《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》19
Advertisement
" Pagi Mark"
Sapa Johhny di ruang makan kala ia turun dari tangga
" Pagi paman... pagi ayah" Jaehyun pun mengusap pelan kepala Mark
" Ini sarapan mu makan lah" Jaehyun memberikan sepiring nasi goreng pada Mark
" Ayah yang masak?" Tanya Mark bingung
" Hahaha bukan...paman Johhny" Jaehyun tau masakannya tidak enak makanya Mark bertanya
Mark hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.
" Oiya nanti sepulang sekolah kau sibuk?" Tanya Jaehyun lagi
" Huh? Tidak kenapa?"
" Mau bermain basket dengan paman?" Kini Johhny yang bertanya
" Huh... tak apa paman?" Tanya Mark khawatir
" Tak apa... paman sudah lama tidak bermain, ya? Kudengar dari Jaehyun katanya kau sangat jago"
Mark menatap ayahnya dan dibalas anggukan pelan oleh Jaehyun
" Ba-baiklah..." Senyum Mark malu malu
Ia tau anaknya ini sudah lama ingin bermain, tapi karena Jaehyun selalu saja sibuk sehingga Mark sering bermain basket sendiri.
Setelah menghabiskan makanannya, Mark bersiap untuk pergi ke sekolah
" Cari apa Mark?" Tanya Jaehyun melihat Mark rusuh meronggoh saku baju dan celanya
" Uh... itu anu..." Mark masih gusar mencari sesuatu
" Yak!" Teriak Haechan dari tangga kemudian melemparkan kunci motor pada Mark, dan langsung di tangkap oleh Mark
" Itu saja lupa dasar bodoh!" Tambah Haechan
" Berisik!" Timpal Mark
" ck..ck..ck.. kalian ini pagi pagi udah kaya pasutri aja" Goda Johhny
" Heol.... mimpi buruk dia menjadi suamiku" Bantah Haechan dan duduk di samping ayahnya
" Dih... orang seperti mu siapa yang mau!" Tambah Mark
" Kau pikir kau semenarik itu ha?!"
" Ya! sangat!"
" Kalian tu bisa ngga sehari ngga berantem?" Tanya Jaehyun
" Ngga!" Jawab mereka serentak
" Jodoh... jawab aja samaan" Goda Johhny lagi
" Ihh ayah!" Protes Haechan
"Ah. aku terlambat, aku pergi dulu" Mark menyalami Johnny duluan, kemudian menyalami ayahnya
Advertisement
" Haechannya enggak?" Goda Jaehyun
" Apa sih yah!" Protes Mark
" Hush sana sana pergi!" Usir Haechan
" Ya ini pergi!"
" Jangan balik balik ya!" Teriak Haechan kala Mark menjauh dari pintu
" Dasar Iblis!" Teriak Mark membalas
Haechan pun terkekeh, sedangkan dua pria dewasa lainnya hanya bisa menggeleng geleng pelan melihat tingkah anak mereka itu.
" IH KAN MARK!" Teriak Haechan dari kamar
" APA SIH!" Mark pun masuk dengan kesal ke kamarnya
" Kan udah ku bilang jangan taruh gelas disini tumpah kan!"
Haechan menunjuk boneka beruang yang ada di sofa Mark basah terkena air.
" Ya mana ku tau! Lagian dulu ngga pernah tumpah pun! kau saja yang ceroboh!"
" Tetap saja ini salah mu!"
" Heol ....salah ku?! Jelas jelas kau yang menyenggolnya!"
" Pokoknya salah mu! kau bersihkan boneka ku jika tidak ku penggal kepalamu!" Bentak Haechan dan keluar dari kamar
Mark hanya bisa melongo pasrah.
Jelas jelas itu kesalahan Haechan, kenapa harus Mark yang membersihkannya.
" Boneka mu? Heol.... jelas jelas ini punya ku!"
Cicit Mark kesal menggengdong boneka beruang yang besarnya dua kali tubuhnya.
Mark mengeringkan boneka itu di taman belakang, sambil menepuk nepuk pelan boneka itu, ia teringat dengan kejadian kenapa boneka ini bisa berakhir di kamarnya.
Saat itu
Haechan mengurut pelan pundaknya, ia memang bisa tertidur di sofa Mark, tapi jujur kepalanya sakit, karena tangan sofa yang Haechan jadikan sebagai bantal cukup keras. Mark sudah menawarkan bantal untuk Haechan, tapi Haechan menolak karena ia tidak pernah tidur dengan bantal ataupun guling sehingga membuatnya tidak nyaman.
Ya, kebisaan tidur Haechan itu aneh
" Hah?! orang macam mana yang tidak tidur dengan bantal!" Protes Mark saat diberi tau Haechan
" Ya suka suka ku! Lagian sofa mu aneh! keras sekali!"
Advertisement
" Heol... salah sofa ku gitu?! Terus selama ini kau tidur dengan apa?!"
" Boneka"
" Boneka??!" Tanya Mark heran
Ya, Haechan selama ini tidur dengan boneka, bukan boneka kecil untuk ia peluk, tapi boneka besar yang ia jadikan sebagai bantal dan guling, Haechan akan lebih nyenyak tidurnya sewaktu kecil jika tubuhnya benar benar berada di atas boneka besar miliknya.
Itu sudah kebiasaan baginya dan Haechan tidak pernah lagi merasakan bagaimana rasanya tidur di bantal ataupun memeluk guling, Ia sudah terbisanya memeluk boneka besar kesayangannya.
Namun karena kecelakaan itu ekonomi mereka berubah drastis sehingga banyak dari barang barang Haechan yang dijual, salah satunya boneka besar kesayangannya. Saat itu ia mendapatkan boneka itu di ulang tahunnya yang ke 6, sebuah boneka beruang berwarna coklat yang besarnya hampir sama dengannya. Haechan sangat menyukai boneka itu dan sering membawanya tidur, dan sejak itulah kebiasaan tidur Haechan dengan boneka dimulai.
" Harus yang besar gitu?" Tanya Mark setelah Haechan menjelaskan bagaimana cara ia tidur dengan boneka
" Ya kau kan dengar penjelasan ku tadi! yang penting badannya bisa ku jadikan bantal dan masih bisa ku peluk!"
" Aneh!"
" Biarin!"
Mark berfikir sejenak, jujur ia kasihan melihat Haechan setiap pagi mengurut pelan tengkuknya, Mark sudah menawarkan bantal tapi Haechan bilang percuma, membelikan anak ini boneka juga bukan solusi bagi Mark, malah hal yang sangat sia sia.
Mark tiba tiba teringat sesuatu dan dengan cepat bangkit dari duduknya.
" Ngapain?" Tanya Haechan
" Udah sini ikut!" Mark pun menarik paksa Haechan.
Mereka berdua berakhir di gudang.
" Nyari apa sih?!"
" Shht diam!" Perintah Mark
Mark pun menyusuri gudang rumahnya yang besar, melihat nama box satu per satu
" AHA!" Pekiknya semangat ketika menemukan barang yang ia cari
" Yak! bantu aku turunkan ini" Perintah Mark pasalnya Box itu sangat besar dan berada di rak yang cukup tinggi
Haechan menurut, membantu Mark mengambil box yang Mark cari dan mereka pun membawa box itu ke kamar Mark.
" Bukalah..." Mark menyuruh Haechan membuka Box yang mereka bawa dari gudang tadi
" Buka?" Tanya Haechan lagi dan dijawab dengan anggukan pelan oleh Mark
Haechan pun pasrah dan membuka box itu, saat ia membukanya didalamnya hanya gulungan kain bulu coklat tua yang dibungkus dengan plastik.
" Apaan sih.." Cicit Haechan saat mengeluarkan plastik yang berisi gulungan kain yang sangat besar itu. gulungan itu benar benar besar, Haechan sedikit kesusahan mengeluarkannya
"AAAK!"
Teriak Haechan kegirangan saat mengetahui bahwa itu adalah sebuah boneka. Itu adalah boneka beruang, persis seperti boneka kesayangannya dulu, hanya saja boneka ini lebih besar dari miliknya dulu
Mark terkekeh pelan, menatap Haechan yang dengan buru buru membuka plastik boneka itu. Kemudian merebahkan tubuhnya bebas memeluk boneka besar itu, tubunya benar benar tenggelam di perut boneka itu, dan Mark sangat gemas melihatnya.
" Aaaak akhirnya.... huaaa nyaman sekali...." Seru Haechan sambil menenggelamkan wajahnya pada boneka itu.
" Suka?" Tanya Mark
Haechan berdiri dan tiba tiba saja memeluk Mark
" Eung! suka... makasih" Peluk Haechan
Karena ia yang sangat bahagia, ia tidak sadar memeluk Mark, reaksinya memeluk Mark itu benar benar refleks.
Mark kaget, bagaimana tidak, Haechan memeluk tubuhnya dengan erat, belum lagi Haechan yang mengelus pelan kepalanya pada dada Mark,Jantungnya ingin meledak saja rasanya.
" Ekhem"
Akhirnya satu deheman yang bisa keluar dari mulut Mark, membuat Haechan tersadar dan melepaskan pelukannya dengan canggung.
" Uhm... aku akan bersihkan ini" Mark dengan cepat mengambil box dan plastik yang tergeletak di lantai sedangkan Haechan hanya mengangguk kaku, wajah mereka sama sama merah saat ini.
Saat sampai di luar kamar, Mark menghela nafasnya, memegang dadanya dan merasakan detak jantungnya yang tidak karuan.
Mark kembali tersenyum, mendengar suara Haechan dari dalam kamar yang berteriak kegirangan.
Ketika Mark ingin melangkahkan kakinya, ia teringat akan sesuatu. Mark itu tau dan hapal apa yang ia suka dan tidak suka, semua mainannya pun Mark tau, dan Mark itu bukan anak yang suka dengan boneka.
" Sejak kapan aku suka dengan boneka beruang? Dan kenapa aku bisa memilikinya? Yang besar pula"
Tanya Mark heran pada dirinya dan berjalan menuju gudang.
Advertisement
- End276 Chapters
Kill the Hero
In a game-like world where dungeons appear, monsters appear, and players appear. In that world, only I knew the truth. “Let’s save the world together. Let’s put an end to this game.” The secret that the man who’s idolized as the “Messiah who will save the world” is actually trying to rule it as its emperor. Only I, who experienced his betrayal. I, who was murdered by him and returned to the past, knows the truth.
8 2206 - In Serial49 Chapters
Song of the Depths
Book 1: Complete, in process of posting.Book 2: 50% complete, will schedule chapters when complete. Part of the Cycles of Imbalance universe. Will contain an alternative relationship dynamic (reverse harem, might be some MM and FF. No cheating, no NTR.) To the Creshe Empire, I’m just a number. I’ve spent the past five years in isolation and under study. With my home razed by a Syldrari attack, my mind damaged, and nothing but white walls and a viewing window around me, I dedicated myself to two things: training my body, and reading any book they allowed me to have. The Empire wants me to serve, to use the inhuman power the Incident stirred within me. Technically, they asked, but it wasn’t much of a choice. It never is. Serve, or… I refused to be a mindless slave. My life was taken from me once. Never again. With the Empire moving forward with their xenophobic plans, they needed someone capable of killing Syldrari—and I was just that. A tool they could use, a tool they thought they could manipulate. Needing me was their first mistake. They gave me leverage, I named my terms. Now, after five years, my life can begin.
8 218 - In Serial58 Chapters
Steaming City Of The Holy Inquisition
Egon, Ofir, Homer and Guillotine are simple thieves who live in the city of Agernox - a huge capital of a powerful country, the center of the Holy Inquisition.But due to certain events, they got a target on their backs and the inquisition is now on their heels!Do they have what it takes to survive an inquisition hunt?!
8 113 - In Serial97 Chapters
The Awakened World
The Earth was once its usually place of conflict and strife until the System awakened. All that was abstract qualitative data has been put into numbers and increased discord more than ever and with all sorts of fantasy creatures and sources of energy people compete more than ever. But our story starts right in an office. /* Don’t expect romance Rewritten chapters are marked with a {Re} Updates on Thursday at 5:00 UTC-6 I do own the cover page because, for legal reasons, I don't own the planet. I'm going to attempt posting this on other sites as well, i.e. Webnovel */
8 94 - In Serial24 Chapters
Mine (LenxMiku/Lenku/MikuxLen)
Miku was always with Mikuo, her brother. Exactly like Len was always with Rin, his sister.Miku and Mikuo (along with Rin and Len) are as thick as thieves. Len couldn't care less about femalesMiku couldn't care less about malesNo, they weren't gay, just... distant.- TWO YEARS LATER -Len was spacing out, staring at the tealette.'She seems like she's having a bad day,' he thought.Little did he know that Miku was always having a bad day. Ever since her parents died, Mikuo has been working his butt off trying to take care of his 'baby sister.' By five minutes."Like what you see?" A certain teal haired boy asked the distracted Len."What?"
8 179 - In Serial54 Chapters
Invisible Threads ~ Dream SMP x Reader ~ Book II
"And if I was going to fall, I would bring the world down with me for those I loved."You've fought in the wars, battled your own friends, but that was just the beginning. Old allies are changing, forming new, unlikely ones. And in a world full of strings, you better pull on the right ones or even your supernatural powers won't be able to keep you safe. Warnings- Violence/blood/swearingcover art is by me :) if you have any fan art, message me!This story uses a female character and does not follow the Dream SMP storyline strictly
8 161

