《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》37

Advertisement

Mark menatap Haechan khawatir yang tengah terbaring lemah di UKS. Beberapa kali Mark menghela nafasnya panjang.

Apa yang terjadi padamu......

Cicitnya dalam hati sambil terus menggenggam tangan Haechan.

Ia mengalami PTSD

Begitulah ucap dokter sekolah setelah memeriksa Haechan yang pingsan. Mark tau orang dengan PTSD ( Post Traumatic Stress Disorder), mengalami atau berada pada suatu peristitwa buruk atau traumatik di masa lalu karena itu, mereka panik bahkan bisa pingsan ketika ada stimulus ataupun sesuatu yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis itu.

Mark kembali teringat pada Haechan yang tidak bisa tidur di atas kasur, kemudian hari dimana ia bertemu dengan Jihoon di supermarket dan kejadian hari ini. Mark mulai mengerti dan menemukan benang merah dari semuanya.

Mark kembali menatap Haechan sendu, menggenggam kuat tangan Haechan , menempelkannya ke keningnya dan beberapa kali menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia mengucup pelan tangan Haechan, menutup matanya sambil berdoa pada tuhan apa yang ia pikirkan tidak benar.

Tidak ada lagi kemungkinan yang mungkin dari semua yang terjadi kecuali satu pengalaman traumatis yaitu,

Jihoon melecehkan Haechan

Mark tidak mau menerima pikiran itu bukan karena ia tidak mau menerima Haechan karena hal itu. Ia hanya tidak percaya, dibalik senyuman dan tawa itu, Haechan menyimpan luka yang begitu menyakitkan. Mark tidak mau mempercainya, karena ia tau Haechan itu anak yang baik dan tidak mungkin tuhan akan memberikannya ujian seberat itu.

Tapi berapa kalipun Mark mencoba memikirkan kemungkinan lain, berusaha menarik benang merah itu kepada hal lain, tetap saja, Mark kembali pada satu kesimpulan yang membuat hatinya benar benar teriris.

Mark kecewa, kecewa pada dirinya karena tidak mengetahui sedari dulu. Kecewa pada dirinya karena terlambat melindunginya dan membuat Haechan mengingat kembali kejadian kelam itu.

" Kak Mark..."

Seseorang menepuk pelan pundak Mark membuat Mark tersadar dari lamunannya.

" Ah... Jaemin... maaf aku lupa...kau baik baik saja? Jeno bagaimana?" Tanya Mark

" Iya kak ngga papa... aku udah baik kok, tapi Kak Jeno lagi distrap di kantor"

" Hah.... anak itu....."

Saat Mark fokus dengan Haechan, Jeno mengejar Jihoon saat tau apa yang Jihoon lakukan pada Jaemin, Jeno pun menghajar Jihoon habis habisan, akibatnya mereka saling beradu tinju hingga guru melerai mereka.

Advertisement

" Uhm.... anu kak...." Titah Jaemin ragu ragu

" Iya kenapa?"

" Duh.... uhm..."

" Kenapa ngomong aja..."

Jaemin sedikit ragu untuk menyampaikan apa yang ia tau. Pasalnya Jaemin hanya mendengar dari orang yang mengaku mengenal Haechan dan Jihoon dulu, Jaemin tidak ingin berprasangka, dan jujur jika apa yang ia dengar benar, Jaemin tidak akan menjauhi ataupun memusuhi Haechan.

" Jangan marah tapi ya kak...."

" Kenapa memangnya?"

" Aku ngga tau ini benar atau hanya rumor, karna jujur aku ingin mengabaikannya, tapi melihat apa yang terjadi hari ini, aku yakin rumor itu ada benarnya tapi ceritanya diubah" Jelas Jaemin hati-hati

" Huh? Maksudnya ? aku tidak mengerti.... ceritakan saja aku.... tidak marah kok"

" Uhm... itu....jadi..." Jaemin menggantung kalimatnya, menatap Haechan khawatir

" Hm?"

" Jadi... aku pernah dengar... anak anak bilang Haechan itu dulu sebenarnya deket sama Jihoon, mereka itu teman dari SD kalau tidak salah... terus sewaktu SMP mereka tiba tiba ngga pernah main lagi.... terus..." Lagi Jaemin menggantung kalimatnya ragu-ragu untuk melanjutkan

" Terus.... uhmm... hufft.... itu... ada rumor yang bilang kalau mereka tidur bareng... terus ada juga yang bilang kalau Haechan yang ngegoda Jihoon dan ngejebak Jihoon sampai mabuk terus mereka tidur.... makanya Jihoon kecewa dan jijik sama Haechan dan mereka ngga pernah lagi temenan"

Rahang Mark mengeras saat mendengarnya, tidak mungkin Haechan melakukan hal itu. Mark tau Haechan itu sangat amat menjaga harga dirinya.

" Jangan marah ya kak.... jangan marah sama Haechannya juga.... itu ngga bener kok.. Jaemin yakin.... Haechan ngga mungkin ngelakuin hal kotor kaya gitu...."

" Iya...aku tau.. tenang aja"

Mark berusaha menetral kan amarahnya, tapi tetap saja raut wajahnya masih mengeras. Ia tidak marah pada Haechan, tapi ia marah pada orang yang menyebar rumor miring itu.

" Sebenernya Haechan tau kalau anak anak ngomongin dia, tapi ya gitu... namanya juga Haechan... dia ngga pernah bilang kalau dia terganggu karena itu...."

Jaemin tidak tau kenapa ia harus memberi tau Mark, dan Jaemin juga tidak mengerti kenapa ia takut Mark marah karenanya, padahal yang Jaemin tau Mark itu teman Haechan. Tapi hati kecilnya mengatakan Mark harus tau yang sebenarnya agar bisa melindungi Haechan, walaupun ia masih ragu kenapa harus Mark yang melindungi temannya itu

Advertisement

" Trus... tadi kau bilang ceritanya ada benarnya itu maksudnya gimana?" Tanya Mark sedikit kesal

" Jadi... waktu mereka membahas tentang Haechan, ada juga yang bilang kalau kak Jihoon itu katanya waktu SMP beberapa kali pernah memperkosa orang... jadi mereka bilang bisa aja cerita tentang Haechan itu benar, tapi yang dijebak itu Haechan bukan kak Jihoon, dan......"

Jaemin tidak melanjutkan kalimatnya pasalnya wajah Mark benar benar menahan amarah dan Jaemin yakin, jika ia melanjutkan kalimatnya hanya membuat Mark semakin marah.

" Hah..... pokonya gitu kak.... nanti kalau Haechan udah sadar jangan bahas ini ya kak? Jaemin mohon banget..." Pinta Jaemin sambil memohon

" Huh? Kenapa?"

" Ia... soalnya Haechan pernah cerita kalau dia takut banget sama kak Jihoon, terus Haechan juga bilang dia makin takut soalnya kak Mark kenal Kak Jihoon dan Haechan bilang hubungan kalian berdua ngga baik, Haechan bilang dia ngga mau nyeret kak Mark...."

" Haechan cerita sama kamu tentang masa lalunya itu?"

" Ngga semua kak... Haechan cuma bilang, emang benar dulu dia pernah temenan sama kak Jihoon dan hubungan mereka emang ngga baik tapi Haechan ngga bilang alasannya...."

" huuufttt....."

Mark menghela nafas panjang, ia tidak mengerti dengan pola pikir Haechan, ditengah ia yang ketakutakan dan berjuang melawan traumanya, ia masih memikirkan orang lain.

" Ya kak? Haechan bilang dia ngga mau kak Mark sama kak Jihoon adu tinju...."

" Iya.... tenang aja ... haah... maaf ya jadi kebawa emosi gini..."

" Iya kak...titip Haechan ya kak, Jaemin mau balik ke kelas"

" Iya... Makasih ya..."

" Sama sama kak..."

Jaemin mengelus pelan kepala Haechan sebelum benar benar pamit pada Mark dan meninggalkan ruang UKS.

Mark terduduk lemah sambil menundukkan wajahnya, tangannya gusar memainkan jari jarinya.

" Mau ngomong apa Mark?" Tanya Johnny pada Mark yang duduk di sebelah ranjangnya

" Uhm.... kayanya ngga jadih deh....maaf paman menganggu" Mark hendak berdiri dari duduknya, tapi Johnny dengan cepat menahan tangannya

" Kenapa?"

" Uhm...ngga penting kok paman..."

Johnny pun tersenyum gemas melihat wajah Mark yang benar benar kusut

" Bohong... kalo ngga penting, masa bela belain malam malam kesini, mana itu jaket pakenya kebalik"

Mark menatap jam dinding, saat ini pukul 9 malam kemudian ia menatap jaket yang ia pakai, sangking buru- burunya, Mark tidak sadar jaketnya terbalik. Mark hanya bisa menggaruk kepalanya kikuk

" Udah sini.. cerita sama paman..."

Mark pun menurut dan kembali duduk.

Tadi Mark benar benar mengikuti saran Jaemin, pasalnya saat Haechan bangun, Mark menyadari gelagat Haechan berbeda, seolah mencari cari kata untuk menjelaskan alasan kenapa ia pingsan. Akhirnya, Mark pun mengiyakan ketika Haechan mengatakan ia lelah dan sedikit terkejut melihat Jaemin yang dirundung.

Namun saat sampai dirumah, pikirannya tidak tenang, terbayang dengan cerita Jaemin dan ketakutan Haechan saat tidur. Mark ingin menanyakannya pada Haechan, tapi ia tau percuma saja pasalnya Haechan pasti berbohong padanya. Tapi Mark benar benar tidak tenang, kepalanya terus memikirka hal itu sampai Mark benar benar pusing karenanya.

Kemudian ia ingat, hanya satu orang yang benar benar mengenal Haechan, bahkan ketika Haechan mencoba berbohong pada orang itu, orang itu masih bisa mengetahui dan membaca apa yang Haechan sembunyikan darinya, dan orang itu adalah,

Johhny, ayah Haechan

Karena itu , tanpa pikir panjang, Mark segera pergi menuju rumah sakit untuk menemui Johnny tanpa memberi tau Haechan, Mark ingat saat Haechan masuk ke kamar mandi, Mark dengan cepat menyambar jaket dan kunci motornya, berlari keluar kamar dan pergi begitu saja.

" Jadi.... Mark kenapa hm?" Tanya Johnny sambil mengelus pelan kepala Mark

Anak itu benar benar terlihat menyedihkan, wajahnya benar benar kusut seolah ada beban yang sangat besar yang sedang ia pikul di pundaknya

" Berantem sama Jaehyun?" Mark menggelengkan kepalanya

" Terus...?"

" Uhm... ini tentang Haechan...." Titah Mark hati hati

" Kenapa Haechan ? Kalian berantem?" Mark kembali menggelengkan kepalanya

" Uhm.... itu ... tapi sebelumnya jangan marah dan khawatir ya paman? Haechan udah baik baik aja kok...."

" Iya....cerita aja" Johnny meyakinkan

"Jadi.... tadi.... Haechan pingsan di sekolah"

    people are reading<[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click