《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》25
Advertisement
Haechan menatap ayahnya dengan kesal, sebelum mereka ke supermarket, Mark dan Haechan mengantarkan Johnny terlebih dahulu ke rumah sakit, dan ternyata Haechan baru tau kalau sebenarnya ayahnya itu harus dirawat terus di rumah sakit untuk kelancaran pengobatan jantung ayahnya.
" Kenapa sering pulang bolak balik?!" Tanya Haechan kesal
" Jangan teriak teriak kenapa? dia itu ayah mu!" Mark membela Johnny
" Diam saja kau!"
Johnny hanya bisa menghela nafasnya kasar sambil menatap Haechan memelas, dimarahi seperti ini oleh Haechan sudah sangat biasa bagi Johnny
" Ayah takut.... kamu khawatir.... makanya kadang ayah pulang kerumah"
Jujur adalah jalan terbaik saat Haechan marah
" Terus yang kaya gini aku ngga khawatir?! Ayah tu kenapa sih! Jelas jelas di sini lengkap! Dokternya banyak! kalau ada apa apa mesinnya juga canggih! kenapa ngga di sini aja!"
" Kalau ayah lepas pasang alatnya kaya gini gimana caranya ayah mau sembuh! Haechan ngga minta aneh aneh loh yah! Echan cuma mau ayah sembuh! itu aja!"
Kesal Haechan, Mark terdiam mendengarnya, ternyata Haechan saat marah sangat menyeramkan.
" Ayah takut....kamu jadi panik dan khawatir kalo ayah dirawat terus kaya dulu...."
Haechan mengalah, melihat ayahnya yang menunduk sedih. Haechan ingat dulu saat ayahnya disuruh untuk dirawat di rumah sakit, Haechan benar benar panik ia bahkan tidak bisa tidur bahkan tidak makan.
Saat itu Haechan panik karna ia takut, tiba tiba pengobatan ayahnya dicabut karena tidak bisa membayar uang rumah sakit. Karena itu Haechan panik dan terlihat pusing saat itu, ia masih ingat betapa gilanya ia saat itu mencari uang sampai tiga hari tidak berhenti bekerja.
Haechan memeluk ayahnya sambil mengelus pelan punggung ayahnya
" Maaf ya.... Haechan dulu panik karna takut tiba tiba ayah diusir....karna itu echan sampe gila kerja kesana kemari... cuma Haechan yang bisa bantu ayah saat itu...Haechan cuma mau ayah sembuh... itu aja" Haechan mengelus punggung ayahnya pelan
Advertisement
Lihat kan... jujur akan terasa lebih menyenangkan
" Tapi sekarang echan ngga takut lagi... ada paman Jaehyun.. ada Mark...Haechan ngga sendiri lagi bantu ayah... jadi jangan khawatir ya mhm?"
" Di sini rumah sakitnya lebih nyaman...ayah punya ruangan sendiri... ngga perlu lagi kaya dulu kita sampe susah cari kamar... ayah juga punya dokter sendiri... ngga kaya dulu Haechan mesti teriak teriak dulu di UGD baru orang mereka datang."
" Jadi kenapa ayah khawatir lagi... Haechan cuma minta ayah sembuh... kalau dokter nyuruh ayah untuk dirawat, echan ngga mungkin marah... mhm?"
Johhny benar benar tersentuh. Ia ingat betapa susahnya mereka dulu hanya untuk pergi berobat, mereka orang susah, orang tidak berduit dan selalu ditaruh dinomor sekian.
" Iya nak... maafin ayah yaaa"Johhny mengelus pelan kepala Haechan
" Heheh... maafin echan juga ya...janji ya.. jangan khawatir lagi? nanti kalau bosan Haechan sering sering main kesini"
Haechan tersenyum dan Johnny pun mengangguk pelan
Mark benar benar terkagum melihat Haechan. Anak itu benar benar dewasa, mendengar cerita Haechan yang singkat itu, Mark bisa membayangkan betapa berat dan kerasnya hidupnya saat itu dan Mark bisa membayangkan jika Mark yang berada di posisi itu, mungkin ia tidak akan sekuat Haechan.
" Yaudah.. pergi gih mau belanja kan? nanti keburu sore" Johnny mengelus kepala Haechan
" aku pergi dulu ya ayah...nanti malam aku mampir boleh?"
Haechan menatap Mark, seolah menyakan izin dari Mark
Mark pun bingung, kenapa Haechan harus bertanya kepadanya, kan itu ayah Haechan. Lagi pula jika Haechan pergi malam atau ada keperluan, memangnya apa urusannya dengan Mark. Karena Haechan yang masih menunggu menatapnya, Mark pun mengangguk ragu.
Johnny yang melihat itu tak kuasa menahan gemasnya, mereka berdua secara tidak sadar sering melakukan kegiatan layaknya seorang pasangan.
" Tapi janji kalau ngga ada ayah di rumah jangan berantem terus sama Mark, kasian paman Jaehyun nengahin kalian sendiri" Tambah Johnny
Advertisement
Haechan memanyunkan bibirnya, tidak bertengkar dengan Mark adalah suatu janji yang sangat sulit untuk ditepati
" Haechaaan... kamu itu kenapa usil banget sih!" Protes Johnny
" Iyaa... echan usahaain.. abisnya Mark itu menyebalkan!"
" Heol...kau yang menyebalkan" Balas Mark
" Udah udah... mending kalian pergi sekarang dari pada berantem!" Usir Johnny
Haechan pun memeluk Johnny sebelum pergi dan Mark pun menyalami Johnny
Johnny tersenyum cerah menatap pungung Mark dan Haechan yang menghilang di ujung pintu, senyumannya pun semakin cerah ketika mendengar suara teriakan dan makian mereka masing masing, baru beberapa langkah mereka ditinggal, mereka sudah berdebat.
Syukurlah....
Ayah bisa pergi dengan tenang ...
Cicitnya dalam hati sambil terus tersenyum, membayangkan Haechan dan Mark yang berdiri di pelaminan.
Haechan berjalan sambil mendorong troli, diikuti dengan Mark yang berjalan di belakangannya.
" Heol...banyak sekali... Yak! Ayahmu memang suka menyetok barang sebanyak ini?!" Tanya Haehan melihat list belanja yang disiapkan Jaehyun benar benar panjang.
" Ya... dan itu belum termasuk cemilan" Jelas Mark
" Maksudnya?"
" Biasanya cemilan tidak termasuk list, jadi aku bebas membeli apa yang aku mau dan sebanyak yang ku mau" Jelas Mark lagi
" Benarkaah?" Tanya Haechan berbinar, mendengar cemilan yang banyak Haechan tentu sangat senang
Mark hanya tersenyum gemas sambil mengangguk, lagi lagi ia melihat mata berbinar itu.
" Heol... orang kaya itu memang seenaknya ya... huaa tapi ini banyak sekali" Pinta Haechan entah pada siapa dan mengangkat kertas yang panjang itu ke udara.
Mark merebut kertas itu tiba tiba, kemudian merobeknya
" Yak! kenapa kau robek! kau gila hah!" Pekik Haechan panik
Mark tidak merobek asal kertas itu, melainkan membaginya dua secara horizontal, sehingga kertas itu terbagi dua bagian atas dan bawah.
" Dibagi dua bodoh!" Mark menempelkan satu bagian kertas ke kening Haechan
" oh! bilang!" Kesal Haechan dan mengambil kertas yang diberikan Mark tadi.
Mark pun mulai berjalan meninggalkan Haechan, mencari barang barang yang ada di list kertasnya, kemudian ia menghentikan langkahnya pasalnya Haechan tiba tiba menarik tangganya.
" Kalau udah selesai tunggu di mana?" Tanya Haechan sedikit khawatir.
Supermarket ini sangat besar, barang yang mereka cari pun bergam sehingga pasti harus memutari supermarket ini. Melihat Haechan yang sedikit ketakutan, takut hilang dan ditinggalkan, Mark menjadi gemas, ia sebenarnya ingin menggoda Haechan, tapi karena matanya itu, Mark jadi tidak tega, bahkan untuk berpisah dengannya saat ini juga tidak tega.
" Hmm..." Mark melihat kesegala arah, mencari spot yang cukup terbuka sehingga Mark tidak akan susah mencari Haechan nanti.
" Nah itu di sana, kau lihat tiang merah itu?" Tunjuk Mark. Haechan mengikuti arah tangan Mark sedikit mendongak kemudian mengangguk
" Di sana saja, pas di tengah jadi aku tidak susah mencari mu, ada lagi?" Tanya Mark memastikan
" Tidak... baiklah... "
Haechan pun mengambil trolinya dan berjalan menjauh dari Mark.
Nah, jika sudah begini barulah saatnya Mark menggoda Haechan
" Yak!" Teriak Mark manggil Haechan dan Haechan pun berbalik
" Jika aku menunggu lebih dari 10 menit dan kau tidak ada, kau ku tinggal!" Pintanya kemudian Mark berjalan cepat, menghilang dan bersembunyi di balik rak.
" Iiish Mark menyebalkan!" Haechan mengehentakkan kakinya kesal.
Mark tersenyum memperhatikan Haechan dari jauh yang mengomel tidak jelas. Mark masih diam di spot yang sama, setelah memastikan Haechan menghilang dari jarak pandangnya barulah Mark berjalan.
Advertisement
- In Serial10 Chapters
Barkept
Sellas's first memories are of a bar. Empty tables, dusty cupboards, a few days alone, and a knight that cuts off her head. Sufficed to say, there are some issues. Still, life's not all bad. The knight soon leaves, and every night, the bar restocks its shelves— there's bread, and alcohol, and... Well, no, that's about it. She'd leave if she could, but that doesn't seem to be an option. Trapped in a single, open-floorplan room and tethered to a few dozen meters out the door — Sellas waits, lives, and levels. She is... The [Barkeeper] A stand-alone sister story to Tethered. Cover's door is a free-use image by Cullybarbosa on Pixabay
8 78 - In Serial78 Chapters
Core .001
This is a story of Shiro, a 12 year old girl who wished to adventure around the world. Only to end up in an untimely death. When she wakes up, she finds herself in what seems to be a new world, and her body has changed to that of a catkin. Using her knowledge from knowing literature of people in similar situations and adventuring, she tries to make a place for herself in this new world. Only to find out that reality is far crueler than one would imagine. Even with what one would call an OP unique skill and other OP advantages, she finds things quickly fall apart regardless how hard she tries. Thus she seeks more and more power to not only survive, but to protect what is important to her. Unbeknownst to her though, lies within her an ancient power time primordial. A power so vast it can bring anything to its knees. This ancient power can easily be unlocked with just one sentence, but this sentence shall never be spoken. Instead, Shiro will embark on a new path to gaining a new different kind of power as she moves forward in this new world. WARNING: The first few volumes will have tragedy, which will disappear at around Volume 5 or 6. From then on it will be just pure OP-ness and having fun. While I personally like OP characters and don’t like tragedies myself, I think it is unrealistic that a person goes to an unknown and everything just magically go their way via plot armor. So I wanted to build up a more realistic OP reincarnation novel where MC struggles through a new world regardless of their advantages due to gaps in knowledge (despite how prepared she was) and simply not having enough strength at the time. ------------------------------------------- This is my first poor attempt at a story. I read a lot of novels overall and was in the mood to see how well I can write one. Expect a lot of mistakes here and there as I am pretty new to writing. Releases should be about 2 times a week(changed due to chapter size pretty much doubling) unless stated otherwise or inbetween volumes. I will at least commit to finishing the volume I am on (Nothing worse than a story being cut off mid story). So give me your comments what you think. I don't mind if the comments are bad and etc. Just lay off the grammar nazi (My only weakness)
8 121 - In Serial20 Chapters
The soul will tell
This is the story of a certain person's fate.... and of godly meddlings.In the plane of Situm, a cold war is going on between Order and Chaos, but the appearance of plane-shifters, an event foretold by all civilizations, will hopefully break the stalemate. One day. Maybe? Probably....In the meantime, Kifirin is enjoying the VR game 'Tales of fates' released by Situm Corp, and so are her shifter friends. FUBAR BUNDY they are called.Only the foolish dare oppose the 7 fruitcakes. The rest just join in the fun.... more or less willingly.The wheel of fate is turning. With help.But who's REALLY in charge of it?
8 339 - In Serial24 Chapters
Republic Of Lions
Training for peace does not prepare you for war. The Socialist Union has declared war on the Leonis Republic. The Republic knows it can't win. The last time a large empire declared war on the smaller Republic an uneasy truce was reached. This time lines may have to be crossed that will cost the warriors their soul. Eric Spears has big shoes to fill because he is the nephew of the great Colonel Mike Spears, hero of the Han war, but unlike his uncle he is mediocre and he has never been to war. What none of them know is that there is something else out in the great dark. Something powerful and it is waking up to destroy Mankind's fledgling civilization.
8 141 - In Serial6 Chapters
Bésame Mucho
By George deValier -WW2 AU. Lovino Vargas only ever wanted something exciting to happen in his boring, everyday Italian village existence. He never expected war, Resistance, love, passion, treason, or a cheerful, confusing, irritatingly attractive Spanish freedom fighter.Number of Chapters: 6Status: Never finishedDisclaimer: This story belongs to George deValier. Hetalia belongs to Hidekaz Himaruya. I own nothing.
8 130 - In Serial22 Chapters
trainee a reactions and one shots
The title is self explanatory uwuAnd I accept requestsIf this makes you feel uncomfortable in any ways please leave and this is my first book so please don't leave any hate, I'm learning lol😃And be prepared for tonnes of cringe
8 128

