《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》40
Advertisement
Mark menundukkan kepalanya lemah, mendengar Johnny menceritakan apa yang terjadi pada Haechan, benar benar membuat hatinya sakit, bahkan kerongkongannya benar benar terkecik rasanya karna ia yang tidak tahan dengan cerita itu.
Ditengah Johnny bercerita, ingin rasanya Mark memohon agar Johnny berhenti, karna dirinya yang bener benar tidak sanggup untuk mendengarkannya lagi, tapi mulutnya membisu, pikiran dan hatinya mengatakan bahwa ia harus mendengarkan cerita itu hingga selesai. Agar ia bisa memahami Haechan, mengerti penderitaan Haechan selama ini dan bisa melindungi Haechan.
Johnny yang melihat Mark tertunduk mehanan tangis dan amarahnya tersenyum lega. Johnny sempat takut saat menceritakan pengalaman kelam itu, ia sudah berjanji pada Haechan untuk menjaga rahasia Haechan, menguburnya dalam dalam dan melupakannya.
Tapi, melihat tatapan Mark, melihat anak itu panik ketakutan karena kondisi anaknya. Johnny tidak tega. Ia tau bersalah karena tidak menepati janjinya pada Haechan, tapi ia yakin ini yang terbaik untuk Haechan.
Johnny tidak bisa melindungi Haechan, tidak bisa mendekap dan memeluk anaknya saat ketakutan, tapi Mark, ia selalu berada di dekat Haechan, ia bisa berdiri melindungi Haechan, memeluknya saat Haechan ketakutan. Mark bisa melakukan itu, karena itu Mark harus tau apa yang terjadi pada Haechan agar Mark bisa melindunginya.
Johnny tau, ia sedikit jahat memberikan tanggung jawab yang seharusnya menjadi tugasnya pada Mark, tapi Johnny tau, bahkan tanpa Johnny meminta pun, Mark sudah melindungi anaknya.
" Paman masih ingat.... Saat itu Haechan ketakutan tidur di malam hari, ia berteriak histeris. Setiap malam, Istriku tidak pernah tidur, ia selalu memeluk dan mendekap Haechan agar tertidur. Ia bahkan tidak peduli matanya itu sudah lelah"
Titah Johnny melanjutkan ceritanya, sedangkan Mark masih diam tertunduk mendengarkan
" Kami membawanya ke psikolog karna Haechan benar benar hampir setengah gila karenanya, awalnya kami takut, ia tidak bisa hidup normal. Tapi dengan meminum obat rutin dan melakukan terapi, Haechan mulai membaik... walaupun setiap malam ia masih kekusahan tidur di atas kasur"
" Saat itu, aku menuntut anak itu, ingin membawa kasus itu kepengadilan, sempat terjadi perdebatan antara aku dan istriku, pasalnya ia tidak mau membawa ini ke ranah hukum karna orang orang pasti akan menganggap rendah anak kami"
"Tapi pada akhirnya kami tetap menuntutnya, kami yakin masih banyak orang orang baik di luar sana. Dan saat proses itu, orang tua anak itu juga menuntutku karena membuat anaknya koma . Mereka pun meminta ku untuk mencabut tuntutan itu dan mengancam ku akan memenjarakan ku dan menyebarkan vidio itu"
Mark semakin mengepalkan kedua tangannya, emosinya benar benar ingin meledak rasanya
Advertisement
" Aku saat itu benar benar marah , bahkan aku hampir saja membanting kursi ke wajah kedua orang tua anak itu. Tapi saat itu Haechan menenangkan ku. Mengatakan padaku untuk berhenti dan melupakan apa yang terjadi..."
" Ia mengatakan sudah baik baik saja, bahkan sudah melupakan apa yang terjadi, melihat ku yang berjuang menuntut anak itu, membuat Haechan kembali teringat hal itu dan membuatnya takut, karena itu aku mengalah dan sejak saat itu kami tidak pernah lagi berhubungan dengan orang itu."
Johnny menatap langit, mengadahkan kepalanya menahan agar air matanya tidak jatuh. Kemudian setelah menghela nafas beberapa kali, ia mengelus pelan kepala Mark yang tertunduk lemah dan melanjutkan ceritanya
" Haechan kembali membaik... kufikir ia bisa lepas dari anak itu, tertanyata di sekolah, beredar rumor yang membuat Haechan dijauhi, mendengar hal itu aku menawarkan Haechan untuk pindah sekolah tapi anak itu menolak..."
" Ia mengatakan tidak masalah dengan hal itu malah biasa saja. Kami pun percaya dan mengikuti kemauannya, karena setiap hari Haechan selalu tersenyum, membuat kami terlena dan terkecoh bahwa ternyata selama ini ia masih berjuang dan takut dengan hal itu"
" Disaat kondisinya sudah membaik, tuhan kembali menguji kami. Aku mengakui kesalahan ku karena malam itu memaksa pulang, Kami hanya takut meninggalkan Haechan sendirian di rumah, kemudian saat itu aku hanya menutup mataku sebentar saat mengendarai motor..."
" Dan saat aku membuka mata, Sebuah truk sudah berada di depan mataku dan aku tidak bisa mengelak, kakiku terhimpit di motor dan istriku terseret cukup jauh karenanya."
" Saat di UGD, aku bisa melihat Haechan yang menangis histeris ketakutan, aku ingin menolongnya, memeluknya dan menenangkannya, tapi tubuhku tidak bisa bergerak, bahkan hanya untuk memanggilnya suara ku tidak bisa keluar, aku hanya bisa pasrah menatapnya yang ditenangkan oleh suster dan polisi disana"
" Sejak saat itu, Haechan berubah, ia masih tersenyum padaku, merawatku dengan baik, menghiburku karena kehilangan pujaan hatiku, Haechan tidak pernah menangis, mengeluh ataupun bersedih, ia tersenyum cerah, tertawa sambil memelukku"
" Anak itu sangat pintar dalam berbohong, tapi hanya satu yang tidak bisa berbohong, tapapan matanya, dan perlahan aku mulai membenci tatapan mata itu, karena saat ia tersenyum, mata itu menatap ku sedih... seolah menertawakan ku dan menghukum ku karena sudah membuatnya menderita"
" Haaah......haah...."
Mark menghela nafas kasar, benar benar ngilu hatinya saat mendengarkannya
Johnny yang melihat itu hanya tersenyum sendu, mengelus pelan dada Mark untuk menenangkanya.
" Tapi...belakangan ini, aku mulai kembali melihat tatapan tulus darinya, tidak ada kebohongan disana, bahkan saat ia menangis, tatapan matanya mengatakan ia sangat bahagia."
Advertisement
" Aku takut, bagaimana jika tatapan itu kembali hilang, bagaimana jika mata itu kembali berbohong dan menertawaiku? Setiap malam aku selalu berdoa pada tuhan, agar tidak mengambil lagi tatapan tulus itu darinya"
" Dan tuhan mendengarkan doaku, ia mengirim dirimu, menghadiahkan ku dengan kehadiran mu untuk membawa tatapan itu kembali. Karena mu, dia kembali hidup, seolah dilahirkan kembali, dan aku benar benar bersyukur karena hal itu. Kini aku tidak takut, aku memang tidak bisa menjaganya, memeluknya dan melindunginya..."
" Tapi.....tuhan mengirimkan mu, menuntun ku padamu untuk menitipkan anakku padamu. Kau bisa kan menjaga Haechan untuk paman?"
Mark mengadahkan kepalanya yang sedari tadi menunduk, menatap Johnny penuh arti. Mark ingin mengatakan bisa dengan lantang, ia tentu ingin menjaga Haechan, bahkan tanpa diminta pun Mark tidak akan melakukannya, tapi ia ragu. Ia takut tidak bisa memegang janji itu.
Mark takut suatu saat ia tidak bisa melindungi Haechan. Mark sadar, ia hanya manusia biasa, bukan pahlawan super ataupun dewa, karena itu Mark yakin, pasti ada masanya ia tidak bisa melindungi Haechan, karena itu Mark takut.
" Aku..... Haaah..... Aku...." Jawab Mark ragu ragu
Johnny terkekeh melihatnya, ia tidak menyangka Mark akan cemen dan lemah seperti ini. Ingin rasanya Johnny menertawai wajahnya yang tagas dan maskulin serta tubuhnya yang sangat bidang itu, tapi ternyata hatinya bahkan tidak lebih kuat dari lempengan kaca tipis.
" Kenapa ragu seperti itu... paman saja yakin Mark bisa menjaganya, kenapa Mark tidak yakin pada dirimu sendiri?"
Mark menghela nafasnya pelan, menggelengkan kepalanya pelan dan kembali menunduk
" Mark pasti bisa.... asalkan... Mark bisa mengatur ini"
Johnny menunjuk pelan dada Mark, tepat pada letak jantung di dalam tubuhnya
Mark menatap jari Johnny, kemudian perlahan menatap Johnny
" Kau harus bisa menenangkan amarah mu, menguatkan hatimu untuk tidak takut dan sedih... Haechan itu anak yang kuat, jadi kau juga harus lebih kuat... bisa bisa Haechan malah menginjak dan menghajar mu habis habisan nanti jika tau kau lemah seperti ini, anak itu kan gilanya luar biasa"
Mark terkekeh pelan mendengarnya
" Paman tau, Mark pasti bisa mengatur hati Mark, Haechan itu...walaupun kuat, hatinya sangat lembut, ia akan menangis hanya dengan bentakan kecil, ia takut ketika orang memarahinya. Paman sadar, untuk melindunginya paman harus bisa mengatur hati paman, karna dengan hati yang tenang, Haechan juga semakin aman dalam pelukan paman"
Mark mengangguk paham, sambil mengusap kasar air matanya yang tiba tiba saja mengalir, padahal sedari tadi Mark bisa menahannya.
" Aigo.... tegakkan bahu mu Mark, sayang banget loh badan sebagus itu tapi malah loyo kaya gini, ck...ck..ck..kamu latihan berapa jam sih sehari? Paman saja seumur kamu belum bisa dapat tubuh sebagus itu" Hibur Johnny sambil menatap kagum tubuh Mark
Mark hanya terkekeh malu, pasalnya tubuh Johnny jauh lebih bagus dan berotot darinya, Mark hanya seperti lidi berdiri disamping Johnny
" Haaaah..... makasih paman.... Mark akan berusaha... Mark akan coba...untuk melindungi Haechan" Mark tersenyum sambil mengangguk
" Nah gitu dong... kalo gini kan baru keren .... Paman yakin kamu bisa.." Johnny mengelus pelan kepala Mark.
" HA! SUDAH JAM 11!"
Pekik Mark panik melihat jam di dinding ruang inap menunjukkan pukul 11 malam. Mark pun dengan cepat berdiri dan bergegas untuk pulang.
" Argh! aku kan tadi tidak mengunci pintu karna buru-buru! Ayah kan juga lagi di Jeju jadi tidak pulang! Anak itu pasti sudah tidur! Kan aku memasukkan obat tidur tadi!"
Titah Mark sambil mondar mandir gusar mencari sesuatu. Kemudian ia tersadar dengan apa yang ia ucapkan dan menatap Johhny takut
" Tidak paman! Aku tidak berniat jahat! aku hanya takut dia tidak bisa tidur karena tadi pingsan! karena itu aku memasukkan obat tidur ke makan malamnya tadi!" Jelas Mark cepat sambil menggelengkan kepalanya panik dan tangannya siaga seolah olah takut Johnny melempar sesuatu ke arahnya
Johnny yang melihat itu hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepalanya pelan, padahal baru saja Johnny menyuruhnya untuk tenang, belum sampai 5 menit kini Mark sudah panik lagi
" Mark..."
" Aku tidak berniat jahat paman sungguh!"
"Mark!" Johnny sedikit berteriak membuat Mark terdiam
" Kau sedari tadi cari apa hm?" Tanya Johnny setelah Mark berhenti
" Anu... itu...kunci motor..."
" Itu di tanganmu apa?" Johnny menunjuk tangan Mark dengan dagunya
Mark menatap tangan kirinya, kemudian menghela nafas kasar dan menjambak kasar rambutnya sambil memicingkan matanya.
" Paman bilang apa tadi... tenang...."
" Iya paman maaf.... kalau gitu Mark pulang dulu ya paman, selamat malam"
Mark membungkuk sopan kemudian berlari keluar ruangan
" Mark tunggu! itu helm mu ket-" Johhny ingin menahan Mark tapi anak itu sudah menghilang
Hanya beberapa detik setelahnya Mark kembali berlari masuk dan menyambar helmnya yang tertinggal.
" Helm ku ketinggalan, malam paman" Salamnya lagi dengan cepat dan kembali berlari keluar ruangan.
Johnny yang melihat itu hanya bisa melongo dan terkekeh pelan
" Hadeuh.... dasar anak muda....." Cicitnya pelan dan mulai merebahkan badannya ke kasur.
Advertisement
Domini: An Uprising
The first book of the "Domini" series. With the unexpected disappearance of humans. Animals - both domesticated and wild - now roam the land with sentience and intelligence. Kaiser, a young German Shepherd, assumes leadership of a pack of local dogs soon after The Event. Watch as the Hunds develop, challenge, and dominate the surrounding lands, while fighting off other animals competing for the top. Will the Hunds be the apex faction and claim Domini? (Updates every Sunday around 5PM EST. Also please hold reviews until the end of the first arc.) Cover gotten with permission from https://jarrodowen.deviantart.com/art/Gnarl-460502074 . I edited it by my self, if you want one edited by me (must have permission) pm me. TAGS: DOGS, ANIMALS, WORLD BUILDING, KINGDOM, WAR, ARMY, LITRPG, SYSTEM,
8 192Metalbound
The world is integrated into the System. Monsters are coming through rifts, and creatures are mutating from the excess energy.
8 164Sleeping Titan
In lands that once slept peacefully at night, ancient steel gods impervious to magic have risen from the earth, called Golems by their subjects, and their ripples of fear have spread across the world. Two thousand years, several genocides and an immortal Empire later, the Golems are still alive, and a young elf ends up on a journey that will change their fate forever. Criticism is welcomed.
8 93The Many Blades of Wuxia
Hundreds of years after the Heretic wars ended, life has returned to its blissful ignorant state that only peace could bring. Whilst the never-ending war between Man, Beast and Mutant rages on, most are not even aware of a war that happened between men. Its prophecies shattered, their remnants surviving only in obscure bard tales. One is about to grow. On the cracked face of the world, Essence storms and Beast Waves keep the citizenry locked atop the Emperor city of Qaelang. Knowledge of the past is as rare as the metals that flow into the hands of Sacred Artists and at the root of it all are whispers of a malignant force, ancient and terrible. Holding humanity back from achieving greatness, but hiding too are secrets best left untouched. Balance, discipline and order have held Qaelang secure since time immemorial, the powers within claiming to adhere to them. None are more fearful of change than the ones with the most to lose, but change is coming. Blade of Wuxia is a long character-focused epic fantasy with progression and growth. It's about a boy's quest to become powerful enough to save those he cares most for and give them a better life. It's set in a world of hidden pasts and uncovering them will set him on a path that shakes the Empire. As this is a rewrite that took on a wildly different spin, reviews are most welcome and help me do better. What can the reader expect? A Wuxia society set in a High fantasy world. People are only doing what they know and may have mistaken beliefs. A clever resourceful protagonist with human flaws A far-reaching hidden fantasy world, rich in history. Multiple points of view are used to follow the story to its natural conclusions, not every NPC has all the answers, but there is one MC in this book. Progression will take time and sometimes even unknowingly. MC is not trained in the ways and knowledge must be tempered against experimentation. Release Schedule. 2 chapters a week, family and work permitting. Only if I'm happy with the chapter will I release it. That being said I am open to revision should an articulated critical response show merit. This story is not completed yet but I do have a general idea of what the end looks like for both MC's (yes both) Ultimately feedback will be most influential on the progression of release as it's you guys I'm looking to entertain. Expected Changes None really, I'm writing as I go and have a path planned for 6 books Chapter release rate might change if we take off and feedback starts flowing, but for now, it is just about making sure Arcs flow smoothly onto the next. Cover, yes absolutely! If there is enough interest I will open a Patreon account and use the first proceeds to commission an EPIC cover and hopefully a few scary artworks of our brave Cultivators and the foes they face.
8 179Bella's Half Sister (A Jasper Hale DDLG Love Story)
When Allyssa goes to live with her older Half Sister who just moved to Alaska she meets Jasper. Follow Allyssa on her journey, through all the ups and downs.(Set after breaking dawn part two)
8 147After Dark {Jonah Marshall/Adam Marshall}
TW; W33d use, bl00d, d34th, v0m!tEDIT: I HAVE BEEN INFORMED THAT TY IS NO LONGER COMFORTABLE WITH SHIPPING ADAM AND JONAH AND I WILL RESPECT THAT. I AM KEEPING THIS FIC UP SOLEY FOR THOSE WHO WISH TO KEEP READING, HOWEVER PLEASE DO BE AWARE OF HIS FEELINGS ON THE MATTER AND BE RESPECTFUL. I WILL NOT MAKE ANY MORE CONTENT REGARDING JONADAM.THANK YOU FOR READING.
8 120