《[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck》12

Advertisement

Mark menatap sekitar liar, berusaha mencari hal lain untuk dipandang, namun percuma saja, matanya kembali fokus pada Haechan yang berjalan kegirangan di depannya. Mark beberapa kali menghela nafasnya, bahkan menutup mulutnya berusaha untuk tidak tersenyum.

Bagaimana tidak, Haechan berjalan sangat menggemaskan didepannya, seperti anak kecil yang dibawa ke taman bermain. Ia juga baru tau Haechan itu ketika bahagia berjalan dengan sedikit melonjak, membuat rambut halusnya ikut bergoyang, belum lagi perawakan tubuh Haechan yang memang mungil dan jangan lupakan mata Haechan yang berbinar binar menatap sekitar

Mark tidak munafik, ini sangat lucu baginya.

Ia lucu, sangking lucunya ingin rasanya Mark mencubit pipi Haechan yang gembul itu.

Kau kenapa sih Mark... dia itu iblis....

Mark mengulang ulang kalimat itu sebagai bentuk penguat dirinya, agar tidak terjatuh pada tipu muslihat Haechan.

" Mau cari yang mana dulu?" Tanya Haechan berbalik dengan wajah datarnya, percuma saja Mark sudah memperhatikan Haechan sedari tadi

" Terserah.."

" Hmm... yasudah yang dekat dulu saja"

Haechan pun berjalaan dan satu helaan nafas panjang keluar dari mulut Mark. Ia tidak tau kenapa saat ini Haechan berkali kali lipat terlihat menggemaskan.

Rencana Mark menulis barang abstract memang berhasil, mereka memutari Mall. Walaupun Mark harus sabar mendengar celotehan Haechan karena barangnya terlalu banyak dan tidak bisa dibeli di satu tempat.

" Ck... jalan tu liat liat!" Mark menarik tubuh Haechan cepat

Karena Haechan yang sibuk memeriksa barang barang belanjaan Mark, ia tidak melihat jalan sehingga kepalanya hampir saja menabrak tiang.

" Ya kan lagi baca!"

" Kan bisa berenti dulu!"

" Berisik!"

Mark hanya bisa memutar matanya malas, Mark tadi sempat tidak yakin siapa orang yang ia bawa bersamanya, tapi setelah melihat Haechan marah dan mengomel ngomel, Mark akhirnya percaya itu Haechan.

" Udah"

" Apanya yang udah?" Tanya Mark bingung

" Barang barang mu! Udah semua!"

" Oh.."

" Dah kan? yok pulang!" Ajak Haechan

Sebenarnya Haechan masih ingin berkeliling di Mall ini, tapi tidak mungkin ia meminta pada Mark, bisa bisa ia ditinggalkan oleh Mark disini, Haechan bahkan sengaja sedikit melambatkan lahkah kakinya sedari tadi, tapi tetap saja Haechan belum puas.

Advertisement

Melihat sorot mata Haechan tidak seceria tadi, Mark tidak tega.

" Sekarang jam berapa?" Tanya Mark

" 6 sore... kenapa?"

" Hm....kita putar putar dulu aja"

"Hah? kenapa?"

" Jam segini macet" Bohong Mark

" Serius?" Tanya Haechan semangat

" Iya.. kenapa?"

" Uh ngga..."

Haechan pura pura tidak peduli padahal dalam hatinya ia benar benar sangat bahagia. Mark tersenyum tipis, melihat mata Haechan kembali berbinar, seperitnya Mark mulai tertarik dengan tatapan mata itu, baru ini kali pertama Mark melihat tatapan orang penuh dengan jiwa seperti itu.

" Trus kita kemana?" Tanya Haechan lagi

" Ngga tau"

" Lah! kan kau yang mengajak ku!"

" Ya ngga tau kan karna macet!"

" Ck...ngga mau cari barang lain atau apa gitu?"

" Ngga ada... kau sendiri?"

" Ngga ada juga si...."

" Yaudah tinggal jalan aja kan!"

Mark melangkahkan kakinya

" Ck.. tunggu hey!"

Mark pun terkekeh pelan.

Mark menutup mulutnya rapat-rapat menahan tawanya sambil melihat Haechan yang kebingungan mencari Mark. Melihat Haechan yang keasikan melihat kiri kanan, Mark dengan sengaja berjalan perlahan dan meninggalkan anak itu, kemudian bersembunyi di balik tiang.

Untuk kali ini Mark merasa benar benar menang, melihat Haechan bingung dan ketakutan. Suatu kemenangan terbesar bagi Mark dan Mark harus merayakannya.

Setelah puas melihat Haechan kebingungan, Mark sadar Haechan mulai khawatir, Mark pun berjalan menghampiri Haechan dengan wajah puasnya.

" Yak!"

" HA!"

Pekik Haechan kaget ketika Mark memanggilnya dari belakang, Mark pun terkekeh pelan melihat tingkah Haechan itu.

" Dari mana saja kau!" Tanya Haechan kesal

" Dari tadi aku disini"

" Bohong! Kau pasti meninggalkan ku!"

" Bukti?"

" Ck..."

Haechan hanya bisa menatap Mark tajam, jelas jelas Mark tidak ada tadi.

Mark mulai melangkahkan kakinya sambil tersenyum jahil, sedangkan Haechan masih diam ditempatnya

" Tinggalin nih?" Goda Mark

" Ck! Jung Mark menyebalkan! mati saja kau!" Gerutu Haechan dan mengikuti langkah kaki Mark

Advertisement

" Ngapain?!" Protes Mark ketika Haechan tiba tiba memeluk lengan kanannya dengan kuat

" Auch! sakit tau!" Protes Mark lagi pasalnya satu cubitan yang ia dapat sebagai jawaban dari pertanyaannya barusan

" Nanti kau pergi lagi! dasar iblis!" Jelas Haechan tanpa melepas pelukannya.

" Heol... lihat iblis mengatai iblis! Lepas ngga!"

" Ngga!"

" Lepas!"

" Ngga mau! atau ngga aku teriak kau pria mesum!"

" Heol! Entah siapa yang memegang ku duluan!"

" Berisik!"

" Menjauh sana iblis!" Mark sedikit mendorong Haechan

Haechan pun bersiap siap berteriak.

Dan Mark....

ingin mati saja rasanya

Bagaimana tidak,

Haechan itu lebih pendek darinya, dan kini pria itu menempeli tubuhnya, mendongak menatap dirinya. Bibir mungilnya membulat membuat huruf O, dengan mata bulatnya yang berbinar mengancam Mark. Belum lagi kakinya yang ia jinjit jinjit sambil terus merapatkan tubuhnya pada Mark. Satu kata untuk Haechan saat ini

MENGGEMASKAN.

Mark terdiam cukup lama menatap Haechan, waktunya seolah berhenti. Melihat mata dan pipinya yang bulat, ingin rasanya Mark mencubit dan menggigit pipi lembut itu. Kamudian melihat bibir pink lembut Haechan...

Ya, Mark tidak ingin melanjutkan apa yang ia pikirkan sekarang.

Mark membuang pandanganya kesamping, mengehela nafas panjang, bisa bisa ia benar benar dikatai mesum karena pikirannya.

Sial..... aku hampir kelepasan

Cicitnya dalam hati

Haechan tersenyum girang, Mark mengalah padanya.

" Hah! Bagus! Ini hukuman karna kau meninggalkan ku tadi!" Haechan bangga pada dirinya

" ck... seharusnya ku biarkan saja tadi!"

" TUH KAN!"

Mark pun terkekeh pelan sambil berusaha menetralkan detak jantungnya.

Jujur saja tadi Haechan benar benar takut ditinggal oleh Mark sendiri, tangannya saja bahkan sampai dingin, beruntung Mark cepat kembali jika tidak, Haechan bisa saja menangis ketakutan tadi.

Haechan menghentikan kakinya, matanya terkunci pada sebuah kalung yang terpajang di etalase. Ada dua hal yang paling Haechan suka di dunia ini.

Pertama beruang, karena kulit coklatnya, mata bulat dan wajah bulatnya jangan lupakan rambut coklat tuanya, banyak yang mengatakan Haechan itu seperti anak beruang.

Kedua, matahari, karena bagi kedua orang tuanya senyuman Haechan itu secerah matahari, dan arti dari namanya adalah matahari yang bersinar terang.

Haechan benar benar jatuh cinta pada kalung itu, liontinnya berbentuk matahari dan sangat berkilau, sangat indah di mata Haechan. Dilihat dari betapa berkilaunya permata pertama itu, Haechan yakin harganya sangat mahal, bahkan jika Haechan menabungpun, bertahun tahun dulu untuk mendapatkannya. Sangking fokus dan sukanya Haechan pada kalung itu, ia tidak sadar berdiri di sana selama hampir 2 menit.

Mark awalnya bingung ketika Haechan tidak melangkahkan kakinya, Mark pun mengikuti arah pandang Haechan, matanya tertuju pada sebuah kalung yang terpajang di sana dan Mark yakin anak ini pasti menginginkannya

" Kenapa? Kau ingin melihat sesuatu disana?" Tanya Mark

" Uh? Tidak... yok" Ajak Haechan sambil menarik tangan Mark.

Jika Haechan tidak menatap kalung itu lagi, kini Mark yang menatap kalung itu, dan entah kenapa dalam pikiran Mark, Haechan pasti sangat cantik saat menggunakannya.

" Dah?" Tanya Mark setelah Haechan berhenti

" Apanya yang udah?"

" Keliling"

" Ya udah! dari tadi malahan!"

" Pulang?" Tanya Mark lagi

" Ngga macet lagi kan?"

Mark melihat jam tangannya pura pura melihat waktu, dan ia tidak sadar sekarang sudah pukul 8 malam.

" Eng.... ngga kok"

" Yaudah yok... Eh bentar!"

Haechan pun menarik Mark ke sebuah toko makanan cepat saji

" Beli apaan?" Tanya Mark heran

"Makan malam lah!"

"Kan biasanya aku yang masak"

" Ya itu kalau kau ingat dan ingin! Kau kan kebiasaan kalau tugas banyak atau sedang ujian tidak makan malam! itu ritual apa gimana sih! untung ngga sakit maag!"

Omel Haechan sambil memesan makan malam. Mark juga baru sadar, Haechan berapa kali melewatkan makan malam karena Mark yang lupa akibat terlalu fokus pada tugas sekolahnya, akibatnya esok paginya Haechan mengerjai Mark habis habisan.

" Ngga usah! Aku udah pesen" Haechan menghentikan Mark ketika ingin memesan dan membayar makan malamnya

" Heol, dalam rangka apa kau baik?"

" Aku memang baik! Kau saja yang kejam dan menyebalkan!"

Haechan hanya ingin berterimakasih, karena jujur saja ia hari ini sangat senang karena bisa diajak jalan jalan, karena itu ia membelikan Mark makan malam, walaupun ia tau ini namanya pemborosan.

Mark hanya tersenyum tipis, sepertinya mulai besok, Mark benar benar harus mengajarkan Haechan cara menghidupkan kompor agar ia tidak kelaparan.

    people are reading<[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click