama itu, beberapa kali Mark ingin mengelus kepala Haechan dan mengusap air matanya, tapi Haechan dengan kesal menepis tangan Mark dan Mark terpaksa mengalah.

" Kenapa?!" Tanya Haechan kesal setelah Mark kembali mengenakan bajunya

" Uhmm itu.. anu... e..."

" Jawab yang bener!"

Mark pun hanya menunduk pasrah, tidak mungkin ia menceritakannya kepada Haechan, terlebih lagi Haechan tidak tau kalau Mark sebenarnya sudah tau tenang masalalunya.

" Maaf..."

Akhirnya hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Mark. Ia tidak ingin Haechan khawatir padanya. Tapi Mark tau percuma saja, setelah melihat luka di tubuh Mark, mustahil rasanya untuk mengatakan bahwa ia baik baik saja.

" Sejak kapan?!" Tanya Haechan

" Huh?"

" Sejak kapan kau membiarkan tubuhmu dihamtam oleh Jihoon?!"

Mark mendongakkan wajahnya menatap Haechan tidak percaya. Sedangkan Haechan masih menatap Mark kesal dengan air matanya yang berderai

Kemarin, Haechan melihat Mark yang sedang dihamtam kuat oleh Jihoon, Haechan berfikir mereka sedang berkelahi, tapi Haechan menyadari bahwa mereka tidak berkelahi, melainkan Mark membiarkan tubuhnya dihantam Jihoon.

Haechan pun ingin menghampiri Mark, tapi tiba tiba saja Jeno menahan tangannya. Jeno pun mengatakan bahwa Mark sedang berusaha melindunginya, dan jika Haechan ikut campur bisa saja Mark terluka lebih parah.

" Haechan-ah.... aku minta maaf..."

Haechan masih menatap Mark, ia tau Mark pasti menyembunyikan sesuatu padanya. Dan hanya satu hal yang bisa memperbaiki ini semua..

Haechan harus jujur pada Mark.

Haechan pun mengehela nafasnya, mengusap air matanya dan meredakan tangisannya.

" Aku......" Haechan menggantung kalimatnya

" A...A..Aku.... Hah... Ak..Ku " Jelas Haechan susah payah sambil meremas kuat dadanya pasalnya jantungnya benar benar ngilu

" Haechan-ah..."

" A...Aku.... pernah... aa...Aku pernah...."

Mark mengelengkan kepalanya pelan, seolah mengatakan pada Haechan untuk tidak melanjutkan kalimatnya.

" Hah.... huuft... aku.... pernah di.... di....dilecehkan Jihoon...." Cicit Haechan pelan sambil memicingkan matanya

" Saat itu... aku.. di..dia..me-"

Haechan tidak melanjutkan kalimatnya pasalnya Mark yang tiba tiba memeluknya

" Sudah... tak usah lanjutkan... tak apa... aku sudah tau..."

" Huh?"

" Ayahmu sudah menceritakan semuanya padaku... tak apa... aku tidak marah... aku menerimamu... aku menyangimu.... jangan takut... sudah... tak perlu dilanjutkan..." Mark mengelus pelan kepala Haechan

Haechan pun tersenyum haru, bahkan air matanya kembali mengalir.

" Dia mengancam mu?" Tanya Haechan sambil melepas pelukannya

Mark sebenarnya tidak ingin Haechan tau, tapi melihat tadi Haechan yang berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya, Mark jadi tidak tega. Mark pun terpaksa mengangguk pelan sambil menundukkan kepalanya

" Vidio itu?" Mark kembali menangguk pelan

" Biarkan saja!"

" Huh?" Mark mendongakkan wajahnya menatap Haechan tidak percaya

" Ya! Dia mengancam mu menyebar vidio itu kan? biarkan saja"

" Tidak.. Haech-"

" Aku hanya akan dikucilkan! aku hanya ditatap rendah! aku hanya akan dihina! tapi kau? Tubuh mu hancur karena itu! sakitnya tidak sebanding! Apa salahnya ji-"

" Aku tidak bisa!" Potong Mark

" Aku tidak bisa.... melihat mu direndahkan.... melihat mu dihina... aku tidak bisa... aku tidak kuat... hatiku tidak kuat.... tak apa... tubuhku masih bisa menahan rasa sakit ini... tapi hati ku... aku tidak bisa..."

Jelas Mark menatap Haechan dengan berderai air mata.

Melihat Mark berderai air mata Haechan mengalah. Ia pun memeluk Mark sambil menanagis terisak.

" hiks...hiks...Aku juga tidak kuat... melihat mu terluka karna ku... hati ku juga tidak kuat....tidak adakah jalan keluar yang lain hm?"

Haechan mengadahkan kepalanya menatap Mark. Kemudian Mark hanya menggelengkan kepalanya pelan.

" Maafkan aku... tapi hanya ini yang bisa kulakukan..." Mark tersenyum pelan sambil mengelus pelan kepala Haechan

" Tidak... aku meminta maaf.... hiks....hiks... karna menyeret mu seperti ini..." Tangis Haechan kembali menyembunyikan kepalanya di dada Mark

Mendengar isak tangis Haechan, Mark pun ikut menangis. Sambil berpelukan erat, mereka pun menangis melepaskan rasa sakit dan kekhawatiran yang sempat tertahan sebelumnya.

    people are reading<[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click