《ASS STORY (END)》SEVEN

Advertisement

🌺

Hari begitu cepat berjalan, sudah satu minggu sejak kejadian mengenaskan itu. Tapi Alifia masih tetap tidak sadarkan diri, ia masih koma. Tidak ada tanda-tanda agar ia bangun, keadaannya juga semakin hari semakin memburuk.

Inilah yang paling Fano takutkan, kehilangan orang yang ia sayangi. Alifia adalah gadis pertama yang membuat Fano merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta, Alifia juga gadis pertama yang mengajarkan Fano untuk memperjuangkan.

Fano sangat-sangat takut apabila ada hal-hal yang terjadi pada Alifia. Saat ia mendengar perkataan dokter empat hari yang lalu Fano semakin takut untuk kehilangan Alifia. Dokter mengatakan Alifia mempunyai kelainan pada jantungnya. Dan kemungkinan kecil ia akan selamat.

Dan disinilah Fano. Di dalam ruangan Alifia. Ia masih setia menjaga Alifia hingga saat ini. Setiap pulang sekolah pasti ia tidak pulang ke rumah, melainkan ke rumah keduanya, yaitu rumah sakut tempat Alifia dirawat.

"Kapan lo sadar? Gue disini akan selalu ngejaga lo!!! Sekalipun lo gak inget siapa gue...!" Ujarnya putus asa.

Kamar rawat Alifia juga sudah dipindahkan, ia di ruang rawat inap. Bukan lagi ruangan yang menjadi awalan mereka datang kesini.

Keluarga Alifia juga selalu menjenguknya ke rumah sakit, mereka juga sudah memberikan amanah kepada Fano untuk menjaga putri semata wayangnya.

Sudah seminggu juga Alifia melewatkan masa-masa indah di sekolah, berita-berita panas yang sedang menjadi trending topic, gosip-gosip hangat. Semuanya Alifia tidak tau.

Sedangkan Demian, masih sama. Tak perduli sama sekali dengan keadaan kritis Alifia, mungkin jka Alifia pergi dari kehidupannya untuk selamanya barulah ia sadar seberapa pentingnya Alifia bagi dirinya.

Sunyi menyelimuti ruangan serba putih itu. Hanya suara dentuman alat pendeteksi jantung yang terdengar. Fano selalu melihat garis yang terus bergerak di monitor pendeteksi jantung tersebut, takut-takut monitor itu menunjukkan garis horizontal.

"Assalamualaikum!!!" Seseorang datang dari belakang Fano.

"Waalaikumsalam!!" Jawab Fano.

Ternyata yang datang adalah kakak Alifia yang kedua. Yaitu Bang Azriel.

Advertisement

"Bang!" Fano membungkukkan sedikit badannya bermaksud sedikit sopan kepada yang lebih tua.

"Gimana keadaannya? Ada perubahan? Atau ada tanda-tanda dia bakalan sadar gak?" Tanya Azriel sambil menatap sendu wajah adiknya.

"Gak ada bang! Palingan dua cuma gerakin jarinya sekali, habis itu udah... gak terjadi apa-apa lagi... nafasnya juga udah stabil... gak kayak kemarin-kemarin...!" Jelas Fano.

"Huffttt!!! Pake cara apa lagi yah?" Pikir Azriel.

🌹

Alifia PoV

Aku sedang berada di sebuah rumah mewah hang serba kaca. Menurutku rumah ini sangat indah, sebelumnya aku tidak pernah melihat rumah seperti ini.

Aku sadar, aku sedang berada di ujung tanduk kehidupan. Setiao hari aku selalu mendengar dia yang menyebut namaku untuk bangun. Tapi aku bingung, bangun bagaimana? Aku sudah bangun. Aku sehat.

Mereka disana selalu menangisi ku dimalam hari. Selalu meminta doa agar aku sadar dari mimpi panjangku. Jika ini mimpi, aku berharap aku tidak akan bangun dari mimpi ini.

Aku lebih nyaman disini, seperti ada yang menjaga. Aku aman, aku nyaman, tidak seperti dulu, aku banyak memikul beban. Aku tidak suka dengan diriku yang dulu.

Jika ditanya aku rindu keluargaku? Pastilah aku rindu mereka. Tapi aku tidak ingin kembali, aku ingin disini. Aku sudah menyerah. Tapi disatu sisi lain, aku dibisikkan untuk tetep berjuang mendapatkannya. Kata-kata itu seperti motivasiku untuk sadar dari mimpi panjangku.

Tapi tetap saja tidak bisa, aku tidak bisa bangun dari mimpi indah ini. Bukan, bukan tidak bisa, belum bisa lenih tepatnya.

🌹

Author PoV

Fano tertidur di perut Alifia. Tadi kakak Alifia pamit untuk ke rumah sakit.

Tangan Alifia yang bebas berada di atas kepala Fano. Dan yang tertusuk infus berada disisi badannya.

Tangan itu perlahan bergerak. Meremas rambut Fano yang tebal. Hingga membuat sang empunya sadar dari tidurnya.

Fano mengucek matanya, memastikan bahwa yang menjambak rambutnya tadi adalah memang Alifia.

Perlahan tapi pasti, Alifia menetapkan hatinya untuk membuka matanya dengan sempurna. Walau sulit tetap ia lakukan.

Advertisement

Pengelihatannya yang tadi buram, langsung terfokuskan ke satu titik. Yaitu lampu. Ia sadar kalau ia berada di rumah sakit, ia masih ingat betul kejadian mengenaskan itu. Tapi semakin ia mengingat, kepalanya semakin sakit.

Sedangkan Fano dengan cepat menangkup wajah cantik Alifia.

"Lo sadar? Gue panggilin dokter ya?" Baru saja Fano hendak pergi, tangannya dicekal oleh Alifia.

Alifia menggeleng pelan, tanda ia tak butuh dokter saat ini. Masih sama, semua peralatan yang melekat ditubuhnya tidak dilepas. Karena Alifia masih setengah sadar.

"Lo inget gue kan?" Tanya Fano memastikan. Alifia mengangguk tanda ia ingat.

Alifia masih sangat ingat Fano, kakak kelas yang sangat baik kepadanya. Orang yang membawanya ke rumah sakit. Orang yang paling care dengannya setelah keluarganya.

🌹

Dokter masuk ke dalam ruangan Alifia, tadi dokter baru mendengar dari susternya bahwa pasien bernama Alifia telah sadar dari komanya selama 1 minggu.

"Gimana dok keadaan sahabat saya?" Tanya Fano greget.

"Keadaannya membaik, apa dia masih mengingat kamu?" Jawab dokter santai.

"Iya dok dia masih inget saya..."

"Owh... jadi kemungkinan serpihan-serpihan masa lalu ia sedikit lupa, jika kamu bertanya tentang masa lalunya jangan terlalu ditekankan yaah... itu akan berakibat fatal... dan saya harap jantungnya masih bisa bertahan, ia mempunyai Penyakit Jantung Koroner (Jantung Arteriosklerosi).

Yaitu penyumbatan pada pembuluh darah, yang membuat darah mengalir ke Jantung tidak maksimal..." Jelas dokter.

"Apakah penyakitnya dapat disembuhkan?" Fano mulai cemas.

"Satu-satunya cara adalah dia harus hidup sehat, tidak kelelahan, dan tidak boleh stress... tetapi penyakit ini sudah sangat banyak diderita orang-orang, mereka tidak selamat, dan... meninggal dunia." Tutup dokter.

"Jadi apa solusinya dok?" Tanya Fano lagi dan lagi.

"Seperti yang saya katakan tadi. Kalian harus setia menjaganya... jika tidak, ia akan kehilangan nyawanya karena penyakit ini... tapi jika Tuhan berkehendak lain, saya hanya bisa bersyukur... karena hidup dan mati berada ditangan yang diatas...!"

"Terima kasih atas penjelasannya dok...!"

"Kalau begitu saya permisi... oh ya! Pasien belum bisa dibawa pulang kerumah, karena kondisinya belum meyakinkan...!"

"Baik dok!" Setelah itu dokter meninggalkan Fano dengan perasaan campur aduk.

Sedangkan didalam ruangan itu, seorang gadis yang masih terbaring, alat masih terpasang dibadannya. Ia mendengar semua yang diceritakan oleh dokter yang merawatnya.

"Kalau memang hidupku tak lama lagi, tolong ya Allah, berikanlah aku kebahagiaan untuk terakhir kalinya... disisa hidupku...!" Batinnya.

Gadis itu meneteskan air matanya, ia benar-benar tidak sanggup. Bukan menyerah, tetapi ia belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Sekarang gadis itu sedang berada di titik paling rapuhnya.

Alifia yang ceria, ramah, dan cerewet hilang entah kemana. Digantikan dengan Alifia yang kini sedang terbaring lemah. Alifia tetap semangat menjalani sisa hidupnya. Karena ia yakin, setelah ada hujan pasti ada pelangi yang indah.

🌷🌷🌷

###

    people are reading<ASS STORY (END)>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click