《ASS STORY (END)》THREE
Advertisement
1 minggu kemudian...
Pagi ini aku udah selesai dengan kegiatan MOS. Ya hanya membutuhkan waktu seminggu dengan kegiatan ini. Aku berharap pagi ini adalah pagi yang terbaik untukku.
"Woi!!! Eh bangun! Udah siang nih... sekolah nggak?" Teriak abangku dari luar kamar sambil menggedor pintu.
Sedangkan aku hanya memputar bola mata jengah, aku sudah memakai seragam lengkap. Aku mengambil Iphone ku dan memasang earphone di telingaku. Dan setelah itu aku keluar dari kamar menemui semua anggota keluargaku.
Bang Liam kemarin datang dari Jerman. Ya dia sedang tugas di Jerman. Aku menuruni anak tangga dengan cekatan.
"Hai... morning semua!!" Sapaku. Mereka semua tersenyum dan aku duduk di samping bang Liam.
"Hai bang! Lama nggak ketemu! Gimana kabarnya?" Tanya sambil memeluknya. "Baik... kamu gimana?" Jawabnya.
"Baik juga!" Ia mengecup pipiku dan kembali melanjutkan makannya.
Setelah selesai sarapan aku berangkat sekolah di antar dengan bang Liam, dia yang menawarkan aku untuk mengantarku ke sekolah dan aku sangat menyetujuinya.
Sesampainya aku di sekolah, aku pamit ke Bang Liam dan memasuki area sekolah. Tepatnya di saat aku sudah bereada di dalam kelas seseorang mengehentikan langkahku.
"Gue mau ngomong sama lo!" Ujarnya dingin. Aku yang menyadari kedatangannya langsung kalap dalam menjawab.
Ia berjalan duluan di depanku, dan aku hanya mengikutinya dari belakang. Sedari tadi jantungku tidak bisa di ajak berkompromi. Dia adalah pangeranku, Demian.
Ia membawaku ke rooftop sekolah. Aku yang baru menyadari kalau sekolah ini mempunyai rooftop pun ikut senang.
"Mau ngomong apa kak?" Tanyaku berusaha untuk tenang.
"Lo maukan jadi pacar gue?" Jawabnya membuat aku tak berkedip dan tak bergerak sama sekali.
Hatiku sudah senang, ada banyak kupu-kupu berterbangan di perutku. Aku melayang-layang di udara.
"Maksud gue cuma pura-pura!" Ujarnya lagi.
Aku memejamkan mata, berusaha menahan sakitnya hatiku. Aku dijatuhkan kembali, kau sudah membuatku melayang dengan santainya menjatuhkanku lagi.
Advertisement
"Diem berarti yes! Oke gue balik!" Setelah itu ia berbalik badan meninggalkanku sendiri di sini.
Aku menghembuskan nafas berat. Tak terasa air mataku sudah jatuh, aku menyeka air mataku yang kembali jatuh. Apakah ini saatnya aku bahagia untuk sementara? Kenapa harus seperti ini caranya.
Aku kembali ke kelas dengan mata bengkak, hingga sahabtku menanyakan hal itu. Aku hanya tersenyum mengalihkan pandangan mereka. Dan untungnya mereka percaya bahwa aku tidak apa-apa.
***
Author PoV
Bel pulang terdengar nyaring. Semua pelajaran terhenti, dan semua siswa berhamburan keluar dari kelas. Berbeda dengan Aisyah, Sintia, dan juga Alifia tentunya sedang berada di ruang musik.
Yang meminta ke ruang musik adalah Alifia, dan sahabatnya hanya menuruti semuanya.
"Fia!!! Kita balik duluan ya... gue udah di jemput!!"ujar Aisyah dan Sintia.
"Iya... makasih udah mau nemenin yaa!!" Mereka berdua keliar dari ruang musik. Alifia melanjutkan memainkan pianonya.
Tring
Suara iphone-nya membuyarkan permainan yang tengah ia buat. Ia mengambil ponselnya di saku baju. Dan membaca pesan yang tertera di sana.
gue tunggu di parkiran... cepetan!!!
Ia baru sadar kalau tadi dia sudah janji dengan Demian untuk mengajaknya keluar sebentar. Buru-buru dia menggendong tasnya dan berlari ke parkiran.
Sesampainya di parkiran, ia melihat Demian tengah bersandar di kap mobilnya dengan satu tangan berada di saku celananya. Dasinya sudah tak terpasang lagi, dan baju seragamnya sudah keluar dari celana.
Saat melihat Alifia, Demian langsung masuk ke mobilnya tanpa menunggu Alifia. Setelah itu baru Alifia memasuki mobilnya tanpa kata-kata yang keluar dari mulutnya.
***
Alifia PoV
Di dalam mobil kami hanya diam. Keheningan menyelimuti ruangan itu. Aku canggung dengan Kak Demian, baru kali ini kami jalan berdua. Dan untuk pertama kalinya juga ia mengajakku pulang bersama.
"Loh? Mau kemana kak?" Tanyaku heran saat Demian jalan melewati rumahku.
Yang ditanya hanya diam, terpaksa aku juga bungkam. Percuma saja berbicara, pasti akan di diamkan. Seperti berbicara dengan tembok saja.
Advertisement
Saat kami sampai, ternyata ia mengajakku ke salah satu mall di dekat rumahku. Maksudnya lumayan jauh juga sih. Aku senang karena dia mengajakku ke sini.
'Jangan geer dulu fia! Mungkin dia ada keperluan!!!' Ujarku dalam hati.
Kami berjalan beriringan, tapi tetap saja aku tidak bisa menyamakan langkahku dengannya. Jalannya begitu cepat.
Ia membawaku ke Cindy. Salah satu toko aksesoris wanita. Ia memilih-milih boneka yang terlihat lucu di mataku.
"Lo suka yang mana?" Tanyanya membuatku kalap. Aku menunjuk boneka teddy bear yang berwarna coklat. Dan ia mengambilnya setelah itu membayarnya.
'Mungkinkah itu untukku?' Tanyaku dalam hati.
"Buat siapa kak?" Tanyaku sebisa mungkin biasa saja.
"Aisyah!" Jawabnya singkat.
Aku merasakan hatiku seperti di tusuk-tusuk. Ya ini menyakitkan, ia mengajakku ke sini dan membiarkanku memilihkan boneka tapi ternyata itu bukan untukku. Dan lagi pula mengapa aku harus berharap, boneka itu tak akan pernah menjadi milikku.
"Kak! Gue pulang sendiri aja ya...!" Ujarku.
"Oh! Yaudah!" Jawabnya cuek.
Bahkan ia tidak berniat untuk mengantarkan aku pulang? Atau menahanku agar aku pulang bersama? Bodoh!.
Aku berjalan dengan cepat keluar mall dan mencari taksi untuk mengantarku pulang ke rumah. Air mataku sudah berlinang sejak pergi dari hadapannya. Bahkan tidak sedikit orang melihatku dengan tatapan aneh.
***
Fano PoV
Gue sekarang lagi di depan pagar rumah Alifia. Tujuan gua ke sini sih buat ngajak dia jalan. Tapi dari tadi Chat gue belom di bales. Mungkin lagi mandi (?) Entahlah.
Gue melihat seorang perempuan dengan pakaian seragam sekolah sama dengan seragam gue keluar dari taksi, sambil menangis (?). Itu! Alifia.
Gue turun dari mobil dan dengan cepat menariknya.
"Lo nangis?" Tanya gue to the point.
Ia mengalihkan pandangannya, membuang mukanya dari muka gue.
"Nggak kok!" Jawabnya. "Tumben ke sini? Mau apa?" Tanya Alifia.
"oh iya! Gue pengen ngajak lo keluar! Mau nggak?" Gue mengangkat satu alis terkesan cool.
"Sorry banget nih!!! Tapi kayaknya lain kali aja deh... soalnya entar malem ada acara! Maaf ya!" Jawabnya.
"Oh oke! Next time ya! Kalau gitu gue balik!" Gue tersenyum ke arahnya dan mengacak rambutnya pelan. Dan dibalas anggukan dan senyuma juga.
Setelah itu gue pulang ke rumah dengan perasaan kecewa mungkin. Gua ngerti perasaannya dia kayak gimana.
###
Advertisement
- In Serial52 Chapters
Liminal Radiance: Path Of Old Dreams
“Bring your brother back alive.” With these words, her family had sentenced their unwanted daughter to death. Frail and broken in more ways than one, she was ill-prepared to face the post-apocalyptic nightmares of the fallen capital. Yet legends are forged on the anvil of adversity. When the last heroes are dead and the powerful dance in madness, a chance encounter with an old friend set this tormented girl on a path to change destiny. Now the weak must become the strong as wit prevails. But sanity is a scarce commodity when the skies are ruled by a false star and primal entities awaken from slumber. [This is an action-horror story set in a gothic scenario. It includes some Yuri-Romance elements in a grimdark setting.] Please note: The first chapter includes a short tag overview at the end. If you like your author chatty, I'm always happy to reply. Each chapter also has a bit about my writing process. Check in, see what's there and if you like it, cool. If not, tell me how I can improve. This story is a proud participant in The Pledge. This means it won't be dropped and is guaranteed to get the intended ending. You can find more about my update schedule at the end of the first chapter and more info about The Pledge by clicking the banner.
8 113 - In Serial400 Chapters
Heavenly Curse
A young orphaned boy named Mu Yi is saved by an old travelling Taoist Priest. They travel the world ‘scamming’ people by ‘exorcising ghosts’ and ‘slaying demons’, that is until the old Taoist Priest dies and Mu Yi is forced to realise that all is not as it seems. He was told stories of armies of ghosts, hordes of zombies, horrifying demons, and worst of all, the cultivators who controlled them.Mu Yi takes his first steps towards rising to the top of this dark and cruel new world.
8 435 - In Serial30 Chapters
Misadventures of a Rampaging Demon
In a remote magical laboratory, buried deep beneath the earth, an unspeakable demonic horror is brought into the world… Her name is Lilizath VekxZ’Kraugh (Lily for short). She enjoys cuddling, stargazing, and devouring the torn apart bodies of her enemies. The demon girl rampages across a fantasy world, satisfying her demonic urges while making friends with various terrified humans. Meanwhile, an honest young lady leaves her peaceful life behind to embrace her destiny as the chosen one. Things go horribly wrong almost immediately and a random act of violence spares her from a very unpleasant evening. Mature Content Warning: Contains gratuitous scenes of sex, violence, and violent sex. This story is not appropriate for younger readers, older readers, or anyone else, for that matter. Author’s Note: This is my first attempt at publishing something I’ve written online. I’d love some feedback. Feel free to comment and let me know what you think of it and offer suggestions or criticisms.
8 296 - In Serial15 Chapters
Backyard Hero
On the outside, Max is a normal office worker. He is stressed, overworked, and newly dumped, and now he has to train a classer to take the promotion he deserves. Max has neither the money nor connections to become a classer himself, at least not legally. Only the elite of the elite are permitted to access dungeons or to claim the classes they provide. Max's home holds a secret, however, one that will draw him into a world of intrigue and adventure. Will Max survive the dangers that lie beneath his backyard shed, or will they destroy him?
8 194 - In Serial42 Chapters
I was Reborn as the Villainess but I will become a Great Sage
Nova Allandis, formerly known as Suna Lee, remembers her previous life and realizes her current life is as the villainess in a fantasy novel she once read. However, as Suna, she was the laziest person with no motivation, possibly attributed to the fact that she didn't go into a major that was her strongest suit. Now that she has a high affinity towards magic and wishes to go into it, will she be able to change her lazy self for the better, or will she go back to being lazy like the villainess in the novel? Can she become a Great Sage and live life happily this time? Note: This is not a "revenge of the villainess" novel, but rather a "rise to fame" novel. A/N: This is just an experimental novel and criticisms are much appreciated, but I'm extremely defensive of my own work and characters. If you are here to put down a novel, please remember, first of all, you are not paying anything to read this, and second of all, authors are humans too.
8 214 - In Serial21 Chapters
The Reincarnated Boy's Tears
If one knows only coldness and bitterness from those who should love them, can one blame them for how they turn out? If a boy who suffers from his parents, who cries out but is never helped, develops a cold heart of hatred, can one expect him to adhere to the morals of the people? And if a child like that is given power...can he be held responsible for how he reacts? After getting beaten and abused to death by his parents, a boy wakes up and finds himself reincarnated in another world. However, after getting his memories back at age six, he has still faced abuse and neglect as an orphan of the slums, eventually kidnapped and brought outside the city...when he wakes up, everyone is dead, and he is left alone. Will he be able to survive? Will his bitter and cold heart ever warm up? Or will he end up suffering? Or will a single spark of kindness be able to save him, a single light in the dark? Only time will tell. (Cover image found from Pintrest, could not find original creator listed or named)
8 181

