《ASS STORY (END)》ONE
Advertisement
Hari ini, hari pertamaku masuk sekolah. Lebih tepatnya aku menjadi pelajar baru, duduk di bangku SMA. Aku masuk di SMA Jaya Bima Sakti High School. Memang panjang namanya, entahlah siapa yang memberi nama sekolah sepanjang itu.
Aku tengah bersiap-siap dengan perlengkapan MOS ku. Hari ini di sekolah kami akan melakukan MOS. Seperti sekolah lain, kegiatan ini hanya memerlukan pakaian yang sedikit. Dengan aturan yang sedikit juga. Hanya di suruh mengikat rambut menjadi dua belahan. Dan menggunakan papan nama. Dan memakai seragam SMP.
"Fia!!! Sayang!!! Ayo berangkat! Abang tunggu di luar ya!" Teriak abangku. Aku hanya memutar bola mata malas.
Dia adalah kakak keduaku, yang sangat usil. Selalu menjaili ku ketika aku sedang serius belajar atau lain-lain. Ia sekarang sudah kerja. Dan kerjanya menjadi dokter spesialis bedah. Dia memang tampan, pintar, dan terkenal cool. Tapi jika di rumah, itu tidak berlaku lagi.
Namanya Azriel Arta Ferdiansyah. Umurnya mungkin sudah menginjak 20 tahun. Aku kurang tau, jika di tanya ia memiliki kekasih atau tidak. Jawabannya tidak! Entahlah apa alasan di balik semuanya.
Jika kakak pertamaku itu dia sangat pendiam, bertolak belakang dengan bang Azriel. Namanya Akhsan William Ferdiansyah. Aku biasa memanggilnya bang liam. Aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan itu. Entahlah lupakan saja. Ia sekarang menjadi seorang pengusaha ya sukses. Ya, ia pengusaha yang selalu ke luar negeri. Aku kadang hanya bertemu dengannya seminggu hanya sekali. Karena pekerjaannya yang di wajibkan untuk meninggalkan kami.
Umurnya sekitar 25 tahun, ia belum kepikiran untuk menikah. Entahlah, mungkin ingin membahagiakan kedua orang tua ku dulu. Atau mungkin juga belum mendapatkan yang pas. Oke back to topic.
Setelah semuanya siap, aku menggendong tasku. Dan turun ke lantai bawah. Rumahku memang bertingkat, tapi sangatlah sederhana. Ini semua berkat kedua kakak-ku yang berusaha mati-matian membeli rumah. Papa-ku sudah terlebih dahulu bernagkat kerja. Sedangkan mama-ku tengah berkutat dengan dapurnya.
Advertisement
Nama papa-ku adalah Bram Satyo Ferdiansyah. Sedangkan mama-ku Cloudis Fitri Syssil. Namaku memang di ambil dari nama mamaku. Dengan begitu juga kakak-kakak ku. Nama dari papa-ku.
"Mama! Aku berangkat ya... " ujarku pada mama. Aku menyalimi tangannya, dan ia mencium keningku.
"Hati-hati sayang!"
Disana sudah terlihat raut wajah bang Azriel yang sedang menungguku. Pasti aku kena semprot. Ia tengah bersandar di mobilnya. Aku mengahampirinya, dan menyengir tak bersalah.
"Ayo bang!" Ujarku.
"Ayo!ayo... kamu yang bikin abang telat ke rumah sakit ya! Buruan!" Ia memutari mobil. Dan masuk ke kursi pengemudi, sedangkan aku masuk ke kursi samping pengemudi.
Saat di perjalanan aku hanya melihat sekeliling jalanan, tak terasa sampai di depan gerbang sekolahku. Aku menyalimi abangku, serta pamit. Setelah itu aku turun dari mobil abangku, dan berjalan santai ke lapangan. Sebelum itu aku ingin mencari sahabatku dulu.
Nah, itu dia! Ketemu. Mereka sedang berbicara dengan seorang lelaki, yang tak asing kuliat. Aku mengahmpiri mereka. "Hai!" Sapaku. Aku belum melihat siapa yang sedang berbicara dengan mereka.
Saat aku melihat, dia! Ya dia. Aku membeku di tempatku. Dia adalah Demian Alvino Styo. Orang yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dan membuatku jatuh untuk pertama kalinya.
Sekitarku yang ramai, bahkan aku sama sekali tidak mendengar apapun, aku hanya memfokuskan diriku dengannya. Serasa dunia berhenti berputar. Semua memori itu terulang, memori di saat aku masih SMP. Aku benci semua ini.
"Fia! Woy! Ayo masuk!" Aku baru menyadari kalau aku sedari tadi tidak fokus. Sekarang Aisyah mengguncang tubuhku.
"Iya syah! Ayo masuk!" Aku mulai jengah mendengar rutukan dari Aisyah yang sebal karena aku tidak fokus.
Kami berjalan masuk, dengan posisi aku ditengah-tengah mereka. Sintia dengan Aisyah merangkul-ku. Dengan begitu aku juga merangkulnya. Kami sudah bersahabat sejak SD. Aku memang memilih untuk tidak pernah bergaul. Aku adalah anak yang mungkin di katakan cuek. Aku tidak suka bergaul. Dan entah apa yang merasukiku aku sangat senang saat berada dengan Sintia dan Aisyah.
Advertisement
"Tadi kak Demian ngomong apa?" Tanyaku penasaran. Mereka hanya menggeleng dan menyengir kuda. Rasanya aku ingin menampar wajah cantik mereka berdua. Jika di ingat mereka ada satu-satunya sahabatku. Aku tidak akan melakukannya.
"SEMUA SISWA BARU, MOHON BERKUMPUL DI LAPANGAN. KEGIATAN MOS AKAN DI MULAI!!!" suara dari speaker mulai terdengar.
Aku dengan kedua sahabatku mengambil barisan. Tak henti-hentinya para kakak kelas melihat kami, lebih tepatnya Sintia dan Aisyah. Itu wajar. Mereka sangat cantik. Mungkin nanti akan menjadi most wanted.
Aku menyapu pandanganku ke area sekolah. Pandanganku terhenti saat bertatapan wajah dengan kak Demian. Apakah masih ada kesempatan unruk mendapatkanmu? Aku akan berusaha, walau menyakitkan.
Dia memutuskan kontak matanya, dan beralih dengan melihat wajah Aisyah. Aku tau, ia memiliki perasaan dengan Aisyah. Begitu juga sebaliknya. Tapi Aisyah selalu menyemangatiku, katanya jangan cepat menyerah.
Kegiatan MOS berlangsung lancar. Saat ini kami sedang berada di kantin. Terik matahari sangat menyengat. Aku di kantin bersama Sintia. Kalau Aisyah dia tadi di panggil dengan Kak Demian. Ada rasa cemburu di hati ini. Tapi aku bukanlah siapa-siapa bagi dia.
"Sin! Gue mau ke toilet dulu yah! Tunggu gue disini aja!" Pamitku pada Sintia. Ia hanya mengangguk dan kembali melanjutkan acara makannya.
Aku berjalan di koridor, kenapa sangat sepi(?) Entahlah. Aku mengehentikan langkahku saat melihat dua orang yang berbincang dengan akrab. Aku tau mereka siapa.
Cowok itu, mancium tangan si cewek. Dan aku merasa mata sudah memanas sekarang. Kaki-ku terasa lemas untuk di gerakkan. Aku terasa tak punya tulang untuk bergerak sekalipun.
Satu bening air mengalir di pelupuk mataku, di ikuti oleh cairan bening lainnya. Mereka adalah Aisyah sahabatku, dan Demian orang yang aku cintai. Aku berlari menelusuri koridor yang sepi.
Saat di belokan, aku tak sengaja menabrak seseorang. Aku yakin ia lelaki, badannya sangat keras. Pundakku saja seperti ingin copot.
"Lo nggak papa?" Tanyanya.
"iya! Maaf!" Aku berusaha menutupi suara ku yang bergetar. Aku menunduk dan berjalan meninggalkannya.
###
Advertisement
Summoning went wrong (draft)
Who doesn’t like fantasy? Worlds full of interesting and new things that baffle the mind of anyone. Races like elves, dwarfs, and beast peoples, roaming the land, in search of different things that might be banal from them but incredible for others. And if you are someone who comes from an otherworld you will certainly receive a great power, rare equipment, trustworthy companions or even a harem, while you are tasked to fight the Demon Lord and his army made of monsters, for peace and glory. But have you ever asked this question: What is like to be on the other side? Follow the story of Steven Torres, who was abducted from his world with his classmates only to be thrown away into a chaotic world as the most hated race. While the hero’s job is to fight for justice, his at least a lot simpler. To survive, another day. ( I moved here: https://www.royalroad.com/fiction/39906/summoning-went-wrong)
8 82Book of Mortus
The Dark Lord ruled the land for centuries through fear and sorcery. Even the lands and sky obeyed his will, and the undead walked freely throughout his domain, a group of heroes, chosen by fate, arose to challenge his rule. They uncovered powerful artifacts to arm themselves, recruited brave allies, severed his influence over the land before directly challenging him in personal combat within his own lair. In this final climactic battle, several of the heroes and their allies perished in the fight to end the reign of the Dark Lord. I, Gwenyth was one of those heroes, and in the moment of my death I inherited the Curse of the Dark Lord…
8 134The Noble House of Set
1000 years ago, 30 warriors each followers of different Gods were summoned on the world of Trinux . for the first time in years they decided to stop fighting each other and each took their respective paths of conquest with their descendants, bound to clash many years later. this story takes place on the house of Set, where Lord Geld and all his vassals awaited the birth of his Heir .
8 54The Gray Imperial: A GameLit Adventure
Derek Gray is haunted by his past. Once a confident and abrasive young man with dreams of striking it big on the baseball diamond, Derek lost everything the night his little brother died. Now Derek rarely leaves the house. His muscles are flabby. His bladder fails him often. Any confidence he once possessed is shriveled and dying. His life seems hopeless. Then he discovers a note. A gaming studio is seeking beta testers for a new video game, and it just so happens that this gaming studio has a connection to his younger brother. Can Derek overcome his anxiety to conquer this new challenge? Or, will this game be the final nail in his coffin? ------------- Release schedule: x2 weekly new chapters.
8 107SAE: Black and White
After 209 years, only 0.1% of what humanity once was still survives. Since after the first incident of SAE, all creatures on the planet started evolving rapidly, taking down human supremacy and making nature a warfare for the perfect species to be created. Even so, people still build lives and fight, being for power, family, or to find the right path in a world where humans are forced to live in fortresses and never step in the forest outside the walls. While with the change of rules, a new metal called Black Cutter together with the new form of power, the Vis, are fundamental for the future actions for humanity to prevail. Can our platoon of sixteen young soldiers of the Academy survive in this world where only who adapt faster thrives? Average chapter's length: 2000 words (4000 per episode)
8 174Fate Set Right
Time-Turners are dangerous devices, and awful things happen to wizards and witches who meddle with time.Or do they?For Hermione Granger, an accident that leads her back in time changes the course of nearly a dozen lives, her own included: love where there was none before, hope where it was lost, trust where it had always been suspect.A young Gryffindor girl that hadn't existed before.For Aurora Snape, starting school when the threat against Muggle-borns and the Chamber of Secrets makes it more difficult to be the Potions master's daughter. Or making Draco see that his perception of Muggle-borns is wrong. And it certainly doesn't help when one of the few Gryffindors who is nice to her is the one person who really shouldn't know her too well: her mother.Originally posted on AO3, and FF.net
8 71