《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》15
Advertisement
Haechan masih menatap ayahnya takjub, tidak pernah terbayang kan olehnya ayahnya akan memakai kaki paslu mahal yang ia liat di tv. Haechan masih merasa ia bermimpi, beberapa kali ia mencubit tangan, perut, serta wajahnya hanya memastikan ia tidak bermimpi. Dan kegiatan bodoh itu ditutup oleh Mark yang mencubit keras pipinya.
Haechan tersenyum girang menatap ayahnya, menepukkan tangganya kemudian merentangkan kedua tangannya, layaknya seorang ayah yang memanggil anaknya untuk berjalan kearahnya.
" Yak! Aku itu bukan anak kecil!" Protes Johnny yang duduk di kursi seberang
" Aku tidak peduli... cepatlah... Seo Johnny~" Timpal Haechan lagi melakukan gerakan yang sama, memanggil lengkap nama ayahnya layaknya memanggil seoang anak
Bugh
Sebuah bantal melayang tepat di depan wajah Haechan, kali ini bukan Mark yang melempar melainkan Johnny
" Kau itu sampai kapan sih menganggap ku seperti bayi!" Kesal Johhny
" Sampai aku bosan"
" Kapan?"
" Tidak pernah"
" Haechaaaaan"
" HAHAHAHA , ayo lah ayah.... bagiku ayah seperti terlahir kembali... layaknya anak kecil yang baru berjalan hmh?" Haechan mengerucutkan mulutnya
" Hanya sekali? ingat? SE KA LI" Johnny menekankan suaranya
" Iya...."
" Janji?"
Haechan mengangkat kepalanya, kemudian menggelengkan kepalanya cepat
" Tuh kan!"
" iiih... tapi ayah sangat menggemaskan sekarang!" Haechan menghentak hentakkan kakinya gemas
" Astaga... tidak sadar diri! kau yang terlihat seperti bayi besar sekarang"
" Sini sini.... tempat ayah! ayo!" Lagi Haechan merentangkan tangannya sambil bertepuk tangan kegirangan.
" Astaga.... sepertinya anak ini gilaa"
Johnny mengalah, ia pun terpaksa berdiri, perlahan menghadap Haechan yang sudah menunggunya di seberang.
Johnny melangkahkan kakinya perlahan, sebenarnya ia sudah bisa berjalan normal dengan kaki itu, jangankan berjalan, berlari saja sudah bisa, tapi ia sengaja karena itu yang ingin Haechan lihat.
"aaaak! ayo ayo sini sini! pelan pelan saja!"
Girang Haechan sambil bertepuk tangan kegirangan, meloncat kakinya pelan menatap Ayahnya itu penuh cinta, padahal mereka hanya berjarak beberapa langkah.
Johnny awalnya mengira Haechan benar benar mengusilinya, karna bukan Haechan namanya jika tidak mengusili Johny. Tapi dilihat dari matanya yang berbinar, cara dia menatap langkah Johnny, merentangkan tangannya siap siaga menangkap jika saja ia jatuh. Tapapan itu tulus
Seperti saat Johhny melihat Haechan pertama kali berjalan ke arahnya.
Ingin rasanya Johnny menangis, anaknya ini benar benar seperti malaikat yang dititipkan oleh tuhan. Tapi bukankah ini bukan waktu yang tepat untuk menangis?
Sejak dirinya terbaring lemah di rumah sakit, Haechan memang tersenyum, tapi senyumannya selalu palsu dan Johnny benar benar sedih karena hal itu. Tapi hari ini, setelah sekian lama, senyuman cerah itu kembali muncul di wajah Haechan dan kali ini tidak ada kebohongan di dalam senyuman.
Advertisement
Dan Johnny tidak ingin merusak itu semua dengan air mata
" Uh..." Johhny berpura pura seolah keseimbangannya hilang
" Hati-hati! .... Pelan pelan aja... satu satu....yaa.... pelan pelan!"
Reaksi Haechan benar benar seperti seorang ayah yang baru mengajarkan anaknya belajar berjalan dan Johnny sangat puas dengan reaksi Haechan itu
" Hup! Yeaaaay pintar!" Sambut Haechan ketika Johhny sampai di dekatnya dan sedikit menjatuhkan tubuhnya agar bisa dipeluk Haechan.
Haechan memeluk Johhny dengan girang, mengelus pelan punggung kepala ayahnya seolah bangga dengan apa yang baru saja ayahnya itu lakukan.
" Ck... udah yaa" Johnny pun menyentil pelan kening Haechan
" Eeeung.... sekali lagi? ya ya ya ?" Haechan menggelengkan cepat kepalanya
" Ish... anak ini kan tadi janji sekali"
" Ngga janji blee! Ayaaaaah sekali lagiiiii"
" Entah siapa yang bayi sekarang"
" Ayah bleee"
" Hahahaha"
Jaehyun terkekeh pelan menatap Haechan dan Johhny yang saling bergurang dari ruang tv. Sebelum pulang Johhny sudah tampak khawatir takut diusili oleh Haechan, awalanya Jaehyun bingung memangnya semengerikan apa Haechan saat mengusili ayahnya itu sampai Johnny ketakukan, dan setelah melihat apa yang terjadi, Jaehyun sedikit paham.
Melihat mereka berdua sangat menyejukkan hati, sangat hangat dan penuh cinta. Belum lagi tatapan mata Haechan yang benar benar penuh dengan jiwa dan cinta, siapapun pasti akan langsung jatuh cinta saat melihat mata itu.
Jika Jaehyun masih bisa melihat Haechan dan Johnny yang bercanda gurau, berbeda dengan Mark. Mark yang sedari tadi juga duduk di sebelah ayahnya hanya terfokus pada satu hal
Mata Haechan
Mata pria itu benar benar memikat hati Mark dan Mark benar benar jatuh cinta karenanya. Mark bahkan tidak bisa lagi melihat hal yang lain, selain mata bulat berbinar itu. Sangat berkilau mengalahkan kilauan bintang di malam hari.
Mark suka
Dan ingin selalu melihatnya
Mark fikir, tatapan Haechan yang paling cantik saat ia membawanya jalan jalan ke Mall saat itu, tapi tatapan kali ini sangat berbeda, berkali kali lipat lebih cantik dari sebelumnya. Mark benar benar tersihir karenanya.
Jaehyun tersenyum haru melihat putranya yang menatap Haechan. Sekarang Jaehyun paham maksud dari perkataan Johnny. Jika Jaehyun menghadiahkan kaki baru untuk Johnny dan Haechan. Jaehyun juga diberikan hadiah oleh mereka
Mark
Ya, Mark...
Mark yang kembali menjadi Mark yang ia kenal dulu.
Setelah sekian lama, akhirnya Mark bisa marah.... Mark bisa tersenyum dan Mark bisa menangis. Mata anaknya itu akhirnya menatap sesuatu dengan penuh emosi, tidak dingin dan kosong layaknya ikan mati.
Advertisement
Mark kembali hidup, tersenyum seperti saat sebelum istrinya meninggalkannya. Jaehyun tidak akan marah jika Mark tetap dingin padanya, tetap merasa jauh padanya bahkan membencinya sekalipun Jaehyun tidak masalah.
Karena saat ini
Hati Mark sudah kembali menghangat
Dan Jaehyun tidak butuh apa apa lagi
Jaehyun mengelus pelan kepala Mark, sepertinya anak itu benar benar jatuh cinta pada Haechan. Jaehyun penasaran apa yang dilakukan Haechan hingga bisa melelehkan hatinya yang sedingin es itu, tapi apapun itu Jaehyun benar benar bersyukur
" Cantik ya...." Cicit Jaehyun pelan
" Mhm.." Jawab Mark
Jaehyun terkekeh, ia tau Mark masih tenggelam dalam pandangannya. Tidak mungkin anaknya sejujur ini pada perasannya
" Mark suka?"
" Huh?"
Akhirnya Mark tersadar dan menatap ayahnya kaget
" Maaf ayah, tadi ngomong apa?" Tanya Mark
" Hahaha, gimana kabarnya?" Jaehyun mengalihkan topik
" Baik..."
" Gimana ditinggal sama Haechan aman?" Mark mengangguk
" Bohong... tadi aja pas nyampe rumah ayah denger kalian ribut lhooo"
Mark menggaruk kepalanya yang tidak gatal
" Agak repotin si...."
" Hahaha Haechan berisik banget ya?"
Mark mengangguk, sambil kembali menatap Haechan yang tengah tertawa bersama Johnny. Melihat putranya yang tersenyum menatap Haechan, ia pun tidak tahan untuk menggoda Mark.
" Mark keganggu sama Haechan?"
" Hmmm sedikit ....kenapa?" Jawab Mark sambil tetap menatap Haechan
" Ngga... kan Mark nggak suka orang asing, paman Johhny juga sudah membaik, kalau Mark mau mereka pinda boleh"
" Huh? Mereka mau pergi?" Tanya Mark khawatir
Ingin rasanya Jaehyun tertawa melihat wajah putranya yang tidak rela itu
" Tidak... kalau Mark terganggu, ayah bisa paksa mereka untu-"
" Ngga kok" Jawab Mark cepat
" Ngga kenapa?"
" Ngga ganggu kok... biarin aja kan ayah bilang kita harus saling bantu"
" Yaudah deh..."
Jaehyun pun mengelus pelan kepala Mark dan Mark kembali menatap kesukaannya itu.
Lihat ....sekarang siapa yang tidak rela berpisah dengan Haechan.
" Sesayang itu sama Haechan?" Tanya Jaehyun lagi ketika Mark kembali fokus menatap Haechan
" Iya..." Jawab Mark tidak sadar
" Hm?" Jaehyun tersenyum jahil
Mark gelagapan, ia tidak sadar sungguh.... dan ia juga tidak mengerti kenapa ia menjawab pertanyaan ayahnya itu
" Uh.... aku mengantuk, mau tidur selamat malam!" Dengan gugup Mark bejalan dan berdiri dan berjalan menuju tangga. Sedangkan Jaehyun kesusahan menahan tawanya
" Ingat! lewat jam 10 pintu ku kunci!" Pinta Mark entah pada siapa saat menaiki tangga
Haechan yang saat itu sedang tertawa dengan ayahnya teralihkan dengan suara Mark dan menatap jam dinding, hanya 10 menit lagi sebelum jam 10 malam
" Yak! Itu kan sebentar lagi!" Protes Haechan
" Makanya jangan suka tidur larut malam!"
" Ya kan aku belum ngantuk!"
" Pokoknya lewat jam 10 ku kunci titik!"
" ck.. kan tinggal ngga usah dikunci apa susahnya!"
" Kan itu kamarku!"
" Kau tega menyuruhku tidur diluar ha?! lagian kau juga belum tidur kenapa dikunci!"
" suka suka ku! Menyebalkan!"
" Kau yang menyebalkan! emang siapa yang mau menculik mu ha?!"
" Menghambat iblis seperti mu untuk masuk!"
" Bodoh! Iblis mana yang perlu kunci untuk bukak pintu!"
" Yasudah! kau kan iblis bisa masuk sendiri kan!"
" YAK MARK!"
" APA?!"
Mereka berdua saling menatap tajam, melupakan bahwa tidak hanya mereka berdua yang berada di rumah ini
" Isssh menyebalkan! Aku kan belum mau tidur!" Sebal Haechan sambil menghentakkan kakinya
" Aku mengantuk Haechan!" Ada helaan nafas kesal dalam kalimatnya
" Bohong! paling kau baca komik komik mu yang tidak berguna itu!"
" Yak! siapa kau bilang tidak berguna!"
"KAU JUNG MARK KAU! JUNG MARK IBLIS MENYEBALKAN!"
" SOE HAECHAN! DASAR IBLIS"
Haechan benar benar kesal, Mark itu selalu saja merusak mood baiknya, jelas jelas Haechan ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan ayahnya tapi pria itu malah menyuruhnya tidur cepat.
" Awas saja kau kunci pintu! Aku gedor pintu sampai telinga mu tuli!" Ancam Haechan
" TUH! Kau sendiri yang menyebalkan! mengetuk pintu tidak beretika!"
" Ya kau yang gila! ngapain dikunci ya ku gedor lah!"
" Kan bisa baik baik ngga usah di gedor!"
" Kau kan tuli! menutup telingamu dengan earphone tidak berguna itu! makanya ku gedor!"
" Makanya tidur tu cepat supaya tidak ku kunci!"
" Siapa kau mengaturku dasar bodoh!"
" Heol... lihat bodoh mengatai bodoh!" Mark melipat tangannya di dada
" Menyebalkan!" Haechan mengepalkan tangannya
" Kau yang menyebalkan!"
" Kau!" Haechan menunjuk Mark
" Kau!" Mark pun menunjuk Haechan
Setelah beberapa detik saling menatap tajam, mereka pun saling buang muka, Haechan berada di bawah tangga berkacak pinggang, sedangkan Mark ditangga memangku tanggannya.
Johnny dan Jaehyun saling bertukar pandang, menatap heran sekaligus terkejut bergantian anak mereka. Bukan karena mereka yang saling adu mulut, tapi isi dari percakapan mereka
" Kalian tidur sekamar?" / " Kalian tidur bareng?"
Johhny dan Jaehyun mengucapkan kalimat itu serentak, Mark dan Haechan pun tersadar, mereka baru ingat, kedua ayah mereka sudah pulang.
Mark menghela nafasnya panjang, mengurut keningnya pelan. Sedangkan Haechan sudah menundukkan wajahnya sambil menutup mulutnya.
Sepertinya malam ini akan panjang....
Cicit Mark dalam hati menatap ayahnya yang menatapnya heran.
Advertisement
- In Serial335 Chapters
I am the Monarch
Roan ran away 20 years ago from his rural village in the aim of becoming a Great General. However, all he got 20 years later was just a handful of money and the lowly position of squad commander of the First Legion’s.In the end, he became a cold corpse in the battlefield… but somehow, he came back in the past.“Alright. This time, I won’t become a Great General but a Monarch.”His previous life’s aim was becoming a Great General, but, he only became a spearman squad commander.This time, his life’s aim is becoming the Monarch.“Then I guess I’d become at least a General, right?”Roan, who remembers 20 years of his future, now starts his unstoppable march.Thank you for reading updated I am the Monarch novel @ReadWebNovels.net
8 758 - In Serial11 Chapters
The Magus of Origin
Daniel Kho was a man of hard work and too honest for his own good. Betrayed by family and friends all his life, he decided to live alone in peace where no one could take advantage of him anymore. After a decade of saving, he finally bought his own land, built his own home, and started a vegetable plantation. Daniel was only a few months away from becoming completely self sufficient in self-exiled bliss. Unfortunately, fate had other plans for him, as a malfunctioning artifact dropped him in the middle of the mountains in another world where monsters weren’t his only problem.
8 207 - In Serial492 Chapters
The American Dream: An Alternate, Time-Travel Timeline
Due to a mysterious transcendent being, United States Marine Corps First Lieutenant Samuel Kim from the year 2016 is thrown back in time to the year 1775. To make matters worse, he wakes up near Bunker Hill, mere hours before the famed Battle of Bunker Hill is set to begin. Realizing the unique situation he finds himself in, the lieutenant takes the opportunity to change the fate of the battle and ensure an overwhelming American victory. Guided by his "patronizing" "God" and the American revolutionaries, Lieutenant Kim embarks on a journey to help America gain its independence and to ensure the nation uphold its "most promising" ideals from the very beginning. Author's Warning: The story is very rough in the first few chapters (and as some readers pointed out, some parts are laughable, such as "American idealism"). However, the pace and quality of the story improves from chapter four and onwards. You will enjoy the story if you have some interest in history, worldbuilding, and the butterfly effect (along with a few badass characters). So even if you are a bit turned off in the beginning, I promise that the story improves quickly.
8 155 - In Serial19 Chapters
Interview With the Hattoris
Yuko Hiragi is an aspiring journalist. She goes about her internship with hopes of scoring a big scoop so that she can be set with a nice job after she graduates college. When she gets an opportunity to interview the corrupt and powerful Jensen Skagg, her dreams of fame become dashed when he is murdered before her eyes by a mysterious assassin. She is soon thrust into the dark world of murder and intrigue as she is hosted by the ancient and powerful Hattori family.
8 128 - In Serial27 Chapters
The Tales of Hammerfall
Raph woke up in a body that wasn't his, in a world that wasn't his own. A world where power is respected, magic is real, classes are prevalent, and monsters are normal. What he does with this opportunity is yet to be seen, but it will be recorded. These are The Tales of Hammerfall. --- Note: After writing a few chapters now, I realise how this isn't perfect. This is the first thing I have ever written and it isn't completely consistent. It may get better as I write more, please bear with me.
8 225 - In Serial54 Chapters
MIDDLE GROUND
What if your family made a deal with demons of the night and now they've come back to collect on that IOU?What if you are the IOU?Evelyn has finally finished her academic career and is ready to get to work on her corporate career. Little does she know she's been promised to a clan of vampires due to an ancient treaty that signed away her life.Evelyn's life is changed forever when a beautiful, dominant, dark demon kidnaps her. She can't lean on logic to find her footing in this middle ground. ***Please know there are mature parts to this book. If you are sensitive (like myself, so no judgement here xoxo) you might not want to read every chapter. I will try to announce trigger warnings upon editing. Thank you for understanding!#1 DEMONXHUMAN#1 OXFORD#1 FAERY
8 139

