《GULAKU | Yoongi X BTS | Namgi | JinGa | Sope | Minyoon | Taegi | KookGa》Istri Dari Surga (JinGa)
Advertisement
Entah sudah keberapa kali Seokjin menghela nafas kasar. Berkas-berkas berceceran di lantai tak terapikan. Ponsel di banting kasar di meja. Beruntung ponsel mahal jadi tak mudah pecah begitu saja.
Longgarkan kasar dasi, singsingkan lengan kemeja tampilkan otot keras di kedua lengan. Pijat pelipis tampak sangat frustasi.
Hingga ketukan pintu mengalihkan atensinya. Seorang wanita cantik dengan balutan kemeja membungkus tubuh sexynya.
"Hyunjin-ah"
"Presdir, maaf mengatakan ini tapi saya ingin mengajukan resign" Seokjin terbelalak, menatap tak percaya pada wanita didepannya.
"Apa maksudmu hyun?"
"Saya ingin mengajukan resign presdir"
Brakk... satu berkas dibanting kasar didepan wanita itu. Membuatnya terlonjak dan beringsut mundur.
"Jadi kau mau meninggalkanku? Setelah semua yang telah ku berikan padamu? Kamu mau bercanda denganku?"
"Maaf presdir, saya juga butuh uang. Kalau presdir bangkrut begini saya mau makan apa?"
"Hah! Jadi selama ini kau hanya mengincar uangku saja?"
"Seharusnya anda tahu presdir, dan tidak membawa ini dengan perasaan. Lagipula anda juga sudah punya istri" Hyunjin enteng menyahuti, abai pada raut amarah sang presdir. Ah mungkin bisa disebut mantan presdirnya.
Kim Seokjin seorang CEO perusahan otomotif terbesar di Korea, harus menahan amarah dan frustasi karena pailit yang membelit perusahaannya sejak beberapa minggu lalu. Entah apa yang terjadi, tapi produk yang akan di lounching perusahaan tiba-tiba bocor kepublik tepat sehari sebelum launching. Beberapa bawahannya korupsi bermilyar-milyar tanpa ia tahu.
Bagaimana ia bisa tahu jika selama hampir 6 bekerja, ia tergoda dengan sekretaris barunya yang sexy dan pandai menggoda baik ranjang maupun lisan. Berbagai rayuan manis dan godaan sok polos gadis itu berikan bertubi-tubi pada sang presdir yang notabenenya tengah beristri.
Meskipun tak dipungkiri, Seokjin sama sekali belum mencintai istrinya karena mereka di nikahkan karena perjodohan 2 tahun lalu. Awalnya semua nampak baik-baik saja, meski sedikitpun Seokjin tak pernah menyentuh maupun memberi cinta layaknya suami. Ia masih bisa bekerja dengan baik, dengan makanan tersaji setiap hari, pakaian yang selalu disiapkan sang istri, bahkan hingga air hangat untuknya mandi.
Sedikitpun sang istri tak pernah mengeluhkan apapun akan sikap acuhnya. Semua berjalan baik-baik saja, bahkan bisa dibilang perusahaannya makin berkembang semenjak bekerjasama dengan perusahaan mertuanya.
Hanya saja mungkin roda tak selalu diatas, sedikit saja hembusan angin akan mampu merotasikan lajunya. Kini ia terjerembab, ditinggalkan para sahabat dan kekasihnya yang rencananya akan ia nikahi setelah menceraikan sang istri bulan ini.
Segalanya, kepercayaan, cinta harta dan lembaran sertifikat properti ia telah berikan pada kekasih barunya. Akan tetapi, semesta tak mendukung sepertinya. Sudah jatuh tertimpa gedung. Habis sudah.
Seokjin memilih pulang kerumah dengan raut yang amat kusut. Buka pintu rumah dengan enggan, sebelum sesosok wanita cantik menyambutnya dengan senyum.
"Oppa sudah pulang, mau kusiapkan makan malam dulu apa mandi dulu?"
Seokjin masihlah acuh seperti biasa, meskipun ia sempat tertegu dengan senyuman manis sang istri.
Ia memilih menaiki tangga rumahnya menuju kamar. Membaringkan sebentar tubuh lelahnya.
"Aku sudah siapkan air hangat untuk oppa mandi" seruan kembali terdengan dari wanita yang sama.
"Lusa kau harus pergi dari sini"
Seokjin berujar tak ramah. Kening istrinya berkerut bingung.
"Apa tak ada kesempatan untukku memiliki hatimu oppa?" Min ah Kim Yoongi istri sah Kim Seokjin sejak 2 bulan lalu, wanita cantikz cerdas pilihan keluarga Kim untuk anak semata wayang mereka sebelum mereka meninggal.
"Tidak!"
"Kenapa oppa? Apa tak bisa sekali saja oppa melihatku? Tak apa, tak masalah aku tak memiliki hatimu, asalkan masih bisa disisimu.. hiks..." tak kuasa, wanita yang selalu terlihat kuat itu luruh dilantai dengan isakan memilukan.
Tanpa perduli dengan tangisan istrinya, seokjin bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi cukup keras.
"Jika kau tau aku sudah tak punya apa-apa, apa kau akan tetap mengemis cintaku?" Seokjin tertawa hambar, bayangan ditinggalkan para rekan dan kekasih yang dicintainya membuatnya menertawai hidup miris.
Advertisement
Tak ingin terlalu lama menangisinya, Yoongi memilih menyiapkan makan malam untuk sang suami. Hitung-hitung bakti terakhir untuk suaminya. Suami yang bahkan tak sudi memandangnya.
"Oppa makanlah" setelah menulis post it di meja makan, ia langkahkan kaki menuju ruang studionya yang kerap ia gunakan untuk menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang produser musik.
Seokjin menikmati makan malamnya. Sesekali senyuman getir menghiasi wajahnya. Baru kali ini ia benar-benar menikmati masakan istrinya, disaat ia akan melepaskan sang istri. Menceraikannya!
"Masakanmu selalu enak, duduklah" titahnya kala melihat Yoongi berjalan menunu dapur, sepertinya ia hendak mengambil air minum.
"A-apa tak apa?" Tanyanya tergagap
"Hmn.. temani aku makan"
"Baiklah"
"Kau sudah dengar berita kan?" Seokjin bertanya tanpa mengalihkan atensi pada makanannya.
"Tentang?"
"Jangan pura-pura tak tahu, sekarang suamimu ini sudah bangkrut. Kau pasti sudah tau kan?"
Yoongi mengangguk kemudian, baru paham akan arah pembicaraan suaminya.
" Minggu depan rumah ini akan dilelang bank, jadi sebaiknya kau pergi sebelum terusir. "
"Jadi oppa menyuruhku pergi bukan karena ingin menceraikanku, tapi karena tak ingin aku terusir?" Binar harap terpancar jelas dimanik serupa kucing itu, membuat Seokjin yang menatapnya mengernyit heran.
"Tidak, aku akan tetap menceraikanmu!"
"Wae? Kenapa oppa menceraikanku? Apa selama ini aku masih kurang untukmu oppa? Tidak bisakah aku tetap bersamamu?"
Harap, Yoongi hanya berharap. Sedikit saja hati sang suami terbuka untuknya setelah sekian lama.
Awalnya pernikahan mereka hanya sebuah perjodohan bisnis bagi kedua orang tua mereka. Tapi, Yoongi bukanlah wanita yang menganggap pernikahan hanya alat bisnis. Baginya pernikahan adalah tanggung jawab, komitmen dan kasih sayang. Untuk itulah, sejak janji pernikahan terucap dengan itu pula ia berjanji akan menjadi istri yang baik, belajar melayani, belajar mencintai dan melengkapi pasangannya. Tak peduli sikap acuh suaminya, ia tak peduli. Ia hanya akan melakukan kewajibannya sebagai istri.
Tapi jika pada akhirnya kalimat perpisahan terucap dari bibir sang suami, runtuhlah sudah harapannya. Seberapapun kuatnya ia bersikap, seberapa kuatnya ia berdiri akan luruh juga jika dipaksa pergi.
"Kenapa kau masih berharap bertahan denganku yoon? Tidakkah kau merasakan sakit karena sikapku? Perselingkuhanku? Dan sekarang aku bangkrut tak punya apa-apa, buat apalagi kamu masih mau bertahan?"
"Karena kamu suamiku oppa, kita bahkan sudah berjanji didepan Tuhan untuk terus bersama dalam suka dan duka bukan?"
Yoongi melirih, terisak kembali dalam tundukannya. Tak kuasa menatap manik tajam suaminya. Yang ia tak ketahui, Seokjin suaminya justru menatapnya dengan sendu.
"Aku bangkrut yoon! Aku tak punya apa-apa sekarang. Jangan jadi wanita naif!" Seokjin menaikkan suaranya, sedkiti membentak dan membuat wanita mungil istrinya terlonjak mendongak menatapnya penuh luka.
"Bolehkah aku jadi naif saja? Asalkan itu bisa selalu bersama oppa?"
"Kenapa kau keras kepala yoongi!"
"Oppa, dari awal aku menerimamu menjadi suamiku dari saat itulah aku mulai bertekad untuk belajar mencintaimu, berusaha jadi istri yang baik untukmu, meskipun pernikahan kita karena bisnis, tapi aku tak bisa nenganggap janji didepan Tuhan adalah bisnis. Kau suamiku, aku telah berjanji didepan Tuhan untuk mencintaimu, menjadi istri yang berbakti untukmu, menemanimu saat susah maupun senang saat sakit maupun sehat. Tak bisakah pernikahan ini bukan hanya bisnis belaka, yang mana jika kontrak berakhir akan berakhir pula?"
Seokjin terpaku setelahnya, menatap wajah istrinya yang dipenuhi air mata. Menatap manik bening penuh cinta yang selalu ia abaikan, tatap lamat betapa cantik istrinya yang tak pernah ia sentuh. Menyesal? Iya! Ia menyesal, kenapa baru sekarang ia sadari jika ia adalah pria beruntung didunia mendapatkan wanita luar biasa indah paras dan hatinya seperti Yoongi, istrinya...
"Tak bisakah oppa memberiku kesempatan untuk berbakti dan disampingmu? Aku tak perduli jikapun oppa tak punya apapun, setidaknya oppa masih mau disisiku. Dan oppa punya aku, jangan paksa aku pergi oppa? Hiks.. hiks..."
Advertisement
Tangis Yoongi kembali pecah, kala ia rasakan rengkuhan hangat menyelimuti tubuh mungilnya. Aroma maskulin yang biasanya hanya ia cium di bekas baju suaminya kini terasa sangat nyata kala tubuh itu kini menempel dengannya merengkuhnya menenggelamkannya dalam dekapan beruang hangatnya.
"Maafkan aku" air mata penyesalan turun lancar dari pelupuk Seokjin.
Yoongi dapat merasakan bahu lelakinya bergetar, ia menangis dan Yoongi tau. Yang tak ia tahu adalah mengapa ia menangis.
"Maafkan aku, aku suami yang buruk untukmu. Maafkan sikapku yang selalu mengabaikanmu, maafkan aku yang tak bisa bertanggungjawab pada istriku sendiri, maafkan aku Yoongi kau pantas mendapatkan yang lebih baik dariku" seokjin masih terisak disela ucapannya. Yoongi menggeleng ribut dalam dekapannya.
"Tidak oppa, kumohon. Aku ingin tetap bersamamu. Kumohon.. oppa aku mencintaimu, bukan karena status kedudukanmu. Kumohon" Yoongi eratkan pelukannya, tak ingin jika berpisah.
Jika kekasihnya yang ia berikan segalanya justru meninggalkannya saat susah, sahabatnya berpalingkan muka seolah tak tahu, Yoongi istrinya yang selalu ia abaikan bahkan memohon tetap bersamanya, menemaninya. Seokjin tercubit hatinya sebab sesal, kenapa ia begitu buta akan bidadari yang Tuhan pasangkan untuknya, kenapa ia justru memilih mengabaikannya dan memenuhi nafsu semata dengan kekasihnya atau mungkin simpanannya lalu menyakiti hati istrinya.
"Maafkan aku yoongi-ah, maafkan semua perlakuanku, maafkan suamimu yang bodoh ini" isaknya masih merengkuh tubuh mungil sang istri.
"Oppa jangan minta aku pergi lagi"
"Ne, tetaplah bersamaku istriku" satu kecupan Seokjin layangkan pada dahi mulus sang istri yang tertutup helaian surai coklatnya. Lepaskan rengkuhannya, lalu genggang kedua tangan Yoongi menciumnya lembut.
"Maukah kau memulai lagi denganku Kim Yoongi? Menjalin rumah tangga bersamaku mulaindari awal lagi? Kali ini aku akan berjanji memberikan seluruh hatiku untukmu" Yoongi mengangguk, air mata kembali tak terbendung kali ini air mata bahagia yang ia tampilkan.
"Ya oppa, aku bersedia"
Bagai oase di tengah sahara, ia menemukan cinta sejatinya ditengah kepalsuan hidup yang mengitari, ia temukan sosok pemberi kehangatan dalam dingin dunia menusuk relungnya. Yoongi nya, ia berjanji dalam hati akan mencintai wanita ini, memberikan seluruh hidup jiwa dan raganya.
Chup... ia layangkan satu ciuman lembut dibibir sang istri, melumatnya pelan merasakan bibir istrinya yang ternyata jauh lebih manis dari wanita manapun yang pernah disentuhnya. Bagai racun candu, ia sesap lebih dalam enggan melepaskan. Membawa pagutan bibir itu kedalam ciuman yang lebih panas. Membiarkan gairah memenangkan pilihan. Malam ini, sesuatu yang baru dimulai. Sentuhan pertama untuk Yoongi nya sebagai penanda awal kisah cinta dalam rumah tangganya. Semoga, segera diberikan makhluk mungil pelengkap kebahagiaannya.
Hangat mentari pagi menerobos masuk membias jendela kaca yang tak tertutup kain. Membangunkan penghuninya yang kebetulan tak memakai sehelai kainpun dalam tubuhnya sedang terbelit lengan kokoh yang juga sama polosnya.
Ia kerjapkan mata membiasakan cahaya masuk. Tatapannya terpaku pada sosok pria tampan dihadapannya. Senyum terulas dengan diiringi semburat merah muda di kedua pipinya mengingat kejadian sebelumnya. Ia bahagia, akhirnya bisa mendapatkan hati suaminya. Tekad diperkuat dalam hatinya, akan mendedikasikan seluruh pengabdiannya pada keluarga.
"Morning dear..." sapaan dengan suara yang masih serak menyapa telinganya. Senyuman diulas lebih lebar.
"Morning oppa"
Satu kecupan Seokjin layangkan di ranum merah muda sang istri yang ternyata sangat menggemaskan saat tersenyum ceria. Tak pernah ia rasakan pagi sehangat ini sebelumnya bahkan dari wanita-wanita sebelumnya. Senyuman manis yang sangat menggemaskan dari paras cantik sang istri yang dihiasi semburat merah muda mampu membuat paginya begitu ceria, seolah lupa pada masalah yang membelitnya.
"Mau kemana sayang?" Seokjin tarik kembali tubuh istrinya kedalam pelukan ketika merasakan pergerakan sang istri yang hendak bangkit.
"Mandi oppa, ini sudah siang"
"Mau mandi bersama?" Seokjin bersmirk menggoda membuat Yoongi menunduk dengan semburat merah muda yang kembali menghiasi. Mengangguk dengan malu teredam.
"Kyaaa... opppaa..." Yoongi terpekik kala tubuhnya tiba-tiba diangkat oleh suaminya. Membawa kekamar mandi untuk membersihkan diri, hemn mungkin akan lebih lama. Yukk pergi jangan ganggu orang mandi... hehehhe
"Sayang kenapa kita kesini?"
"Aku ingin berterimakasih pada Tuhan karena oppa mau menerimaku"
Seokjin bukanlah orang yang religius, tapi bukan pula ia orang yang atheis. Ia hanya mengabaikan Tuhan karena kehidupan dunianya. Melihat sang istri yang begitu khusyu berdoa, membuat senyuman terulas bawa kedamaian. Ia katupkan kedua tangannya, pejamkan mata untuk lantunkan doa dalam hati.
"Terimaksih Tuhan telah hadirkan wanita terbaikmu untukku. Kumohon eratkan kami dalam rumah tangga yang penuh kasih. Aku berjanji akan menjaga dan mencintainya dengan seluruh hidupku"
1 year Later
"Morning sayang"
"Morning oppa, duduklah"
"Gak mau"
"Oppa ish, nanti makanannya gak selesai-selesai" tak menggubris permintaan Yoongi, Seokjin justru semakin eratkan pelukan di pinggang istri mungilnya, letakkan dagu di bahu sempit itu dan telusupkan wajah lebih dalam menghirup ceruk leher istrinya yang menjadi aroma favorit.
"Bagaimana kabar baby pagi ini? Apa ia nakal disini?" Seokjin usap perut datar sang istri yang menyimpan calon bayinya.
"Baik daddy..." jawab Yoongi sembari melepas tangan suaminya. Menggiringnya ketempat duduk agar tak terusan mengganggunya.
"Morning kiss dan aku akan duduk manis disini" Yoongi tak bisa untuk tak terkekeh menghadapi tingkah manja suaminya. Semenjak memulai hidup baru Yoongi baru tau kalau sang suami yang lebih tua 5 tahun darinya itu sangat manja.
"Aku akan menemui investor pagi ini. Doakan lancar ya?"
Yoongi layangkan ciuman di dahi lebar suaminya lancar karena posisinya ia berdiri dan suaminya duduk dengan membelit pinggangnya.
"Tentu oppa, aku akan berdoa untukmu. Kamu sudah berusaha dengan keras, semoga semua usahamu tidak sia-sia."
"Terimakasih sayang"
Selama setahun sejak awal kebangkrutannya, Seokjin memboyong istrinya pindah ke apartemen sederhana miliknya sewaktu kuliah dahulu. Hampir semua harta kekayaannya raib karena pailit yang melandanya. Mansion mewah, belasan properti di berbagai kota, koleksi mobil mewah pun turut serta menjadi jaminan hutang perusahaan. Hanya sebuah properti apartement sederhana di dekat Seoul Universitas lah yang masih bersisa, satu-satunya tempat bernaungnya tinggal kini.
Beruntung ia memiliki istri yang mau diajak susah dengannya. Meskipun hidup bak tuan putri, nyatanya sang istri mau menerima kehidupan sederhananya. Tangan yang biasanya tak pernah menyentuh detergent kini harus terelakan kasar karena seringnya terkontaminasi zat aktif detergen. Tuam puteri yang bahkan tak pernah menyentuh sapu itu kini rela berteman dengan seperangkat alat kebersihan guna menjaga kenyamanan dan kebersihan tempat tinggalnya. Ia tak pernah mengeluh, bahkan selalu menyambut dengan senyuman akan kepulangan sang suami yang entah membawa berita baik atau buruk hari itu. Merelakan waktu tidurnya berkurang untuk melayani kebutuhan biologis suaminya, menjadi pendengar yang terbaik akan kisah harian lelaki kesayangannya.
Jika ada yang pertama apa ia bahagia, jawabnya IYA! Ia bahagia bisa menjadi istri dari lelaki setangguh Kim Seokjin. Yang tak pernah menyerah akan kegagalannya, yang membuatnya menjadi ratu dalam rumah tangganya saat ini. Ia bahagia meski terkadang harus berhemat untuk uang belanja sehari-hari. Merelakan hidup nyamannya dengan bakti untuk suami
Seokjin bertekad akan membahagiakan istrinya menjadikannya sebagai ratu dalam hidupnya. Maka ia tak akan menyerah akan kegagalan yang pernah menimpanya. Dengan berbekal skill yang ia punya, tabungan yang tersisa ditambah donasi tabungan istrinya ia kembali merintis usaha yang pernah digelutinya dulu dibidang otomotif. Bukannya sang mertua tak mau membantu, tapi Seokjin cukup tau diri untuk tak melibatkan mertuanya dalam urusan rumah tangganya. Ia yakinkan untuk mandiri dan bertanggung jawab sepenuhnya pada keluarga kecilnya.
Banyak rintangan dan batu sandungan, tapi berkat tekad, usaha doa dan dukungan istrinya ia bisa bangkit kembali. Bukankah ia juga beruntung memiliki istri sebaik Kim Yoongi? Tentu saja, tak ada wanita sebaik Yoonginya. Yoongi dan calon bayi mereka adalah hidupnya, nafasnya. Sedikit bocoran saja, Seokjin kini adalah bucin Yoongi sejati!!!
Klik....
Bunyi pintu terbuka membuat atensi Yoongi yang sebelumnya sedang sibuk menulis lirik di ruang tengah menolehkan pada pintu utama, menampilkan Seokjin dengan tampilan kusut, dasi di biarkan melonggar, lengan kemeja dilipat, dan jas yang menggantung. Rautnya tampak sedikit murung.
"Oppa kenapa murung seperti itu? Apa meeting nya lancar?"
Yoongi hampiri sang suami, raih tas dan jas kerjanya.
Greb.. Seokjin tarik tubuh mungil istrinya kedalam pelukan, ciumi pucuk lembut wanita tercintanya.
"Tak apa, oppa sudah berusaha yang terbaik. Besok pasti akan ada investor yang lebih baik" Yoongi balas pelukan Seokjin erat, tepuk pelan punggung lebar suaminya berikan ketenangan. Inilah salah satu alasan Seokjin semakin mencintai istrinya, Yoongi itu bukan sosok penuntut tapi pendukung dan penyemangatnya.
"Sayaang..."
"Hmnn?"
"Meeting berjalan lancar dan kontrak bahkan sudah ditandatangani"
"Benarkah?" Yoongi kendurkan pelukannya tatap lamat wajah suaminya. Yang ditatap hanya mengangguk mantap dan ulas senyum tampan.
"Terus kenapa cemberut begitu?"
"Hehehhe... aku lapar sayang, sedari tadi aku menunda makan karena tak berselera. Pingin dimasakin sup ikan tapi sepertinya kamu sedang sibuk"
"Akh... kok aku dicubit sih,." Seokjin meringis rasakan cubitan dipinggangnya.
"Habis pasang muka gitu kirain kenapa, ternyata cuma mau makan"
"Hehehehehe... habisnya wajah seriusmu tu lucuuuu"seokjin gemas, mencium pipi istrinya gemas. Digigitnya buntelan daging yang semakin mengembang itu karena hamil justru rambah imut saja.
"Oppaaaa" rengek si manis yang ditanggapi kekehan renyah Seokjin.
"Oppa mandi dulu gih, ku masakin sup nya"
"Siappp.... makasih sayang. Kamu tau, aku sangat bersyukur memilikimu. Aku cinta Yoongi-chi banyaaak" Seokjin mencium singkat bibir istrinya gemas. Lumat sedikit salurkan rindu seharian tak bertemu. Buat rona merah penuhi wajah putih istrinya.
Advertisement
- In Serial38 Chapters
Isekai Butler [Hiatus pending rewrite]
This is not the first time Blanc’s been summoned to an Isekai. It’s not even the fifth, or the tenth, and by now, he’s seen nearly everything. Backstabbing Mages, Surprisingly Sane Demon Lords, Misunderstood Evil Villains, Plotting Princesses….not only is it boring, it’s exhausting! His latest destination is the land of Excelsia, but the System seems to have updated recently. His progress? Gone. His Skills? Vanished! His Hero Class? Completely wiped from existence. And yet, maybe the new Ultra-Rare "Butler" class that Blanc has been bestowed with has some hidden tricks after all? All Blanc knows is that he has a job to do, and Butlerdom is a lot more complex than he might have imagined. On Hiatus for now: I'm going to spend a few months trying to clean up the plot and grammar a bit more before re-publishing it. Thank you all for the time, comments, feedback and the journey. Feel free to message me on my Discord at Nooblet121#8431 Happy reading to everyone!
8 128 - In Serial42 Chapters
Domain of Man
Isolation is terrible. To feel isolated with your fellow man around you is worse. What if you were dumped in some backwards cave somewhere, completely nude, maybe with your family, or even completely alone? The age of pioneers, heroes, generals, and geniuses is long gone. Humankind has become numb to the world around it because of how paltry everything else is compared to the glory of its history, the sheer volume of their accomplishments, and the sum of its innovations. You can interact with people across the world, travel miles in mere hours, and never prepare your own food or shelter, and it's all accessible to even the normalest of individuals. Artificial intelligence is within arms reach in devices and computers and even houses, and neural interfaces aren't exclusive to the rich and powerful at this point. Someone far in the distance took notice of Earth, saw the multitude of hairless apes swarming its surface. That one went down the checklist to see if humanity had, in fact, beaten the 'game' of Life. Sure enough, they had gone above and beyond the requirements, but nobody had been watching. 'Why might that be?', that one wondered. Protocol was protocol, though, no matter how strange the situation was. They pulled the lever, they flipped the switch. It's time for New Game +. ??? Don't be afraid to leave critique or share your support! I really appreciate any feedback you can give. In any case, I sincerely hope you enjoy the story! It's going to be a wild ride. HQ/Kindle-Grade cover art. Book Cover 2.0: "Heiroglyphs"
8 84 - In Serial65 Chapters
Royal Guard (Complete)
I was an ordinary worker ant of the Kingdom, one of the millions populating a spread of land ten kilometers long. I had an ordinary life: I dug, I ate, and I slept; and a dream that was shared by all workers who wanted to live a life of adventure. I was on the last day of my mandatory community service, a day from becoming one of the harvesters --the crown jewel of our society-- when fate played its sick joke on me. I broke my mandible, lost my dream, and was almost forced into slavery as a result. That’s when she came into my life, a princess. She had no wings on her back, but the wings inside her were wider than the fairies that roamed the sky. She took me under her wing and populated my life with adventures and mysteries unreserved for a mere harvester. Life was good until we found termites sneaking into our territory. That’s when the adventures ended. She was mocked for calling the termites a threat. However, she remained determined to protect her kingdom, and I, to protect her. No matter the difficulties I remained by her side. Because we were a pair: a princess and her Royal Guard.
8 171 - In Serial51 Chapters
Valeria
Valeria, a world where only strength matters and Kingdoms vie for dominance. A young Knight with a mysterious birth rises from the ashes to lead the world into a new era. Follow Khal as he embarks on a quest of world domination. Will his strength remain true or will he succumb to the many evils that plague these lands?
8 82 - In Serial80 Chapters
The 6 months marraige
Only 6 months sanyukta said 35th time randhir says Tum itni time se yeh count kar rahe ho sanyu askMadap mein bethkar boar ho raha hoo islia.....--------------Randhir sanyu calls Kya hai randhir says Roti bana doo....Randhir Kya hai randhir replies Tv nahi chal raha Rd...rd....rd...rd...After 6 months Rd he ditched me....sanyu says while crying Rd:i am always with u -------I love u rd I love u too sanyu----------.......m....ujhe sanyu saysKal court ki hearing hai aa jana randhir says and leave --------Hello kelvin mera....sanyu calls kelvin and says ----------Srry hum rd ko nahi bachha paye...Esa nahi ho sakta sanyu says...------6 saal beet gaye sanyu rd ab nahi aayega Rd nahi mara hai parth voh ayega sanyu replies--------Hai kon kelvin?Or yeh 6 months kya hai?How is sanyu so sure ki rd vapis aayega?Read the book and find out...
8 253 - In Serial45 Chapters
Deep poems
Dive into the world of Peoms. (Not all are mine)
8 127